Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 86935 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Greace Natalia
"Pengalaman bersalin merupakan stressor yang perlu dihadapi oleh ibu bersalin menggunakan mekanisme koping. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi mekanisme koping pada ibu bersalin di Tangerang Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan responden 100 ibu pasca bersalin yang direkrut menggunakan teknik aksidental. Instrumen adalah Taylor Manifest Anxiety Scale dan Labor Coping Scale yang diadaptasi. Hasil penelitian menunjukkan 58% ibu mengalami kecemasan, dengan 80% ibu merasa mendapatkan perhatian, serta 81% ibu merasa tenang selama persalinan. Artinya, walaupun cemas ibu memiliki koping yang sangat baik saat bersalin. Peneliti merekomendasikan tenaga kesehatan terus memberikan intervensi terkait koping pada ibu bersalin terutama ibu primipara.

The experience of giving birth is a stressor that needs to be faced by giving birth mothers using coping mechanisms. The purpose of this study was to identify coping mechanisms for mothers giving birth in South Tangerang. This research is a descriptive quantitative research with 100 postpartum mothers who were recruited using accidental techniques as respondents. The instruments are the Taylor Manifest Anxiety Scale and an adapted Labor Coping Scale. The results showed that 58% of mothers experienced anxiety, with 80% of mothers feeling that they were getting attention, and 81% of mothers feeling calm during labor. That is, even though the mother is anxious, she has very good coping during childbirth. Researchers recommend that health workers continue to provide coping-related interventions for mothers in labor, especially primiparous mothers."
Depok: 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rensita Noorma Utami
"Kecemasan merupakan reaksi emosional bersifat subjektif yang tidak menyenangkan yang dapat berakibat pada penurunan kemampuan dan konsentrasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan saat melakukan tindakan invasif pada mahasiswa reguler FIK UI angkatan 2010. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif sederhana dengan menggunakan metode cross sectional yang melibatkan 106 mahasiswa yang diambil menggunakan teknik total sampling.
Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden yakni sebesar 75,5% mengalami kecemasan sedang dan 24,5% mengalami kecemasan ringan. Tingginya proporsi kecemasan sedang tersebut dapat disebabkan kurangnya pengalaman mahasiswa keperawatan dalam melakukan tindakan invasif karena mahasiswa baru pertama kali menjalani praktik keperawatan di lahan praktik.

Anxiety is an unpleasant subjective emotional response which may result in decreased ability and concentration. This research purposed to determine the level of anxiety when performing invasive procedure on the regular student of the Faculty of Nursing Universitas Indonesia class of 2010. This research was simple descriptive study with cross sectional method involved 106 students were taken using total sampling technique.
This research showed that majority of respondents which is equal to 75,5% had moderate anxiety and 24,5% had mild anxiety. The high proportion of moderate anxiety can be caused by a lack of experience in perform invasive procedure on the nursing student because they were first underwent clinical nursing practice.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46487
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toulasik, Anita Welhelmina
"Endoskopi saluran cerna merupakan prosedur pemeriksaan saluran cerna secara langsung. Prosedur ini dapat digunakan untuk tujuan diagnostik maupun terapeutik. Pasien yang menjalani prosedur endoskopi dapat mengalami kecemasan yang diakibatkan karena kurangnya informasi mengenai prosedur, efek samping prosedur maupun hasil pemeriksaan yang akan diterima.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi tingkat kecemasan pasien yang akan menjalani prosedur endoskopi saluran cerna di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Ditkesad Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan jumlah sampel sebesar 38 orang. Instrumen yang digunakan adalah Spielberg State-Trait Axiety Inventory (STAI) yang telah dimodifikasi.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa sebanyak 73,7% pasien yang akan menjalani prosedur endoskopi mengalami kecemasan tingkat ringan dan jumlah responden yang paling banyak mengalami kecemasan tingkat ringan, sedang, dan berat ditemukan pada responden yang berusia dewasa madya. Diharapkan perawat dapat memberikan intervensi untuk mengatasi atau mengurangi tingkat kecemasan yang dialami oleh pasien yang akan menjalani prosedur endoskopi.

Gastrointestinal endoscopy is a procedure that used to examine that gastrointestinal tract. This procedure can be used for diagnostic and therapeutic purpose. The patient who undergo this procedure can feel anxious due to the lack of information about the procedure, the side effects of the procedure, and the result of the examination. Some studies found that gastrointestinal endoscopy arise anxiety to the patient.
This research aim to identify the anxiety level of the patient who will undergo the endoscopy procedure at Gatot Soebroto Army Center Hospital Jakarta. This research used descriptive method, with 38 respondents as sample. The instrument used in this research was Spielberg State-Trait Axiety Inventory (STAI) that have been modified.
The results showed that 73,7 percent of the respondents who will undergo the endoscopy procedure had low level of anxiety and the largest amount of respondents which has had low, moderate, and severe level of anxiety was found in the middle adult respondents. Nurses are expected to give interventions to overcome or minimize patient’s anxiety before undergoing endoscopy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46403
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pramita Nastiti
"Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kecemasan pasien di ruang rawat ICU, di antaranya pengalaman dirawat di ICU itu sendiri serta lingkungan ICU yang banyak menimbulkan suara dari mesin dan monitor. Selain itu, pasien tidak mampu berkomunikasi secara lisan karena pemasangan endotracheal tube. Ketidakmampuan berkomunikasi ini membuat pasien merasa tidak berdaya, takut, kesepian, dan cemas. Untuk mengurangi dan mencegah kecemasan ini berkembang lebih lanjut adalah dengan menerapkan komunikasi terapeutik pada pasien. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional yang menggunakan purposive sampling dengan 69 responden. Sumber data merupakan data primer yang dikumpulkan peneliti menggunakan kuesioner. Data menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukan gambaran komunikasi terapeutik mayoritas baik (60.9%). Gambaran tingkat kecemasan mayoritras ringan (56.5%). Hasil uji statistic Chi Square di peroleh nilai ? 0,000 (<0,05) artinya ada hubungan antara komunikasi terapeutik dengan tingkat kecemasan pada masa penyepihan ventilator. Komunikasi terapeutik yang diterapkan oleh perawat efektif menurunkan kecemasan pasien dalam masa penyapihan ventilator. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan pasien selama perawatan di ruang ICU.

Many factors can affect the patient's anxiety level in intensive unit, including the experience of being treated in the ICU itself and the ICU environment which generates a lot of noise from machines and monitors. In addition, the patient was unable to communicate verbally because of the endotracheal tube placement. This inability to communicate makes patients feel helpless, afraid, lonely, and anxious. To reduce and prevent this anxiety from developing further is to apply therapeutic communication to patients. The research to be conducted is a quantitative study with a cross-sectional design using purposive sampling with a total sample of 69 respondents. The data source is primary data collected by researchers using a questionnaire. Data analysis used univariate and bivariate analysis with chi-square. The results showed that the majority of the therapeutic communication images were good (60.9%). The description of the level of anxiety of the majority is mild (56.5%). The results of the Chi Square statistical test obtained ? 0.000 (<0.05) meaning that there is a relationship between therapeutic communication and anxiety levels during ventilator withdrawal. Therapeutic communication implemented by nurses is effective in reducing patient anxiety during ventilator withdrawal. Further research is needed to look at the factors that influence the patient's anxiety level during treatment in the ICU.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dionisius Agnuza Jagadhita
"Kecemasan adalah masalah kesehatan mental yang paling umum terjadi pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan prevalensi, insiden, serta faktor psikososial yang dapat mempengaruhi tingkat kecemasan tinggi pada remaja. Penelitian menggunakan dua set data yang diambil dari partisipan yang sama pada tahun 2019 dan 2020. Terdapat 713 orang remaja yang berpartisipasi dalam penelitian ini, dengan usia antara 18-23 tahun (n perempuan = 54,6%). Prevalensi masalah kecemasan pada tahun 2020 adalah 68,7%, lebih tinggi dari angka di tahun sebelumnya (61,2%). Penelitian menemukan angka insiden sebesar 15 kasus setiap 100 orang dalam populasi selama satu tahun. Hasil penelitian menemukan model psikososial yang dapat secara signifikan mempengaruhi tingkat kecemasan remaja (R2 = 14.8%). Model akhir menunjukkan lima faktor risiko terhadap tingkat kecemasan, yaitu jenis kelamin (OR = 1.57), masalah emosional (OR = 1.22), kedekatan pertemanan (OR = 1.07), komunikasi dengan orangtua (OR = 1.05), serta alienasi dari orangtua, yang dinilai secara terbalik (OR = .94). Terdapat prevalensi dan insiden kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian-penelitian terdahulu. Faktor psikososial menunjukkan bahwa remaja yang berjenis kelamin perempuan, memiliki masalah emosional, memiliki tingkat komunikasi yang tinggi dengan orangtua, memiliki kedekatan dengan teman sebaya, serta mengalami alienasi dari orangtua, lebih rentan untuk memiliki tingkat kecemasan tinggi.

Anxiety is the most prevalent mental health problem that occurs for adolescents. This research aims to discover the prevalence and incidence rate, and also psychosocial determinants that took part in predicting the occurrence of anxiety. A set of paired data acquired in 2019 and 2020 was used. The total sample was 713 late adolescents between 18-23 years (n female = 54.6%). The prevalence for anxiety in 2020 was 68.7%, higher than the previous year (61.2%). An incidence rate of 15 cases per 100 person-years was found. The final model indicated several psychosocial determinants as significant risk factors of anxiety (R2 = 14.8%), which were gender (OR = 1.57), emotional problems (OR = 1.22), friendship closeness (OR = 1.07), and parental communication (OR = 1.05). Parental alienation (scored in reverse) was found to be a significant protective factor (OR = .94). The prevalence and incidence rate of anxiety were found to be higher than that of previous studies. The psychosocial determinants indicated that females, individuals with emotional problems, those who had high communication level with their parents, those who were close to their friends, and those who experienced alienation from their parents were more at risk to show high anxiety levels."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Elsa Hedia
"Latar belakang: Mahasiswa kedokteran telah menunjukkan tingkat ansietas yang lebih tinggi dibandingkan populasi umum. Hal ini memiliki berbagai implikasi negatif sehingga dibutuhkan usaha untuk menanggulanginya. Penelitian-penelitian sebelumnya telah menilik resiliensi sebagai salah satu faktor protektif terhadap ansietas. Namun, belum ada penelitian yang menguji hubungan antara resiliensi dan ansietas pada mahasiswa kedokteran di Indonesia terkhususnya pada masa pandemi COVID-19. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara resiliensi dengan ansietas pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tingkat 3 di masa pandemi COVID-19.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang pada mahasiswa FKUI tingkat 3 dengan menggunakan kuesioner CD-RISC25 untuk menilai tingkat resiliensi dan kuesioner K10 untuk menilai ansietas subjek. Analisis hubungan kedua variabel dilakukan menggunakan uji Mann Whitney.
Hasil: Hasil uji Kolmogorov-Smirnov terhadap data resiliensi dibandingkan dengan faktor ansietas menunjukkan distribusi tidak normal (p<0,05), dengan rerata nilai 69,39 ± 14,11. Berdasarkan uji Mann Whitney, resiliensi dan ansietas menunjukkan hubungan yang signifikan (asymp. sig. (2-tailed) = 0,00) di mana tingkat resiliensi yang lebih rendah berhubungan dengan ansietas.
Kesimpulan: Resiliensi memiliki hubungan signifikan yang berbanding terbalik dengan ansietas pada mahasiswa FKUI tingkat 3.

Introduction: Medical students have shown higher anxiety levels compared to the general population. As this has many negative implications, so efforts are needed to overcome it. Previous studies have looked into resilience as one of the protective factors for anxiety. However, there have been no studies that examine the relationship between resilience and anxiety in medical students in Indonesia, especially during the era of COVID-19 pandemic. This study aims to determine the relationship between resilience and anxiety in third year medical students of the Faculty of Medicine Universitas Indonesia during the COVID-19 pandemic.
Method: This study used a cross-sectional design on third year medical students of the Faculty of Medicine Universitas Indonesia using CD-RISC25 questionnaire to see resilience and K10 questionnaire to see subject’s anxiety. Analysis of the two variables was conducted using the Mann Whitney test.
Result: The result of the Kolmogorov-Smirnov test for resilience data compared to the anxiety factors showed that the data is not normally distributed (p<0.05), with a mean score of 69,39 ± 14,11. According to the Mann Whitney test, resilience and anxiety showed a significant relationship (asymp. sig. (2-tailed) = 0.00) in which lower resilience level is correlated with anxiety.  
Conclusion: Resilience has significant and inverse relationship with anxiety in third year medical students of Faculty of Medicine Universitas Indonesia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Puguh Kristiyawati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kecemasan yang dialami orang tua saat menghadapi anak yang dilakukan tindakan pemasangan infus. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif sederhana Peneliti hanya mengambil 30 orang yang menjadi responden dengan kriteria orang tua yang anaknya berusia 2 - 7 tahun dan sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, bisa membaca dan menulis dan bersedia menjadi responden dengan menandatangani informed concenr. Untuk mengumpulkan data tingkat kecemasan tersebut peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner dan lembar observasi. Seielah data terkumpul, data dianalisa dengan menggunakan statistik sederhana.
Hasilnya menunjukkan sebagian ozang tua saat menghadapi anak yang dilakukan tindakan pemasangan infus mengalami cemas ringan (17 orang responden atau 56,7 %), cemas sedang 11 orang responden (36,6 %), cemas berat 2 orang responden (6,7 %) dan tidak ditemukan yang mengalami panik sehingga peneliti menyimpulkan, kebagian besar orang tua saat menghadapi anak yang dilakukan tindakan pernasangan intins mengalami cemas ringan sampai berat. Peneliti juga memberikan rekomendasi pada peneliti seianjutnya untuk melakukan penelitian lagi pada tindakan invasif yang lain dengan menggunakan waktu dan responden yang Iebih banyak, sehingga data yang diperoleh lebih akurat dan dapat digeneralisasikan."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5250
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Sutati
"Beberapa bayi yang dirawat di NICU dan dilakukan tindakan intubasi menjadi salah satu penyebab kecemasan pada orang tuanya (Haines Perger & Nagy, 1995). Setiap orang memberikan respon berbeda terhadap cemas sesuai dengan tingkat kecemasan yang dihadapi. Paplau membagi dalam empat tingkat (Stuart & Sundeen, 1995), yaitu cemas ringan, sedang , berat dan panik.
Berdasarkan pengamatan di NICU RSAB Harapan Kita sebagian besar orang tua yang bayinya dirawat menunjukkan tanda-tanda kecemasan seperti marah-marah, sering bertanya kepada perawat dan dokter, mondar-mandir di dalam ruang perawatan, menangis dan selalu ingin dekat dengan bayinya.
Tujuan penelitian adalah ingin mengetahui Gambaran tingkat kecemasan orang tua yang bayinya dirawat di NICU RSAB Harapan Kita Jakarta Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif sederhana dengan menggunakan uji statistik tendensi sentral.
Hasil penelitian menunjukkan responden 3,6% tidak mengalami cemas, 23,06% cemas ringan, 32,67% cemas sedang dan 40,67% cemas berat yang dipengaruhi oleh faktor usia, pendidikan, penghasilan dan agama atau kepercayaan yang dianutnya Rekomendasi untuk peneliti lain apabila tertarik untuk melakukan peneletian yang berkaitan dengan tingkat kecemasan orang tua yang bayinya dirawat di NICU untuk menggunakan desain lain."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA4989
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Kesenjangan kurikulum dan kontrasnya perbedaan lama waktu belajar antara tahap akademik dan tahap profesi dalam kurikulum Pendidikan Ners, kerap menimbulkan ansietas di kalangan mahasiswa tahap akademik tingkat akhir dalam transisi menuju tahap profesi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya ansietas mahasiswa reguler FIK UI angkatan 2003 dalam menghadapi tahap pendidikan profesi.
Penelitian menggunakan desain deskriptif sederhana dengan teknik pengambilan sampel secara acak sederhana (Sbnple Random Sampling). Sampel sebanyak 48 responden diambil pads minggu kedua Mei 2007. Hasil penelitian menggambarkan, dari 48 responden sebanyak 46 orang (95,8%) menyatakan faktor yang paling mempengaruhi terjadinya ansietas dalam menghadapi tahap profesi adalah; Tidak terampil dalam melakukan intervensi klinik. Penelilian tentang tingkat ansietas dalam menghadapi tahap profesi menunjukkan 44 responden (91,7 %) mengalami ansietas berat, 3 responden (6,3 %) mengalami panik, dan I responden (2 %) mengalami ansietas sedang. Berdasarkan hasil penelitian rekomendasi bagi pengelola pendidikan adalah melakukan evaluasi terhadap sistem akademik Serta tetap menitikberatkan aspek kognitif dalam setiap proses pembelajaran dengan tidak meninggalkan aspek psikomotor (clinical skiI)"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5593
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ekawarna
"ABSTRAK
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh langsung dan tidak langsung dari kondisi kerja fisik, partisipasi dalam pengambilan keputusan dan kecemasan terhadap stres pekerjaan pada guru. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei. Untuk menganalisis pola hubungan kausalitas antar variabel digunakan structural equation modeling (SEM). Data diperoleh dari 358 kuesioner yang diberikan kepada guru di Kota Jambi, yang meliputi guru SDN sebanyak 214 responden, guru SMPN sebanyak 88 responden dan guru SMUN sebanyak 56 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh langsung yang negatif dan signifikan dari kondisi kerja fisik dan partisipasi dalam pengambilan keputusan terhadap kecemasan, pengaruh langsung yang positif dan
signifikan dari kecemasan terhadap stres pekerjaan, dan pengaruh tidak langsung yang negatif dan signifikan dari kondisi kerja fisik dan partisipasi dalam pengambilan keputusan terhadap stres pekerjaan melalui kecemasan. Temuan ini berimplikasi agar pengambil kebijakan peduli terhadap stres pekerjaan guru dengan menyusun kebijakan manajemen stres dengan memberi layanan, bantuan atau konseling, pelatihan dan pengembangan, untuk membantu guru dalam memahami dan mengenali penyebab dan dampak stres pekerjaan guru.
This research aims to analyze the direct and indirect effect of physical working conditions, participation in decision making and anxiety on the occupational stress of teachers. This research applies survey method. Structural equation modeling (SEM) is used to analyses the relationship of variables. There are 358 respondents, included 214 teachers from state primary schools, 88 teachers from state junior high schools, and 56 teachers from state senior high schools. Results show that there are direct negative and significant effect of the physical working conditions and participation in decision making to anxiety, direct positive and significant effect of anxiety to occupational stress, and indirect negative and significant effect of physical working conditions and participation in decision making to occupational stress through anxiety. These findings have an implication on the policy maker to give counseling, and training to assist all teachers in
comprehending and recognizing the cause and impact of occupational stress."
Universitas Jambi. FKIP, 2010
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>