Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103737 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Luthfia Putri Salsabilla
"Artikel ini membahas tentang analisis kasus personal branding Jerome Polin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui cara Jerome Polin dalam keberhasilannya membangun personal branding pada akun Instagramnya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan kombinasi analisis literatur dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jerome Polin memiliki personal branding yang kuat karena telah menerapkan delapan konsep pembentukan personal branding. Analisis kasus ini menggunakan konsep personal branding the law of specialization (spesialisasi), the law of leadership (kepemimpinan), the law of personality (kepribadian), the law of distinctiveness (kekhususan), the law of visibility (visibilitas), the law of unity (kesatuan), the law of persistence (keteguhan), dan the law of goodwill (namat baik). Agar seseorang berhasil dalam membangun personal brandingnya setidaknya harus memiliki spesialisasi di bidang konten tertentu yang bermanfaat dan menarik bagi orang lain, jiwa kepemimpinan yang baik dan bertanggungjawab yang dapat memajukkan yang dipimpin, kepribadian yang menyebabkan orang lain menjadi tertarik, kekhususan dalam penyampaian konten sehingga menarik dan tidak membosankan bagi orang lain, visibilitas yang dapat diukur sehingga dapat dilihat jumlah orang yang tertarik terhadap konten yang disampaikan, kesatuan antara kecerdasan dan prestasi di bidang tertentu yang menarik bagi orang lain, ketekunan dan niat baik dalam penyampaian kontennya sehingga orang lain menjadi tertarik.

This article discusses the case analysis of Jerome Polin's personal branding. The purpose of this study was to find out how Jerome Polin succeeded in building personal branding on his Instagram account. The used research method is a qualitative method with a combination of literature analysis and observation. The results of the study show that Jerome Polin has a strong personal branding because he has applied eight concepts of forming personal branding. This case analysis uses the concept of personal branding: the law of specialization, the law of leadership, the law of personality, the law of distinctiveness, the law of visibility, the law of unity, the law of persistence, and the law of goodwill. In order for someone to succeed in building their personal branding, they must at least have a specialization in certain content areas that are useful and interesting to others, a good and responsible leadership, a personality that causes other people to become interested, specificity in delivering content so that it is not boring for others, visibility that can be measured so that it can be seen the number of people who are interested, unity between intelligence and achievements, persistence and goodwill in delivering the content."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Miranda Irvania
"ABSTRAK
Media sosial adalah media yang paling sering digunakan oleh masyarakat saat ini, salah satunya Instagram. Dari
Instagram, seseorang mampu memperluas jaringannya hingga membangun citra yang akan dilihat oleh khalayak
luas. Banyaknya pengikut di akun media sosial membuat seseorang kerap disebut sebagai micro-celebrity. Di
antara banyaknya percabangan micro-celebrity di Indonesia (beauty influencer, mom-influencer, food blogger,
dan lain-lain), keberadaan mom-influencer mendapatkan perhatian besar dari publik. Popularitasnya di media
sosial membuat mereka perlu membangun personal branding dan self-presentation terbaiknya. Tulisan ini
menganalisis bagaimana mom-influencer mempresentasikan personal branding-nya di Instagram menggunakan
The Eight Unbreakable Laws of Personal Branding dan lima strategi self-presentation. Dalam pengaplikasiannya,
tiga mom-influencer yang dibahas pada tulisan ini berhasil mengaplikasikan prinsip specialization, personality,
distinctiveness, visibility, unity, persistence, dan goodwill, serta strategi ingratiation dan competence. Mereka juga
dapat dikategorikan sebagai achieved micro-celebrities, yang kepopulerannya didapatkan dengan usaha-usaha
yang mereka lakukan di belakangnya. Akhirnya, personal branding yang dipresentasikan oleh ketiga mominfluencer
pada akun Instagramnya sudah dilakukan secara konsisten, yakni sebagai ibu muda yang mampu
menyeimbangkan antara perhatiannya dengan keluarga dan pekerjaan lain yang mereka lakukan dari rumah.

ABSTRACT
Social media is one of the most often used by society today, one of them is Instagram. From Instagram, people
are able to widen their network and build their image that will be seen by their audiences. The large number of
followers on social media accounts make someone often referred as micro-celebrity. Among many branching of
micro-celebrities in Indonesia (beauty influencers, mom-influencers, food bloggers, etc.), the existence of mominfluencers
received great attention from public. Their popularity in social media make them need to build their
best personal branding and self-presentation. This essay analyzes how mom-influencers present their personal
branding on Instagram using The Eight Unbreakable Laws of Personal Branding and five self-presentation
strategies. In its application, the three mom-influencers discussed in this essay have successfully applied the law
of specialization, personality, distinctiveness, visibility, unity, persistence, and goodwill, as well as ingratiation
and competence strategies. They can also be categorized as achieved micro-celebrities, whose popularity is gained
by the efforts they made behind it. Finally, the personal branding presented by the three mom-influencers on her
Instagram account has been done consistently, which is as young moms who are able to balance their attention
between family and other works they do from home."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Siwi Permataningtyas
"Personal branding menjadi faktor penting dalam meningkatkan nilai jual setiap individu. Keberadaan media sosial mendukung dilakukannya personal branding. Individu dapat memanfaatkan fitur-fitur pada media sosial untuk mempresentasikan dirinya melalui konten. Content creator melakukan personal branding melalui media sosial, salah satunya Youtuber. Instagram merupakan media sosial yang fitur-fiturnya mendukung untuk personal branding, sehingga sering digunakan untuk personal branding. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui personal branding Jang Hansol sebagai Youtuber Korea berbahasa Jawa medok melalui Instagram. Metode yang digunakan pada penulisan ini adalah metode kualitatif berupa studi dokumen dan observasi. Hasil dalam penulisan ini mengungkapkan bahwa Jang Hansol melakukan personal branding dengan menggunakan Bahasa Jawa medok secara konsisten untuk berinteraksi dengan audiens di Instagram, guna menunjukkan kekhasan dirinya sebagai orang Korea berbahasa Jawa medok. Jang Hansol juga menciptakan keakraban dengan audiens menggunakan Bahasa Jawa medok. Penulisan ini menyimpulkan bahwa melalui Instagram, Jang Hansol berhasil melakukan pembentukan personal brand sebagai Youtuber Korea berbahasa Jawa medok yang akrab dengan audiensnya, sehingga Jang Hansol sebagai Youtuber memiliki segmen audiens yang luas.

Personal branding is an important factor in increasing the selling point of each individual. The existence of social media supports personal branding. Individuals can take advantage of features on social media to present themselves through content. Content creators do personal branding through social media, one of which is Youtuber. Instagram is a social media whose features support personal branding, so it is often used for personal branding. The purpose of this writing is to find out Jang Hansol's personal branding as a Korean Youtuber in Javanese through Instagram. The method used in this writing is a qualitative method in the form of document studies and observations. The results in this writing reveal that Jang Hansol does personal branding by using Javanese medok consistently to interact with audiences on Instagram, in order to show his distinctiveness as a Korean speaking Javanese medok. Jang Hansol also creates familiarity with the audience using Javanese medok. This writing concludes that through Instagram, Jang Hansol succeeded in establishing a personal brand as a Korean Youtuber in Javanese medok who is familiar with his audience, so that Jang Hansol as a Youtuber has a wide audience segment."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Velia Lukita
"Di tengah persaingan yang ketat antar perusahaan konsultan periklanan, corporate branding sebagai usaha untuk melakukan diferensiasi semakin marak dilakukan, terutama melalui media sosial Instagram. Usaha tersebut terlihat pada salah satu perusahaan konsultan periklanan Indonesia, yaitu Dentsu Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk memahami aspek-aspek corporate branding yang ditonjolkan Dentsu Indonesia melalui media sosial Instagram. Penelitian ini menggunakan data yang didapat melalui metode analisis tematik konten kualitatif yang secara kontekstual diinterpretasikan sebagai analisis terarah (directed content analysis). Dari hasil analisis yang dilakukan, Dentsu Indonesia terlihat cenderung lebih menonjolkan dua aspek corporate branding, yaitu people dan citizenship, dibandingkan aspek lainnya. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa Dentsu Indonesia membentuk branding sebagai perusahaan yang memiliki sumber daya manusia kompeten serta memiliki kepedulian pada lingkungan, karyawan, dan masyarakat.

In the midst of intense competition between advertising consulting companies, corporate branding as an effort to differentiate is increasingly being carried out, especially through Instagram. This effort can also be seen in one of advertising consulting companies in Indonesia, which is Dentsu Indonesia. This study aims to understand aspects of corporate branding highlighted by Dentsu Indonesia through their Instagram. This study uses data obtained through qualitative thematic content analysis methods which are contextually interpreted as directed content analysis. From the results of the analysis, Dentsu Indonesia tends to emphasize two aspects of corporate branding, which are people and citizenship, compared to other aspects. Hence, it can be concluded that Dentsu Indonesia establishes a branding as a company that has competent human resources and has concern for the environment, employees, and society."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Della Lineri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pembentukan personal branding Selebgram melalui media sosial Instagram. Selain itu penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya perubahan dalam diri Selebgram sebagai pelaku personal branding. Penelitian berfokus pada pembentukan personal branding dari dua Selebgram di Indonesia, yakni Qonitah Al Jundiah dan Cheryl Raissa. Dari hasil penelitian diketahui bahwa personal branding yang dibentuk dengan pribadi asli yang mewakili keseharian, tampil dengan konten berbeda dan konsisten serta memiliki citra yang baik akan lebih mudah dikenali oleh audiensnya. Personal branding dapat memberikan peluang dan kesempatan bagi seseorang untuk menjadi populer di media sosial. Dalam interaksinya dengan significant others, tidak ada yang berubah dalam diri Selebgram selama proses pembentukan personal branding. Namun dalam hal kegiatannya, banyak perubahan dan harapan dalam diri mereka yang berusaha dievaluasi secara terus menerus agar dapat lebih profesional.

This research aims to find out about the formation of Selebgram rsquo s personal branding through social media. In addition, this research was carried out as well to know about the self of Selebgram as a personal branding performer. This research focuses on the process of the formation of personil branding from two Indonesian names Qonitah Al Jundiah and Cheryl Raissa. Of research results can be noted that personal branding formed with an original personality which representative of everyday life, come into being a content specialist and consistent with it, and have the good image would easy to be known by the audience. The personal branding could give a chance and opportunity for the person to becomes popular on social media. Nothing is changed from the interactions of the significant others and Selebgram during this process of formation of personal branding. However this activities, give transformations and prospects for themself who tried to evaluate continuously, for being more professional.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T47406
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gina Aulia Taqwa
"Revolusi di era digital yang didukung dengan perkembangan teknologi yang terjadi saat ini, membuat manusia dapat dengan mudah saling terhubung dan berinteraksi satu sama lain. Kehadiran internet dan media sosial menjadi salah satu media yang paling cepat dan mudah digunakan dalam berkomunikasi secara luas. Media sosial kini tidak hanya digunakan untuk sekedar berkomunikasi secara interaktif saja, namun juga dapat digunakan sebagai sarana untuk tujuan keagamaan seperti berdakwah. Praktik dakwah berubah dari bentuk konvensional bergeser ke dalam bentuk digital. Aktivitas berdakwah pada dunia maya ini tak luput dari aplikasi media sosial TikTok yang dalam beberapa tahun belakangan melesat menjadi platform yang sangat populer di dunia. TikTok yang didukung oleh berbagai influencer dan non-influencer, menghadirkan sarana alternatif edukasi yang menarik dan menyenangkan bagi seluruh audiens. Partisipasi aktif di dalam komunitas TikTok itu sendiri menimbulkan terbentuknya personal branding dari para kreator konten kepada audiens. Penelitian ini berfokus pada pembentukan personal branding dari tiga pendakwah siber di Indonesia, yaitu Husain Basyaiban, Risyad Baya’sud dan Umar Kilwo. Peneliti menggunakan kriteria authentic personal branding oleh Rampersad (2008) untuk menganalisis pembentukan personal branding melalui media sosial TikTok. Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivis, pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif dan metode penelitian studi kasus. Data diperoleh dari hasil wawancara mendalam dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga narasumber telah membangun personal branding yang kuat di TikTok, hal ini dikarenakan mereka telah memenuhi 11 karakteristik authentic personal branding, serta konten-konten dan pesan-pesan yang dibagikan sudah sesuai dengan ambisi pribadi masing-masing para pendakwah siber. Personal branding yang otentik, kuat, dan positif akan tertanam di benak audiens sehingga menimbulkan kepercayaan kepada para pelaku personal branding. Hal ini juga membuat lebih banyak audiens yang tertarik dengan diri para pendakwah siber dan semakin banyak pula audiens baru yang akan mengikuti mereka.

The revolution in the digital era, which is supported by current technological developments, allows humans to easily connect and interact with each other. The presence of the internet and social media is one of the fastest and easiest media to use in communicating widely. Social media is now not only used to communicate interactively, but can also be used as a means for religious purposes such as preaching. Da'wah practices change from conventional to digital forms. This preaching activity in cyberspace is not spared from the social media application TikTok, which in recent years has shot to become a very popular platform in the world. TikTok, which is supported by various influencers and non-influencers, presents alternative educational tools that are interesting and fun for all audiences. Active participation in the TikTok community itself results in the formation of personal branding from content creators to the audience. This research focuses on the formation of the personal branding of three cyber preachers in Indonesia: Husain Basyaiban, Risyad Baya'sud and Umar Kilwo. Researcher used the criteria of authentic personal branding by Rampersad (2008) to analyze the formation of personal branding through social media TikTok. This study uses a post-positivist paradigm, a descriptive qualitative approach and a case study research method. Data obtained from the results of in-depth interviews and document studies. The results of the study show that the three informants have built strong personal branding on TikTok, this is because they have fulfilled 11 characteristics of authentic personal branding, and the content and messages shared are in accordance with the personal ambitions of each cyber preacher. Authentic, strong and positive personal branding will be embedded in the minds of the audience so as to generate trust in personal branding actors. This also makes more audiences interested in cyber preachers and more and more new audiences will follow them."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vashty Ghassany Shabrina
"Revolusi digital terjadi dengan adanya perubahan teknologi dari mekanik dan analog ke teknologi digital dan terus berkembang hingga saat ini. Memasuki era digital, kita dapat memperoleh informasi dan saling berkomunikasi satu satu sama lain dengan mudah. Hal tersebut dapat terjadi berkat adanya jaringan internet. Dengan adanya internet, akan terbentuk sebuah bentuk komunikasi interaktif salah satunya adalah melalui media sosial. Dewasa ini media sosial memiliki peranan penting dalam dunia pemasaran termasuk membangun personal branding. Saat ini semakin banyak orang memiliki kesadaran untuk membentuk personal branding dengan menggunakan media sosial salah satunya Instagram yang penggunanya berasal dari berbagai kalangan termasuk kalangan androgini.
Pada penelitian ini, peneliti mengangkat Jovi Adhiguna dan Wisnu Genu yang merupakan seorang selebgram androgini. peneliti menggunakan kriteria Authentic Personal Branding (Rampersad, 2008) dan Taktik Manajemen Kesan (Jones & Pittman, 1982) untuk menganalisis pembentukan personal branding melalui Instagram. Penelitian ini menggunakan paradigma penelitian postpositivisme dengan metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalan enam orang follower Jovi dan Genu. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam membentuk personal branding yang otentik, Jovi dan Genu memenuhi 11 kriteria Authentic Personal Branding dan 2 Taktik Manajemen Kesan yakni ingratiation dan self promotion.
Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan kriteria Authentic Personal Branding dan Taktik Manajemen Kesan diperlukan dalam membangun personal branding yang otentik. Menjaga keseluruhan personal branding yang otentik¸ adalah dengan menjadi diri sendiri dengan tidak merubah apapun dan keluar dari jalur ambisi pribadinya sendiri serta menjalankan seluruh kriteria yang ditentukan serta melakukan manajemen kesan guna menyempurnakan personal branding yang dibentuk oleh Jovi dan Genu sebagai seorang selebgram androgini.

We are now starting a digital era where we can easily get information and communicate with each other. This can happen thanks to the existence of the internet network. With the internet, an interactive form of communication will be formed, one of which is through social media. Today social media has an important role in the world of marketing, including building personal branding. Today more and more people have the awareness to make personal branding by using Instagram social media which users come from various circles including androgynous circles.
In this study, researchers raised Jovi Adhiguna and Wisnu Genu which are as androgynous celebgram. The researcher uses the criteria of Authentic Personal Branding (Rampersad, 2008) and Impression Management Tactics (Jones & Pittman, 1982) to analyze the formation of personal branding through Instagram. This study uses the paradigm of postpositivism research with qualitative research methods. Data collection techniques carried out were through interviews, observation and documentation. The research subjects in this study were six followers of Jovi and Genu.
The results showed that in forming approved personal branding, Jovi and Genu fulfilled 11 criteria of Authentic Personal Branding and two Impression Management Tactics namely ingratiation and self promotion. Based on the results of the analysis, it can be concluded that the use of the Personal Personal Branding criteria and Management Tactics is needed in building reliable personal branding. Personal Branding sponsored by Self-Branding and Self-Personal Branding made by John and Genu as a androgyny program.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T53971
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arsenio Nabil Bekti
"Akun Instagram @sex_is_weird merupakan salah satu dari banyak komikus daring yang aktif menyuarakan isu sosial yang dibicarakan masyarakat. Tulisan ini mengulas mengenai personal branding akun Instagram @sex_is_weird sebagai medium edukasi seksual. Perkembangan media sosial penting untuk dilihat faktor utilitasnya dalam membagikan ide atau gagasan dari pemiliknya. Akun Instagram @sex_is_weird dalam ruang lingkup user- generated content (UGC) menggunakan cerita yang dibagikan oleh pengikutnya sebagai materi unggahan untuk menyebar kepedulian terkait pentingnya edukasi seksual. Untuk menganalisis terbukanya diskusi antar pengguna media sosial yang mengikuti akun @sex_is_weird tulisan ini menggunakan konsep eWOM dalam menganalisis diskusi yang terjadi pada kolom komentar. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dan studi literatur untuk memahami bagaimana wujud personal branding pada akun @sex_is_weird diejawantahkan.

The Instagram account @sex_is_weird is one of the online comic accounts that actively speak up about social issues. This paper will discuss the personal branding of the Instagram account @sex_is_weird as a medium for sexual education. The utility of social media development is important for the owner of the account to share their thought or idea. @sex_is_weird Instagram account in the term of user-generated content (UGC) uses stories shared by followers as content material which spread the awareness about the importance of sexual education. To analyze the open discussion between social media users who follow the @sex_is_weird account, this paper uses the concept of eWOM to understand the discussion that occurs in the comment section. This research was conducted with qualitative methods and literature studies to understand how the @sex_is_weird is manifesting its idea."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fajrie Mulya Hanggono
"ABSTRAK
Indonesia seringkali dijuluki sebagai ibukota social media dunia, terbukti dengan banyaknya jumlah pengguna social media di kota-kota besar Indonesia. Dengan berlatar belakang dinamisnya penggunaan social media di Indonesia, melalui pendekatan kualitatif tesis ini meneliti formulasi komunikasi dari tiga orang tokoh yang yang lahir dan besar dari social media, dari bukan siapa-siapa menjadi orang yang berpengaruh berkat personal branding yang mereka bangun melalui platform social media yang digunakan, yaitu Facebook, Twitter dan Instagram. Dalam penelitian ini, analisa formulasi pembentukan personal branding akan dibentuk melalui komunikasi yang akan membentuk brand awareness dan brand personality, sehingga membentuk suatu wujud personal branding yang otentik, relevan, jujur, positif, kuat dan dipercaya.

ABSTRACT
Indonesia is often called as the social media capital of the world, as evidenced by the large number of social media users in major cities in Indonesia. With the background of the dynamic use of social media in Indonesia, through a qualitative approach, this thesis examines the communication formulation of three figures who were born and raised on social media, from nobodies become an influential person just by using personal branding that they build through social media platform such as Facebook, Twitter and Instagram. The formulation analysis of personal branding establishment on this study will be established through communication that will establish brand awareness anda brand personality, thus will form an authentic, relevant, honest, positive, strong and credible personal branding."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T41962
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Mufida Widya Daniswara
"ABSTRAK
Untuk membedakan seseorang dengan yang lainnya diperlukan sebuah personal branding. Fashion blogger, Diana
Rikasari, merupakan seseorang yang dikenal dengan gaya quirky, warna warni, lucu, dan unik sebagai ciri khas
kuatnya. Berawal dari membangun personal branding melalui blog, Diana kemudian menjadi influencer dan
memperluas jangkauannya melalui Instagram. Tulisan ini menganalisis mengenai ciri khas yang dibangun Diana
Rikasari hingga menjadi seorang fashion influencer dengan menggunakan studi studi tentang personal branding.
Studi-studi tentang personal branding yang dimaksud merupakan identitas yang melekat pada diri seseorang dan
dikemas selaras dengan ciri khasnya, yang dapat memicu respon emosional orang lain mengenai kualitas nilai yang
dimiliki dirinya. Makalah non ilmiah ini merupakan studi literatur tentang bagaimana Diana Rikasari dapat melakukan
upaya branding dirinya melalui saluran media sosial miliknya. Sebagai studi literatur, selain melakukan kajian
terhadap studi-studi terkait personal branding dan peran influencer dalam pemasaran, makalah ini juga melihat blog
dan Instagram Diana Rikasari disamping pemberitaan terkait dirinya di media online. Makalah ini menemukan bahwa
personal branding yang dilakukan Diana Rikasari melalui pemanfaatan media sosial dan pemberitaan di media online
dapat mempengaruhi dirinya menjadi seorang influencer. Semua itu dukung dengan elemen personal branding oleh
Montoya yang paling menonjol adalah specialisation dan karakteristik influencer oleh Zietek yang paling menonjol
adalah authenticity dan cocreation.

ABSTRACT
ersonal branding is needed in order to differentiate someone from the others. As a fashion blogger, Diana Rikasari
is known quirky, colorful, playful and unique as her strong characteristic. Starting from building personal branding
through blog, Diana then became an influencer and expanded her scope through Instagram. This paper analyzes the
distinctive features built by Diana Rikasari to become a fashion influencer using studies on personal branding. By
studies of personal branding, means identity that is attached in a person and packaged consiistently with their
characteristics, which can trigger other peoples emotional responses regarding the quality of their values. This nonscientific
paper is a literature which studies on how Diana Rikasari can make her branding efforts through her social
media channels. besides reviewing studies related to personal branding and the role of influencers in marketing, this
paper also observes Diana Rikasaris blog and Instagram besides her image in online media. This paper discovers that
Diana personal branding through social media and her image in online media can influence her to become an
influencer. All of that is supported by personal branding element by Montoya which the most dominant are the
specialisation and characteristic of influencer by Zietek which the most prominent are being authenticity and cocreation."
2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>