Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139552 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putri Kusniati Daryoto
"Penelitian ini bertujuan untuk mencari tau apakah extraversion berhubungan dengan pencari sensasi dan perasaan bahagia pada manusia. Alat ukur baru yang mengukur extraversion telah dibuat dan sebelum alat ukur ini digunakan di jenjang yang lebih luas, reliabilitas dan validitas dari alat ukur tersebut perlu di evaluasi terlebih dahulu. Daftar pertanyaan yang digunakan untuk mengukur karakteristik pencari sensasi dan perasaan bahagia telah diadaptasi dari penelitian sebelumnya dan telah di evaluasi sebelum diberikan kepada partisipan. Sebanyak 142 mahasiswa sarjana (104 perempuan) dari University of Queensland yang terdaftar pada mata kuliah PSYC3020 bergabung dalam penelitian ini secara sukarela. Hipotesa dari penelitian ini adalah mahasiswa yang memiliki level extraversion tinggi akan memiliki level yang tinggi pula pada karakteristik pencari sensasi, hubungan positif antara extraversion dan perasaan bahagia terlihat pada mahasiswa yang memiliki nilai tinggi pada karakteristik extraversion akan memiliki nilai tinggi pada perasaan bahagia, dan laki-laki akan memiliki nilai karakteristik extroversion lebih tinggi dari perempuan. Hasil dari penelitian ini mendukung semua hipotesa, seperti mahasiswa yang memiliki nilai extraversion nya tinggi memiliki nilai karakteristik pencari sensasi yang tinggi pula, mahasiswa yang memiliki nilai tinggi pada extraversion juga mempunyai nilai yang tinggi pada perasaan bahagia, dan laki-laki memiliki nilai karakteristik extroversion lebih tinggi dari perempuan.

The aim for this study is to find whether extraversion correlates with sensation seeking and happiness in human. New extraversion scale was made and before this scale could be use in broader area, its reliability and validity has to be evaluated first. The questionnaires that used to measure sensation seeking and happiness were adapted from previous studies and have been evaluated before filled in by the participants. Total of 142 undergraduates (104 females) students from University of Queensland who enrolled in PSYC3020 course voluntarily joined this study. The hypotheses for this study are those who score high on extraversion scale will score high on sensation seeking, positive relationship between extraversion and happiness such that people who score high in extraversion will score high in happiness, and males are more extraverted than females. The result supported all of the three hypotheses, such that student who score high on extraversion scale score high on sensation seeking, student who score high in extraversion score high in happiness, and males are more extraverted than females.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Fachrully Gani
"Kepopularitasan TikTok mengindikasikan bahwa TikTok memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat. Oleh karena itu, pengertian alasan dari kepopularitasan ini penting. Studi dan teori mengindikasikan pencarian sensasi dan perasaan takut ketinggalan sebagai faktor yang memotivasi penggunaan TikTok. Untuk mengkonfirmasi ini, studi ini meneleusri korelasi antara penggunaan TikTOk dan kedua variable tersebut. Hal ini dilakukan menggunakan survey korelasi yang menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang diadaptasi dari inventori-inventori dari kedua variabel yang telah diuji. 381 berpartisipasi dalam survei ini, yang meliputi 217 perempuan, 152 laki-laki, 10 non-biner, dan 2 kelamin lainnya, dengan rata-rata usia 29.0 tahun, dan rentang usia 17-78 tahun. Korelasi koefisien Pearson mengungkapkan hubungan positif lemah signifikan antara penggunaan TikTok dan pencarian sensasi. Hubungan positif moderat juga diungkapkan antara penggunaan TikTok dan perasaan takut ketinggalan. Hal ini mendukung pemikiran bahwa kedua variabel tersebut memiliki pengaruh dalam penggunaan TikTok. Hasil ini mengindikasikan bahwa penggunaaan TikTok bermanfaat bagi penggunanya. Hal ini terjadi karena TikTok memberikan tempat bagi orangorang untuk memenuhi kebutuhan pencarian sensasi mereka dan juga tempat bagi mereka untuk mengatasi rasat takut ketinggalan.

Tiktok’s massive popularity indicates its big influence on society. Thus, uncovering the reason behind this popularity is important. Studies and theories indicate that sensation- seeking and fear of missing out (FOMO) are possible motivators of TikTok usage. To confirm this, this study explored the correlation between TikTok consumption and the two variables. This was done using a correlational survey that uses questions adapted from tested inventories of the variables. 381 participants participated in the survey, which included 217 females, 152 males, 10 non-binaries, and 2 other-identifying genders, averaging a 29.0 mean age, with a range of 17-78. A Pearson correlation coefficient revealed a significant weak positive relationship between TikTok consumption and sensation seeking. It also revealed a significant moderate positive relationship between TikTok consumption and FOMO. This supports the notion that the two variables affect TikTok consumption. This implies that TikTok is beneficial for its users. It gives people a place to satisfy their sensation-seeking needs and also a place for them to cope with FOMO."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Asyifa Fadhilla
"Penelitian terdahulu (Oishi et al., 2015) menunjukkan bahwa preferensi tempat wisata memiliki hubungan dengan trait extraversion dan dapat berbeda berdasarkan functional value pada tempat wisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara trait extraversion dan kesesuaian memilih tempat wisata dengan functional value. Penelitian ini dilakukan pada 840 partisipan yang merupakan WNI yang berusia minimal 18 tahun dan menetap di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan menggunakan alat ukur BFI-44 (John, Donahue, & Kentle, 1991) yang telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh Fitri (2015) untuk mengukur trait kepribadian dan pertanyaan survei pada penelitian Oishi et al. (2015) untuk menggambarkan preferensi tempat wisata dan kesesuaian memilih tempat wisata dengan functional value. Hasil penelitian dianalisis menggunakan teknik korelasi Point Biserial dan teknik uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa trait extraversion (r=-0,084, n=840, p < 0,05) dan conscientiousness (r=-0,077, n=840, p < 0,05) memiliki hubungan positif yang signifikan dengan kesesuaian memilih tempat wisata dengan functional value yang berarti semakin tinggi skor trait extraversion dan conscientiousness maka semakin besar kecenderungan individu untuk memilih tempat tujuan wisata sesuai dengan functional value (memilih pantai ketika ingin bersosialisasi serta memilih gunung ketika ingin menyendiri atau menenangkan diri).

Previous research (Oishi et al., 2015) showed that the preference of tourist destination has a correlation with extraversion trait and can be different based on the functional value of its tourist destination. This study aims to determine the correlation between extraversion trait and the congruity in choosing tourism destination functional values. This study was conducted on 840 participants who are Indonesian citizens who are at least 18 years old and living in Indonesia. The study was conducted using the BFI-44 measuring instrument (John, Donahue, & Kentle, 1991) which was adapted into Indonesian by Fitri (2015) to measure personality traits and survey questions in the research of Oishi et al. (2015) to see an overview of the preferences of tourism destination and the congruity in choosing tourism destination with functional value. The results were analyzed using The Biserial Point Correlation technique and Chi-Square test. The results showed that extraversion (r=-0,084, n=840, p < 0,05) and conscientiousness traits (r=-0,077, n=840, p < 0,05) were significantly associated with congruity in choosing tourism destination with functional values, which means that the higher the extraversion and conscientiousness trait scores, the greater the individual's tendency to choose preferences for tourist destination according to their functional values (prefer going to the beach when they want to socialize and prefer going to the mountain when they want to be alone or calm down).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dennisa Briliany Winda Pangestika
"ABSTRACT
Pengambilan keputusan karir tidak hanya penting bagi siswa, karena karyawan juga dihadapkan dengan berbagai keputusan karir. Berbagai keputusan karir dapat menyebabkan keragu-raguan karir, yang kemudian dapat mempengaruhi karyawan secara negatif. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran neuroticism dan extraversion dalam memprediksi keragu-raguan karir pada karyawan. Partisipan penelitian ini adalah karyawan berusia 22-44 tahun yang telah bekerja untuk perusahaan setidaknya enam bulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa neuroticism memiliki efek positif yang signifikan (B = .19, SE B = .066, p <.01), sedangkan extraversion memiliki efek negatif yang signifikan (B = -.21, SE B = -. 229, p <.01) dalam memprediksi keragu-raguan karier. Temuan ini dapat berguna untuk memperkaya literatur yang ada di sekitar keragu-raguan karir, extraversion, dan neuroticism.

ABSTRACT
Career decision making is not only important for students or students, because employees are also faced with various career decisions. These career decisions can trigger career doubts or career indecision, which can then have a negative impact on employees. This study aims to look at the role of neuroticism and extraversion in predicting career indecision of employees. The participants of this research are employees aged 22-44 years and have worked at the company at least six months. The results of this study indicate that neuroticism has a significant positive effect (B = .19, SE B = .066, p <.01), while extraversion has a significant negative effect (B = -.21, SE B = -.229, p <.01) in predicting career indecision. These findings can be useful to enrich the existing literature around career indecision, extraversion, and neuroticism."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman Nul Hakim
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor kepribadian conscientiousness, faktor kepribadian extraversion dan faktor lingkungan yaitu kompetisi terhadap kualitas keputusan kelompok. Dengan menggunakan tes kepribadian Big Five, 240 mahasiswa S1 yang terdiri atas 175 perempuan dan 65 laki-laki dibagi dalam 80 kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 3 orang. 80 kelompok tersebut dibagi dua kedalam 40 kelompok kompetisi dan non kompetisi. Pada masing-masing dari 40 kelompok tersebut terdapat 10 kelompok yang anggotanya mempunyai partisipan dengan karakteristik kepribadian conscientiousness tinggi, conscientiousness rendah, extrovert dan introvert. Pendekatan penelitian ini adalah eksperimental between subject design. Kepada kedua kelompok ini diberi tugas untuk membuat keputusan kelompok dalam dua variasi pengaturan, dengan dan tanpa kompetisi. Kelompok menerima informasi dengan mekanisme distribusi hidden profile, dimana hanya satu dari tiga anggota kelompok mendapatkan informasi kunci. Hasil exact logistic regression menunjukkan bahwa karakteristik kepribadian conscientiousness tinggi meningkatkan kemungkinan kelompok menghasilkan keputusan yang lebih buruk. Sementara karakteristik kepribadian extraversion dan kompetisi tidak memengaruhi kualitas keputusan kelompok. Uji statistik juga menemukan terdapat interaction effect dari conscientiousness tinggi dan kompetisi terhadap kualitas keputusan kelompok. Kemungkinan kelompok dengan conscientiousness tinggi menghasilkan keputusan yang buruk menjadi semakin meningkat ketika mereka berada dalam situasi kompetisi. Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa dalam rangka menempatkan the right person on the right place maka organisasi harus mempertimbangkan faktor kepribadian conscientiousness dalam rekrutmen, penempatan, penyusunan tim kerja ataupun pelatihan. Selain itu organisasi juga perlu mengatur lingkungan yang kondusif untuk meningkatkan kualitas rapat-rapat didalam lingkungan organisasi.

ABSTRACT
This study aims to study the effect of personality factor of conscientiousness, personality factor of extraversion, and environmental factor of competition to group decision quality. Based on Big Five personality test, 240 undergraduate students consists of 175 girls and 65 boys were divided into 80 groups with each group consists of 3 people. 80 groups then divided into two groups of competition and non competition. In each of the 40 groups there are 10 group of high conscientiousness, low conscientiousness, extrovert, and introvert participants. The approach of this study is experimental with randomized between group design. Given to these groups is a task to make group decision in two setting variations, with and without competition. The groups receive the information through hidden profile distribution mechanism, where only one of the three group member gets the key information. Exact logistic regression results show that high conscientiousness personality characteristic increase the likelihood of a group to produce bad decisions. But extraversion personality characteristic and competition do not affect group decision quality. Statistical testing also found an interaction effect of conscientiousness and competition on the quality of group decisions. The probability of producing poor group decision will increase when high conscientiousness group are under competition situation. The implication of this research is that in order to put rdquo;the right person in the right place rdquo;, the organization must consider the personality factor conscientiousness in recruitment, placement, formulating team and training. In addition, organizations must create conducive environment to improve the quality of meetings within the organization."
2018
D2503
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salwaa Mumtaz Nurhafizah
"Kesukarelawanan warga saat terjadinya banjir Queensland belakangan ini dapat menjadi contoh perilaku prososial saat terjadi bencana alam. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara sifat agreeableness dan extraversion dengan kegiatan pertolongan saat terjadi bencana alam. Data dikumpulkan dari kuesioner yang disebar melalui internet. Partisipan terdiri dari 327 korban yang mengalami bencana alam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua sifat tersebut berkorelasi positif secara signifikan dengan pertolongan bencana alam. Implikasi dari penelitian ini dapat berguna untuk organisasi yang merekrut relawan. Keterbatasan dan saran untuk penelitian selanjutnya dibahas pada bagian akhir penelitian.

Volunteering during the recent Queensland floods show a great example of prosocial behaviour during natural disasters. The study aims to examine if there is a correlation between the personality traits agreeableness and extraversion with natural disaster helping. A questionnaire was spread through the internet. Participants were 327 people who have experienced natural disasters. Results show that both traits were significantly positively correlated with natural disaster helping. Implications of the study can be used for organisations recruiting for volunteers. Limitations and suggestions for further research are discussed at the end of the study."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dyandra Adystia Saputra
"Meningkatnya dampak media digital telah menjadi fokus para peneliti di seluruh dunia, seperti yang terlihat dari banyaknya penelitian mengenai faktor-faktor yang menentukan partisipasi pengguna di media sosial. Literatur terdahulu telah menyoroti pentingnya berbagai faktor pendorong, termasuk trait kepribadian tertentu. Penelitian ini secara khusus melihat hubungan ekstraversi dan keterbukaan terhadap pengalaman dengan penggunaan TikTok. Dengan menggunakan sampel 381 individu yang direkrut melalui metode convenience sampling, peneliti berusaha menemukan korelasi antara ekstraversi, keterbukaan terhadap pengalaman, dan penggunaan TikTok. Hasil analisis korelasi Pearson menunjukkan tidak ada korelasi antara variabel-variabel tersebut. Penjelasan lain seperti pelarian, kebutuhan afektif, hukum efek, dan kekuasaan dapat menjadi alternatif yang perlu diselidiki di penelitian masa depan.

The increasing impact of the digital media has been a focus of researchers worldwide, as evidenced by the vast number of studies about the determining factors in users’ participation on social media platforms. Past literature has highlighted the importance of various motivating factors, including certain personality traits. This study specifically looks into the relationship of extraversion and openness to experience with users’ TikTok consumption. Using a sample of 381 individuals recruited through a convenience sampling method, the researchers sought to find correlations among extraversion, openness to experience, and TikTok consumption. Pearson’s correlation analyses showed no correlation between the variables. Other explanations such as escapism, affective needs, law of effect, and power may be alternatives worth investigating in future research.
"
Depok: Fakultas Pskologi Universitas ndonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Putri Nabilla
"Skripsi ini membahas tentang hubungan antara kecenderungan bosan dan pencarian sensasi pada mantan pengguna narkoba remaja dan dewasa. Partisipan penelitian berjumlah 68 orang yang seluruhnya berjenis kelamin laki-laki dan tergolong dalam kategori usia remaja 16-25 tahun dan dewasa 30-59 tahun . Partisipan merupakan para mantan pengguna narkoba yang sedang menjalani rehabilitasi di Balai Besar Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian korelasional.
Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecenderungan bosan dan pencarian sensasi pada mantan pengguna narkoba. Kemudian, diketahui juga dari hasil penelitian bahwa hubungan antara kecenderungan bosan dan pencarian sensasi menunjukkan hasil yang positif dan signifikan pada partisipan remaja, namun tidak signifikan pada partisipan dewasa.

This study examines the relationship between boredom proneness and sensation seeking among adolescent and adult former drug users. Participants in this study were 68 male adolescents 16 25 years old and adults 30 59 years old. Participants are former drug users who are in rehabilitation at Balai Besar Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional. This study is a quantitative research with correlational design.
The results of the study found that there is a positive and significant relationship between boredom proneness and sensation seeking among former drug users. Then, it is also known from the results of this study that the relationship between boredom proneness and sensation seeking showed a positive and significant results in adolescent participants, but not significant in adult participants.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Arini Ekaputri
"Dalam penelitian ini, peneliti mengembangkan alat ukur baru untuk mengukur tingkat kepribadian extraversion.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji validitas dan reliabilitas alat ukur baru tersebut. Alat ukur tersebut diujikan kepada 118 partisipan dengan rentang usia 19 hingga 50 tahun. Secara keseluruhan, alat ukur baru yang dirancang tergolong reliable dan valid. Semua alat ukur yang digunakan sebagai alat ukur validasi dalam penelitian ini juga tergolong reliable. Hasil dari Indeks Diskriminasi Item (IDI) menunjukan bahwa hanya 1 dari 10 item dalan alat ukur tersebut yang kurang efektif. Sedangkan, 9 item lainnya efektif dan berkontribusi dengan baik untuk alat ukur tersebut. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa alat ukur baru tersebut tergolong reliable. Selain itu, hasil menunjukan bahwa alat ukur baru ini berkolerasi positif dengan alat ukur personal wellbeing seperti prediksi. Hasil dalam penelitian ini juga menunjukan bahwa alat ukur ini berkorelasi negative dengan alat ukur neuroticismseperti prediksi. Maka dari itu, alat ukur baru tersebut tergolong valid.

The present study developed a new scale to measure the level of individual’s level of extraversion personality. The aim of the study was to measure the validity, reliability, and item discrimination indices of the new self-report scale for assessing extraversion. The scale was tested on 118 participants aged 19 to 50 years old. Overall, the new scale was found to be reliable, normally distributed, and valid. All the validating scales used in the present study were also found to be reliable and normally distributed. The Item Discrimination Indices (IDI) scores for the new extraversion scales showed that only 1 out of 10 items was less effective. The remaining 9 items were found to be effective and contributes well to the scale. The new scale also found to have a good internal consistency. Thus, the new scale was concluded to be reliable. The results showed that the new scale was positively correlated with personal wellbeing scale as predicted. Moreover, the new scale was found to be negatively correlated with neuroticism scale as predicted. Therefore, the new scale was concluded to be valid.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Clara Gratia
"Sebagai Jaringan Sosial Online (OSN) yang paling populer (Kreutz, 2009), Facebook memungkinkan penyelidikan proses sosial yang sebelumnya sulit untuk dianalisa (seperti pertemanan). Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki korelasi antara extroversion, depresi, dan kepercayaan diri pada penggunaan Facebook. Studi ini merupakan bagian dari survei yang lebih luas untuk mata kuliah psikologi S1 tahun kedua, Psikologi Sosial dan Organisasi. Survei disebarkan selama seminggu melalui media sosial, email, dan pesan personal. 852 partisipan, diambil dari sampel komunitas, direkrut melalui penyebaran survei online (Mage = 28,94, SD = 13,98). Sampel terdiri dari 545 perempuan, 289 laki-laki, 15 nonbiner, dan 3 other-identifying. Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif antara extroversion dan kepercayaan diri terhadap penggunaan Facebook, dan korelasi negatif yang signifikan antara depresi terhadap penggunaan Facebook. Maka, tingkat extroversion dan kepercayaan diri yang lebih tinggi berhubungan dengan peningkatan penggunaan Facebook. Sementara itu, tingkat depresi yang lebih tinggi berhubungan dengan pengurangan penggunaan Facebook

As the most popular Online Social Network (OSN) (Kreutz, 2009), Facebook allows the examination of social processes that were previously hard to analyze (such as making friends). This study aims to examine the correlation between extraversion, depression, and self-esteem on Facebook use. It is part of a wider survey for a second-year undergraduate psychology course, Social and Organizational Psychology. The survey was distributed for a week through social media, email, and personal messages. 852 participants, drawn from community samples, were recruited through an online survey dissemination (Mage = 28.94, SD = 13.98). The sample consists of 545 female, 289 male, 15 non-binary, and 3 other-identifying. The results indicate a positive correlation between extraversion and self-esteem on Facebook use, and a significant negative correlation between depression on Facebook use. Thus, higher levels of extraversion and self-esteem are linked with greater Facebook use. Meanwhile, higher levels of depression are linked with reduced Facebook use."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>