Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 106944 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Dewi Retno Lestari
"Selama hampir 23 tahun Prasetiya Mulya Business School (PMBS) hanya fokus pada pendidikan strata pascasarjana (S2) dengan menyasar pada profesional atau perusahaan untuk menghasilkan sumber daya manusia andal di bidang Magister Manajemen (MM).
Ketika PMBS membuka program S1 Bisnis pada tahun 2005, dengan menyasar lulusan sekolah menengah atas sebagai calon mahasiswa, maka tantangan yang dihadapi adalah memperkenalkan nama perguruan tinggi di segmen pasar yang berbeda sekaligus menghadapi tingginya persaingan antar Perguruan Tinggi Swasta (PTS) untuk memperoleh mahasiswa baru.
PMBS membangun ekuitas merek (brand equity) dan menjalankan kegiatan Komunikasi Pemasaran Terpadu atau Integrated Marketing Communication (IMC) untuk membentuk citra (image) perguruan tinggi tersebut di mata pengguna. Dengan selarasnya citra perguruan tinggi di mata mahasiswa dengan branding yang dibangun oleh perguruan tinggi, diharapkan akan meningkatkan keinginan mahasiswa untuk memilih PMBS.
Dalam studi kasus ini, Peneliti melakukan wawancara mendalam untuk mengetahui persepsi stakeholders (Direktur Program Sarjana, Direktur Relasi Konsumen PMBS, mahasiswa serta orangtua mahasiswa) terhadap image (citra) PMBS untuk menghasilkan analisis ekuitas merek (brand equity) yang tepat dijalankan oleh PMBS.

Almost 23 years Prasetiya Mulya Business School (PMBS) focus on post-graduated education (S2) to fulfill the needs of professional in the Magister Manajemen (MM) level of education.
The Act of Indonesian No.20/2003 on National Education Systems and Regulations Education Minister spark obligation provider graduate should have program strata undergraduate (S1), then in the year of 2005 PMBS opening Undergraduate Business program. Challenge facing is the high the competitions amongs Private Higher Education to acquire new students at once introducing the name of college in different market segments.
PMBS do the Integrated Marketing Communication (IMC) activities in raising brand equity, and the strengthening of brand in the eyes of the consumer will be affects the image of college in the sight of constituents. The conformity of image of PMBS in the consumers insight with branding built by universities, must also expected in harmony with reputation possessed by college.
In this case study, Researchers conduct in-depth interview to uncover perception of stakeholders (Director of Undergraduate Program, Director of Customer Relations, student and parents) to know the image of PMBS to produce the proper analysis brand equity of the PMBS.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Indah Sari
"ABSTRAK
Transportasi merupakan sarana vital bagi manusia perkotaan saat ini. Di Indonesia sendiri, khususnya di Jakarta malah terjadi peledakan jumlah kendaraan hingga menyebabkan macet yang tak terhindarkan di setiap harinya.Untuk mengatasi kemacetan seperti ini, Pemerintah DKI Jakarta sedang mengembangkan transportasi massal yang aman dan nyaman seperti Transjakarta, Kopaja AC, Monorail, dll. Disaat masalah transportasi belum terpecahkan, muncul berbagai macam transportasi berbasis teknologi yang mudah dan menawarkan berbagai fitur dan harganya murah seperti misalnya Go-Jek, Blu-Jek, GrabTaxi, Uber, dan lain sebagainya. Diantara transportasi berbasis teknologi ini yang paling kontroversial adalah Uber. Hal ini dikarenakan Uber sangat disukai masyarakat namun banyak melanggar aturan sehingga dikecam oleh Pemerintah. Brand Activation adalah sebuah konsep yang dirasa mampu membedah fenomena ini. Konsep Brand Activation terdiri dari prduk, identitas, pegawai dan komunikasi. Dengan membedah ke-empat hal ini, dapat dilihat bahwa Uber telah melakukan Brand Activation. Tetapi sayang, Brand Activation yang dibangun Uber kurang maksimal sehingga timbul banyak masalah terutama dengan pemerintah.

ABSTRACT
Transportation becomes a vital element in the urban age nowadays. In Indonesia, especially in Jakarta, the very huge amount of vehicle causing one of the biggest problem in the daily activities of the citizens, traffic jam. To overcome this situation, the government of DKI Jakarta is now developing the mass transportation which is better than the previous, such as, Transjakarta, Kopaja AC, Monorail, etc. During this critical moment, where the problem has not been solved yet, another kinds of transportation like Go-Jek, Blu-Jek, GrabTaxi, and Uber, appears to be an alternative way. These technology-based transportation brings us a new feature in terms of simplicity, comfortness, and the cost as well. Among many technology-based transportation, Uber is considered to be the controversial one for the reason of infringement of the government regulation, contrary to the fact that Uber is well appreciated by the public. Brand Activation is a concept that regard as a way to dissect this phenomenon. This concept consists of product, identities, employee and communications. By dissecting these fourth elements, it can be seen that Uber has been doing the Brand Activation. Unfortunately, the Brand Activation which has been built by Uber is not maximal and it is impacted to emerge many problems especially with government.
"
2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nixea Zahrany Tahir
"Tren penggunaan sneakers di kalangan anak muda, khususnya di Jakarta, mencerminkan perubahan nilai sosial karena sneakers tidak hanya dinilai dari fungsi utilitasnya, tetapi sebagai simbol status dan validasi sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana meme satire yang diunggah oleh akun @sltyhub di Instagram berkontribusi dalam membentuk citra merek sneakers melalui kritik terhadap perilaku konsumtif, strategi pemasaran manipulatif, hingga perilaku sneakerhead. Dengan menggunakan metode analisis konten, penelitian ini mengamati unggahan dari akun Instagram @sltyhub yang mencakup 10 unggahan meme satire terkait sneakers. Pengamatan mencakup isi konten berupa meme, caption, serta komentar yang relevan di setiap unggahan. Sebagai acuan analisis, penelitian ini menggunakan konsep citra merek yang terdiri dari dua dimensi utama, yaitu dimensi fungsional dan dimensi hedonis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meme satire memainkan peran signifikan dalam memengaruhi citra merek. Pada dimensi fungsional, meme satire mengungkap ketidaksesuaian antara fungsi asli produk dan penggunaannya di konteks sosial, sementara pada dimensi hedonis, meme ini menciptakan narasi emosional yang memperkuat atau melemahkan asosiasi sosial terhadap merek tertentu. Selain itu, penelitian ini mengungkapkan bahwa meme satire tidak hanya alat hiburan, tetapi medium kritik sosial yang memiliki kekuatan untuk membentuk persepsi konsumen terhadap merek secara kolektif di komunitas digital.

The trend of sneaker usage among youth people, particularly in Jakarta, reflects a shift in social values, as products are no longer judged solely for their utilitarian functions but also as symbols of status and social validation. This study aims to analyze how satire memes uploaded by the Instagram account @sltyhub contribute to shaping the brand image of sneakers through critiques of consumptive behavior, manipulative marketing strategies, and sneakerhead culture. Using content analysis methods, this study examines 10 satire meme posts from the Instagram account @sltyhub, focusing on their content, captions, and relevant comments. The analysis is guided by the concept of brand image, which comprises two main dimensions: functional and hedonic. The findings reveal that satire memes play a significant role in influencing brand image. In the functional dimension, satire memes highlight the mismatch between the original function of a product and its use in social contexts. In the hedonic dimension, these memes create emotional narratives that either reinforce or weaken social associations with certain brands. Moreover, this study reveals that satire memes are not merely a source of entertainment but also a medium of social critique capable of collectively shaping consumer perceptions of brands within digital communities."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Aditama
"Skripsi ini membahas tentang pengaruh antara dua elemen program komunikasi pemasaran yaitu iklan dan promosi penjualan dan dampak keduanya pada penciptaan brand equity. Fokus penelitian menyelidiki pengaruh persepsi pengeluaran iklan sikap individu terhadap iklan dan pengaruh dua jenis promosi penjualan yaitu monetary promotions dan non monetary promotions terhadap setiap dimensi pada ekuitas merek.
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk membuktikan pengaruh advertising dan sales promotions dalam mengembangkan strategi pemasaran untuk mendorong pertumbuhan ekuitas merek. Penelitian ini berhasil mengumpulkan 200 data melalui kuesioner survei dan menguji hubungan antar variabel untuk menganalisis dampak iklan dan promosi penjualan terhadap ekuitas merek.
Berdasarkan studi kasus penelitian ini hasil uji statistik menunjukkan bahwa sikap individu terhadap iklan menjadi peran utama dalam mempengaruhi dimensi ekuitas merek sedangkan persepsi pengeluaran iklan hanya mempengaruhi kesadaran akan merek. Penelitian ini juga menemukan bahwa sales promotions tidak mempengaruhi dimensi ekuitas merek. Selain itu dalam hubungan dan urutan dimensi ekuitas merek penelitian ini menemukan bahwa kesadaran merek menjadi dasar utama dalam mengembangkan dan menumbuhkan ekuitas merek.

This study discusses about the influence between two elements of marketing communications programs advertising and sales promotions and their impact on brand equity creation. The focus of this study investigates the influence of perceived advertising spend individuals attitude towards the advertisements and two kinds of sales promotions monetary promotions and non monetary promotion on brand equity dimensions.
The purpose of this study is to prove the influence of advertising and sales promotions in order to developing marketing strategies to encourage brand equity growth. This study successfully collected 200 data through a questionnaire survey and tested relationship between variables to analyze the impact of advertising and sales promotions in brand equity.
Based on study case research statistical results show that perceived advertising spend individuals attitudes toward the advertisement play as a key role influencing brand equity dimensions whereas perceived advertising spend affect only on brand awareness. This research also found that monetary promotions and non monetary promotions do not affect brand equity dimensions. In addition in relationship and the order dimensions of brand equity this study found that brand awareness is a means of main foundation in order to developing and growing brand equity.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46277
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Limbong, Farida Meity Romauli
"ABSTRAK
Tesis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi konsumen atasproduk,
distribusi, dan harga terhadap citra merek dalam membangun ekuitas merek
Suzuki Ertiga. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksploratoris dengan
teknik studi pustaka dan desain penelitian deskriptif dengan teknik survei dalam
bentuk kuesioner terstruktur. Penelitian dilakukan terhadap 180 responden yang
merupakan bagian dari populasi pemilik Suzuki Ertiga yang bertempat tinggal di
wilayah DKI Jakarta. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian
adalah non-probabilitas dengan tipe judgemental sampling. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa persepsi konsumen atas distribusi dan harga memberikan
pengaruh terhadap citra merek, sedangkan persepsi konsumen atas produk tidak
memberikan pengaruh terhadap citra merek. Persepsi konsumen atas produk,
distribusi, dan harga secara bersama-sama memberikan pengaruh terhadap citra
merek yang selanjutnya memberikan pengaruh terhadap pembentukan ekuitas
merek. Hasil penelitian menyarankan perlunya dilakukan pengembangan citra
merek melalui bauran pemasaran produk dan distribusi dalam rangka membangun
ekuitas merek Suzuki Ertiga. Pengembangan citra merek melalui bauran produk
dilakukan dengan mengembangkan citra merek produk Suzuki Ertiga, yang saat
ini terkenal sebagai kendaran keluarga, dikembangkan dengan menambahkan
unsur lifestyle menjadi Suzuki Ertiga sebagai kendaraan keluarga yang trendi.
Pengembangan citra merek melalui bauran distribusi dapat dilakukan dengan
meningkatkan citra showroom Suzuki, antara lain dengan menetapkan standarisasi
penampilan dan fasilitas showroom Suzuki di seluruh Indonesia dan
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia di showroom yang menjadi
ujung tombak dalam melayani konsumen.

ABSTRACT
The objective of this thesis is to find out the influence of customer perception on
product, place, and price to brand image in building Suzuki Ertiga’s brand equity.
This thesis is using exploratory research design by conducting literature reviews,
and also descriptive research design by conducting survey using structural
questionnaire. The survey was conducted to 180 respondents that considered
being part of the population of Suzuki Ertiga’s owners who live in DKI Jakarta
area. The sampling method used is non probability with judgmental sampling. The
result of this thesis shows that customer perception on place and price influences
the brand image of Suzuki Ertiga, while customer perception on product doesn’t
influence the brand image of Suzuki Ertiga. Jointly, customer perception on
product, place, and price, influences the brand image of Suzuki Ertiga and will
eventually influence its brand equity. The researcher suggests that company
should develop brand image of Suzuki Ertiga through its product and place mix in
order to build its brand equity. The development of brand image through its
product mix can be done by adding lifestyle value on its present product’s brand
image, which is associated as family car, so the new brand image of the product
will be a trendy family car. The development of brand image through its place
mix can be done by improving the image of its showrooms, consist of applying
standardization for the appearance and facilities of all its showrooms, and also by
improving the skills of human resources in showroom as they are the ones to serve
customers directly."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Claudia Michelle Paramesvari
"ABSTRAK
Dewasa ini, sedikit usaha yang dilakukan untuk menelaah isu yang berhubungan dengan pemasaran dalam industri pemakaman, khususnya taman makam. Padahal, industri ini memiliki prospek cerah khususnya diIndonesia. Selain permintaan yang semakin meningkat, ditemukan adanya pertumbuhan tren melaksanakan upacara pemakaman yang mewah - termasuk pembelian lahan makam premium oleh orang-orang kaya di Indonesia. Di lain sisi, memasarkan produk industri pemakaman dianggap sulit oleh karena adanya beberapa kendala seperti sifat produk yang kontroversial ataupun kebudayaan setempat menyangkut kematian. Pemasaran memainkan peran penting dalam jenis perusahaan apapun. Namun, ketika menyangkut bisnis pemakaman, kemampuan untuk memasarkan brand dapat menjadi faktor yang sangat menentukan kesuksesan perusahaan.
Brand activation merupakan salah satu strategi pemasaran yang sangat berpengaruh dalam menciptakan ekuitas brand pada benak konsumen. Dengan brand activation yang mumpuni, pemakaman yang dianggap seram dapat dianggap sebagai tempat wisata, sementara lahan makam dapat laku keras meski dibanderol harga hingga milyaran Rupiah. Pada penulisan ini akan dibahas lebih jauh mengenai empat pilar yang menyokong aktivitas brand activation ? identitas, produk & layanan, karyawan dan komunikasi, serta praktiknya oleh salah satu pemain industri pemakaman terbesar di Indonesia, San Diego Hills Memorial Park

ABSTRACT
Presently, a little effort has been done to examine issues related to marketing in funeral industry,spesifically cemetery. Meanwhile, in Indonesia, the industry itself has a promising prospect since the demand continuosly raises and moreover, there is the growing trend for luxurious funeral ceremonies ? including purchase of premium cemetery lot, among wealthy Indonesians. On the other hand, marketing products of funeral industry is considered precarious for its product?s controversial nature and for local custom or cultural issues on death. Marketing plays a central role on any kind of company, but when it comes to cemetery business, the ability to market the brand can be the deciding factor to determine the company?s success in the industry.
Brand activation is one of the marketing strategy that affects brand equity. Savvy brand activation can make a creepy visit to a cemetery seems no longer creepy but fun as an excursion, it also can make people crave for a hundred million rupiah priced cemetery lot. This review will examine further on the cornerstones of brand activation ? identity, product & services, and communication, and its practice by one of the biggest company in the funeral industry in Indonesia, San Diego Hills Memorial Park.
"
2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ellena Nurfazria Handayani
"Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab atas kegiatan bisnisnya kepada masyarakat sekitar dalam rangka menjaga kelangsungan hidup. Penelitian ini membahas tentang pengaruh program CSR yang dilakukan oleh Lifebuoy terhadap tingkat reputasi perusahaan, brand equity serta social equity brand produk tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan CSR yang dilakukan oleh Lifebuoy memiliki pengaruh yang positif terhadap reputasi perusahaan, brand equity dan social equity brand. Dengan demikian, sebaiknya Lifebuoy terus melaksanakan dan meningkatkan program CSR-nya secara terencana dan berkelanjutan sebagai wujud kepedulian Lifebuoy akan kebersihan dan kesehatan masyarakat Indonesia.

Corporate Social Responsibility (CSR) is a social activity undertaken by the company as a form of responsibility for its business activities to the surrounding community in order to maintain sustainability. This study discusses the influence of CSR programs conducted by Lifebuoy on the level of corporate reputation, brand equity and social equity brand.
The results showed that CSR activities are conducted by Lifebuoy has a positive influence on corporate reputation, brand equity and social equity brand of this product. Thereby, Lifebuoy should continue to implement and improve its CSR programs in a planned and sustainable as a form of concern for hygiene and health of the people of Indonesia.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T29979
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suryo Utomo
"Penelitian ini membahas mengenai pengaruh country of origin image terhadap pembentukan brand equity pada salah satu produk otomotif, yaitu kendaraan roda dua dengan mengambil studi kasus pengguna sepeda motor Bajaj Pulsar. Dalam penelitian ini, pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Structural Equation Modeling dengan program LISREL 8.5. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa country of origin image mempunyai pengaruh positif serta signifikan terhadap sumber brand equity. Selain itu sumber brand equity yang merupakan variabel mediasi terdiri dari tiga variabel, yaitu brand distinctiveness, brand loyalty, dan brand awareness. Hanya variabel brand loyalty yang mempunyai pengaruh positif serta signifikan terhadap brand equity. Sebaliknya country of origin image tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap brand equity. Interpretasi, limitasi, dan implikasi manajerial akan didiskusikan lebih lanjut.

This research investigates the effect of country of origin image on the formation of brand equity on one of the automotive product, specifically in two-wheeled vehicle. The case study used is Bajaj Pulsar Motorcycle. In this research, Structural Equation Modeling (SEM) with LISREL 8.5 program has been used to process the data. The result shows that country of origin image has a positive and significant effect on brand equity dimensions. Furthermore, among three mediating variables of brand equity dimensions (those are brand distinctiveness, brand loyalty, and brand awareness/associations), it is proven that there is only one mediating variable, brand loyalty, which has a positive and significant effect on brand equity. However, it is found that country of origin image has not significant effect on brand equity. Interpretations, limitations, and managerial implications are discussed further."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S43945
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Setyawan
"Booming industri media di Indonesia yang terjadi sekitar tahun 1999, yaitu sejak dikeluarkannya UU No. 9 Tahun 1999 tentang pers telah mengakibatkan melonjaknya minat masyarakat untuk mempelajari ilmu komunikasi. Fenomena ini telah menjadikan peluang yang menjanjikan sekaligus tantangan bagi Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan program studi ilmu komunikasi, khususnya program sarjana ilmu Jurnalistik.
Dari sisi peluang, lonjakan minat rnasyarakat untuk rnempelajari ilmu komunikasi merupakan sesuatu yang sangat berharga, namun di sisi lain, persaingan untuk memperebutkan siswa SLTA juga sangat ketat karena terdapat 9 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dalam Kopertis Wilayah III DKI Jakarta yang menyelenggarakan Program sarjana ilmu Jurnalistik. Jumlah ini belum termasuk pesaing dari close substituted, yaitu dari program-program lain dalam lingkup ilmu komunikasi.
Salah satu strategi pemasaran untuk memenangkan pemasaran yaitu melalui merek. Merek merupakan hal yang sangat penting, baik bagi konsumen maupun bagi produsen. Bagi konsumen, dalam hal ini siswa SLTA, dengan adanya merek, apalagi merek tersebut mempunyai citra (image) kuat dan positif akan memudahkan siswa SLTA dalam memilih Perguruan Tinggi karena merek yang mempunyai citra positif cenderung akan lebih banyak dipilih dihanding merek-merek lain yang image-nya kurang baik di mata konsumen. Bagi Perguruan Tinggi, suatu citra merek (brand image) yang kuat memberikan beberapa keunggulan utama seperti menciptakan suatu keunggulan bersaing, dapat membedakan dengan produk pesaing, dan merek yang dikenal mendorong repeat buying . Selain itu citra merek juga berguna untuk menentukan pasar sasaran yang dipilih.
Penelitian ini mencoba membandingkan pengaruh elemen-elemen brand image program sarjana ilmu Jurnalistik terhadap preferensi siswa SLTA dalam memilih Institut Ilmu Sosial dau Ilrmu Politik (IISIP) Jakarta., Universitas Sahid, dan Universitas Nasional. Sebagai landasan teori digunakan teori-teori Perilaku individual konsumen dalam memilih Perguruan Tinggi dari Kotler & Fox, Brand theory dari David Aaker, Brand Image dari Durianto, Power Brand dari Freddy Rangkuti, dan Riset Pemasaran dari Naresh K. Malhotra. Adapun subyek penelitian ini siswa SLTA yang berada di Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Bekasi, dan Depok. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan menyebarkan kuesioner kepada 200 responden siswa SLTA. Selain itu untuk mendukung analisis data primer, digunakan juga data sekunder atau studi kepustakaan dari berbagai referensi ilrniah yang relevan dengan topik pcnelitian ini.
Dalam pengolahan data dipergunakan software SPSS 12.0, untuk mermperoleh gambaran mengenai kesadaran merek, kesan kualitas, dan asosiasi merek dalam membentuk brand image serta pengaruhnya terhadap preferensi siswa SLTA dalam memilih Perguruan Tingi. Hasil penelitian secara umum, elemen kesadaran merek siswa SLTA terhadap program sarjana ilmu Jurnalistik pada ketiga perguruan tinggi sangat tinggi dibandingkan dengan kesan kualitas maupun asosiasi merek. Namun berdasarkan hasil analisis regresi, justru elemen kesadaran merek ini tidak memberikan pengaruh kepada preferensi siswa SLTA dalam memilih Perguruan Tinggi.
Secara teori, bila konsumen memiliki kesadaran merek yang tinggi terhadap suatu merek atau produk, maka ketika konsumen dihadapkan pada berbagai alternatif pilihan, pertama kali konsumen akan mempertimbangkan merek yang paling diingatnya untuk dijadikan prioritas pilihan. Oleh karena itu, fenomena ini akan menjadi bahan penelitian yang menarik bagi peneliti berikutnya untuk dapat mengungkap masalah ini."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T22413
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Ramadhani Akbar
"Penelitian ini membahas mengenai strategi pemasaran brand alliance dan pengaruhnya terhadap brand equity, brand preference, dan purchase intention dalam industri laptop. Dengan melakukan eksperimen terhadap 2 buah merek laptop dan 2 buah merek audio system yang merupakan high equity brand dan low equity brand ke dalam 4 pasang brand alliance fiksional yaitu ASUS/PIONEER, ASUS/PLANTRONICS, CLEVO/PIONEER dan CLEVO/PLANTRONICS.
Penelitian ini menggunakan 162 responden yang termasuk dalam generasi Y yang lahir pada tahun 1980-2000 dan berada di sekitar lingkungan kampus baru Universitas Indonesia sebagai subjek penelitian. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik convenience sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah paired t test dan linear regression.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa post alliance host brand equity pasangan pertama tetap stabil dengan perubahan sebesar (0,047). Pada pasangan kedua host brand equity juga tetap stabil dengan perubahan sebesar (0,098). Pasangan ketiga meningkatkan host brand equity sebesar (0,375). Kemudian pasangan terakhir meningkatkan host brand equity sebesar (0,357).
Hasil uji regresi menunjukkan bahwa post alliance brand equity ternyata memiliki pengaruh positif terhadap brand preference dan purchase intention. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa brand alliance dapat meningkatkan brand equity dari merek laptop yang menjalankan strategi tersebut.

This research will discuss about the brand alliance marketing strategy and its effects on brand equity, brand preference, and purchase intention in the laptop industry. By conducting experiments on 2 laptop brands and 2 audio system brand that is considered high equity brands and low equity brands into 4 pairs of fictional brand alliance that ASUS / PIONEER, ASUS / PLANTRONICS, CLEVO / PIONEER and CLEVO / PLANTRONICS.
This study is using 162 participants that are a member of generation Y whose date of birth is between 1980 and 2000 within the new campus of the University of Indonesia as a research subject. Sampling technique that is used in this research is convenience sampling technique. Data analysis technique that is used in this research is paired t test and linear regression methods.
Analysis result shows that post alliance hosts brand equity of the first pair of brand remained stable with the change of (0,047). In the second pair, host brand equity also remains stable with changes of (0,098). The third pair increases the host brand equity by (0,375). Then the last pair increases the host brand equity by (0,357).
Regression results indicate that post-alliance brand equity have a positive effect on brand preference and purchase intention. These results shows that brand alliance can increase brand equity of laptop brands who implement this strategy.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46975
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>