Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Theophilus J. Riyanto
"Penelitian kualitatif tentang McDonald's dalam Kebudayaan Konsumen Amerika melalui kajian literatur menekankan pada makna denotatifdan konotatif McDonald's bagi konsumennya yaitu masyarakat pekerja kelas menengah bawah Amerika dalam kurun waktu dua dasa warsa pertama sejak berdirinya McDonald's tahun 1955. Sumber kajian utama penelitian ini adalah teks-teks resmi McDonald's yang ada dalam situs www.mcdonald.com dan dua pustaka yang ditulis oleh Gary Henriques dan Andre DuVall, McDonald's Collectibles: Identification and Value Guide dan yang ditulis oleh Ray Kroc dan Robert Anderson, Grinding It Out: The Making of McDonald's. Teori-teori yang dipakai dalam analisis ini adalah teori-teori tentang kebudayaan (pemikiran-pernikiran dari Ralph Linton, Raymond Williams, Norman K. Denzin), kebudayaan konsumen (pemikiran-pemikiran dari Mike Featherstone dan Don Slater), gaya hidup (pemikiran dari David Chaney), dan restoran cepat saji (pemikira dari Richard Pillsbury), Dalam analisis diteinukan bahwa pertumbuhan dan perkembangan McDonald's yang pesat, ideologi McDonald's, dan makna denotatifdan makna konotatif (makna emosional, sosial, dan budaya) McDonald's bagi konsumennya menunjukkan bahwa ada hubungan timbal balik yang saling berkaitan antara McDonald's, konsumennya, dan masyarakat pada waktu itu. Hal ini menciptakan suatu gaya hidup masyarakat dalam berkonsumsi atau mengkonsumsi komoditas yang mempengaruhi perkembangan kebudayaan konsumen Amerika pada masa itu.

This qualitative research on McDonald's in the American Consumer Culture through a text analysis focuses on the denotative and connotative meanings of McDonald's for its consumers, that is, the working American of low middle-class people in the fist two decade since the opening of McDonald's in 1955. The main sources of the analysis are the formal texts from the website of McDonald's (www.mcdonald.com), and the two texts on McDonald's written by Gary Henriques and Andre Duvall, McDonald's Collectibles: Identification and Value Guide and written by Ray Kroc and Robert Anderson, Grinding It Out: The Making of Mc Donald?s. The theories used in the analysis are the theories on culture (Ralph Linton, Raymond Williams, Norman K. Denzin), consumer culture (Mike Featherstone and Don Slater), lifestyle (David Chaney), and fast-food restaurant (Richard Pillsbury). In the analysis, it comes to be true that the fast growth and development of McDonald's in that period, tile ideology of McDonald's, and the denotative and connotative meanings (emotional, social, cultural meanings) of McDonald's for its customers indicate that there is interdependent relation among McDonald's, its consumers, and the society. It creates people's lifestyle in consuming commodities that influences the development of the American consumer culture in that period."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T20281
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Wahyuningsih
"Perkembangan yang cepat dibidang jasa perbankan syariah hingga saat ini masih kurang diimbangi dengan peningkatan pangsa pasarnya. Untuk jangka vraktu 10 tahun ditargetkan pertumbuhan pangsa pasar jasa perbankan syariah hanya mencapai 5%, padahal perbankan syariah sudah mulai dikenal sejak tahun 1995 yaitu dengan berdirinya bank Muamalat Indonesia. Sistem perbankan syariah dalam pengelolaannya tidak dipengaruhi fluktuasi suku bungs, karenanya perbankan syariah tidak mengenal adanya negative spread yang banyak melanda bank-bank konvensional di tahun 1997. Sistem ini telah mendorong bermunculannya bank-bank syariah maupun bank-bank konvensional yang membuka cabang atau unit syariah.
Pangsa pasar yang besar namun tidak diikuti dengan mint masyarakat yang besar menjadikannya tidak sebanding dengan banyaknya bank-bank konvensional yang membuka cabang atau unit syariah maupun bank-bank syariah. Salah satu kendalanya adalah masih kurangnya informasi (pengenalan dan pemahaman) tentang perbankan syariah yang belum sampai ke masyarakat. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat kurang berminat untuk menjadi nasabah bank syariah. Karena kurangnya informasi yang didapat, masih banyak yang beranggapan bahwa bank syariah adalah bank khusus umat Islam. Padahal target market saat ini tidak hanya dikhususkan kepada pasar fanatic (konsumen yang memilih bank syariah karena sesuai dengan keimanan), melainkan lebih luas lagi yakni pasar mengambang (floating market) dimana target market yang dibidik sudah lebih bervariasi dari segi agama, bidang usaha, suku bangsa dan sebagainya. Selain kendala informasi, banyaknya bank konvensional yang sudah terlebih dahulu dikenal masyarakat menjadikan persaingan memperebutkan pangsa pasar menjadi semakin sulit. Untuk memenangkan persaingan di bisnis jasa perbankan ini, diperlukan strategi pemasaran yang mampu mendorong masyarakat menabung di bank syariah. Oleh karenanya pemahaman akan sikap konsumen menjadi sangat berguna bagi pemasar.
Berdasarkan sekilas uraian diatas, penulis tergerak untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang diinginkan konsumen dalam memilih bank syariah. Model yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Engel, Blackwell & Miniard (1995) yang meneliti sejauh mama beliefs dan feelings mempengaruhi sikap seseorang yang akan menentukan perilakunya terhadap suatu objek. Dalam penelitian ini, variabel beliefs diukur melalui sistem sosial sedangkan feelings melalui preferensi. Hubungan variabel-variabel penelitian ini dianalisis untuk mengetahui bagaimana hubungan antara indikator dengan variabel dan antar variabel itu sendiri.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa :
1. Sistem Sosial yang berhubungan dengan kepercayaan konsumen terhadap bank syariah mempunyai pengaruh relatif positif terhadap Sikap terhadap bank syariah.
2. Preferensi konsumen terhadap pelayanan bank syariah mempunyai pengaruh relatif positif terhadap Sikap terhadap bank syariah.
3. Sikap terhadap bank syariah berpengaruh positif terhadap Keinginan (Behavioral Intention) masyarakat untuk menjadi nasabah bank syariah.
Dalam penelitian ini, dijelaskan pula indikator-indikator yang dapat mengukur preferensi konsumen dalam mernilih bank syariah. Diharapkan indikator-indikator tersebut mendapat perhatian lebih oleh manajemen bank syariah sehingga keinginan dan kebutuhan konsumen terhadap jasa bank syariah dapat terpenuhi.

The fast growth of syaria bank till this time still less balance with the growth of its market compartment. For 10 year, the growth of syaria bank has targeted only 5%, though banking of syaria have started to be recognized since 1995 with performing of Bank Muamalat Indonesia. The syaria bank system, in its management do not influence by the fluctuation interest rate, hence syaria bank do not know the existence of negative spread which knocking over many conventional banks in 1997. This system have pushed to pop out syaria banks and also conventional banks which open syaria unit or branch.
Big market compartment but do not follow with big society enthusiasm making ill assorted with many conventional banks which open syaria unit or branch and also syaria banks. One of its constraint is the lack of information ( understanding and recognition) about banking of syaria which not to society yet. This matter can cause society has less enthusiastic to become client of syaria banks. Because the Iack of got information, there is many opinion that syaria bank is special bank for moslem people. Though, goals of syaria bank's market for this time not only to fanatic market (consumer chosening syaria bank according to belief in God) but broader, namely floating market where goals of market aimed at have more varying of religion facet, area of effort, tribe etcetera. Besides information constraint, the number of conventional bank which have recognized by society make emulation fight over market compartment become difficult. To win emulation in this banking service business, is needed marketing strategy which capable to push society to save their money in syaria bank There for, to understanding of consumer attitude will become helpful for marketer.
Pursuant to writing above, the writer wants to know any kind of which influencing society in chosening syaria bank This model which is used in this research come from Engel et al (1995) which accurate how far beliefs and feelings influence someone attitude to determine its behavior to an object. In this research, variable of beliefs measured to through social system while feelings through preferensi. This relation of variables research is to be analysed this relation among/between indicator with variable and between itself variable.
The result of this research indicate that :
1. Social System related to trust of society to syaria bank have positive influence relative to Attitude society to syaria bank
2. Society Preferensi to service syaria bank have positive influence relative to Attitude to syaria bank
3. Attitude to syaria bank have an effect on positive to Desire ( Behavioral Intention) society to become syaria bank client
In this research, its explained also indicators able to measure society preferensi in chosening syaria bank Expected the indicators get attention more by syaria bank management so that desire and requirement of society to syaria bank service earn fufrlled.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T20292
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Wurjandari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong pelanggan untuk menjalin hubungan relasional serta menentukan kontribusi pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap keterlibatan pelanggan dalam hubungan relasional.
Faktor-faktor yang mendorong pelanggan untuk menjalin hubungan relasional tersebut dikembangkan dari konsep relational market behavior (RMB) sebagaimana dijabarkan oleh Sheth dan Parvatiyar (1995). Konsep RMB intinya menyebutkan bahwa seorang pelanggan memiliki kecenderungan untuk mereduksi pilihan ketika memutuskan pembelian terhadap barang atau jasa. Proses reduksi pilihan tersebut didasarkan kepada beberapa motif tertentu. Pada akhirnya, dengan melalui proses reduksi pilihan tersebut, pelanggan akan cenderung untuk melibatkan din dalam hubungan relasional dengan merek yang sama, dengan perusahaan yang sama atau dengan toko yang sama serta melalui pola pembelian yang sama.
Motivasi pelanggan ketika melibatkan diri dalam hubungan relasional dapat dibedakan atas tiga faktor utama yaitu motivasi personal, faktor sosiologis dan faktor institusional. Motivasi personal diterangkan oleh pembelajaran konsumen, perceived risk, pemrosesan informasi dan memori serta konsistensi kognitif. Faktor sosiologis diterangkan melalui adanya pengaruh keluarga dan kelompok sosial serta pengaruh kelompok acuan dan word-of-mouth communication. Sedangkan faktor institusional diterangkan oleh adanya pengaruh agama dan pemasar bagi pelanggan.
Sampel yang diteliti adalah para pelanggan Carrefour di outlet Lebak Bulus, MT. Haryono dan Ambassador yang berjumlah 150 orang. Sampel ini diambil dengan metoda non probability sampling melalui mall-intercept. Data yang terkumpul kemudian diolah dengan teknik Structural Equation Modeling (SEM).
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa faktor sosiologis dan institusional lebih dominan dalam mendorong pelanggan untuk melibatkan diri dalam hubungan relasional dibanding faktor psikologis pelanggan itu sendiri. Faktor sosiologis dan institusional ini memiliki kontribusi yang sama dalam mendorong pelanggan untuk melibatkan din pada hubungan relasional. Hal ini terjadi karena (1) masyarakat dan kehidupan sosial dapat diorganisasikan untuk mereduksi pilihan, (2) institusi dapat dibangun secara sengaja untuk menarik minat pelanggan serta dapat secara aktif terlibat dalam mereduksi pilihan bagi individu pelanggan, (3) institusi dapat memiliki legitimasi untuk memberikan reward dan punishment bagi pelanggan. Sedangkan motivasi personal tidak berpengaruh signifikan yang dapat disebabkan karena pelanggan menghadapi kebosanan terhadap rutinitas pilihan yang telah dilakukannya serta tingginya rasa percaya din pelanggan yang menyebabkan rendahnya kebutuhan untuk mereduksi resiko.

The purposes of the research are to know the factors that influence customer to engage in relational market behavior and its contribution. Influencing factors are developed based on relational market behavior (RMB) concept by Sheth and Parvatiyar (1995). RMB describes that customer tends to reduce buying choice, because of several motives. At the end, customer tends to engage in relational market behavior with the same brand, the same supplier, the same store and the same buying pattern.
Customer motivations to engage in relational market behavior could be divided into three factors such as personal motive, sociological motive and institutional motive. Personal motive is explained by consumer learning, perceived risk, information processing and memory, and cognitive consistency. Family and social groups influence, and reference group and word-of-mouth communication are indicator for sociological motive.
Sample of this research are from three outlets of Carrefour. They are from Lebak Bulus, MT, Haryono and Ambassador. This research uses non-probability sampling through mall-intercept. Data are processed by Structural Equation Modeling (SEM) technique.
The research concludes that sociological and institutional motives are the more dominant factors than psychological motive for inducing relationship. Sociological motive has the same contribution with institutional motive for engaging in relational market behavior. The reasons are (1) society could be organized to reduce choice; (2) institution could be developed to pull customer interest actively; (3) institution could be legitimized to give reward and punishment to customer. On the other hand, personal motive does not have significance influence, because customer gets bored and has high self confidence that affects the needed for reducing risk.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20044
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Kusumasari
"Karya akhir ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap langkah-langkah pengembangan produk barn yang dilakukan oleh salah satu perusahaan consumer product di Indonesia Proses pengembangan produk baru yang telah dilakukan oleh perusahaan tersebut kemudian dibandingkan dengan teori yang ada. Dari penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat memperbaiki sistem pengembangan produk di perusahaan sehingga dapat menghasilkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan Obyek penelitian adalah pengembangan produk Water Base Liquid Insecticide Spray, yang dikembangkan dengan tujuan menggantikan produk HIT Oil Spray (HOS), sejenis anti nyamuk berbentuk cair. Bahan baku HOS, ± 95% merupakan minyak tanah. Dampak dari kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM pada tahun 2005 adalah turut naiknya harga minyak tanah industri. Harga minyak tanah industri pada bulan Januari tahun 2005, semula Rp. 2.1007- menjadi Rp. 6.400,- pada bulan Oklober pada tahun yang sama (kenaikan 204,76%), menyebabkan kenaikan biaya bahan baku produk HOS. Tanpa menaikkan harga jual produk, memproduksi HOS tidak lagi menguntungkan bagi perusahaan.
Metodologi penelitian dilakukan dengan cara observasi terhadap langkah-langkah pengembangan produk barn yang dilakukan oieh PT Megasari Makmur, diawali dengan adanya kebutuhan, kemudian timbulnya gagasan, pembuatan dan pengujian prototype sampai dengan perhitungan biaya produk.
Hasil dari pengujian prototype menunjukkan produk baru ini memenuhi syarat sebagai pembasmi serangga, dengan waktu yang diperlukan untuk melumpuhkan serangga uji kurang dari 4 merit dan dari kuestioner yang disebarkan, 93% responder menyatakan puas dengan produk ini. Hasil dari perhilungan biaya menunjukkan bahwa perusahaan dapat menekan biaya bahan baku produk sebesar ± 25,87% dibanding dengan bila tetap memproduksi HOS, dan dapal memperoleh keunlungan melalui penjualan produk.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mengganti HIT OilSpray dengan water base liquid insecticide spray merupakan gagasan yang tepat bagi perusahaan, sedangkan langkah-langkah pengembangan produk tersebul sesuai dengan teori, sehingga langkah pengembangan produk water base liquid insecticide spray disarankan unluk dipakai sebagai acuan dalam mengembangkan produk insektisida yang berupa produk subsitusi.

The purpose of the research is to evaluate the product development process in developing new product that was done by one of the consumers product manufacturing company in Indonesia. The development process being observed was then compared to the available theory on product development process. The research is expected to improve the product development system in the company so that it will be able to deliver products with satisfying quality.
The object of the research is the development of water base liquid insecticide spray, which was developed to replace the existing product : HIT Oil Spray (HOS), a liquid insecticide. The effect of the government regulation on the price of fuel oil in 2005, is the price rise of kerosene used by industry. This caused a rise in the material cost of HOS, being ± 95% kerosene. The puce of industrial kerosene in January 2005 was Rp. 2.100,- and became Rp. 6.400,- in October 2005, a 204.76% increase. Without raising the price of HOS, producing HOS was not profitable for the company anymore.
The research methodology is observation on the process of new product development done by PT Megasari Makmur, starting with needs identified, concept generation, prototyping and testing the prototype and economic analysis of the new product proposed.
The result of the prototype testing showed the new product met the requirement as an insecticide, with the time needed for insect knockdown less than 4 minutes and from the questioner, 93% of the respondent was satisfied with the performance of the product. The result of the economic analysis on the new product proposed showed 25.87% cut down on material cost and the company may gain profit from producing it.
Research showed the replacement of HIT Oil Spray with water base liquid insecticide spray is the right decision for the company and the process development of the new product had correspond with the theory on process of product development, therefore the steps taken in the development of water base liquid insecticide spray is suggested as reference in developing substitute insecticide products for the company."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19675
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fromm, Jeff
"The numbers cannot be ignored: eighty million Millennials wielding $200 billion in buying power are entering their peak earning and spending years. Based on original market research, this book reveals the eight attitudes shared by most Millennials, and the new rules for engaging them successfully."
New York: [American Management Association, ], 2012
e20437113
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
"Globalization in trade and information system,the fast growth of modern markets and fast food outlets and fast invasion of food advertisements are currently accured in Indonesia....."
JUPEPEP
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ita Paramita Said
"Penelitian ini ingin menguji peranan kelas sosial dari konsumen lain terhadap teori consumer contamination, power distance konsumen sebagai variabel moderator dan rasa jijik terhadap produk yang telah dicoba oleh konsumen lain sebagai variabel mediator. Power distance diukur dengan skala power distance (Hofstede & Hofstede, 2005; Meirina, 2006). Partisipan diberi skenario mengenai berbelanja produk yang telah dicoba oleh konsumen lain dari kelas sosial tinggi dan rendah. Kemudian partisipan diminta untuk memberikan evaluasi terhadap produk tersebut, seberapa besar intensi membeli, serta menyatakan ada atau tidaknya rasa jijik pada produk tersebut.
Penelitian pada 170 partisipan membuktikan bahwa sikap terhadap produk (evaluasi dan intensi membeli) menjadi lebih negatif pada produk yang telah dicoba oleh konsumen lain dari kelas sosial rendah daripada kelas sosial tinggi. Pada power distance tinggi dan rendah, tidak terdapat perbedaan pada evaluasi produk dan intensi membeli produk yang telah dicoba oleh konsumen lain dari kelas sosial rendah maupun tinggi. Rasa jijik ternyata tidak ditimbulkan oleh perbedaan kelas sosial konsumen lain yang telah mencoba produk. Dengan demikian, rasa jijik tidak memperantarai pengaruh antara konsumen lain dari kelas sosial rendah terhadap evaluasi produk dan intensi membeli.

The objective of this study was to examine the role of others' social class toward theory of consumer contamination, power distance as moderator variable and disgust on product tried by others as mediator variable. Power distance was measured by power distance scale (Hofstede & Hofstede, 2005; Meirina, 2006). Participants were asked to read scenario about shopping on product tried by others from high social class and low social class. After that, participants were expected to give evaluation, how likely to buy, and the salience of disgust on that product.
The result from 170 participants shows that attitude toward product (product evaluation and purchase intention) become more negative if the product had tried by others from low social class than high social class. There is no difference on product evaluation and purchase intention between participants with high and low power distance. Disgust is not elicited by others' social class who had tried on that product. Hence, disgust does not mediate the influence between low social class consumers toward product evaluation and purchase intention.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
658.834 2 SAI p
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lisayoesti Puspa
"Skripsi ini membahas bagaimana jangkauan pelayanan factory outlet yang dilihat berdasarkan karakteristik factory outlet dan karakteristik konsumen di Kota Bogor. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan analisis keruangan. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah jangkauan pelayanan factory outlet Kota Bogor mencakup daerah Jabodetabek dan dibagi menjadi 3 kelas yaitu <20 km, 20-40 km, dan 40-60 km. Jika dilihat dari karakteristik factory outlet terdapat perbedaan persentase jumlah konsumen antara kategori yang satu dengan yang lainnya pada masing-masing jangkauan. Sedangkan jika berdasarkan karakteristik konsumen tidak terlihat perbedaan pada tiap jangkauannya.

This thesis describes how the range of services is seen factory outlet based on the characteristics of factory outlet and characteristics of consumers in Bogor City. This research was a qualitative descriptive with a spatial analysis. The results of this research is range of services factory outlet in Bogor City covers Jabodetabek areas and divided into 3 classes which is <20 km, 20-40 km, and 40-60 km. When viewed from the characteristics of factory outlet there is a difference between the percentage of consumers that category to another at each range. Whereas, if based on consumer characteristics there is not seen significant differences on each reach."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1027
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yodsa Rienaldo
"Konsumen ada akhirnya akan bersikap (penilaian, preferensi) terhadap berbagai brand melalui sebuah prosedur evaluasi atribut dimana konsumen akan melihat dan menilai atribut-atribut yang ditawarkan oleh produk-produk dengan merek yang berbeda dan memutuskan benefit dari brand apa yang paling besar nilainya untuk memberikan sebuah solusi bagi kebutuhannya. Smartphone merupakan salah satu produk yang dapat digolongkan sebagai produk high involvement. Sebagai barang dengan banyak fungsi dan melekat dalam keseharian konsumen, proses pengambilan keputusan hingga sampai pada tingkat pembelian dan perilaku pasca pembelian akan melalui proses yang kompleks dan panjang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat preferensi yang dimiliki oleh konsumen terhadap merek smartphone yang diteliti berdasarkan berbagai atribut produk yang membentuj brand image. Dengan melihat preferensi konsumen diharapkan dapat menjelaskan perilaku konsumen dalam melakukan pilihan produk smartphone."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Brown, Mary
"With Baby Boomer women spending well over a trillion dollars a year on goods and
services, the days of women 40+ being ignored by marketers are numbered.
Overthrowing stereotypes of aging, the groundswell of awareness is no less than a
marketing revolution."
New York: American Management Association;;, 2006
e20441474
eBooks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>