Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 553 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aryo Harmensyah
"Karya akhir ini mempunyai tiga tujuan utama, pertama yaitu mengetahui awareness konsumen terhadap merek-merek produk rokok mild, kedua mengetahui atribut penting rokok mild yang disukai dan berpengaruh dalam proses konsumsi, dan yang ketiga adalah untuk mengetahui performa merek Sampoerna A Mild berdasarkan pernyataan atribut dalam pemetaan perseptual biplot sebagai bahan masukan dan dasar pertimbangan konsep positioning. Hal ini dilandasi dengan pertimbangan tingginya tingkat persaingan pasar rokok mild saat ini dengan pertumbuhan yang mencapai 15-17 % dari total produksi rokok nasional. Pertimbangan secara khusus adalah perlunya upaya manajemen merek Sampoerna A Mild sang pionir agar tetap mampu bertahan sebagai market leader melalui salah satu tools dalam strategi pemasaran yaitu komunikasi pemasaran. Hal ini timbul dalam pemikiran karena secara tidak disadari, konsumen membeli sebuah merek bukan produk, sehingga dapat dikatakan "Perceptions is more important than reality" dengan pengartian persepsi lebih penting daripada kenyataan. Oleh karena itu, penelitian ini berupaya untuk melihat bagaimana positioning berdasarkan citra merek antar merek produk rokok mild di benak konsumen, khususnya merek Sampoerna A Mild dengan merek close competitor-nya Star Mild dan LA Lights, yang sekarang sedang bersaing keras dalam merebut bukan hanya market share teapi juga mind share and heart share melalui persepsi terhadap image atribut rokok mild.
Ukuran sampel yang disebar dalam penelitian ini adalah sebanyak 115 responden. Metode pengambilan sampel yang dilakukan adalah dengan non-probability sampling, dengan convenience sampling yang digunakan berdasarkan pertimbangan waktu dan biaya. Responden diambil dari berbagai macam kriteria, diantaranya pria atau wanita yang tergolong perokok, yaitu perokok rokok mild yang berusia tidak di bawah 18 tahun dengan lokasi pengambilan sampel dilakukan di Jakarta. Beberapa analisa yang akan dilakukan dalam penelitian ini antara lain analisa deskriptif, analisa asosiatif, analisa faktor, analisa frekwensi tingkat kepentingan atribut, analisa performance terhadap pemyataan atribut, dan analisa positioning berdasarkan pemetaan biplot.
Hasil penelitian berdasarkan perilaku responden, dapat disimpulkan beberapa temuan yaitu Sampoema A Mild merupakan merek top of mind awareness ( 66%) untuk kategori rokok kretek mild dimana media-media seperti televisi (61,74%), billboard (43,48%) dan event (32,46%). merupakan sumber informasi utama responden sedangkan warung pinggir jalan (86,96%) merupakan tempat atau lokasi pembelian yang paling Iazim ketika responden ingin membeli rokok.
Hasil klasifikasi responden berdasarkan tingkat konsumsi dalam satu hari adalah perokok merek Sampoema A Mild dan merek Star Mild secara signifikan merupakan kelompok light users, sedangkan untuk merek LA Light respondennya termasuk dalam kelompok heavy users.
Atribut utama yang menjadi dasar pertimbangan konsumen mengkonsumsi rokok mild adalah atribut rasa merupakan atribut utama yang menjadi dasar pertimbangan responden mengkonsumsi rokok mild (5,55), diikuti oleh kandungan tar dan nikotin (5,23) dan kualitas tembakau (5,17).
Hasil temuan lainnya adalah merek Sampoema A Mild cenderung mendominasi performa pernyataan atribut berdasarkan tingkat kesetujuan responden. Perfonna tertinggi untuk pernyataan atribut (image) merek Sampoema A Mild adalah "dimana saja ada" (5,37), diikuti "rendah kandungan tar dan nikotinnya" (5,02) dan "merek yang disegani" (4,92). Performa mean score pemyataan atribut untuk merek Sampoema A Mild lainnya yang lebih tinggi dibandingkan merek Star Mild dan LA Light yaitu pada pemyataan "Rasa yang memuaskan" (4,82) , "Tembakau kualitas tinggi" (4,8) , "Rokok untuk kalangan atas" (4,48) , "Aroma yang enak" (4,33) , "Terkesan atraktif saat merokok" (4,2) , dan yang terahir adalah pernyataan "Harga mahal" (3,58).
Dengan pemetaan biplot, image yang dapat digunakan untuk melakukan fonnulasi positioning manajemen Sampoema A Mild adalah dengan fokus terhadap atribut faktor fisik dan non fisik basil temuan, dengan prioritas atribut fisik yaitu atribut rasa, kandungan tar dan nikotin, kualitas tembakau dan aroma. Sedangkan untuk prioritas atribut non fisik adalah "rokok kalangan atas" dan "merek yang disegani", dan "terkesan atraktif saat merokok" yang dapat dipertimbangkan sebagai dasar positioning. Adapun positioning berdasarkan basil temuan tersebut pada akhimya dapat dijadikan alternatif tema komunikasi sebagai nilai tambah, khususnya bagi merek Sampoerna A Mild.
Implementasi strategis jangka pendek dari positioning berdasarkan penelitian ini adalah dengan melakukan serangkaian kegiatan komunikasi pasar yang terintegrasi (IMC) melalui media TV, billboard, dan media cetak, serta kegiatan relationship marketing dengan mengadakan serangkaian event. Hal tersebut ditakukan selain untuk lebih meningkatkan brand awareness, menambah pangsa pasar, juga untuk lebih menjalin hubungan pada konsumen, dengan harapan mampu meningkatkan citra/ image merek Sampoerna A Mild di benak konsumen.
Untuk ke depannya, agar lebih mendapatkan basil yang maksimal, maka perlu dilakukan berbagai riset lanjutan untuk lebih mendalami berbagai hal yang berhubungan dengan strategi positioning rokok mild yaitu dengan melakukan riset brand personality dan efektifitas iklan sebagai bagian dari kerangka positioning secara menyeluruh terhadap produk rokok mild, khususnya merek Sampoema A Mild dalam upaya rnempenahankan kepemirnpinannya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggun Pratama
"This research topic is about the membership of Garuda Indonesia into SkyTeam airlines alliance This study is aimed to examine the influence of strategic airline alliance on the brand loyalty of Garuda Indonesia rsquo s passengers in Indonesia This research will indicate the relationship between strategic airline alliance brand equity brand preference and brand loyalty with a moderation effect of involvement on the relationship between strategic airline alliance and brand equity and the relationship between brand preferences and brand loyalty In particular for both low and high involvement passengers the effect of global airline alliances on brand equity and brand preference on brand loyalty will be also examined by using structural equation model and multi group method analysis Data for this research were collected from Garuda Indonesia consumers specifically those who have flown with Garuda Indonesia They were then analyzed using Structural Equation Modeling and multi group analysis method The result on total sample of this research showed that all independent variables have significant effect to all dependent variables However in multi group analysis for both low and high involved passengers brand equity did not affect brand loyalty Meanwhile in other multi group analyses all groups showed an effect on the relationship "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S59969
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Anom Mahadwartha
"The article developed proposition in the field of option related compensation with grand theory of equity theory. Equity theory proposed an argument that job satisfaction will increase in equity work environment. There are three conditions try to explore such as equity, over-reward and under-reward. The proposition based on two level option compensation portion which are high and low; based on two parties which are management versus shareholders; and based on two condition on exercise date: PO>P1 and PO"
2006
MUIN-XXXV-8-Agust2006-49
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anggun Nabila
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang gambaran Brand Equity menurut persepsi peserta
asuransi kesehatan PT. X pasca rebranding yang dilaksanakan pada tahun 2011.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional.
Hasil penelitian menggambarkan bahwa secara umum persepsi peserta asuransi
kesehatan terhadap Brand Equity PT. X adalah baik. PT. X harus meningkatkan
Brand Equity peserta terhadap PT. X.

ABSTRACT
The focus of this study is about description of Brand Equity according to the
insured?s perception in PT. X after rebranding on 2011. This research using
quantitative study with cross sectional approach. The result of this study describes
that over all the insured?s perception about Brand Equity of PT. X is good. From
this result, the researcher suggest that PT. X should improve Brand Equity of the
PT. X to the insured.
"
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nuzul Inas Nabila
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah antecedents internal brand equity yang dikembangkan oleh Baumgarth dan Schmidt (2010) benar mempengaruhi internal brand equity perusahaan dan mengetahui apakah internal brand equity dari perspektif karyawan sama dengan customer brand equity dari perspektif konsumen . Sampel penelitian ini adalah karyawan outlet Nike dan konsumen Nike. Partial Least Square digunakan dengan software Wrap PLS 4.0 digunakan untuk menganalisis data. Hasil analisis menunjukkan bahwa internal brand commitment, internal brand knowledge, internal brand involvement berpengaruh terhadap internal brand equity. Sedangkan brand orientation tidak terbukti memiliki pengaruh langsung terhadap internal brand equity, dan brand orientation tidak terbukti mempunyai pengaruh langsung terhadap internal brand knowledge namun melalui internal brand involvement memiliki pengaruh yang cukup signifikan. Temuan empiris lain yang penting dengan menggunakan analisis independent t test tidak terbukti Internal brand equity dari perspektif karyawan sama dengan customer brand equity dari perspektif konsumen.

This study aims to determine whether antecedents of internal brand equity developed by Baumgarth and Schmidt (2010) and determine whether the internal brand equity from the perspective of the employee similar with the customer brand equity from a consumer perspective. The samples of this study is an employees and consumers of Nike. Partial Least Square used with software Wrap PLS 4.0 used to analyze the data. The result show that internal brand commitment, internal brand knowledge, internal brand involvement has a significant impact on internal brand equity. Where as brand orientation proved to have no direct impact to internal brand equity, and brand orientation proved to have no direct impact on the internal brand knowledge but through internal brand involvement has a significant impact. Another important empirical findings using independent t test analysis is not proven Internal brand equity from the perspective of the employee similar with the customer brand equity from a consumer perspective.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T44252
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Studies assessing the link between trade liberalization, poverty and equity come up with datatable result. The effect of open markets on poverty alleviation is usually divisive between pros (Anderson, Jha, et.al dan Bhattasali et al) and cons (Coller and Dollar,Twyford,Medeley and abbotts),while effect on equity is more conclusive...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adelman, Irma
Stanford, California: Stanford University Press , 1973
338.9 ADE e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Maulana Muhammad Akbar
"Pada awal tahun 2001, Heidelberger Zement mengambilalih lndocement yang kemudian melakukan restrukturisasi perusahaan. Hasil yang diperoleh adalah membaiknya kinerja lndocement yang terlihat dari peningkatan nilai penjualan, peningkatan laba dan memperoleh kembali pangsa pasar domestik yang hilang akibat krisis moneter. Dengan adanya peningkatan kinerja Indocement tersebut tentu akan meningkatkan ekspektasi investor dimasa depan atas saham Indocement yang dapat mempengaruhi keputusan investasi.
Dalarn rangka memperoleh dana pembangunan, pemerintah merencanakan untuk melakukan privatisas: lndocement yang akan dilakukan pada tahun 2003 dengan melaksanakan put option sebanyak 8.87% saham yang dimiliki dan sisanya akan dijual melalui bursa atau strategic sale. Berdasarkan hal tersebut pemerintah harus mengambil keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan secara finansial menguntungkan negara serta menentukan harga jual yang wajar kepada investor lain.
Tujuan penulisan karya akhir ini adalah menerapkan analisa fundamental untuk memperkirakan nilai instrinsik Indocement, menilai harga jual yang wajar dan membandingkan nilai instrinsik tersebut dengan exercise price pada put option yang disepakati. Sedangkan metode penelitian yang diterapkan adalah menganalisa faktor lingkungan yang berpengaruh pada perusahaan, menilai kinerja perusahaan dengan menggunakan laporan keuangan, penggunaan metode free cash flow untuk menghitung nilai instrinsik perusahaan dan meni!ai secara kuantitatif pay off dari exercise put option sebagai dasar dari pengambilan keputusan pemerintah.
Perhitungan dengan metode FCFE menghasilkan nilai intrinsik per saham yang berada pada harga Rp 1 ,925.57. Nilai ini jika dibandingkan dengan harga saham di bursa menjelang batas waktu put option pada kisaran Rp 1 ,025 memberikan kesimpulan undervalue, sementara jika dibandingkan dengan exercise price dari put option sebesar Rp 2,400 maka pemerintah berada pada posisi in the money. Sedangkan dengan metode EV/ton kapasitas, diperoleh nilai jual Indocement sebesar US$ 85. Jika dibandingkan dengan rata-rata harga jual pabrik semen regional dan lokal memberikan kesimpulan nilai jual Indocement undervalue. Walaupun dari perhitungan memberikan kesimpulan yang sama, posisi dari pemegang saham (investor) sangat mempengaruhi cara penilaian dan tergantung dari kepentingan masing-masing pihak.
Alternatif yang dapat dilakukan oleh pemerintah berkaitan dengan rencana privatisasi lndocement yaitu melaksanakan put option dan tidak melaksanakan pur option dengan melakukan negosiasi ulang atau menjual seluruh sahamnya melalui bursa atau strategic sale. Pemerintah yang berupaya untuk rnemperoleh keuntungan akan memperoleh hasil sebesar Rp 1.63 triliun bila berhasil melakukan negosiasi. Hasil ini lebih tinggi dibandingkan pendapatan pemerintah apabila melaksanakan put option yaitu sebesar Rp 1.35 triliun atau melepas seluruh saham dibursa yaitu sebesar Rp 1.19 triliun. Berdasarkan perhitungan secara ekonomis disimpulkan bahwa altematif rnelakukan negosiasi ulang akan mendatangkan kas masuk lebih banyak dibandingkan dengan melaksanakan put option maupun melepas seluruh saham dibursa dengan selisih pendapatan sebesar Rp 278 miliar dan Rp 433 miliar."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raymon C. D. Suhari
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S9231
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Indah Sundari
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalis hubungan antara
Investment Opportunity Set, Praktek Corporate Governance dan
Return On Equity. Data yang digunakan dalam penelitian adalah
laporan tahunan perusahaan bukan bank dan lembaga keuangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 ? 2008 dengan total
sampel sebanyak 64 perusahaan. Sampel diperoleh dengan
menggunakan metode purposive sampling. Metode pengujian
hipotesis yang digunakan adalah metode regresi linier berganda. Hasil
penelitian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan
negatif antara peluang pertumbuhan perusahaan (Investment
Opportunity Set) dengan kinerja perusahaan (Return On Equity) dan
variabel corpoarate governance antara lain: proporsi komisaris
Independen yang lebih tinggi, kepemilikan saham manajemen yang
lebih tinggi dan remunerasi manajemen yang lebih tinggi tidak
mempengaruhi hubungan negatif antara peluang pertumbuhan
perusahaan (Investment Opportunity Set) dan kinerja perusahaan
(Return On Equity).

ABSTRACT
This study aims to analyze the correlation between the Investment
Opportunity Set, Corporate Governance Practices and Return On
Equity. The data used in the study were non-bank company's annual
report and financial institutions listed on the Indonesia Stock
Exchange in the year 2007 - 2008 with a total sample of 64
companies. Samples obtained using the method of purposive
sampling. Hypothesis testing method used is multiple linear regression
method. The results in this study indicate that there is a negative
relationship between firm growth opportunities (Investment
Opportunity Set) and firm performance (Return On Equity) and
corporate governance variables include a higher proportion of
independent commissioners, higher management shareholdings,
higher management remuneration does not affect the negative
relationship between firm growth opportunities (Investment
opportunity Set) and firm performance (Return On Equity).
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>