Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitri Adona
"Agen Pembaru adaiah petugas profesional yang mempengaruhi putusan inovasi klien menurut arah yang diinginkan oleh lembaga perubahan. Mereka adalah orang-orang yang bekerja untuk mempelopori, merencanakan dan melaksanakan perubahan sosial. Mereka berfungsi sebagai mata rantai yang menghubungkan antara suatu sistem sosial yang mempelopori perubahan dengan sistem sosial yang menjadi klien dalam usaha perubahan tersebut Hal itu tercermin dalam peran utama mereka sebagai katalisator, pemberi pemecah persoalan, pembantu dalam proses perubahan dan penghubung sumber-sumber yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi klien dalam rangka perubahan tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran umum mengenai proses penyampaian inovasi produk unggulan' (OVOP) di Sumatera Barat, mengetahui peran agen pembaru dalam pengenalan dan persuasi inovasi OVOP di nagari Alahan Panjang, Salimpauang, Jambak dan Ramang Hilia, mengetahui mengapa peran agen pembaru itu. berbeda atau sama dan mengetahui konsekuensi inovasi OVOP di keempat nagari tersebut atau Sumatera Barat umumnya.
Berdasarkan teori difusi inovasi diidientifikasi teori-teori tentang perubahan pada semua daerah (nagari) yang menjadi objek penelitian yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Namun generalisasi ini tidaklah otomatis, karena teori tersebut harus diuji dengan replika temuan pada lingkungan kedua, ketiga dan keempat yang menspesifikasi bahwa hasil yang sama harus terjadi: "Keberhasilan inovasi O1/OP di Sumatera Barat (Alahan Panjang, Salimpauang, Jambak dan Ramang Hilia) ditentukan oleh kualitas agen pembarunya".
Untuk menguji proposisi tersebut digunakan causal comparative method of difference and method of agreement untuk menjelaskan berbagai aspek dari gejala atau realitas peran agen pembaru di Sumatera Barat, tepatnya di keempat nagari penghasil produk unggulan jenis buah segar. Data dikumpulkan dari 20 orang agen pembaru, 100 orang adapter dan 50 orang non adopter inovasi OVOP dengan teknik sampling kuota (quota sampling). Cara ini diterapkan karena nagari yang menjadi objek penelitian ini batas dan populasinya tidak jelas.
Melalui analisis studi kasus diperoleh hasil: perbedaan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan dan faktor-faktor yang menghambat adopsi inovasi OVOP. Faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan adopsi inovasi itu adalah perbedaan peran agen pembaru. Sementara, faktor penghambatnya adalah kurang benarnya komunikasi dan kurang terjalinnya kerjasama yang baik antara pemerintah dengan masyarakat dan kurangnya pengadaan bahan yang dibutuhkan sebelum dan selama proses adopsi. Statistik deskriptif terhadap jawaban responden adopter dan non adopter memperkuat hasil studi kasus tersebut. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T788
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umar S. Djojosarwono
"Program Pemerintah yang mengatur Distributor lokal (maksudnya Distributor Indonesia) atau perusahaan nasional/pengusaha nasional diprioritaskan untuk membantu PT ULI,Tbk, khususnya di bidang pendistribusian produk. Menurut Undang-Undang No.1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA), Distributor Nasional bertugas menyampaikan produk-produk Unilever kepada konsumen akhir di seluruh wilayah Indonesia.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode penelitian observasi. Mengumpulkan data sekunder dari berbagai sumber tertulis dari PT ULI, Tbk, ditambah data hasil wawancara dan selanjutnya dianalisis secara kualitatif dengan bantuan pengetahuan dan teori-teori yang pernah penulis peroleh, baca dan pelajari.
Oleh karena itu PT ULI, Tbk selalu menjaga hubungan yang baik dengan para distributor, pelanggan setia dan lingkungan sosialnya. Selanjutnya dalam perjalanannya PT ULI,Tbk berusaha keras agar produknya menjadi pilihan pertama bagi masyarakat (Misi Perusahaan), tetapi menurut penulis dengan kurang terbukanya PT ULI,Tbk di masyarakat membuat citra perusahaan kurang menyenangkan. Diharapkan dikemudian hari PT ULI,Tbk lebih mengutamakan peningkatan hubungan-hubungan dengan Iingkungan sekitamya. Kalau perlu moto perusahaan bahwa produk PT ULI,Tbk menjadi pilihan pertama bagi masyarakat, bisa ditambahkan bahwa PT ULI, Tbk juga milik anda.
Dalam memasarkan produknya PT ULI,Tbk membagi wilayah Indonesia menjadi empat wilayah pemasaran atau per Regional Safes. Untuk menyampaikan produknya PT ULI, menggunakan saluran distribusi perusahaan bagi pasar non tradisional seperti toko-toko swalayan dan menggunakan distributor independen untuk penyampaian produk kepasar-pasar tradisional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyampaian produk ke konsumen akhir sudah memiliki sistim modem trade langsung dari pabrik ke toko-toko swalayan dan sistim penyampaian produk secara tradisional dari pabrik melalui distributor, selanjutnya ke pengecer-pengecer atau pasar-pasar tradisional .
Untuk periode Oktober tahun 2000 sistim tradisional menyerap 97% penjualan sedangkan sistim modern menyerap 94%, ini membuktikan bahwa penyampaian produk secara tradisional untuk di Indonesia masih lebih baik (masih mendominasi sistim penyampaian produk)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T1570
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New Jersey: Prentice-Hall, 2001
658.84 MAR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Djuliana Moa
"In a competitive business environment, it is unportant for a company to synergize each functional department to achieve it's goal. Especially in the customer driven market when company focus on satisfy needs and wants of the customer, marketing functional being an important role for the business success. Place is one of marketing mix. The others is price, promotion and product. Strategy of distribution channel relating to its decision in chosing the chain which make company's product reach its customer in prise time, is to make company s product to be in prise time, right location and suitable quantity. In a competitive business, distribution strategy is not only what the product sell by the company but how the company sell the product. In this research, we would like to have an xmderstanding of PT Elex Media Komputindo's supply chain strategy in distributing its product: CHIP Magazine. The strategy focused in this research consist of: level of distribution channel, amount of intermediaries of each chain, and beneficial relationship implemented by PT Elex Media Komputindo to its intermediaries. The goal of PT Elex Media Komputindo was to increase sales and expanding market share. This research used qualitative method. In Depth interview with key persons in distribution channel strategy planning and implementation of CHIP Magazine was conducted by researcher to gain important information for this script. This research found that FT Elex Media Komputindo had used some level of distribution channel. In order to increase company's revenue and to expand market share, FT Elex Media Komputindo developed some beneficial relationship with it's intermediaries as well as took part to lightened civilization through IT magazine."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosenbloom, Bert
Singapore: South Western Cengage Learning, 2012
658.84 ROS m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hendrik Hartono
"ABSTRAK
Karya Akhir. Pengembangan Pemasaran Alternatif Untuk Produk Power Tools Merek DeWALT (Hendrik Hartono, 980224).
PT. Ditosa adalah salah satu pelaku bisnis yang bergerak di bidang distributor dan
beberapa produk peralatan industri sejak tahun 1974, Salah satunya adalah produk power tools
(alat pertukangan) merek DeWalt yang merupakan merek power tools untuk segmen industri dan
Black & Decker.
DeWalt pertama kali diluncurkan di indonesia pada bulan april tahun 1996. Misi DeWalt
adalah mengubah pemakai akhir dan persaingan ke DeWalt melalui demoristrasi. uji coba alat,
dan iklan dari mulut ke mulut. Segmen DeWalt adalah konstruksi dan industri berat. Industni
berat disini termasuk galangan kapal pengeboran minyak. Pertambangan, perkayuan
?professional?, otomotif / transportasi, fabrikasi. pesawat terbang dan pengolahan). Target
pemakainya adalah pengguna industri dan profesional yang mencari penghasilan dan
peralatannya. DeWalt yang memiliki positioning sebagai peralatan industri yang berkinerja
tinggi dalam pemasarannya berkomitmen untuk tidak melakukan penjualan ke pemakai
langsung. Pesaing utama DeWalt antara lain Makita, Bosch (biru), Hitachi, dan Metabo.
Krisis ekonomi yang terjadi sejak tahun 1997 telah menyebabkan berkurangnya
permintaan akan power tools, temasuk DeWalt. Keberadaan DeWalt mulai diragukan berkenaan
dengan usianya yang masih sangat muda. Apalagi dengan masuknya pemain-pemain baru dari
negara China seperti Fujiama. Yamamaster. GMT, Sanrio dan Dragon. Mereka memberikan
penawaran harga yang jauh lebih murah dan DeWalt. Pertumbuhan industri yang melambat dari
jumlah pemain yang bertambah banyak membuat kompetisi semakin ketat dalam
memperebutkan pasar yang telah mengecil. Kondisi ini memicu persaingan yang tidak sehat
diantara dealer-dealer DeWalt berupa pemotongan harga yang berkelanjutan untuk mendapatkan
cash flow. Harga jual minimum yang telah ditetapkan menjadi tinggal slogan saja. Pada akhirnya
ini menimbuikan ketidakpuasan dan hilangnya komitmen dealer secara keseluruhan.
Studi disini akan berfokus pada apa yang akan dilakukan perusahaan dalam menghadapi
permasalahnya, dan bagaimana perusahaan secara jeli dapat melihat adanya peluang, serta
memanfaatkan peluang tersebut dengan memakai strategi pengembangan dan penetrasi pasar
yang didukung oleh strategi diferensiasi yang tepat. Strategi diferensiasi disini menjadi semakin
penting peranannya dengan bertambahnya smart customer, dimana mereka menilai berdasarkan
kualitas / layanan harus bagus dengan harga yang masuk akal.
Pesatnya perkembangan teknologi informasi melalui internet telah menimbulkan
pemikiran untuk menjadikan Internet sebagai saluran pemasaran alternatif. Penggunaan internet
disini sejalan dengan strategi pengembangan pasar, dimana perusahaan akan mampu
mengembangkan keberadaannya sekaligus berkompetisi dalam pasar yang tidak dapat dijangkau
sebelumnya. Sementara dalam strategi penetrasi pasar. internet dapat dipergunakan untuk
memperkuat hubungan dengan kustomer. mengoptimalkan proses bisnis. mengurangi biaya,
memperbaiki pengetahuan bisnis, serta menciptakan poduk dan layanan baru. Disini Internet juga
sekaligus akan berperan dalam menginformasikan strategi diferensiasi baik dalam hal kualitas,
kelengkapan ini produk, maupun pelayanan puma jual. Salah satu bentuk dari pelayanan purna
jual adalah DeWalt Tools Management Program yang menjamin pekerjaan para konsumen akan
dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Kendala utama yang akan dihadapi pemahaman dengan mempergunakan Internet sebagai
alternatif saluran pernasarannya adalah konflik saluran, termasuk yang berkenaan dengan
komitmen awat DeWalt untuk tidak melakukan penjualan ke pemakai langsung. OIeh karena itu,
perusahaan perlu mengantisipasi dan mengeliminasi konflik yang akan timbul sedemikian rupa
sehingga dampaknya menjadi seminimal mungkin.
Penyelesaian terhadap konflik akan dilakukan melalui penilaian terhadap saluran yang
ada dengan memodifikasi lima kekuatan dan porter sehingga dapat diidentifikasi konflik yang
akan terjadi. Penilaian akan lebih difokuskan terhadap hubungan saluran dengan sekutu saturan
dan hubungan saturan diantara saluran yang berbeda. Selanjutnya akan dilakukan identifikasi
terhadap konflik saturan yang mungkin terjadi. Setelah itu baru dibuat rancangan saturan yang
baru dengan konflik saluran yang paling minimum.
Pola rancangan distribusi baru yang disarankan adalah agar saluran online dapat saling
melengkapi (terintegrasi) dengan saluran distribusi yang ada. sehingga saluran online akan
mampu mengkombinasikan dan menggunakan hasil data kustomer untuk kepentingan semua
saluran. Disini perusahaan diharapkan agar tetap berpegang pada komitmennya semula untuk
tidak melakukan penjualan ke pemakai Iangsung.
Langkah-tangkah strategik (objective & goals) yang berhubungan dengan keberadaan
saluran online dalam saluran yang baik juga akan diuraikan. beserta strategi saluran dalam
rangka mewujudkan langkah-Iangkah strategik tersebut.
Pada akhir dan analisis akan dilakukan evaluasi terhadap kinerja saturan baru bila
dibandingkan dengan saluran yang ada. Evaluasi dilakukan berdasarkan efektivitas. efisiensi, dan
adaptasi saturan. Efektivitas saluran akan diamali dan faktor cakupan dan kontrol. Sementara
efisiensi saturan akan diamati dan faktor biaya dan kapasitasnya.
"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T2609
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Amirullah
"Omnichannel marketing adalah metode pemasaran yang mengintegrasikan saluran pemasaran untuk menargetkan pasar tertentu secara spesifik. Penelitian ini adalah studi kasus penggunaan omnichannel marketing untuk kegiatan B2B di PT Arwana Citramulia Tbk, perusahaan terbesar dari banyak perusahaan di industri keramik di Indonesia. PT Arwana Citramulia Tbk menargetkan segmen pasar menengah ke bawah di seluruh Indonesia. Untuk dapat membedah bagaimana PT Arwana Citramulia Tbk mengelola salurannya, penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara tidak terstruktur dengan berbagai pemangku kepentingan di PT Arwana Citramulia Tbk. Selain itu, technology acceptance model juga digunakan untuk mengukur pendapatan dari jalur rantai distribusi PT Arwana Citramulia Tbk, yang melakukan kegiatan pemasaran B2B terhadap penggunaan saluran online untuk mendukung penggunaan omnichannel marketing. Technology acceptance model akan digunakan untuk menganalisis secara kuantitatif, yang juga dilengkapi dengan hasil wawancara tidak terstruktur mengenai implementasi dan pengelolaan omnichannel marketing oleh PT Arwana Citramulia Tbk. Penelitian ini menunjukkan bahwa integrasi antara saluran yang digunakan oleh PT Arwana Citramulia Tbk tidak dapat dipisahkan dari keberadaan visi, misi, strategi dan sumber daya yang memadai dari tingkat manajemen puncak hingga ke frontliner.

Omnichannel marketing is a marketing method that integrates marketing channels to target specific target markets. This research is a case study of the use of omnichannel marketing for B2B activities at PT Arwana Citramulia Tbk, the largest company of many companies in the ceramics industry in Indonesia. PT Arwana Citramulia Tbk targets the middle to lower market segments throughout Indonesia. To be able to dissect how PT Arwana Citramulia Tbk manages its channel, this research will use qualitative methods by conducting unstructured interviews with various stakeholders in PT Arwana Citramulia Tbk. In addition, technology acceptance models are also used to measure revenue from the distribution chain line of PT Arwana Citramulia Tbk, which conducts B2B marketing activities towards the use of online channels to support the use of omnichannel marketing. The technology acceptance model will be used to analyze quantitatively, which is also equipped with results of unstructured interviews regarding the implementation and management of omnichannel marketing by PT Arwana Citramulia Tbk. This research shows that the integration between channels used by PT Arwana Citramulia Tbk is inseparable from the existence of vision, mission, strategy and adequate resources from the top management level to the frontliners.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53699
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pelton, Lou E.
Boston: McGraw-Hill Irwin, 2002
658.84 PEL m (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Chopra, Sunil, 1960-
New Jersey: Prentice-Hall, 2001
658.7 Cho s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Savitri
"Distribusi mempunyai peranan yang sangat penting dalam pemasaran barang kebutuhan sehari-hari karena jenis produk ini harus dapat ditempatkan di sebanyak mungkin outlet agar konsumen dapat memperolehnya dengan mudah. Dalam hal ini, distribusi suatu produk di wilayah Indonesia perlu dipertimbangkan dengan cermat mengingat luasnya wilayah dan tersebarnya outlet yang ada terutama outlet tradisional. Untuk mensukseskan kegiatan yang kompleks tersebut maka diperlukan adanya kerja sama yang terpadu antara produsen dengan para perantara agar pendistribusian produk dapat berjalan efisien dan efektif. Untuk menjelaskan masalah ini, digunakan sistem distribusi PT. Unilever Indonesia (ULI) yang merupakan produsen barang kebutuhan sehari-hari sebagai suatu contoh. Pada periode sebelum tahun 1984, hubungan kerja PT. ULI dengan para distributornya kurang terpadu, di mana setiap pihak cenderung memfokuskan diri pada tujuan masing-masing dan kurang memperhatikan kerja sama yang dapat memberikan manfaat bagi ke dua pihak yang tentunya dapat mendukung efektivitas distribusi secara keseluruhan. Menurunnya efektivitas ini ditunjukkan oleh menurunnya penjualan PT. ULI (dalam ton) terutama pada periode 1980-1984, rendahnya profitabilitas distributor dan kurang optimalnya penyebaran produk pada outlet di pasaran barang kebutuhan sehari-hari. Untuk mengatasi hal ini, ULI berupaya memodifikasi sistem distribusinya dengan menciptakan hubungan kerja sama yang terpadu yaitu mengkoordinir kegiatan operasional dari distributor dan menciptakan peraturan yang jelas mengenai hak dan kewajiban masing-masing pihak seperti pembagian wilayah kerja, keseragaman harga, penetapan metode pemesanan barang, pelayanan yang aktif dan teratur kepada para outlet pengecer, pemantauan perkembangan outlet di pasaran dan lain-lain. Dengan dilakukannya perubahan-perubahan ini, efektivitas dari saluran distribusi produk PT. ULI pun meningkat kembali."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18846
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>