Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 73 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gatot Satriawan
Abstrak :
Pelaporan keuangan harus memberikan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pemakai laporan lainnya (sekarang maupun potensial) dalam pengambilan keputusan investasi dan kredit yang rasional. Karena tujuan keputusan investasi dan kredit adalah maksimisasi arus kas masuk bersih (net cash inflows), dibutuhkan informasi untuk penilaian jumlah, saat, dan ketidakpastian prospek arus kas perusahaan. Tujuan utama Laporan Arus Kas adalah memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu perusahaan dalam satu periode. Laporan arus kas harus menjelaskan perubahan kas dan setara kas dalam satu periode. Laporan arus kas harus menggunakan terminologi yang deskriptif seperti kas (cash) atau kas dan setara kas (cash and cash equivalent), dan bukan terminologi yang ambigus seperti dana (funds). Laporan arus kas harus mengklasifikasi penerimaan kas dan pengeluaran kas ke dalam aktivitas pengoperasian, penginvestasian, dan pendanaan. Dalam pelaporan arus kas dari aktivitas pengoperasian; perusahaan disarankan untuk menerapkan metode langsung (direct method). Pada Tanggal 7 September 1994, Pengurus Pusat IAI mengesahkan PSAK No.2 tentang Laporan Arus Kas. Pernyataan ini berlaku untuk laporan keuangan yang mencakupi periode laporan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 1995. Laporan Arus Kas ini menggantikan Laporan Perubahan Posisi Keuangan. Para pemakai laporan keuangan perlu mengetahui bagaimana perusahaan menghasilkan dan menggunakan kas dan setara kas. Hal ini bersifat umum dan tidak bergantung pada aktivitas perusahaan. Dengan demikian, PT Garuda Indonesia, sebagai perusahaan penerbangan, perlu juga menyusun dan menyajikan laporan arus kas sebagai bagian integral dari laporan keuangannya untuk mengantisipasi berlakunya PSAK No.2. Yang lebih penting lagi adalah penyajian laporan arus kas akan memenuhi kebutuhan para pemakai laporan keuangannya yang memerlukan informasi arus kas perusahaan. Sampai dengan tahun 1993, PT Garuda Indonesia belum menyusun Laporan Arus Kas sebagai bagian dari laporan keuangannya. Untuk mengantisipasi pemberlakuan PSAK No. 2 dan kebutuhan informasi arus kas oleh pihak yang berkepentingan, PT. Garuda Indonesia perlu menyusun laporan arus kas. Karakteristik penerimaan kas dari pelanggan dan pencatatan pendapatannya membuat perusahaan penerbangan lebih tepat menerapkan metode langsung dalam penyajian aktivitas pengoperasiannya. Penerimaan kas dari pelanggan berasal dari penjualan tunai dan pelunasan piutang usaha, sedangkan pendapatan dicatat setelah jasa penerbangan diberikan kepada pelanggan. Berdasarkan Neraca Komparatif (1992 dan 1993), Laporan Rugi-Laba tahun 1993, dan informasi tambahan yang ada dalam Laporan Keuangan 1993 yang telah diaudit, dapat disusun Laporan Arus Kas tahun 1993. Penyusunan Laporan Arus Kas PT Garuda Indonesia tahun 1993 menunjukkan hasil sebagai berikut (dalam jutaan rupiah):
Kas tersedia dari aktivitas pengoperasian 426,648
Kas digunakan untuk aktivitas penginvestasian (271,397)
Kas digunakan untuk aktivitas pendanaan (118,654)
Kenaikan bersih kas dan setara kas 36,597 Penyusunan Laporan Arus Kas PT Garuda Indonesia disarankan untuk menggunakan model laporan arus kas yang diusulkan pada karya akhir ini. Dengan menerapkan model tersebut diharapkan laporan arus kas dapat dipahami dan bermanfaat bagi para pemakainya.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shidiki Iribian
Abstrak :
Sejalan dengan perkembangan pesat teknologi informasi dunia saat ini, telah memberi dampak terhadap semakin meningkatnya transaksi-transaksi penjualan yang dilakukan melalui kegiatan bisnis direct marketing. Bisnis ini telah dikembangkan oleh berbagai jenis industri sebagai suatu strategi untuk melakukan pemasaran yang terintegrasi. Dengan mengkombinasikan beberapa aktifitas pemasaran dan aktivitas penjualan, serta penggunaan teknologi informasi sebagai sarana untuk memasarkan secara langsung produk/jasa yang dihasilkan perusahaan maka suatu umpan balik berupa respon langsung dapat dengan mudah diperoleh sehingga efektifitas kegiatan pemasaran yang dilakukan dapat dengan mudah pula untuk diukur. Manfaat lain yang dapat diperoleh perusahaan dengan menerapkan program ini adalah sebagai alat untuk berkomunikasi langsung antara perusahaan dengan para pelanggannya tanpa adanya hambatan?hambatan geografis yang berarti. Berdasarkan analisis internal dan eksternal yang dilakukan terhadap PT. Garuda Tridonesia diperoleh gambaran bahwa adanya peluang yang besar bagi Garuda untuk mengembangkan bisnis direct marketing ini dengan rnelihat kepada potensi sumber daya dan fasilitas sistem perusahaan yang dimiliki saat ini. Sedangkan dari analisa permasalahan dan temuan serta rancangan penerapan direct marketing pada PT. Garuda Indonesia diperoleh kesimpulan bahwa adanya ketergantungan yang tinggi pada harga dan agen sebagai metode distribusi yang utama, sementara lemahnya pengawasan khusus kepada para agen karena umumnya agen bertindak bukan hanya pada satu perusahaan akan tetapi atas nama sejumlah besar perusahaan penerbangan. Kondisi ¡ni akan dapat menyebabkan lemahnya daya saing Garuda terutama dalam memasuki era pasar bebas (open sky) nanti. OIeh karena itu dengan strategi direct marketing yang tepat dan didukung oleh penawaran produk produk pelayanan yang berkualitas kepada pelanggan-pelanggan potensial Garuda, maka perusahaan sekaligus akan dapat mengurangi tingkat ketergantungan yang tinggi pada harga sebagai satu-satunya alat bersaing dan mampu menekan besarnva komisi agen dan pembebanan ASPE (Additional Sale's Promotion Expense) di luar komisi yang cukup tinggi bagi Garuda (rata-rata 20% dan target pendapatan pertahun). Perkembangan direct marketing dalam dunia penerbangan diawali dengan pengembangan program loyalitas pelanggan melalui frequent flyer program sebagai suatu cara-cara yang menyeluruh dan berfokus kepada pelanggan. Frequent flyer program ini kemudian dapat menjadì alat untuk mengembangkan database marketing perusahaan. Oleh karena itu efektifitas program direct marketing yang dibentuk perusahaan sangat dipengaruhi oleh kualitas dan kapasitas database marketing yang hanya dimungkinkan melaIui implementasi frequent flyer program pada Garuda, sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya satu rantaian nilai (value chain) antara frequent flyer program, database marketing dan direct marketing yang saling menunjang dan melengkapi. Bentuk pelaksanaan program penerapan direct marketing pada PT. Garuda Indonesia dapat dilakukan melalui cara kontrak dengan direct marketing company selama beberapa tahun, sementara Garuda dalam hal ini melaksanakan fungsi manajemen perencanaan dan pengawasan yang akan dilakukan oleh Dinas Marketing Planning and Development. Sedangkan dalam pengorganisasian kegiatan direct marketing dapat dilakukan oleh bagian/ unit tersendiri yang setingkat dengan bagian promosi. Pembentukan database marketing yang merupakan kunci kesuksesan kegiatan direct marketing dapat dilakukan dengan cara: Dibangun dan dihasilkan oleh Garuda sendiri melalui data-data pelanggan Frequent Flyer Bonus Program. Diperoleh dan pihak luar seperti : List Brokerage, program Cross Participation. Berbagai media yang dapat direkomendasikan untuk digunakan dalam melakukan penawaran produk-produk perusahaan melalui program direct marketing, adalah : Direct mail, Telemarketing, Newsletter, Advertising/infomercial, dan Internet.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Soemartono
Abstrak :
ABSTRAK
Potensi angkutan kargo udara baik domestik maupun regional tumbuh pesat dari tahun ke tahun. ICAO meramalkan pertumbuhan di kawasan ini mencapai 9,6% per tahun. Hal ini merupakan peluang bagi Garuda Indonesia untuk meningkatkan pendapatannya. Sementara itu Garuda Indonesia hingga saat ini belum berkonsentrasi pasar kargo ini. Bila tidak segera digarap, peluang ini akan segera dimanfaatkan oleh maskapai penerbangan lain. Terlebih lagi pada tahun 2003 pasar Indonesia benar-benar dibuka bagi maskapai asing. Tenggang waktu 8 tahun hingga tahun 2003 akan mendewasakan dan mampu memperkuat Garuda dalam menjaga pasar. Oleh karena itu, Garuda harus segera memanfaatkan potensi yang ada, dan menjadikan angkutan kargo udara sebagai salah satu bisnis andalannya. Cara yang ditempuh yaitu dengan membentuk unit bisnis kargo Garuda, yang akan beroperasi menggunakan pesawat freighter untuk melayani permintaan muatan kargo.

Untuk menunjang realisasi unit bisnis kargo Garuda, perencanaan yang matang harus dilakukan. Pemilihan rute dan pemilihan jenis pesawat menjadi faktor yang sangat menunjang bagi kemampulabaan unit bisnis ini. Dalam karya akhir ini dilakukan perhitungan terhadap nilai sekarang unit bisnis kargo dengan mencoba beberapa alternatif pengunaan dan sistem pengadaan pesawat. Pesawat tersebut diterbangkan pada rute-rute yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan besarnya potensi kargo.

Hingga pada tahun dibukanya AFTA (2003) terbukti bahwa unit bisnis kargo ini menjanjikan keuntungan yang besar. Pesawat yang paling sesuai digunakan untuk melayani permintaan pengangkutan muatan kargo udara untuk wilayah domestik adalah freighter B737..200. Untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan metode pengadaan pesawat yang tepat adalah dengan menyewa pesawat tersebut. Menyewa pesawat freighter 737-200F untuk periode hingga tahun 2003 menghasilkan nilai sekarang (NPV) USD 104,2 juta.

Pesawat freighter A300-B4 merupakan pesawat yang paling sesuai untuk melayani permintaan angkutan kargo udara regional. Penggunaan pesawat A300-B4F akan menghasilkan nilai sekarang (NPV) yang maksimum bila menggunakan sistem sewa (leasing), yaitu sebesar USD 71,079 juta.

Perencanaan dan proyeksi di atas merupakan perhitungan secara teoritis. Dengan upaya keras diharapkan pelayanan jasa kargo yang lebih baik dan intensif dapat diwujudkan, sehingga pertumbuhan ekonorni di Indonesia ini dapat semakin baik.
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Ridwan Edison
Abstrak :
ABSTRAK
Kinerja merupakan suatu masukan yang sangat berguna untuk perencanaan strategi perusahaan dalam mencapai target yang telah ditetapkan.

Penurunan kinerja merupakan suatu indikasi adanya kesalahan didalam sistem perencanaan baik kesalahan antisipasi terhadap faktor internal maupun eksternal.

Metode pendekatan PIMS digunakan untuk melakukan analisis terhadap kinerja perusahaan sebagai salah satu alternatif/metoda dalam membantu pengambilan keputusan secara lebih tepat mengingat metode PIMS mempertimbangkan dan mengevaluasi lebih banyak faktor dibandingkan mempergunakan metode yang sudah ada.

Penggunaan metode PIMS tidak dapat berdiri sendiri karena hasil keluarannya masih harus divalidasi dengan mempergunakan metode AHP dan GE-matriks untuk memperoleh strategi yang diharapkan. AHP merupakan suatu pola kerangka berfikir untuk menyelesaikan suatu masalah dengan cara pemilahan masalah atas kelompok-kelompok tertentu dan menguraikannya lebih detail untuk dilakukan perbandingan serta pemberian prioritas dari setiap bagian sedangkan GE-matriks berfungsi untuk memetakan perusahaan berdasarkan posisi kompetitif perusahaan dan daya tarik industri guna diperoleh strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan.

Dalam analisis yang dilakukan terhadap kinerja PT. Garuda Indonesia untuk wilayah Asia ternyata faktor-faktor yang sangat mempengaruhi peningkatan kinerja adalah kualitas, pangsa pasar dan penyesuaian produk terhadap keinginan pelanggan. Dari hasil analisis tersebut dapat digali beberapa alternatif strategi pemasaran yang dapat dipergunakan oleh PT. Garuda Indonesia didalam persaingan di wilayah Asia diantaranya dengan menerapkan strategi fokus dan diferensiasi produk.
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Untung Yuli Suprapto
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prim Kemal S. Suparta
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
S18165
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Arifin
Jakarta: Ganesia , 1989
387.7 HUT t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Joni Gusmali
Abstrak :
ABSTRAK
Penanganan masalah?masalah yang berhubungan dengan kepuasan peIanggan di P.T. Garuda Indonesia selama ini dirasakan masih belum sampai pada tingkat kualitas tertentu yang sebenarnya sudah harus dimiliki. Terutama dalam rangka menunjang misi korporasi P.T. Garuda Indonesia untuk menjadi salah satu elit penerbangan di dunia.

Untuk dapat bersaing didalam bisnis penerbangan, Garuda Indonesia didalam mempertahankan pelanggannya mau tidak mau harus selalu mengikuti kecenderungan selera mereka.

Kecenderungan ini dapat diketahui dengan cara langsung bertanya kepada pelanggan, apakah mereka merasa puas dengan pelayanan yang dlberikan. Garuda Indonesia dari waktu ke waktu.

Untuk itu perlu dilakukan survei kepuasan pelanggan dimana hasil survei tersebut dapat digunlakan untuk membuat program perbaikan pelayanan agar sesuai dengan kebutuhan atau keingirian pelanggan.

Permasalahan kemudian timbul pada program perbaikan apa yang menjadi prioritas Garuda Indonesia dan apakah kebutuhan pelanggan tersebut sesuai dengan sumber daya yang dirniliki.

Lebih lanjut hasil pengolahan survei (dalam konteks ini digunakan Software Package for Social Science (sPss)) akan memperlihatkan dimensl kualitas mafia yang paling berpengaruh pada kepuasan pelanggan bagaima posisi layanan Garuda Indonesia dimata pelangganlnya dibanding dengan perusahaan penerbangan lain, Serta model Pengendalian layanan mana yang sebaiknya selalu dilakukan Garuda Indonesia.

Dalam hal ini Pelayanan untuk pangsa pasar bisnis menjadi perhatian. Disirii dianalisa 34 variabel butir kepuasan pelanggan dan merangkum menjadi 7 dimensi kualitas yakni, Overall Satisfaction, Reliability, Responsiveness, Assurance, Empathy/ Availability, Tangibility dan Catering.

Pada tujuh dimensi kualitas ini terlebih dahulu diuji kehandalan datanya dengan menggunakan metode Alpha Cronbach dimana dldapat 4 kelompok data yang paling handal yaitu : (urut mulai dan yang paling tinggi kehandalannya)

1. Catering

2. Responsiveness.

3. Tangìbility.

4. Empathy/ Availability.

Selanjutnya untuk mendapatkan dimensi mana yang paling mempengaruhi kepuasan pelanggan dihitung dengan menggunakan analisa Regresi Berganda, yang hasiInya menunjukkan bahwa dimensi Responsiveness dan Catering adalah yang paling berpengaruh.

Akhirnya setelah dimensi yang paling berpengaruh ini diketahui. diusulkan sebuah model Bagan Kendali yang dapat menggambarkan variasi dan kepuasan pelangyan danS waktu ke waktu yang sangat membantu didalam mengukur dan mengawasi tlngkat kepuasan pelanggan.
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Musa
Abstrak :
ABSTRAK
PT. Garuda Indonesia adalah suatu perusahaan jasa penerbangan berjadwal, yang melayani baik jalur domestik maupun internasional, hingga saat ini untuk jalur internasional yang dilayani adalah sebanyak 30 kota. Salah satu jalur penerbangan internasional tersebut adalah dari Los Angeles ke Indonesia dan Garuda Indonesia merupakan satu-satu perusahaari penerbangan yang menawarkan penerbangn langsung dari Los Angeles ke Indonesia.

Walau jumlah wisatawan Amerika Serikat yang ke Indonesia dari tahun ke tahun terjadi kenaikan, tetapi sebaliknya pangsa pasar yang didapat oleh Garuda Indonesia dari tahun ke tahun mengalami penurunan.

Didalam melakulcan strateji promosinya, Garuda Indonesia tidak didukung dengan bauran promosi/komunikasi yang tepat. Hal ini terjadi karena :

Pertama, anggaran biaya promosi yang terlalu kecil bila di bandingkan dengan para pesaing, disamping itu Garuda Indonesia juga menanggung beban untuk rnempromosikan daerah tujuan wisata, karena promosi dari pemerintah Indonesia dalam mempromosikan tujuan wisata kurang.

Kedua, pembagian anggaran promosi yang tidak berimbang, Garuda Indonesia meberikan porsi yang terlalu besar untuk iklan di media teIevisi dilain pihak biaya promosi untuk televisi sangat mahal, maka promosi melalui televisi ini tidak berhasil memberikan kesadaran kepada para calon penumpang.

Ketiga, karakteristik masyarakat Amerika dalam bepergian selalu melalui agen perjalanan, sementara itu.persentase agen perjalanan mengetahui Garuda Indonesia hanya 8,2%, maka sangatlah penting bagi Garuda Indonesia untuk membuat kesadaran dan citra yang baik bagi agen perjalanan.

Secara keseluruhan yang perlu dilakukan bagi Garuda Indonesia saat ini adalah usaha memperbaiki citra perusahaan dan sekaligus memperkenalkan jasa dan produknya pada pelanggan baru.

Penulis menyarankan agar PT. Garuda Indonesia juga memperhatikan sarana komunikasi pemasaran lainnya, seperti penjualan pribadi dan publisitas.

Pada akhirnya strategi komunikasi/ promosi ini akan berhasil bila dapat dikelola dan dikoordinasi dengan baik. manajemen PT. Garuda Indonesia harus menempatkan seorang kepala komunikasi promosi yang secara khusus bertanggung jawab kepada semua program komunikasi pemasaran perusahaan. Walau tidak mudah dalam prakteknya, tetapi bila program komunikasi pemasaran dilakukan dengan disiplin dan sungguh?sungguh maka sangatlah mungkin misi perusahaan dapat tercapai dengan baik.
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>