Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Utari Dwi Pratiwi
Abstrak :
Upaya pelayanan rehabilitasi telah dilaksanakan BNN bersama dengan instansi terkait yang sebelumnya diatur di dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Sepanjang tahun 2021, telah dilakukan rehabilitasi terhadap 43.320 orang. Penelitian difokuskan pada Loka Rehabilitasi BNN Kalianda, sebagai penerima penghargaan Penyelenggara Pelayanan Publik Kategori “Layanan Prima” Tahun 2021 dari Kemenpan RB. Loka Rehabilitasi BNN Kalianda juga ditunjuk sebagai salah satu unit kerja pelayanan berpredikat menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) oleh Kemenpan RB pada tanggal 20 Desember 2021. Tujuan penelitian untuk mengetahui kondisi klien secara fisik dan mental sebelum dan sesudah menjalani rehabilitas, menjelaskan dukungan yang diberikan keluarga, menganalisis persepsi gugat cerai terhadap peran suami sebagai kepala keluarga dan menganalisis adaptasi perlakuan yang paling efektif dan efisien. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa (1) Klien merasakan adanya perubahan dalam kondisi fisik dan mental selama menjalani rehabilitasi; (2) Dukungan keluarga memiliki dampak yang signifikan dalam proses rehabilitasi klien; (3) Ketahanan psikososial budaya keluarga memiliki peran penting dalam proses rehabilitasi klien; (4) Lamanya proses rehabilitasi rawat inap yang dijalani seorang kepala keluarga memberikan santunan kepada anggota keluarga lainnya. Tidak adanya dukungan keluarga besar berdampak pada ketahanan keluarga pada keluarga inti; (5) Program kegiatan keluarga seperti Family Support Group dan Family Dialog penting dalam proses pemulihan klien. ......Rehabilitation service efforts have been carried out by BNN together with related agencies previously regulated in Law Number 35 of 2009 concerning Narcotics. Throughout 2021, 43,320 people have been rehabilitated. The research focused on the BNN Kalianda Rehabilitation Workshop, as the recipient of the 2021 Public Service Provider Award for the "Excellent Service" Category from the RB Ministry. The BNN Kalianda Rehabilitation Workshop was also appointed as one of the service work units with the predicate towards a Free from Corruption Area (WBK) by the RB Ministry on December 20, 2021. The purpose of the study was to determine the client's physical and mental condition before and after undergoing rehabilitation, explain the support provided by the family, analyze the perception of divorce lawsuits on the husband's role as the head of the family and analyze the most effective and efficient treatment adaptation. This research uses qualitative research methods with a case study approach. The results of the study showed that (1) The client feels a change in physical and mental condition during rehabilitation; (2) Family support has a significant impact on the client's rehabilitation process; (3) Psychosocial resilience of family culture has an important role in the client's rehabilitation process; (4) The length of the inpatient rehabilitation process that a family head undergoes provides compensation to other family members. The absence of extended family support has an impact on family resilience in the nuclear family; (5) Family activity programs such as Family Support Group and Family Dialogue are important in the client's recovery process.
Jakarta: Sekolah Kajian dan Stratejik Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kantor Menteri Negara Kependudukan / BKKBN, 1995
616.97 PED
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fitra Nurjaman, authir
Abstrak :
[ABSTRAK
Sukabumi yaitu 22% pada tahun 2014. Peran Pemerintah melalui Kementerian Agama membentuk BP4 yang bertugas meningkatkan mutu perkawinan dan menurunkan angka perceraian dianggap belum berhasil. Hal ini ditunjukan dengan tingginya pihak istri sebagai penggugat dalam perceraian, menurut data Pengadilan Agama Kota Sukabumi pada tahun 2014 mencapai 82%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor penyebab tingginya angka perceraian, mengetahui peran BP4 dan merumuskan strategi revitalisasi BP4 untuk mencegah perceraian untuk mendukung ketahanan keluarga di Kota Sukabumi. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan cara observasi lapangan, studi pustaka, dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukan ketidakharmonisan dalam keluarga sebagai faktor penyebab tingginya perceraian, dilandasi oleh bergesernya nilai suatu perkawinan, budaya patriarki dan kurangnya pengetahuan akan tugas dan fungsi suami isteri. Peran BP4 dalam upaya mencegah perceraian belum berhasil, dikarenakan kurangnya konselor/mediator profesional dan ketidakjelasan sumber anggaran. Strategi revitalisasi peran BP4 dirumuskan melalui 3 pendekatan. Pertama, pendekatan fokus pasar, yaitu penataan struktur organisasi dari pusat sampai daerah, sehingga dapat menyediakan anggaran dan konselor/mediator professional. Kedua, penciptaan bisnis baru, penguatan regulasi dalam meningkatkan posisi tawar dengan mitra kerja. Ketiga, Pemanfaatan teknologi informasi, BP4 harus memiliki website dan melayani konsultasi online.
ABSTRACT
The background of this study respond to the high divorce rate in the city of Sukabumi, namely 22% in 2014. The role of the Government through the Ministry of Religious Affairs to form BP4 in charge of improving the quality of marriage and decrease the divorce rate is considered not successful. This is evidenced by the high of the wife as plaintiff in a divorce, according to the Religious Court Sukabumi city in 2014 reached 82%. The purpose of this study to analyze the factors causing the high divorce rate, analyzes the role of BP4 and formulate strategies to prevent divorce BP4 revitalization to support family resilience in Sukabumi. This qualitative research uses descriptive method of analysis by field observations, literature, and in-depth interviews. The results showed disharmony in the family as a factor causing the high divorce, based on the shift of the value of marriage, patriarchal culture and the lack of knowledge of the duties and functions of husband and wife. BP4 role in efforts to prevent divorce has not been successful, due to the lack of counselor / mediator professional and obscurity budgetary resources. BP4 role revitalization strategy formulated through three approaches. First, the market focused approach, ie arrangement of the organizational structure of the center to the regions, so as to provide a budget and counselor / mediator professional. Second, the creation of new businesses, strengthening regulation in improving the bargaining position with partners. Third, the utilization of information technology, BP4 must have a website and online consultation service, The background of this study respond to the high divorce rate in the city of Sukabumi, namely 22% in 2014. The role of the Government through the Ministry of Religious Affairs to form BP4 in charge of improving the quality of marriage and decrease the divorce rate is considered not successful. This is evidenced by the high of the wife as plaintiff in a divorce, according to the Religious Court Sukabumi city in 2014 reached 82%. The purpose of this study to analyze the factors causing the high divorce rate, analyzes the role of BP4 and formulate strategies to prevent divorce BP4 revitalization to support family resilience in Sukabumi. This qualitative research uses descriptive method of analysis by field observations, literature, and in-depth interviews. The results showed disharmony in the family as a factor causing the high divorce, based on the shift of the value of marriage, patriarchal culture and the lack of knowledge of the duties and functions of husband and wife. BP4 role in efforts to prevent divorce has not been successful, due to the lack of counselor / mediator professional and obscurity budgetary resources. BP4 role revitalization strategy formulated through three approaches. First, the market focused approach, ie arrangement of the organizational structure of the center to the regions, so as to provide a budget and counselor / mediator professional. Second, the creation of new businesses, strengthening regulation in improving the bargaining position with partners. Third, the utilization of information technology, BP4 must have a website and online consultation service]
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tresia Lemauk
Abstrak :
Ketahanan keluarga yang kuat adalah aspek penting dalam rangka mengantisipasi datangnya ancaman atas terpenuhinya kebutuhan pokok sebuah keluarga. Kesanggupan sebuah keluarga untuk dapat mencukupi kebutuhan primer keluarganya juga disebut sebagai ketahanan keluarga. Tujuan penelitian ialah mengidentifikasi kondisi ketahanan ekonomi keluarga PMI yang telah dipulangkan pada mengidentifikasi PMI yang terakomodir mengikuti program pemberdayaan, dan mengidentifikasi implikasi program pemberdayaan terhadap ketahanan ekonomi keluarga PMI. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara sebagai instrument utama. Informan terdiri dari perwakilan BP2MI (2) dan PMI purna yang berasal dari Kabupaten Karawang (7). Teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori ketahanan ekonomi keluarga, teori pemberdayaan masyarakat, ketahanan nasional dan konsep ketahanan keluarga. Penelitian ini menganalisis kondisi ketahanan ekonomi keluarga PMI setelah terakomodir mengikuti program pemberdayaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa ketahanan ekonomi PMI setelah mengikuti program pemberdayaan belum optimal.  Hal ini diukur dengan salah satu indikator ketahanan keluarga yang dirilis KemenPPA 2016. Strategi terhadap ketahanan keluarga PMI yang dicanangkan oleh pemerintah harus memberikan dampak konkrit kepada PMI yang dipulangkan ke Indonesia. ......Strong family resilience is an important aspect in anticipating threats to the fulfillment of a families basic needs. The ability of a family to be able to provide for the primary needs of the family is also referred to as family resilience. The aim of the research is to identify the condition of the economic resilience of PMI families who have been sent home to identify PMI who are accommodated in empowerment programs  for the economic resilience of PMI families. This study uses a qualitative approach with informants consisted of BP2MI representatives (2) and full-time PMI is from Karawang Regency (7). The theories and concepts used in this study are the theory of family economic resilience, community empowerments theory, national resilience and the concept of family resilience. This study analyzes the condition of the PMI family’s economic resilience after being accommodated in the empowerment program. The results showed that PMI’s economic resilience after participating in the program was not optimal. This is measured by one of the family resilience indicator released by KemenPPA 2016. The strategy for PMI family resilience proclaimed by the government must have a concret impact on PMI who are repatriated to Indonesia.
Jakarta: Sekolah Kajian dan Stratejik Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martha Istyawan
Abstrak :
Ketahanan keluarga merupakan unsur utama dalam tahap tumbuh kembang usia remaja. Keluarga yang mempunyai ketahanan keluarga yang kuat mampu memberikan kontribusi yang positif. Keberhasilan pemulihan dalam proses rehabilitasi dibutuhkan dukungan dari seluruh pihak yang berada di sekitar penyalah guna narkotika, khususnya peran dari keluarga. Pelaksanaan rehabilitasi narkotika secara rawat jalan menuntut peran besar dukungan dari pihak keluarga. Data klien rawat jalan di Klinik Swastinara BNN Kota Jakarta Selatan menunjukkan tidak semua klien dapat bertahan dalam program sesuai rencana terapi yang telah ditetapkan. Tujuan penelitian, Mengidentifikasi gambaran karakteristik ketahanan keluarga dalam dimensi ketahanan keluarga yang meliputi sistem keyakinan, proses organisasi, dan proses komunikasi dari keluarga klien rehabilitasi narkotika rawat jalan di Klinik Swastinara BNN Kota Jakarta Selatan. Metodologi penelitian menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam dengan 10 informan. Hasil penelitian menyebutkan terkait dengan sistem keyakinan, pihak keluarga khususnya dari orang tua (ibu) dan pasangan (istri) mampu mengelola krisi penyalahgunaan narkotika yang dialami oleh anggota keluarganya. Meskipun, pada awalnya ada perasaan kecewa, takut, dan rasa penolakan. Proses organisasi, dukungan dari keluarga inti maupun keluarga besar memberikan dampak ketahanan keluarga dalam menghadapi anggota keluarga yang menyalahgunakan narkotika. Proses komunikasi, informasi yang diberikan selama proses rawat jalan diyakini oleh para informan mampu memberikan input terhadap keluarga dalam menghadapi krisis. Komunikasi antar anggota keluarga semakin mengalami peningkatan dengan adanya krisis yang dialami oleh keluarga. ......Family resilience is a major element in the growth and development stage of adolescence. Families that have strong family resilience are able to make a positive contribution. Successful recovery in the rehabilitation process requires support from all parties around drug abusers, especially the role of the family. The implementation of outpatient drug rehabilitation requires a large role of support from the family. Data on outpatient clients at Swastinara Clinic BNN Kota South Jakarta shows that not all clients can survive in the program according to the established therapy plan. The purpose of the study was to identify the characteristics of family resilience in the dimension of family resilience which includes belief systems, organizational processes, and communication processes from families of outpatient narcotics rehabilitation clients at Swastinara Clinic BNN South Jakarta City. The research methodology used a qualitative approach through in-depth interviews with 10 informants. The results of the study stated that related to the belief system, the family, especially from parents (mothers) and partners (wives) was able to manage the crisis of drug abuse experienced by family members. Although, at first there is a feeling of disappointment, fear, and a sense of rejection. The organizational process, support from the nuclear family and extended family have an impact on family resilience in the face of family members who abuse drugs. The communication process, information provided during the outpatient process is believed by informants to be able to provide input to the family in dealing with the crisis. Communication between family members is increasing with the crisis experienced by the family.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Putri Rahmawati
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ketahanan keluarga pada keluarga yang memiliki anak cerebral palsy dan bersekolah di YPAC Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Data kualitatif yang diperoleh dikumpulkan melalui studi literatur, observasi, dan wawancara mendalam. Hasil dari penelitian ini, yaitu menggambarkan sumber kesulitan dan sumber kekuatan yang dimiliki oleh keluarga dengan anak cerebral palsy. Selain itu, penelitian ini juga melihat interaksi yang terjalin antara keluarga dengan lingkungan di sekitarnya. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui jika sumber kesulitan dan sumber kekuatan dominan berasal dari dalam diri anggota keluarga individu, dimana ketika sumber kesulitan tidak didukung oleh sumber kekuatan maka sumber kesulitan tersebut dapat menghasilkan sumber kesulitan baru. Ketika keluarga memiliki sumber kesulitan yang banyak dan tidak memiliki sumber kekuatan yang memadai, maka keluarga akan mengalmi krisis. Krisis tersebut dapat diminimalisir dengan adanya bantuan dari lingkungan di sekitarnya, seperti keluarga besar dan komunitas di sekitar keluarga.
This study aims to describes family resilience in families who have cerebral palsy children and studying at YPAC Jakarta. This research used qualitative approach with case study research. Qualitative data were collected from literature study, observation and interview. The results of this research shows that every family with cerebral palsy children has a different risk and protective factors. The dominants factors comes from within the individual, and every risk and protective factors could bring up another risk and protective factors. When families have many risk factors and do not have adequate protective factors, the family will end up in crisis. The crisis can be minimized with the help of the surrounding environment, such as extended families and communities around the family.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Primadestia Kusumawardani
Abstrak :
Ketahanan keluarga memiliki fungsi untuk mengukur apakah keluarga telah menjalankan peran, fungsi, tugas dan tanggung jawabnya dalam mewujudkan kesejahteraan bagi anggotanya. Tingkat perceraian yang semakin tinggi setiap tahunnya di Kota Depok mencerminkan tidak kuatnya ketahanan keluarga di Kota Depok. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Depok melakukan langkah konkret yakni membuat dan menetapkan Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 9 Tahun 2017 Tentang Peningkatan Ketahanan Keluarga. Peraturan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan keluarga di Kota Depok. Penelitian ini membahas mengenai formulasi kebijakan yang dituangkan dalam Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 9 Tahun 2017 Tentang Peningkatan Ketahanan Keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan latar belakang dari kebijakan ketahanan keluarga di Kota Depok serta menjelaskan bagaimana analisis proses formulasi dari Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 9 Tahun 2017 Tentang Peningkatan Ketahanan Keluarga. Pendekatan penelitian ini adalah post-positivist dengan teknik pengambilan data melalui wawancara dan studi pustaka. Teori utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori formulasi kebijakan yang disampaikan oleh Dunn dan Easton. Hasil penelitian menujukkan bahwa dalam proses formulasi kebijakan peningkatan ketahanan keluarga Kota Depok melalui empat tahapan yakni perumusan masalah, agenda kebijakan, pemilihan alternatif kebijakan, dan penetapan kebijakan serta mencakup tiga dimensi formulasi kebijakan. Namun keterlibatan akademisi dan unsur masyarakat dalam proses formulasi kebijakan masih sangat kurang.
Family resilience has a function to measure whether the family has carried out its roles, functions, duties and responsibilities in realizing the welfare of its members. The higher of divorce rate every year in Depok City reflects the lack of strong family resilience in Depok City. Therefore, the Depok City Government took concrete steps to make and establish Depok City Regulation Number 9 of 2017 about Increasing Family Resilience. The regulation aims to improve the quality of life and family livelihood in Depok City. This study discusses the formulation of policies as outlined in the Regional Regulation of Depok City Number 9 of 2017 about Increasing Family Resilience. This study aims to explain the background of family resilience policies in Depok City and explain how the analysis of the formulation process of Depok City Regulation Number 9 of 2017 about Increasing Family Resilience. The approach of this research is post-positivist with data collection techniques through interviews and literature. The main theory used in this study is the theory of policy formulation delivered by Dunn and Easton. The results of the study show that in the process of formulating a policy of increasing family resilience in Depok City through four stages, namely the formulation of problems, policy agendas, selection of policy alternatives, and policy setting and covering three dimensions of policy formulation. However, the involvement of academics and community elements in the process of policy formulation is still very lacking.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eni Rahmawati
Abstrak :
Tesis ini disusun untuk menganalisa pola-pola pemberdayaan perempuan yang dikembangkan oleh kelompok "Jumputan Ibu Sejahtera" Kelurahan Tahunan dalam mengelola usaha bersama pembuatan batik jumput/jumputan. Hal tersebut menarik minat peneliti untuk mempelajari lebih dalam mengenai pola-pola pengelolaan usaha yang hasil sepenuhnya untuk kesejahteraan anggotanya. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa pengelolaan usaha, manfaat "Jumputan Ibu Sejahtera" dalam mendukung ketahanan keluarga, serta peran pemerintah bagi perkembangan kelompok ini. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif deskriptif. Pengambilan data dilakukan dengan teknik observasi non partisipan dan wawancara. Narasumber pada penelitian ini berjumlah 13 orang yang terdiri dari Pembina dan Pengurus kelompok 2 orang, anggota kelompok 6 orang, keluarga anggota yaitu suami 3 orang, Seksi Pemasaran Disperindagkop Kota Yogyakarta 1 orang, dan tokoh masyarakat Kelurahan Tahunan I orang. Berdasarkan temuan penelitian, seluruh biaya operasional pengelolaan usaha di kelompok "Jumputan Ibu Sejahtera" dibiayai oleh LSPPK. Kerjasama dengan pihak lain lebih pada teknis pembuatan batik jumput dan pemasaran. Penerapan pola-pola pemberdayaan dalam pengelolaan usaha pembuatan batik jumput di kelompok "Jumputan Ibu Sejahtera" memberikan banyak manfaat bagi anggotanya yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga. Selain manfaat ekonomi anggota mendapat tambahan wawasan, teman, dan jaringan. Pembagian hasil usaha yang mengutamakan keuntungan anggota menjadi sumber pendapatan bagi anggota untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Dengan terpenuhinya kebutuhan keluarga, permasalahan keluarga khususnya yang berkenaan dengan kondisi financial keluarga dapat diatasi dengan baik. Kemampuan untuk memecahkan permasalahan ini merupakan dasar bagi sebuah keluarga untuk mencapai ketahanan keluarga.
This research is compiled to analyze women empowerment patterns developed by "Jumputan Ibu Sejahtera" group of Tahunan district in handling batik jumput/jumputan production. That issue interest the researcher to learn more about the business pattern which all of the profits are given for the member's prosperity. The aims of the research are to analyze business management, the benefits of "Jumputan Ibu Sejahtera" in promoting family resilience and the government's role in developing the group. This research is qualitative research use qualitative descriptive method. Data collecting technique use non participant observation technique and interview. The numbers of respondent in this research are 13 people who consist of advisor and manager are two people, the members of the group are six people, and family of the group members are three people, a marketing manager of Disperindag Kota Yogyakarta and a socialite of Tahunan District. Based on research invention, all operational costs of "Jumputan Ibu Sejahtera" group are funded by LSPPK. Cooperation with other institution is concerned to technique of batik jumput production and marketing. Implementation of empowerment pattern in business management of batik jumput production in "Jumputan Ibu Sejahtera" group, bring a lot of benefits for the members who are housewife. Beside the economic benefit, the members get knowledge, friends, and network. Sharing business result which concern with member's profit, become the source of income for the members to cover the family need. Fulfilled the family need, family problem which deal with family financial can be solved well. The ability to solve this problem is the basic to achieve family resilience.
Depok: Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roma Megawanty
Abstrak :
Brimob Polri sebagai satuan pamungkas yang bersifat paramiliter kerap menerjunkan personelnya ke garis pertempuran guna mengatasi masalah terorisme, separatisme dan kontra insurgensi. Situasi tersebut menempatkan personel Brimob dan Bhayangkari berada pada kondisi yang berbahaya dan stressful. Tulisan ini membahas kerentanan keluarga pada Bhayangkari Brimob yang bertugas di daerah konflik. Penelitian ini menggunakan pendekatan Mixed Methods yakni deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Metode yang digunakan adalah survey dan didalami dengan proses wawancara yang dianalisis melalui Interpretative Phenomenological Analysis. Teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori transisi, teori dukungan sosial dan ketahanan keluarga. Penelitian ini menganalisis kondisi ketahanan keluarga Bhayangkari Brimob Polri dan strategi yang dilakukan oleh para Bhayangkari selama proses transisi, pada saat pra penugasan, selama masa penugasan hingga masa reunifikasi atau pasca penugasan. Jika ketahanan keluarga Bhayangkari Brimob dalam kondisi yang baik maka akan memberikan butterfly effect terhadap ketahanan organisasi Polri serta ketahanan nasional. Hasil penelitian secara kualitatif dan kuantitatif menunjukkan bahwa di lingkungan Bhayangkari Brimob Kelapa Dua ketahanan keluarganya menunjukkan pada kondisi yang baik. Hal itu ditunjukkan dengan terpenuhinya seluruh indikator ketahanan keluarga sesuai lima dimensi ketahanan keluarga yang dirilis KemenPPA 2016. Adapun strategi penguatan ketahanan keluarga di lingkungan Bhayangkari Brimob Kelapa Dua mencakup adanya dukungan sosial, kemampuan adaptasi yang baik dari keluarga Bhayangkari Brimob serta kepatuhan tinggal di asrama yang homogen di kompleks Mako Brimob Kelapa Dua. ......Brimob Polri, as the ultimate paramilitary unit, often deploys its personnel to the battle line to deal with issues of terrorism, separatism and counter-insurgency. This situation put Brimob personnel and their spouses (Bhayangkari) in a dangerous and stressful condition. This paper discusses the vulnerability of families to Bhayangkari Brimob who served in conflict areas. This study uses a Mixed Methods approach, namely descriptive qualitative and descriptive quantitative. The method used is a survey and is explored with the interview process which is analyzed through Interpretative Phenomenological Analysis. The theories and concepts used in this research are transition theory, social support theory and family resilience. This study analyzes the condition of the resilience of the Bhayangkari Brimob Police family and the strategies carried out by the Bhayangkari during the transition process: from pre-deployment or news of deployment, during the deployment, to the reunification or post-deployment period. If the resilience of the Bhayangkari Brimob family is in good condition, it will have a butterfly effect on the resilience of the Polri organization and national security. The results of qualitative and quantitative research show that in the Bhayangkari Brimob Kelapa Dua environment, the resilience of the family is in good condition. This is indicated by the fulfillment of all indicators of family resilience according to the five dimensions of family resilience released by KemenPPA 2016. The strategy for strengthening family resilience in the Bhayangkari Brimob Kelapa Dua environment includes social support, good adaptability from the Bhayangkari Brimob family and adherence to living in homogeneous dormitories. at the Mako Brimob Kelapa Dua.
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soemarno Soedarsono
Jakarta : Intermasa, 1997
320.12 SOE k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>