Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endang Murwaningsih
"Kemoterapi merupakan salah satu modalitas terapi kanker pada pasien kanker payudara. Kemoterapi selain memiliki efek akut juga menimbulkan efek jangka panjang. Efek kemoterapi yang dirasakan menjadi gejala yang tidak hanya satu gejala tetapi memiliki berbagai gejala yang menjadi beban gejala. Spiritual sebagai koping dalam meningkatkan kesejahteraan spiritual sangat dibutuhkan dalam membantu mengatasi beban gejala. Beberapa faktor diduga berpengaruh terhadap kesejahteraan spiritual seperti usia, agama, pendidikan, pekerjaan, stadium kanker, siklus kemoterapi dan jenis kemoterapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan beban gejala dengan kesejahteraan spiritual pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RS Kanker Dharmais. Penelitian ini menggunakan desain observasi studi cross sectional deskiritif analitik, dengan sampel 147 orang. Analisis data menggunakan uji korelasi, Chi Square dan uji Mann Whitney. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara beban gejala dengan kesejahteraan spiritual dengan nilai p sebesar 0,000 < 0.0. Faktor yang paling mempengaruhi kesejahteraan spiritual adalah agama dan stadium kanker. Penelitian ini merekomendasikan perawat untuk melakukan pengkajian spiritual sebagai screening awal untuk menentukan intervensi keperawatan spiritual dalam membantu mengatasi beban gejala, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi.

Chemotherapy is one of the modalities of cancer therapy in breast cancer patients. Chemotherapy have an acute effect and long-term effects. Many symptoms result of the effects chemotherapy. Serious symptoms result of Chemo became a symptom burden. Spiritual as a coping in improving spiritual well-being is needed in helping to overcome the burden of symptoms. Several factors are thought to influence spiritual well-being such as age, religion, education, occupation, cancer stage, chemotherapy cycle and type of chemotherapy. This study aims to determine the relationship between symptom burden and spiritual well-being of breast cancer patients undergoing chemotherapy at Dharmais Cancer Hospital. This study used an analytical descriptive cross sectional observational study design, with a sample of 147 people. Data analysis used correlation test, Chi Square and Mann Whitney test. The results of this study indicate that there is a significant relationship between symptom burden and spiritual well-being with a p value of 0.000 < 0.05. The factors that most affect spiritual well-being are religion and the stage of cancer. This study recommends nurses to conduct a spiritual assessment as an initial screening to determine spiritual nursing interventions in overcoming the burden of symptoms, so as to improve the quality of life of breast cancer patients undergoing chemotherapy"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ambarwati
"Mahasiswa tingkat pertama seringkali mengalami permasalahan saat menjalani kehidupan perkuliahan yang berpotensi menyebabkan gangguan mental emosional dan mempengaruhi ketangguhannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan gangguan mental emosional dan kesejahteraan spiritual dengan ketangguhan. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional yang melibatkan 94 mahasiswa dengan teknik stratified random sampling. Mahasiswa tingkat pertama sebagian besar mengalami gangguan mental emosional (73,4%), kesejahteraan spiritual sedang (84%), dan ketangguhan sedang (78,7%). Gangguan mental emosional tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan ketangguhan, kesejahteraan spiritual memiliki hubungan yang bermakna dengan ketangguhan, dan kesejahteraan spiritual memiliki hubungan yang bermakna dengan gangguan mental emosional. Penelitian ini diharapkan dapat mengoptimalkan peran institusi pendidikan dalam menciptakan program konseling kesehatan bagi mahasiswa.

First grade students often experience problems while living college life which has the potential to cause mental emotional disturbances and affect their toughness. This study aims to determine the relationship between mental emotional disorders and spiritual well-being with resilience. This study used a correlative descriptive design with a cross sectional approach involving 94 students using a stratified random sampling technique. Most first year students experience mental emotional disorders (73.4%), moderate spiritual well-being (84%), and moderate toughness (78.7%). Mental emotional disorders have no significant relationship with resilience, spiritual well-being has a significant relationship with toughness, and spiritual well-being has a significant relationship with mental-emotional disorders. This research is expected to optimize the role of educational institutions in creating health counseling programs for students."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Abigail Jemima
"Mahasiswa yang sedang berada di masa transisi dari usia remaja menuju dewasa muda mengalami perubahan pola hubungan dan tekanan akademis yang dapat menyebabkan munculnya ide bunuh diri. Mahasiswa perlu memiliki keterhubungan yang dapat memberikan alasan bagi mereka untuk mempertahankan hidupnya terlepas dari masalah yang dihadapi. Kesejahteraan spiritual menggambarkan keterhubungan mahasiswa dengan Tuhan dan kehidupannya sendiri. Oleh karena itu, penelitian non-eksperimental ini ingin mengetahui peran kesejahteraan spiritual terhadap ide bunuh diri menggunakan alat ukur Depressive Symptom Index - Suicidality Subscale (DSI-SS) dan Spiritual Well-Being Scale (SWBS). Dengan 730 responden yang diolah datanya menggunakan teknik analisis regresi linear sederhana, ditemukan bahwa kesejahteraan spiritual secara signifikan berperan terhadap menurunnya tingkat ide bunuh diri (R2 = 0,288, p < 0,01). Dapat disimpulkan, kesejahteraan spiritual berperan terhadap menurunnya tingkat ide bunuh diri pada mahasiswa. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya literatur terkait kesejahteraan spiritual dan ide bunuh diri.

College students who are in transition from adolescence to young adulthood experienced some changes in their relationship and academic stress that can lead to suicidal ideation. College students need to have a connectedness with certain things that can provide reasons for them to survive regardless of their problems. Spiritual well-being describes the student's connectedness with God and his own life. Therefore, this non-experimental study was conducted to determine the role of spiritual well-being on suicidal ideation using the Depressive Symptom Index - Suicidality Subscale (DSI-SS) and Spiritual WellBeing Scale (SWBS). Based on 730 participants whose data was processed using a simple linear regression analysis technique, it was found that spiritual well-being significantly contributed to the decrease in the level of suicidal ideation in college students (R2 = 0,288, p < 0,01). It can be concluded, spiritual well-being had a role in decreasing the level of suicidal ideation in college students. The results of this study can be used to enrich the literature on spiritual well-being and suicidal ideation.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Nurul Hidayah
"Resiliensi akademik adalah kemampuan untuk bertahan pada kondisi yang sulit, beradaptasi secara positif, serta kemampuan menghadapi hambatan dan tantangan dalam konteks akademik. Perbedaan karakteristik yang terdiri atas usia, jenis kelamin, masa studi, dan prestasi akademik, serta kesejahteraan spiritual mampu menjadi prediksi terbentuknya resiliensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara karakteristik dan kesejahteraan spiritual dengan resiliensi akademik mahasiswa santri di pondok pesantren. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif-korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Sebanyak 111 mahasiswa santri tingkat satu dan dua pondok pesantren di Depok diambil sebagai sampel menggunakan teknik stratified random sampling. Berdasarkan hasil analisis hubungan, ditemukan tidak ada hubungan yang signifikan antara karakteristik usia (p=0,908), jenis kelamin (p=0,361), dan masa studi (p=0,519) dengan resiliensi akademik. Hasil analisis korelasi Pearson, peneliti menemukan bahwa terdapat hubungan bermakna positif antara karakteristik prestasi dengan resiliensi akademik (p=0,048) dan kesejahteraan spiritual dengan resiliensi akademik (p=0,001). Hasil penelitian ini dapat diaplikasikan dalam bidang pengembangan pendidikan dan penelitian keperawatan.

Academic resilience is the ability to survive in difficult conditions, adapt positively, and deal with obstacles as well as challenges in academic contexts. The difference in characteristics, including age, gender, study year, academic achievement, and spiritual well-being, can predict resilience. This study aims to identify the relationship between characteristics and spiritual well-being with the academic resilience of Islamic boarding school students. This study used descriptive-correlation with a cross-sectional approach. A total of 111 first- and second-year undergraduate students of Islamic boarding school in Depok were taken as samples using a stratified random sampling technique. The result showed that there was no significant relationship between characteristics of age (p=0.908), gender (p=0.361), and study year (p=0.519) with academic resilience. Pearson correlation test found that there was a significant positive relationship between the characteristic of academic achievement and academic resilience (p=0.048) also spiritual well-being and academic resilience (p=0.001). The results of this study can be used for nursing education and research development."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laura Bernadeth
"ABSTRAK
Rumah tangga adalah salah satu area terjadinya kekerasan terhadap perempuan; baik dalam bentuk fisik, emosi, finansial dan seksual. Beberapa pilihan respons yang tersedia yaitu tetap merasa tersakiti, menuntut pembalasan,
berpura - pura tidak ada masalah, atau menghindar. Sebagai makhluk yang mempunyai berbagai kapasitas dan potensi dalam berhubungan dengan diri sendiri, sesama, alam, dan Tuhan, bagi manusia - dalam hal ini perempuan yang mengalami kekerasan- terbuka pilihan untuk memaafkan, dengan kesejahteraan spiritualnya sebagai fasilitator pemaafan (Pargament, dalam Worthington, 1998) Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan metode studi kasus (N = 1). Pengambilan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan mempelajari catatan responden. Responden pada kasus ini memiliki beberapa karakteristik khusus berupa menderita penyakit jantung koroner dan kanker. Kedua penyakit yang berkaitan
erat dengan stress ini (Sarafino, 1998) dialami dalam jangka waktu ia menjalani kehidupan rumah tangganya. Perilaku menyakitkan dari suami beragam dan dimulai sejak awal masa pernikahan. Responden adalah seorang individu yang mengembangkan spiritualitas dalam dirinya. Mengacu pada indikator spiritualitas yang diungkapkan Danesh (1994),
responden sejahtera secara spiritual. Hal ini beserta berbagai belief yang dipegang responden mendukung proses menuju pemaafan total (Baumeister, Exline & Sommcr dalam Worthington 1998). Saran untuk penelitian selanjutnya adalah
mengembangkan alat ukur kesejahteraan spiritual yang telah ada dengan mengintegrasikan indikator - indikator lain, terutama dalam kaitannya dengan fenomena pemaafan."
2004
S3503
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusi Sofiyah
"ABSTRAK
Anak terdiagnosa kanker umumnya mengalami pengobatan yang mempengaruhi
kondisi emosional, kualitas hidup dan kesejahteraan spiritual pada anak juga orangtua.
Penelitian bertujuan mengetahui hubungan kesejahteraan spiritual orang tua terhadap
kesejahteraan spiritual dan kualitas hidup anak yang mengalami kanker. Desain
penelitian cross sectional pada 81 pasang orang tua anak dengan teknik consecutive
sampling. Data dianalisis secara bivariat multivariat menggunakan regresi linier. Hasil
penelitian menunjukkan hubungan bermakna, arah kekuatan sedang dan positif antara
kesejahteraan spiritual orang tua dengan kesejahteraan spiritual anak (r: 0,324;
Pvalue:0,003) dan hubungan antara kesejahteraan spiritual anak dengan kualitas hidup
anak (r: 0,324; Pvalue: 0,003), serta hubungan bermakna, kekuatan lemah dan positif
antara kesejahteraan spiritual orang tua dengan kualitas hidup anak (r: 0,263 Pvalue:
0,018). Peneliti merekomendasikan perawat mengidentifikasi dan asuhan keperawatan
spiritual perlu ditingkatkan pada anak yang mengalami kanker dan keluarganya

ABSTRACT
Children diagnosed cancer generally undergo treatments affected emotional state,
quality of life and spiritual well-being. This study aims to determine relationship of
parents spiritual well being against the childrens spiritual well-being and quality of life
who have cancer. Cross-sectional study design in 81 pairs of parents-children taken with
consecutive sampling. Data analyzed using bivariate multivariate linear regression. The
results showed significant correlation with direction and strength of relationship was
positive between parent spiritual well-being with children spiritual well-being (r: 0.324
Pvalue: 0.003) and between childrens spiritual well being with children quality of life
(r: 0,356; Pvalue; 0,001) significant correlation with direction and strength of weak
positive correlation between parents spiritual well-being with childrensquality of life
(r:0.263 Pvalue: 0.018). Researchers recommend the nurse to identify and carry out
spiritual well being care for children and parent with cancer"
2015
T46457
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fadly
"Halusinasi adalah salah satu gejala positif yang terbanyak dari skizofrenia. Tindakan keperawatan spiritual pada klien halusinasi belum menjadi standar asuhan keperawatan di rumah sakit jiwa. Kesejahteraan spiritual pada klien halusinasi belum pernah diukur dan diteliti. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan kesejahteraan spiritual dengan gejala halusinasi pada klien dengan skizofrenia. Desain penelitian ini adalah cross-sectional. Sampel penelitian berjumlah 90 klien, yang dilakukan dengan metode total sampling. Instrumen yang digunakan adalah The Spiritual Well-Being Scale SWBS dan Instrumen Pengukuran Gejala Halusinasi. Analisis yang digunakan yaitu Spearman Correlation. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara kesejahteraan spiritual dengan halusinasi

Hallucination is one of the most positive symptoms of schizophrenia. The nursing intervention of spiritual on the hallucination client has not become the standard of nursing care in mental hospital. The spiritual well being of the hallucinatory clients has never been measured and examined. This study aims to identify the relationship of spiritual well being with hallucinatory symptoms in clients with schizophrenia. The design of this study was cross sectional. The samples were 90 clients, which was done by total sampling method. This study used The Spiritual Well Being Scale SWBS and instrument of Hallucination Symptoms Measurement. Spearman correlation was used to analyze the data. The result suggested that there was a significant correlation between spiritual well being and hallucination."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S68863
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Roro Dewi Kusumaningrum
"Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Ibu hamil mengalami adaptasi fisik dan psikososial, yang salah satunya mempengaruhi pemenuhan kebutuhan tidur selama masa kehamilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara kecemasan dan kesejahteraan spiritual dengan kualitas tidur pada ibu hamil trimester tiga. Desain penelitian ini adalah cross-sectional. Sampel penelitian berjumlah 114 orang ibu hamil trimester tiga, yang dilakukan secara consecutive sampling. Instrumen yang digunakan adalah Pittsburg Sleep Quality Index untuk kualitas tidur, Spiritual Well-Being Scale untuk mengukur kesejaheraan spiritual, dan Zung-Self Anxiety Scale yang telah dimodifikasi untuk mengukur kecemasan. Analisis yang digunakan adalah chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara kecemasan dengan kualitas tidur p value = 0,031 yaitu bahwa semakin tinggi kecemasan maka semakin buruk kualitas tidurnya dan adanya hubungan antara kesejahteraan spiritual dengan kualitas tidur p value = 0,001 yaitu bahwa semakin tinggi kesejahteraan spiritual maka semakin baik kualitas tidurnya. Direkomendasikan agar perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada ibu hamil juga memperhatikan kesejahteraan spiritual, serta memberikan intervensi untuk menurunkan kecemasan, sehingga kualitas tidur ibu hamil meningkat.

Sleep is a basic human need that must be fulfilled. Pregnant women experience physical and emotional changes that affect the fulfillment of sleep needs during pregnancy. This study aimed to identify the correlation between anxiety, spiritual well being and sleep quality in the third trimester pregnant women. The design of this study was cross sectional. The sample were 114 pregnant women selected by consecutive sampling. The instruments used were the Pittsburg Sleep Quality Index for sleep quality, the Spiritual Well Being Scale for measuring spiritual well being, and the Zung Self Anxiety Scale that had been modified to measure anxiety. Data were analyzed using chi square.
The results of the study showed a significant correlation between anxiety and sleep quality p value 0.031, the higher anxiety, the lower the quality of sleep also the correlation between spiritual well being and sleep quality p value 0.001 the higher spiritual well being, better the quality of sleep. It is recommended that nurses in providing nursing care for pregnant women to also pay attention to their spiritual well being, as well as giving intervention to decrease anxiety level, so that the pregnant womens quality of sleep can be improved.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila
"Penelitian ini membahas tentang pemenuhan kesejahteraan spiritual pada lansia pengguna teknologi informasi dan komunikasi di masa pandemi Covid-19 dari disiplin ilmu Kesejahteraan Sosial. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi lansia yang perlu memenuhi kesejahteraan spiritualnya melalui kegiatan keagamaan ketika masa pandemi Covid-19 berlangsung. Aspek spiritualitas pada lansia adalah bagian penting dari kehidupan seseorang dan cara untuk memenuhi kesejahteraan spiritual tersebut dapat melalui pelaksanaan ritual agama dan ikut serta dalam kegiatan keagamaan. Kondisi pandemi Covid-19 menyebabkan kegiatan keagamaan tidak dapat dilakukan secara langsung. Pentingnya pemenuhan kesejahteraan spiritual pada masa pandemi ditunjukkan dengan adanya inisiatif para lansia peserta kegiatan keagamaan untuk menjalankan kegiatan tersebut secara daring. Penelitian ini mendeskripsikan aspek spiritualitas pada lansia peserta kegiatan keagamaan serta upaya pemenuhan dan dampaknya bagi kesejahteraan spiritualitas lansia di masa pandemi Covid-19 ini. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara semi terstruktur dengan sepuluh informan. Penelitian berlangsung dari Oktober 2021 sampai Mei 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi penuaan memiliki keterkaitan dengan aspek spiritualitasnya. Lansia memiliki keinginan untuk memenuhi tujuan di masa tua melalui kegiatan keagamaan. Keikutsertaan lansia pada kegiatan keagamaan dilatarbelakang oleh faktor kondisi sosial di masa tuanya, keinginan untuk mempersiapkan kematian, serta adanya filosofi hidup baru pada lansia. Melalui kegiatan keagamaan tersebut, lansia mendapatkan manfaat yang beragam. Setelah pandemi berlangsung, lansia tetap mengikuti kegiatan keagamaan secara daring. Terdapat faktor pendukung yang membuat lansia tetap mengikuti kegiatan keagamaan secara daring, yaitu semangat kuat dari diri sendiri, dukungan keluarga, serta dukungan teman kelompok dan pengajar. Namun, perubahan kegiatan menjadi daring memberikan kontribusi pada munculnya perasaan kurang puas dalam menjalankan ritual keagmaan serta munculnya rasa tidak nyaman ketika mengikuti kegiatan secara daring. Hal ini disebabkan karena hambatan instrumental dan intrapersonal lansia dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Jadi, dari penelitian ini dapat diketahui bahwa kegiatan keagamaan dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di masa pandemi Covid-19 dapat memenuhi kesejahteraan spiritual para lansia namun belum maksimal.

This study discusses the fulfilment of spiritual well-being in the elderly using information and communication technology during the Covid-19 pandemic from Social Welfare discipline. This research is motivated by the condition of the elderly who need to fulfil their spiritual well-being through religious activities during the pandemic Covid-19 pandemic. Spirituality in elderly are an important part of one‘s life and the way to fulfil this spiritual well-being can be through the implementation of religious rituals and participating in religious activities. The Covid-19 pandemic has prevented religious activities from being carried out directly. The importance of fulfilling spiritual well-being during the pandemic shown by the initiative of the elderly to carry these activities online. This study describes the spiritual aspect of the elderly who participates in religious activities and the effort to fulfil and its impact on the spiritual well-being of the elderly during this Covid-19 pandemic. The study uses a qualitative approach with data collection techniques through semi-structured interviews with ten informants. The research time span is form October 2021 to May 2022. The results of the study showed that the condition of ageing has relationship with aspects of spirituality. The elderly have a desire to fulfil their goals in old age, as spiritual well-being through religious activities. The elderly‘s participation in religious activities is motivated by social conditions in their old age, the desire to prepare for death, and the existence of a new philosophy of life in the elderly. Through these religious activities, the elderly get various benefits. After the pandemic, the elderly continued to participate in online religious activities. There are supporting factors that make the elderly continue to participate in online religious activities, namely a strong spirit from themselves, family support, and support from group friends and teachers. However, the change in activities to online contributes to the emergence of feelings of dissatisfaction in carrying out religious rituals and the emergence of discomfort when participating online activities. This is due to the instrumental and intrapersonal barriers of the elderly in using information and communication technology. So, from this research, it can be seen that religious activities using information and communication technology during the Covid-19 pandemic can fulfil the spiritual well-being of the elderly but not optimally."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Wahyuningsih
"Pasien kanker serviks menghadapi banyak masalah seperti tekanan fisik, spiritual, psikologis dan sosial, tekanan emosional dan kualitas hidup yang buruk. Kanker merupakan pengalaman kesehatan yang memotivasi perluasan batasan diri ke wilayah baru. Teori Transendensi Diri dari Pamela G. Reed menawarkan penjelasan dalam mencapai kesejahteraan, menemukan kelegaan dalam situasi sulit dan kesadaran baru tentang peristiwa negatif. Kasus kanker, sebagai salah satu kasus yang mengancam jiwa, memberikan konteks yang tepat dalam aplikasi Teori Transendensi Diri. Laporan ini menjabarkan penerapan teori Transendensi Diri pada asuhan keperawatan pasien kanker serviks. Intervensi yang diberikan dalam asuhan keperawatan ini berupa psikoterapi Life Review, sebagai salah satu strategi intrapersonal dalam transendensi diri dan wujud aplikasi EBN. Luaran dari penerapan teori ini adalah kesejahteraan spiritual yang ditandai dengan respon positif dari pasien kanker serviks tentang peristiwa hidup saat ini dalam berbagai rentang perjalanan kanker.

Cervical cancer patients face many problems such as physical, spiritual, psychological social, and emotional distress and also poor quality of life. Cancer is a health experience that motivates the expansion of self-limitation into new areas. Pamela G. Reed's Self-Transcendence Theory offers an explanation in achieving well-being, finding relief in difficult situations and new awareness of negative events. Cancer, as one of the life-threatening disease, provide the right context in the application of Self-Transcendence Theory. This report describes the application of Self-Transcendence theory in nursing care for cervical cancer patients. The intervention given in this nursing care is Life Review psychotherapy, as one of the intrapersonal strategies in self-transcendence and a form of EBN application. The output of the application of this theory is spiritual well-being which is characterized by positive responses from cervical cancer patients about current life events in various stages of the cancer journey."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>