Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gabriella Igari Tatiana Shaya Rani
"Obesitas pada dewasa muda dikaitkan dengan keadaan transisi emosional dan pola hidup dari masa remaja yang mempengaruhi pada citra tubuh dan harga diri. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi hubungan citra tubuh dengan harga diri pada dewasa muda obesitas di Jakarta. Desain penelitian menggunakan cross sectional. Jumlah sampel 100 orang dengan kriteria inklusi Dewasa muda Laki-laki dan Perempuan (berusia antara 18 sampai 29 tahun) yang memiliki IMT ≥30 kg/m2 dan berdomisili di kota Jakarta. Instrumen yang digunakan adalah Multidimensional Body–Self Relations Questionnaire - Appearance Scales (MBSRQ-AS) dan Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES). Analisis menggunakan univariat dan bivariat dengan uji statistik Chi Square. Hasil penelitian didapatkan karakteristik usia responden terbanyak pada 22 tahun, median IMT 32 kg/m2, IMT terendah 30 dan tertinggi 41 kg/m2. Citra tubuh rendah dialami oleh 32 orang dan harga diri rendah dialami oleh 26 orang. Terdapat hubungan citra tubuh dengan harga diri (p = 0,001). Penelitian merekomendasi dewasa muda berfokus kepada kesehatan keseluruhan jiwa dan raga, menjaga kesehatan mental, bijak dalam memproses informasi, dan berfokus kepada pengembangan diri serta penghargaan terhadap kemampuan dan pencapaian diri, bukan hanya pada penampilan fisik untuk meningkatkan citra tubuh dan harga diri rendah.

Obesity in young adults is associated with emotional and lifestyle transition states from adolescence that affect body image and self-esteem. The purpose of the study was to identify the relationship between body image and self-esteem in obese young adults in Jakarta. The research design uses cross sectional. The sample size of 100 people with inclusion criteria is young adults, males and females (aged between 18 and 29 years) with a BMI of ≥30 kg/m2 and are domiciled in Jakarta. The instruments used are the Multidimensional Body–Self Relations Questionnaire - Appearance Scales (MBSRQ-AS) and the Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES). The analysis used univariate and bivariate with the Chi Square statistical test. The study results were obtained with the characteristics of the age of the most respondents at 22 years, the median BMI was 32 kg/m2, the lowest BMI was 30 and the highest was 41 kg/m2. Low body image was experienced by 32 people and 26 people experienced low self-esteem. There was a relationship between body image and self-esteem (p = 0.001). Research recommends that young adults focus on overall physical and mental health, maintain mental health, be wise in processing information, and focus on self-development and appreciation of abilities and achievements, not just physical appearance to improve body image and low self-esteem."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laily Haquina Noor Zanna
"Academic burnout merupakan masalah yang seringkali terjadi pada mahasiswa rumpun kesehatan. Hal ini ditandai dengan kelelahan emosional, depersonalisasi, dan ketidakmampuan dalam mengikuti kegiatan akademik. Perilaku prokrastinasi akademik dan perfeksionisme merupakan faktor yang dapat memengaruhi academic burnout. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara prokrastinasi akademik dan perfeksionisme dengan academic burnout pada mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan. Penelitian ini melibatkan 108 mahasiswa sebagai responden yang dipilih secara acak dengan teknik proportionate stratified random sampling di empat fakultas Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia. Instrumen yang digunakan adalah Academic Procrastination Scale-Short Form (APS-S), Multidimensional Perfectionism Scale (MPS), dan Maslach Burnout Inventory Student Scale (MBI-SS). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara prokrastinasi akademik dengan academic burnout (p value= 0,000; α= 0,05) dan perfeksionisme dengan academic burnout (p value= 0,020; α= 0,05). Penelitian ini diharapkan dapat mengoptimalkan peran institusi pendidikan dalam melakukan upaya promotif, preventif, dan rehabilitatif terkait kesehatan mental emosional dengan cara memberikan edukasi, konseling, ataupun lingkungan yang positif bagi mahasiswa.

Academic burnout is a common issue among health sciences students. It is characterized by emotional exhaustion, depersonalization, and an inability to engage in academic activities. Academic procrastination and perfectionism are factors that can affect academic burnout. This study aims to identify the correlation between academic procrastination and perfectionism with academic burnout among health science clusters students. The study involved 108 randomly selected students using proportionate stratified random sampling techniques across four faculties of the Health Sciences Cluster at the Universitas Indonesia. The instruments used were the Academic Procrastination Scale-Short Form (APS-S), the Multidimensional Perfectionism Scale (MPS), and the Maslach Burnout Inventory Student Scale (MBI-SS). The results of this study showed a significant correlation between academic procrastination and academic burnout (p value = 0.000; α = 0.05) and between perfectionism and academic burnout (p value = 0.020; α = 0.05). This study is expected to optimize the role of educational institutions in carrying out promotive, preventive, and rehabilitative efforts related to emotional mental health by providing education, counseling, or a positive environment for students."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Susanti
"Banjir bandang menimbulkan masalah psikologis dan memerlukan resiliensi yang positif untuk beradaptasi. Resiliensi dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya dukungan psikososial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan bentuk dukungan psikososial dengan resiliensi pada korban pasca bencana.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 148 responden. Instrumen yang digunakan kuesioner Medical Outcames Study: Social Support Survey (MOS) dan CD-RISC 10.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara umur dan bentuk dukungan psikososial dengan resiliensi (p ˂ 0.05). Variabel yang paling berhubungan dengan resiliensi adalah dukungan penghargaan. Peningkatan kemampuan personal dan dukungan psikososial diperlukan untuk meningkatkan resiliensi.

Flash flood evokes psychosocial problems and need positive resiliences to be adapted. Resilience is being affected by various factors, one of them is psychosocial support. The aim of this research is to find out the correlation of psychosocial support with resilience of post-disaster victims.
This is a descriptive correlation research using Cross Sectional approach. Samples consists of 148 respondens. Medical Outcames Study : Social Support Survey (MOS) and CD-RISC-10 questioner was used as the instrument.
The result shows that there are significants correlation between ages and psychosocial supports with resiliences (p < 0.05). The most corresponding variables with resiliences is appreciating supports. Improving personal ability and psychosocial support is needed to improve resiliences.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T46335
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Suryani
"Latar Belakang,Tingginya kejadian depresi yang dialami ibu dilaporkan oleh WHO (2018) 15,6% pada masa hamil, 19,8% pada postpartum. Hal ini akan mempengaruhi emosional dan mood ibu dalam berinteraksi dengan bayi dan resiko mencederai dirinya.
Tujuan penelitian, mengembangkan dan mengevaluasi skala maternal blues model Suryani (MBS) periode antepartum, postpartum melalui bonding attachment dalam memprediksi postpartum blues.
Metode penelitian, desain penelitian adalah research and development dengan proses tiga tahap. Tahap pertama mengidentifikasi item pernyataan dengan studi kualitatif terhadap 18 partisipan ibu antepartum dan postpartum. Tahap dua validasi skala MBS terhadap ibu antepartum sebanyak 450 responden, postpartum 501 responden. Tahap tiga penerapan skala MBS pada 60 ibu antepartum dan postpartum. Draft skala MBS diuji validasinya terhadap skala maternity blues Kennerley. Pengumpulan data menggunakan Puskesmas Jakarta Selatan. Analisis data kualitatif dengan konten analisis, analisis faktor, uji korelasi, uji diagnostik dan uji general linear model (GLM).
Hasil penelitian, skala MBS antepartum dihasilkan 24 item pernyataan terdiri dari delapan faktor internal (menggambarkan resiko postpartum blues), 16 faktor eksternal (menggambarkan sumber pendukung). Skala MBS periode postpartum ada 32 item yang terdiri dari 24 faktor internal dan delapan faktor eksternal. Tahap uji coba terhadap ibu antepartum sejak 35 minggu sampai postpartum diperoleh bahwa skala MBS dapat memprediksi resiko postpartum blues (RR faktor internal .85, RR faktor eksternal .25).
Kesimpulan, skala MBS periode antepartum dan postpartum dapat memprediksi kejadian postpartum blues. Skala direkomendasikan untuk digunakan oleh perawat/bidan dalam pengkajian antepartum dan postpartum sehingga resiko postpartum blues dapat dicegah sejak dini.

Background, Increasing the evident of mentally deprivation among women were reported by WHO (2018) that 15.6% happened since pregnancy and 19.8% happened after delivered their baby. This will in turn affect the emotional and mood of women wheninteracting with baby and danger the life of the baby and theirselves.
The purpose of research, development and evaluation of maternal blues scale model of the Suryani (MBS) in the period antepartum, postpartum through bonding attachment in predicting postpartum blues.
Methods, The research design is research and development with a three-stage process. The first stage identified statement items with qualitative studies of 18 antepartum and postpartum maternal participants. The second stage is MBS scale validation that participant by 450 pregnant women and 501 postpartum women. The draft of MBS scale has been tested of its validation toward the excity scale by Kennerley's. Phase three applies the MBS scale for 60 antepartum and postpartum mothers that observed pregnant women from 35 weeks until they delivered their babies. This study conducted at in the South Jakarta community Health Center in 2017Year. Data analysis used thematic content analysis, factor analysis, correlation tests, diagnostic tests and GLM
Results of the study, antepartum MBS scale, produced 24 items statement consists of eight internal factors (describing the risk of postpartum blues) and 16 external factors (describing sources of support). Postpartum MBS scale, produced 32 items statement consists of 24 internal factors and eight external factors.. Both scales produced NFI > .80 and goodness of fit > .5. That showed good validity and reliability. The third phase showed that the scale of MBS can predict the risk of postpartum blues.
Conclusions, MBS antepartum and postpartum scale period can predict the incidence of postpartum blues. Scale is recommended to be use by nurses / midwives in antepartum and postpartum assessment."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
D2564
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nyinyi Rubai`ah
"Komunikasi terapeutik perawat yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dapat meningkatkan kepuasan pasien. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan komunikasi terapeutik perawat yang dipersepsikan pasien terhadap kepuasan pasien di ruang rawat inap.
Metode penelitian menggunakan pendekatan cross sectional dengan desain deskripsi korelasi yang melibatkan 100 pasien yang dipilih secara consecutive sampling dan propotional sampling. Data dianalisis dengan korelasi pearson, uji T independen dan regresi linier.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara komunikasi terapeutik dengan kepuasan (p<0,05). Tahapan komunikasi terapeutik yang paling berhubungan dengan kepuasan adalah tahap kerja.
Hasil ini menyarankan untuk menerapkan komunikasi terapeutik terus dilakukan pada tahap kerja untuk meningkatkan kepuasan pasien tanpa mengabaikan tahap orientasi dan tahap terminasi.

Therapeutic communication nurse used in providing nursing care to patients can increase patient satisfaction. This study aimed to identify the relationship of perceived therapeutic communication nurse patient to patient satisfaction.
The research method using cross sectional design description correlations involving 100 patients were selected by consecutive sampling and proportional sampling. Data were analyzed using Pearson correlation, independent T test and linier regression.
The results showed an association between communication terapeutic nurse orientation phase, the working phase and termination phase with patient satisfaction in the dimensions of tangible, reliability, responsiveness, assurance, empathy (p<0.05). Phase of therapeutic communication most associated with satisfaction is working phase.
These results suggest to apply therapeutic communication continues to be done at working phase to increase patient satisfaction without neglecting the orientation phase and termination phase.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T45430
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Ira Ocktavia
"ABSTRAK
Tuntutan kerja perawat dapat menimbulkan stres tersendiri dan sangat dibutuhkan
kemampuan personal dan dukungan sosial untuk mengatasinya. Tujuan penelitian
ini adalah mengidentifikasi hubungan sumber koping dengan tingkat stres
perawat. Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain cross
sectional. Pengambilan sampel dengan total sampling pada perawat di ruang
hemodialisis rumah sakit Bandung. Hasil penelitian ini menunjukkan ada
hubungan yang bermakna antara penghargaan yang merupakan bagian dari
dukungan sosial dengan tingkat stres perawat. Selanjutnya direkomendasikan
adanya pengembangan kemampuan personal dan dukungan sosial bagi perawat di
ruang hemodialisis

ABSTRACT
Nurses work demands can be stressful and much needed ability to separate
personal and social support to overcome them. The purpose of this study was to
identify the source of coping with relationship stress levels of nurses. The study
design used is quantitative with cross sectional design. Sampling with a total
sampling on hemodialysis nurses in hospitals Bandung. The results showed no
significant relationship between the award that is part of the social support and
stress levels of nurses. Further recommended the development of personal
abilities and social support for nurses in hemodialysis"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajriyah Nur Afriyanti
"Bencana merupakan suatu peristiwa yang mengancam dan menganggu yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Dampak psikologis berupa ansietas sering dialami khususnya remaja sebagai kelompok yang rentan terhadap perubahan psikologis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penurunan ansietas remaja dengan CBT di wilayah banjir. Desain penelitian dengan Quasi experimental with control group dengan teknik random sampling, dengan total sampel sebayak 73 remaja.
Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan ansietas remaja yang mendapatkan tindakan keperawatan ners dan CBT serta meningkatnya kemampuan mengatasi anietas (p-value <0.05). Penelitian ini merekomendasikan perlunya mengembangkan program kesehatan jiwa remaja berbasis komunitas.

Disaster is an event that is threatening and disturbing that gives rise to loss of life, environmental damage, loss of property, and psychological impact. The psychological impact in the form of anxiety often experienced by adolescent as a group particularly vulnerable to psychological changes.
This study aims to determine the decrease in adolescent anxiety with CBT in flooded region. Quasiexperimental research design with a control group by random sampling technique, with a total sample of 73 adolescents.
The results showed a decrease in anxiety adolescents get CBT nursing actions and the nurses and the increased ability to cope with anxiety (p-value <0.05). This study recommends the need adolescent mental health program of community based.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T45575
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajriyah Nur Afriyanti
"ABSTRAK
Ansietas merupakan masalah kejiwaan yang sering dialami oleh seseorang dalam kehidupan sehari-hari dan khususnya yang mengalami penyakit fisik seperti hipertensi. Tindakan keperawatan ners, Thought Stoping, psikoedukasi keluarga dan terapi suportif diberikan pada klien ansietas dengan tujuan untuk melihat tanda gejala, kemampuan klien mengontrol ansietas, dan kemampuan keluarga dalam merawat. Tindakan keperawatan terhadap 5 klien ansietas dengan hipertensi yang dilaporkan dalam bentuk case series. Hasil yang didapatkan adalah terjadi hillagnya tanda gejala yaitu fokus pada kondisi sakit, takut pada konsekuensi tidak spesifik, adanya perubahan fisiologis, kurang mampu memecahkan masalah dan kurang konsentrasi. Sedangkan tanda gejala yang masih ditemukan diantaranya adalah adanya perubahan dalam kehidupan dan merepotkan kelurga. Kemampuan klien yang dimiliki mengalami peningkatan dalam mengontrol ansietas dan kemampuan keluarga dalam merawat. Studi ini merupakan salah satu evidence based efektivitas dari tindakan keperawatan ners dan ners spesialis terhadap klien dengan ansietas yang memerlukan evaluasi lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan jumlah pertemuan yang lebih sering.

ABSTRACT
Anxiety is a psychiatric problem that is often experienced by a person in everyday life and especially those experiencing physical illnesses such as hypertension. Nursing care, Thought Stoping, family psychoeducation and supportive therapy are given to anxiety clients in order to see signs of symptom, the ability of the client to control anxiety, and the ability of the family to care for. Nursing action against 5 anxiety clients with hypertension reported in case series form. The results obtained are hillagnya signs of symptoms that focus on the condition of the pain, fear of non-specific consequences, the physiological changes, less able to solve problems and lack of concentration. While the signs of symptoms that are still found among them is a change in life and troublesome kelurga. The client's ability has improved in controlling anxiety and the ability of the family to care for. This study is one of the evidence-based effectiveness of nursing ners and specialist ners actions against clients with anxiety requiring further evaluation with larger sample quantities and more frequent meetings.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Meigo Anugra Jaya
"Distress spiritual merupakan suatu keadaan menderita yang berhubungan dengan gangguan kemampuan untuk memahami makna hidup melalui hubungan dengan diri sendiri, dunia atau kekuatan yang tinggi. Penulisan karya ilmiah ini untuk menjelaskan hasil tindakan terapi Acceptance Commitment Therapy (ACT) pada pasien Distress Spiritual. Metode yang digunakan adalah Case Report. Analisis dilakukan dengan cara mengukur tanda gejala dan kemampuan sebelum dan sesudah diberikan tindakan keperawatan generalis dan spesialis ACT pada 5 pasien distress spiritual dengan kriteria yaitu pasien skizofrenia atau psikotik akut, punya riwayat mampu beribadah, riwayat tidak ada motivasi/makna hidup. Hasil pemberian terapi ACT menunjukkan terjadi penurunan tanda gejala distress spiritual dan peningkatan kemampuan pasien, namun pada umumnya pasien masih meninggalkan 1 tanda gejala dan kemampuan yang belum tercapai yaitu berinteraksi dengan pemuka agama. Sehingga pemberian terapi ACT ini dapat diterapkan pada pasien dengan Distress Spiritual. Dan disarankan agar di ruangan perawatan menyediakan program layanan bimbingan ibadah oleh pemuka agama bagi pasien distress spiritual.Distress spiritual merupakan suatu keadaan menderita yang berhubungan dengan gangguan kemampuan untuk memahami makna hidup melalui hubungan dengan diri sendiri, dunia atau kekuatan yang tinggi. Penulisan karya ilmiah ini untuk menjelaskan hasil tindakan terapi Acceptance Commitment Therapy (ACT) pada pasien Distress Spiritual. Metode yang digunakan adalah Case Report. Analisis dilakukan dengan cara mengukur tanda gejala dan kemampuan sebelum dan sesudah diberikan tindakan keperawatan generalis dan spesialis ACT pada 5 pasien distress spiritual dengan kriteria yaitu pasien skizofrenia atau psikotik akut, punya riwayat mampu beribadah, riwayat tidak ada motivasi/makna hidup. Hasil pemberian terapi ACT menunjukkan terjadi penurunan tanda gejala distress spiritual dan peningkatan kemampuan pasien, namun pada umumnya pasien masih meninggalkan 1 tanda gejala dan kemampuan yang belum tercapai yaitu berinteraksi dengan pemuka agama. Sehingga pemberian terapi ACT ini dapat diterapkan pada pasien dengan Distress Spiritual. Dan disarankan agar di ruangan perawatan menyediakan program layanan bimbingan ibadah oleh pemuka agama bagi pasien distress spiritual.
Spiritual distress is a state of suffering associated with impaired ability to understand the meaning of life through relationships with oneself, the world or high strength. This study explain the results of the actions of Acceptance Commitment Therapy (ACT) in Spiritual Distress patients. The method used in this study was Case Report. The Analysis was carried out by measuring symptoms and abilities before and after being given generalist nursing actions and Acceptance Commitment Therapy in 5 spiritual distress patients with acute schizophrenia or psychotic patients, having a history of being able to worship, a history of no motivation / meaning in life. The results of ACT therapy showed the decrease in signs of spiritual distress symptoms and the increase of patients ability, but in general patients still left 1 sign of symptoms and the ability that has not been achieved is interacting with religious leaders. So that the provision of ACT therapy can be applied to patients with Spiritual Distress and  recommended in the treatment room provide a religious guidance service program for religious distress patients.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Malianti
"Remaja merupakan fase pertumbuhan yang cukup rentan yang membutuhkan peran orang tua sebagai tempat untuk bertanya di dalam proses pencarian jati diri. Diperkirakan akhir abad kedua puluh di Amerika Serikat lebih dari empat puluh persen pernikahan akan mengalami perceraian dan Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki angka perceraian yang tinggi di dunia. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perceraian orang tua memberikan dampak negatif bagi psikologis seluruh anggota keluarga terutama remaja. Tujuan penulisan karya ilmiah ini menjelaskan hasil tindakan terapi ners, terapi kelompok terapeutik dan terapi kognitif perilaku dalam menurunkan angka prodroma pada remaja dengan orang tua yang sudah bercerai. Metode yang digunakan adalah case series. Analisis dilakukan pada enam remaja yang memiliki orang tua yang sudah bercerai. Hasil pemberian tindakan ners, terapi kelompok terapeutik remaja, dan terapi kognitif perilaku menunjukkan terjadi penurunan angka prodroma pada remaja dengan orang tua yang sudah bercerai sehingga terapi ini direkomendasikan diberikan pada remaja yang mengalami prodroma akibat dari perceraian orang tua dan perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut dengan sample yang lebih banyak.
Kata kunci: Remaja, Perceraian, Prodroma, Terapi Kelompok Terapeutik (TKT), Terapi Kognitif Perilaku

Teenage is a growth phase that is quite vulnerable which requires the role of parents as a place to ask in the process of finding identity. It is estimated that in the late twentieth century in the United States more than forty percent of marriages will experience divorce and Indonesia is one of the countries that has a high divorce rate in the world. Some studies show that parental divorce has a negative impact on the psychology of all family members, especially teenagers. The purpose of this scientific paper explains the results of therapeutic measures for nurses, therapeutic group therapy and cognitive behavioral therapy in reducing the rate of prodroma in adolescents with divorced parents. The method used is case series. The analysis was carried out on six teenagers who had divorced parents. The results of nurses' action, therapy of adolescent therapeutic groups, and cognitive behavioral therapy showed a decrease in prodroma rates in adolescents with divorced parents so that this therapy is recommended given to adolescents who experience prodroma as a result of parental divorce and the need for further research with samples more."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>