Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119414 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Aulia Maharlika
"Kebutuhan akan perumahan merupakan salah satu kebutuhan primer manusia. Angka pertumbuhan penduduk yang kian meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan perumahan. Oeh karena itu pemerintah berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan perumahan rakyat, baik melalui lembaga/instansi pemerintah maupun mengajak pihak swasta untuk berpartisipasi membangun perumahan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing golongan masyarakat. Peluang ini dijadikan para pengusaha sebagai tambang emas Baru di sektor Mereka berusaha mencari lahan yang tidak begitu jauh dari Jakarta untuk dikembangkan menjadi perumahan bahkan kota satelit. Upaya untuk mewujudkan hal tersebut ternyata tidak mudah, apalagi sejak krisis ekonomi yang melanda di tahun 1997. Banyak pengembang yang gulung tikar dikarenakan tidak mampu melunasi hutangnya ke lembaga-lembaga perbankan.
Tersendatnya kredit untuk konstruksi yang dikeluarkan oleh perbankan dan tingginya suku bunga pinjaman Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah sebagian contoh yang turut mempercepat kejatuhan sektor properti termasuk pengembang perumahan dengan segmen golongan menengah keatas. Hal ini diperburuk dengan naiknya harga minyak dunia yang menjadikan bahan dasar yang digunakan oleh pengembang perumahan tidak terbeli. Kondisi ini memaksa pengembang untuk mencari strategi pemasaran yang tepat untuk menyiasati situasi yang tidak pasti. Salah satu pengembang yang sekarang mulai berusaha lagi untuk bangkit dan menghidupkan perumahan yang mati akibat krisis ekonomi adalah PT Duta Realtindo Jaya dengan proyek perumahan Kedaton di wilayah Pasar Kemis, Cikupa Tangerang.
Ketika pertama kali diluncurkan pada tahun 1994, perumahan KEDATON merupakan proyek perumahan yang memiliki total lahan seluas 200ha, yang terdiri dari 80ha lapangan golf yang dikelilingi oleh danau alami dan 120ha lahan siap huni. Produk yang dijual berupa lahan kosong atau kavling siap bangun, dengan luasan yang berkisar antara 300 sampai dengan 3000m2, Kedua hal tersebut kemudian membuat Kedaton sebagai sebuah proyek hunian dengan target market kelas menengah keatas. Ditambah lagi dengan lokasi yang cukup strategis karena memiliki akses tol Pasar Kemis, makin memperkuat positioning tersebut.
Selain semua "comparative advantages" yang telah disebutkan diatas, pemasaran Kedaton tidak berjalan seperti yang diharapkan. Kavling-kavling yang sudah terjual pun dibiarkan begitu saja oleh pembelinya sehingga komunitas yang diharapkan tidak terjadi. Meskipun lapangan golf tetap berjalan seperti biasa, tidak membuat pembeli tergerak untuk membangun. Hal ini membuat suasana di area perumahan tersebut menjadi sangat sepi dan lahan-lahan juga terlihat tidak terawat. Kondisi ini diperburuk dengan adanya krisis ekonomi pada tahun 1997. Penjualan yang lamban disertai dengan bunga bank yang sangat tinggi, membuat pengembang PT. Duta Realtindo Jaya (PT. DRJ) mengalami kredit macet sehingga perusahaan harus diambil alih oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).
Pada tahun 2000, PT. DRJ dibeli oleh group Pikko dari BPPN. Mereka tidak melakukan pembangunan apa-apa di perumahan Kedaton sehingga pada akhirnya PT. DRJ diambil alih oleh group Equator pada akhir tahun 2004. Manajemen PT. DRJ yang baru berniat untuk mengembangkan kembali proyek perumahan Kedaton yang sudah lama terbengkalai. Mereka lalu membentuk tim yang terdiri dari pihak pengembang sendiri dan berbagai konsultan di bidang arsitek, lansekap, dan pemasaran untuk menciptakan konsep yang benar-benar berbeda dari yang sudah ada. Pada awal bulan Mei 2005, produk perdana "The View" diluncurkan. Nama Kedaton pun berganti dengan nama "The Grand Kedaton". Konsep yang ditawarkan adalah ?townhouse? yang dijual dengan harga berkisar antara 450 - 600 juta dengan luas tanah 120m2 dan luas bangunan 180m2. Namun sayangnya produk ini gagal di pasaran.
Berbagai spekulasi tentang alasan di balik kegagalan ini pun timbul. Dari sekian banyaknya opini pengamat, terdapat satu anggapan yang berulang kali muncul. Tipe rumah yang paling banyak terjual adalah tipe rumah kecil dengan luas bangunan 36 - 96m2 yang dijual dengan harga 100 - 200 juta. Hal ini disebabkan market terbesar saat ini adalah pasangan muda atau keluarga kecil yang masih mencari rumah pertama mereka. Beberapa cluster dengan tipe rumah kecil dapat menghidupkan komplek perumahan tersebut. Inilah yang sebenarnya dianggap dibutuhkan oleh pengembang untuk menghidupkan kembali Kedaton yang sudah tertidur lama.
Berbekal masukan tersebut, pengembang kemudian meluncurkan beberapa tipe rumah seperti yang telah disebutkan diatas. Cluster ini dinamakan "The Terrace", namun kali ini nama "The Grand Kedaton" berubah menjadi "Golf City" dengan tujuan untuk menghilangkan citra Kedaton yang sudah melekat di benak masyarakat. Harga yang ditawarkan pun dinilai bisa bersaing dengan kompetitor. Penjualan memang sedikit lebih baik dibandingkan dengan "The View", akan tetapi tidak bisa juga dibilang sukses dengan tidak signifikannya jumlah penjualan. Dengan demikian, anggapan yang muncul sebelumnya tidak bisa dikatakan efektif.
Kegagalan pengembang Kedaton terdahulu telah memberikan citra yang buruk terhadap proyek perumahan ini. Namun apabila dilihat dari segi desain, harga, dan fasilitas yang ditawarkan, produk Kedaton cukup menarik. Dibanding dengan kompetitor lain, di Kedaton pembeli dapat memiliki rumah dengan harga yang cukup terjangkau, lokasi dekat dengan lapangan golf; dan disertai dengan akses tol yang mudah. Namun demikian, pemasaran tetap tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Penulis mencoba meneliti dan memberi masukan untuk segmentasi, targeting, dan positioning dari perumahan Kedaton dan strategi yang dapat dilakukan oleh pengembang melalui sudut bauran pemasaran yang terdiri dari Product, Price, Place, dan Promotion sehingga mampu bersaing dengan pengembang lainnya dikawasan Tangerang.
Dari hasil penelitian diperoleh (1) perlu adanya penyesuaian antara ekspektasi dan persepsi konsumen dalam memutuskan pembelian, (2) Adanya keinginan pembelian dari calon konsumen apabila adanya sarana promosi dan saluran komunikasi yang sesuai dari pengembang, (3) Persepsi yang salah terhadap lokasi perumahan harus segera dibenahi oleh pengembang agar calon konsumen mengetahui keadaan sebenar dari perumahan Kedaton,hal ini dapat dilakukan melalui sarana komunikasi melalui public relation yang handal.

One of human's primary needs is the need of housing. Indonesia is now experiencing a great increase in demands for housing due to the increasing birth rate each year. Seeing this phenomenon, the government is trying to provide proper housing for its people by asking both government and private owned companies to participating in building houses that fulfill the needs and economic condition of each class. Those who work as developers see this opportunity as a gold mine in real sector. However, due to the economic crisis back in 1997, this was not an easy thing to do. Many developers had to declare bankrupt and close down their business as they could not afford to pay back their loans to the banks.
Those bad loans and the high rate of housing credit (KPR) are just some of examples that made the fall of property industry faster, including developers of real estate for middle up class. It is also worsened by the world price of oil that is getting high, which made developers losing their ability to afford basic materials for building houses. This condition forced them to come up with a marketing strategy that can help them to survive in such uncertain situation. Among them is PT Duta Realtindo Jaya, a developer of Kedaton Real Estate in Pasar Kemis, Cikupa, Tangerang, that is now trying to rise again from their downfall during the crisis.
When it was first launched in the year of 1994, KEDATON real estate was a 200 hectares housing complex, which consisted of a 120 ready-built area and an 80 hectares golf course. They did not sell houses as their products; they offered land only product for their customers, with each land had an area around 300 to 3000 m2. These made Kedaton as a housing project with middle-up class as the target market. In addition, the quite strategic location (it has easy access to Pasar Kemis highway), supported the positioning they wanted.
Apart from all competitive advantages mentioned above, the marketing of Kedaton did not perform well. Those area sold were abandoned by their buyers so that the expected community was not accomplished. Even though the golf course was running well, it was not enough to make the buyers to start building. The environment of the real estate then became very quiet and the surrounding area was treated badly. The economic crisis in 1997 worsened this condition. With only a few of deals closed and the high rate of interest in banks made the developer, PT DRJ, could not pay their loan so that the company had to be taken over by BBPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional).
In 2002, Pikko Group bought PT DRJ from BPPN. They have not done any major development in KEDATON area until the developer company was taken over by Equator Group in 2004. Under a new management team, they intend to redevelop the real estate area that has been abandoned for many years. They then form a team that consists of the developer itself and various consultants in architect, landscapes, and marketing to create a new concept that is different from the existing.
The first product, "THE VIEW", was launched in the beginning of May 2005. The real estate's name itself was also changed to "The Grand Kedaton". The concept offered was a townhouse with a 450 - 600 million range of price and had a 120 m2 land area and a 180 m2 building area. Unfortunately, this product did not sell well.
Various speculation of the reasons of the failure then occurred. From all of those, there is one opinion that was heard a lot of times. The most sold home types are the small ones with a building area of 35 to 96 m2 with the price range of 100 - 200 million rupiah. This is mostly because the biggest market today is young couples or small families who are still looking for their first house. Some clusters with small-home types can make the housing area alive again. This theory is believed to be the one that the developer needs to wake KEDATON from its long sleep.
With that advice in mind, the developer then launched the house types mentioned above. That new cluster was named "The Terrace", but the name "The Grand Kedaton" was changed again to "Golf City" so that the bad image of KEDATON disappeared. The offered price was also competitive. Sales were better than the previous one, but it actually was not a success either considering that the numbers of sales conducted were not significant. Therefore, it is safe to say that the majority advice mentioned above is not completely true.
The failure of previous developer has created a bad image for the project. However, when it is observed from the point of design, price, and available facilities, products of Kedaton are quite interesting. When compared with other competitors, customers can own a house that has a view to the golf course and an easy access to the toll road with affordable price. But still the marketing did not go as planned.
Writer tries to examine the segmentation, targeting, and positioning of KEDATON real estate and what kind of strategies that the developer can apply with the method of marketing mix: Product, Price, Place, and Promotion so that in the end they can compete with other competitors in Tangerang.
From the research conducted, it has been concluded that (1) it is important to have an adjustment between customers' expectation and perception in making buying decision, (2) there will be transaction from prospective buyer when there are effective promotion and communication media about the project, (3) it is crucial to erase the wrong perception of the project from customers' mind by employ a good public relation to build good communication between two parties so that the prospective customers can know the actual condition of KEDATON.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18515
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fanggidae, Apriana H.J.
"Every tourism industry must decide where it wants to be in the future. Following marketing segmentation analysis, choices have to be made between alternative marketing strategies, segmentation, target markets, positioning approaches and marketing-mix elements. Making these decisions is part of planning. The service's product life-cycle stage and organization's competitive position influence the selection from among alternative approaches. Marketing research information provides the basis for these decisions. Having a marketing strategy is similar to having a map to help you get where you want to be. Even with a good map, some people get lost. More careful and detailed planning is necessary to get to the final destination.
"
2006
MUIN-XXXV-1-Jan2006-44
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Irvan Syahkuala
"Tesis ini membahas mengenai bagalmana pentingnya penggunaan analisa positioning dari suatu produk apartemen yang ditawarkan kepada konsumen ditengah persaingan yang ada di sekitar lingkungan kompetisi, penentuan segmentasi .serta targeting yang tepat akan sangat berpengaruh didalam positioning yang akan diambil. Didalam tesis ini juga coba disaampaikan bagaimana strategi bauran pemasaran yang akan digunakan baik product. price. place, and promolion dalam mendukung pemasaran dari apartemen De Paradiso.

This thesis discusses the importance of using an analysis of how the positioning of an apartment product that is offered to consumers in competition around competitive environment, the determination of segmentation and precise targeting will be very influential in positioning to be taken. In this thesis also we try to be presented how the marketing mix strategy that will be used either product, price, place, and promotion of marketing support from the apartment De Paradiso."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T32407
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Trifanni
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh bauran pemasaran terhadap perceived value, perceived positioning dan loyalitas pelanggan Indosat Mentari. Data diperoleh melalui metode survey dengan kuesioner yang menggunakan 265 sampel pengguna kartu Indosat Mentari. Analisa data dimulai dari uji pendahuluan yang mencakup uji validitas dan reliabilitas. Setelah instrumen penelitian dinyatakan lolos uji, dilakukan analisa struktural menggunakan Structural Equation Modelling(SEM).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bauran pemasaran memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap perceived value, perceived value memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap perceived positioning, perceived positioning memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan, serta perceived value memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan Indosat Mentari.

This research aims to analyze the effect of marketing mix on perceived value, perceived positioning and customer loyalty of Indosat Mentari. The Data obtained through the survey with questionnaire method that uses a sample of 265 users Indosat Mentari card. Data analysis starts from the preliminary test which includes validity and reliability test. After research instruments stated the test passes, the structural analysis is done using Structural Equation Modelling (SEM).
The results showed that marketing mix has a positive and significant impact on the perceived value, perceived value has a positive and significant influence on perceived positioning, perceived positioning has positive and significant influence to customer loyalty, and the perceived value has a positive and significant impact on customer loyalty of Indosat Mentari.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira
"Skripsi ini membahas tentang keunggulan dan kelemahan sports marketing, yang dianggap sebagai promotion mix alternatif, dimana didalamnya terdapat empat promotion tools yaitu mensponsori sports TV shows, mensponsori sports events, mensponsori sports promotion, dan mensponsori atilt sebagai figur yang mewakili image suatu produk atau brand tertentu yang dipromosikan. Keunggulan dan kelemahan sports marketing ini didapatkan dengan membandingkannya dengan promotion mix yang telah terlebih dahulu dikenal secara luas, yang terdiri atas empat promotion tools yaitu advertising, personal selling, sales promotion, dan public relations. Kesimpulan yang didapatkan adalah meskipun sports marketing ini tidak dapat sepenuhnya menggantikan promotion mix yang telah terlebih dahulu dikenal, tapi sports marketing ini cukup potensial dan layak untuk diterapkan, karena keunggulan-keunggulan yang dimilikinya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
S19296
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosmegawati
"Surat kabar sebagai sumber informasi yang aktual bagi masyarakat saat ini banyak beredar di pasar, sehingga persaingannya sangat kompetitif. Oleh sebab itu perlu adanya suatu strategi pemasaran untuk mampu menghadapi pasar. Adapun tujuan penelitian ini untuk melihat seberapa jauh strategi marketing mix perusahaan mampu menghadapi pasar. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitinn lapangan dan penelitian kepustakaan. Penelitian lapangan untuk memperoleh data primer, sedangkan melalui penelitian kepustakaan guna memperoleh data sekunder berupa teori sabagai penunjang data primer. Berdasarkan penelitian ini penulis memperoleh hasil sebagai berikut : Kebijaksanaan produk-produk perusahaan adalah surat kabar yang khusus untuk memberikan informasi ekanomi, keuangan dan industri, disamping itu nama surat kabat berubah menjadi " Harian Ekonami Neraca ". Kebijaksanaan Promosi perusahaan mengqunakan kegiatan promosi melalui direct selling dan advertising. Kebijaksanaan harga perusahaan dengan menekankan harga berdasarkan image produk dan harga pesaing. Kebijaksanaan distribusi perusahaan menggunakan sistim berlangganan melalui agen dan perusahaan dan menggunakan saluran pengecer. Dari hasil nenelitian ini penulis menyimpulkan bahwa perusahaan menerapkan strategi marketing mix dalam kegiatan pemasaran produknya. Tapi saat ini perusahaan masih kurang dalam melaksanakan kebijaksanaan promosi dan distribusi. Oleh sebab itu penulis menyarankan agar perusahaan memperbaiki kebijaksanaan promasi dan distribusinya. Perbaikan kebijaksanaan distribusi agar perusahaan menambahkan saluran pengecer untuk dapat menjangkau sasaran pasar yang belum terjangkau oleh salesgirl dan agen, sedangkan perbaikan kebijaksanaan promosi agar perusahaan melakukan kegiatan promosi agar perusahaan melakukan kegiatan promosi lebih gencar lagi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18493
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saprina Maryani
"Tesis ini merupakan penelitian di bidang manajemen pemasaran rumah sakit yangbertujuan untuk mengetahui segmen, terget dan posisi pasar dalam bauranpemasaran di Poliklinik Terpadu Anak Sehat POTAS RSAB Harapan Kita tahun2016 dalam rangka peningkatan angka kunjungan pasien dan revitalisasi programpelayanan unggulan terpadu untuk tumbuh kembang anak.Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan menggunakan pendekatankualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data primer dilakukan dengan penyebarankuesioner sebagai instrumen terhadap 96 responden yang memanfaatkan layanandi POTAS dan data kualitatif diperoleh dengan wawancara mendalam terhadappihak manajemen rumah sakit, sedangkan data sekunder diperoleh dari hasilpenelusuran terhadap dokumen dan data laporan bulanan rumah sakit, data dariProfil Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat.Diharapkan penelitian ini dapat memperkaya pengetahuan tentang segmen pasarrawat jalan terpadu sehingga dapat mempermudah menentukan pasar sasarannyauntuk dituangkan dalam suatu penetapan dan pernyataan posisi yang akandipergunakan sebagai dasar strategi pemasaran untuk pelayanan POTAS yangakan datang.

This thesis is a study in marketing management hospital that aims to identify themarket segmentation, targeting, and its positioning in the marketing mix at thePoliklinik Terpadu Anak Sehat POTAS RSAB Harapan Kita on 2016 in order toincrease the number of patient visits and the revitalization of the service programfeatured integrated development of the child.This study is a survey using qualitative and quantitative approaches. Primary datawere collected by distributing questionnaires as an instrument against 96respondents who use the service in POTAS and qualitative data obtained indepthinterviews with the hospital management, while secondary data obtained from thesearch results to documents and data monthly report hospital and from the HealthProfile of West Jakarta.Hopefully this research can enrich the knowledge of the market segmentation ofoutpatient integrated so as to facilitate determining the target market for theestablishment and forth in a position statement that will be used as the basis ofmarketing strategy for the POTAS services later."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thabita Putri Chrysti Pitoi
"Pandemi COVID-19 membawa perubahan kebiasaan masyarakat Indonesia, termasuk dalam hobi-hobi yang mereka lakukan. Hobi yang bisa dilakukan di dalam rumah menjadi pilihan untuk menghilangkan rasa penat dan mengisi waktu luang, salah satu hobi tersebut adalah memelihara tanaman hias. Saat ini pandemi sudah berangsur selesai namun tanaman hias masih memiliki peminat. Hiskia Flora hadir untuk menyediakan tanaman hias bagi para hobbyist yang ingin mempercantik lingkungan rumah dan mengisi waktu luang. Karya Akhir ini menjelaskan tentang strategi brand positioning dan content marketing media sosial Instagram yang bisa dilakukan Hiskia Flora untuk menjangkau dan menjadi mitra bagi audiensnya dalam memilih, membeli dan memelihara tanaman hias.

The COVID-19 pandemic brought changes to the habits in Indonesian society, including the hobbies they did. Hobbies that could be done at home were selected as a choice to relieve stress and spend their free time. One of those hobbies is taking care of decorative plants. Even though the pandemic is gradually stopping, people still want to have decorative plants to decorate their house and spend their free time. This final work explains the brand positioning and Instagram content marketing strategy that Hiskia Flora could apply to be their audience’s companion on choosing, buying and maintaining their decorative plants."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alya Putri Maharani
"Inisiatif green marketing merupakan tren berkembang yang terpicu oleh peningkatan isu lingkungan merupakan sebuah aspek penting dalam decision making sebuah perusahaan. Namun, demand untuk produk ramah lingkungan saat ini belum merata di berbagai segmen pasar dan budaya, sehingga memerlukan penelitian yang country-specific. Studi ini menganalisa pengaruh elemen-elemen green marketing mix terhadap customer-based brand equity dalam konteks industry makanan organik di Indonesia. Metodologi Partial Least Square – Structural Equation Modelling (PLS-SEM) digunakan untuk melakukan penelitian terhadap 368 responden dari seluruh Indonesia, yang mengungkapkan adanya beberapa elemen green marketing mix yang memiliki dampak positif terhadap customer-based brand equity seperti green product dan green price terhadap perceived quality; green promotions terhadap brand awareness/association, perceived quality, dan brand loyalty; dan ecolabelling terhadap brand awareness/association, perceived quality, dan brand trust. Namun, elemen green place tidak memiliki dampak positif terhadap semua dimensi CBBE. Selain itu, hubungan positif antar semua dimensi brand equity telah ditemukan. Studi ini mampu memberi panduan yang berguna bagi marketer untuk menerapkan inisiatif green marketing untuk meningkatkan pengetahuan konsumen Indonesia terhadap merek makanan organik dan mengatasi isu lingkungan yang kian naik.

The popularisation of green marketing initiatives is a growing trend as green issues have developed into a crucial aspect in corporate decision making. However, the demand for environmentally friendly products is unequal across different market segments and cultures, which calls for country-specific research. This study evaluates the influence of green marketing mix elements on customer-based brand equity in the Indonesian organic foods industry. Partial Least Square - Structural Equation Model (PLS-SEM) methodology is used to conduct research on 368 respondents across Indonesia, which has revealed that several green marketing mix elements positively impact some dimensions of customer-based brand equity such as green product and green price towards perceived quality; green promotions towards brand awareness/association, perceived quality, and brand loyalty; and eco-labelling towards brand awareness/association, perceived quality, and brand trust. However, no positive impact of green place has been found on any CBBE dimensions. Furthermore, positive inter-relationships among all dimensions of brand equity have also been found. The findings offer useful guidance for marketers to implement green marketing initiatives to raise the public’s knowledge of organic food brands and address rising environmental issues."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fhatih Alfadrian
"Makalah ini menganalisis strategi Marketing Public Relations (MPR) yang diterapkan oleh Red Bull untuk membangun dan mempertahankan brand positioning di pasar global. Dengan menggunakan elemen-elemen MPR, Red Bull berupaya menciptakan koneksi emosional dengan konsumen dan memperkuat citra merek. Metode penelitian menggunakan literature review, dengan mengkaji berbagai sumber akademik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa situs web Red Bull menjadi pusat narasi merek dengan konten visual berkualitas tinggi, sementara media sosial digunakan untuk menjangkau audiens global dan meningkatkan keterlibatan dengan audiens. Event-event ikonik menciptakan pengalaman mendalam yang memperkuat loyalitas emosional, sementara strategi UGC melalui hashtag dan konten penggemar meningkatkan kepercayaan dan visibilitas merek. Melalui berbagai strategi MPR, Red Bull berupaya menciptakan brand positioning yang kuat di pasar minuman energi.

This paper analyzes the Marketing Public Relations (MPR) strategy implemented by Red Bull to build and maintain its brand positioning in the global market. By utilizing MPR elements Red Bull aims to create an emotional connection with consumers and strengthen its image. The research method employed is literature review, examining academic sources. The findings indicate that Red Bull’s website serves as the brand’s narrative hub, offering high-quality visual content, while social media platforms are used to reach global audiences and enhance engagement. Iconic events create immersive experiences that reinforce emotional loyalty, while UGC strategies involving hashtags and fan-generated content boost trust and brand visibility. Through its diverse MPR strategies, Red Bull strives to establish a strong brand positioning in the energy drink market. "
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
Unggah4  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>