Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 87258 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Saiful Ahmad
"Salah satu aspek bisnis yang perlu dilihat dengan beroperasinya televisi swasta di Indonesia pada penghujung tahun 1980-an, adalah diizinkannya media tersebut menyelenggarakan siaran iklan sebagal sumber utarna pendanaan operasionaI. Bagi kalangan Praktisi Periklanan hal ini merupakan suatu surprise. Bagi mereka iklan televisi merupakan lahan bisnis yang muncul kembali setelah sekian lama dilarang oleh pernerintah. Dilain pihak para pengguna jasa perikianan atau advertiser, juga menyambut gembira. Alasannya adalah jelas, bahwa ikian televisi banyak memiliki kekuatan yang tidak terdapat pada iklan yang menggunakan media lainnya, dengan kata lain, kini telah tersedia kembali sarana ampuh untuk mempromosikan segala kepentingan bisnisnya. Kuatnya daya tank ikian televisi ini membawa akibat yang lebih jauh, terutarna yang menyangkut pola pemanfaatan bauran media periklanan (advertising mix). Kini banyak advertiser yang mengalokasikan anggaran periklanannya pada media televisi. Para pengguna jasa ikian mi seolah-olah berlomba sesering mungkin untuk rnenayangkan ikian produknya di televisi, terutama pada saat-saat tertentu, dimana diperkirakan konsentrasi jumlah pemirsa berada pada puncaknya. Namun pada kenyataanya kondisi yang sedeniikian rupa mi menimbulkan suatu masalah tertentu yang disebut Clutter, yaitu: terlalu banyaknya exposure iklan yang diterima pemirsa sebagai akibat tingginya tingkat frekwensi tayangan ikian. Skripsi ini mencoba menawarkan suatu metoda yang disebut Three Hit Theory sebagai pendekatan untuk menganalisis permasalahan tersebut di atas. Dengan thenggunakan pendekatan ini, diharapkan kita dapat melihat sejauh mana para pemasang ikian memperhatikan tingkat frekwensi tayangan iklannya pada media TV. Dari beberapa kasus skedul ikian TV produk shampoo yang dijadikan kasus penelitian, terdapat beberapa iklan shampoo yang terlalu sering menayangkan iklannya (over exposure) yang berarti terjadi sejumlah pemborosan anggaran. Sebaliknya terdapat pula iklan shampoo yang masih berada pada kondisi under exposure. Untuk yang terakhir ini perlu ditingkatan frekwensi tayangan iklannya, karena dengan tingkat recall yang tidak berbeda jauh dari ikian shampoo lainnya, ia masih dapat meningkatkan citra produknya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18584
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Lestari
"Peluang beriklan melalui televisi kembali terbuka setelah RCTI mengudara. Dalam beriklan melalui televisi dibutuhkan program acara sebagai media vehicle dimana beriklan melalui televisi berarti mensisipkan iklan pada program acara tertentu. Supaya iklan yang disisipkan pada program acara tersebut dapat dilihat oleh sebanyak mungkin penonton, maka harus disisipkan pada program acara yang menarik. Hal ini berarti bahwa pemasang iklan yang ingin beriklan secara efektif, harus berhati-hati dalam memilih program acara sebagai media beriklan. Mengingat hal tersebut maka penelitian dalam skripsi ini salah satunya bertujuan untuk mengetahui sampai seberapa jauh efektivitas program acara komedi lokal di RCTI sebagai media beriklan. Tujuan penulis meneliti program acara lokal karena adanya tuntutan dari pemerintah untuk meningkatkan produksi program acara lokal sebesar 20 persen dari total program acara di televisi. Alasan penulis memilih acara komedi karena program acara ini merupakan primadona dari seluruh program acara di RCTI.
Penelitian dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada responden-responden yang telah terpilih sebagai sampel penelitian ini. Sampel dipilih secara random dari populasi pelajar SMP, SMA, mahasiswa dan pegawai di Jakarta Pusat. Setelah data terkumpul, maka data-data tersebut kemudian diuji dengan menggunakan metode statistik yaitu uji Chi-Sguare.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa program acara komedi SJA paling digemari. Hal ini terbukti dari pencapaian ratlng tertinggi dibandingkan program acara komedi lokal lainnya seperti Gara-gara, Ada-Ada Saja, Salah Sambung dan Keluarga Van Danoe. Selain itu adanya hubungan yang signifikan antara faktor umur, tingkat pendidikan, pekerjaan utama dan tingkat pengeluaran dengan pemilihan program acara komedi favorit. Dengan kata lain SJA mengandung berbagai daya tarik bagi responden dalam berbagai kelompok usia, tingkat pendidikan, pekerjaan utama maupun tingkat pengeluaran sehingga menjadi favorit bagi masyarakat dalam kelompok sosial manapun. Para pemain utama program acara jelas merupakan daya tarik tertentu bagi suatu acara komedi. Ide cerita SJA ini berasal dari legenda rakyat dan program acara jenis komedi horor belum pernah ditayangkan pada stasiun televisi manapun sebelumnya. Sedangkan responden menilai tehnik/trik kamera biasa-biasa saja. Demikian pula halnya dengan penentuan lokasi pengambilan gambar tidak mempengaruhi penilaian responden terhadap daya tarik SJA. Analisis pemilihan waktu penayangan menunjukkan adanya kesesuaian antara waktu tersering yang digunakan responden untuk menonton televisi dengan waktu penayangan SJA yakni hari Minggu pukul 19.30 -20.30.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah efektivitas program acara komedi sangat dipengaruhi oleh program acara itu sendiri yang mencakup ide cerita dan pemain serta waktu penayangan di televisi (RCTI).
Saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian salah satunya adalah agar pemilihan pemain yang memerankan masing-masing peran di SJA harus lebih selektif dan tidak berganti pemain utama karena hal ini dapat mempengaruhi terus tidaknya penonton menyaksikan acara SJA."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18594
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aloysius Herbanu Prastowo
"Penelitian mengenai strategi pemasaran iklan suatu stasiun televisi swasta ini dilakukan berdasarkan pengamatan situasi pemasaran iklan di Televisi Swasta yang semakin kompetitif dalam merebutkan pangsa anggaran iklan di televisi. Tujuan penelitian skripsi ini adalah mengembangkan alternatif strategi pemasaran jasa penyiaran televisi PT. RCTI dengan menggunakan metoda analisis keunggulan, kelemahan, peluang dan ancaman. Hasil penelitiannya berupa identifikasi faktor keunggulan, kelemahan, peluang dan ancaman, yang kemudian diturunkan strategi marketing mix (produk, harga, distribusi, dan promosi). Dari penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa struktur pasar penyiaran televisi Indonesia berbentuk pasar oligopoli. Acara (programme) adalah produk dari suatu stasiun televisi swasta. PT. RCTI menggunakan differential rate sebagai bentuk penetapan harga berdasarkan segmen waktu. Kegiatan distribusi PT. RCTI sebagian besar adalah dengan distribusi tidak lang sung menggunakan biro iklan. Kegiatan promosi PT. RCTI adalah sebagian besar berupa advertising di media televisi dan media lainnya. Saran yang dapat diberikan adalah PT. RCTI dapat lebih mengarahkan kegiatan pemasarannya, menyempurnakan sistem informasi pemasaran, menawarkan bentuk iklan yang berdurasi 7 detik untuk menarik pemasang iklan beranggaran kecil."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18451
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Widiatmo Mangunadikusumo
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
S19397
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Utami Ayu Mahdhiani
"Penelitian ini menjelaskan mengenai tren terkini mengenai penggunaan hashtag pada media periklanan, seperti billboard, media cetak, iklan televisi, dan alat pemasaran lainnya. Pada penelitian ini juga mengembangkan model yang kompresensif yang menggabungkan antara brand knowledge, brand trust, dan behavioural outcomes dari khalayakan. Brand knowledge meliputi kesadaran dan asosiasi terhadap merek. Sementara yang dimaksud dengan sikap yang terbentuk pada khalayak berhubungan dengan intensi pembelian setelah mendapatkan paparan dari iklan dengan hashtag. Connectedness terhadap merek juga merupakan salah satu indikasi yang memperkuat hubungan kepercayaan terhadap merek yang nantinya akan mengarahkan ke intensi pembelian. Pada penelitian ini pula menilai efek yang ditimbulkan dari iklan yang menggunakan hashtag.

This research is explaining the current trend on advertising which is hashtag usage on advertising media, mostly on billboard, printed media, television commercial, and other marketing tools. This research will develop comprehensive model that combines brand knowledge, brand trust, and behavioral outcome of the audiences. Brand knowledge consist of awareness and association of audiences to the brand. Behavioral outcome of the audiences refer to purchase intention after seeing the advertisement with hashtag on it. First, this research examine using hashtag on advertisement relation with brand awareness and brand association. Second, both of brand awareness and association lead audiences to brand trust with connectedness as a moderation variable. Connectedness to the brand also indicate as one of the variable that leads audiences to trust the brand and finally have purchase intention. This research examines more about impact of using hashtag on advertisement to purchase intention. Practicioners could use this research for their future marketing campaign, especially if the targeted audiences are young generation. In the future, this research hopefully could develop more about kind of message that effectively affect audiences.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T49429
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Endah Maharani
"(A) Dian Endah Maharani, 0604001257 (B) Manajemen Pemasaran (C) ix + 148 halaman; 52 tabel; 8 gambar; 43 halaman lampiran (D) Analisis Pengaruh Faktor Kegunaan , Kegunaan Kontekstual, Kendali, engorbanan dan Kepercayaan Terhadap Penerimaan Konsumen Akan Mobile Advertising berbasis SMS (E) Mobile telecommunication atau telekomunikasi bergerak seperti telepon seluler memiliki pertumbuhan penggunaan cukup pesat. Di Indonesia sendiri, jumlah pengguna telepon seluler nasional di akhir tahun 2007 telah mencapai angka 72 juta pelanggan. Ketergantungan masyarakat yang tinggi terhadap fungsi dari peralatan komunikasi seluler ini menjadikan alat komunikasi ini selalu dibawa dan berada dekat dengan pemiliknya. Fenomena ini kemudian dimanfaatkan perusahaan untuk dapat melakukan komunikasi secara one on one kepada konsumen dan menggunakannya sebagai media beriklan atau lebih dikenal dengan mobile advertising. Mobile advertising berbasis SMS sangat digemari para praktiksi pemasaran di Indonesia. Namun, penerimaan konsumen Indonesia terhadap SMS iklan masih perlu dipertanyakan sebab riset membuktikan bahwa 40% responden yang biasa menerima SMS iklan, tidak menerima SMS iklan tersebut. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi penerimaan seseorang akan mobile advertising berbasis SMS. Dengan dilatarbelakangi oleh permasalahan tersebut, maka riset ini bertujuan untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesediaan konsumen Indonesia untuk menerima mobile advertising berbasis SMS, sehingga nantinya SMS iklan diharapkan dapat diterima dengan baik oleh konsumen."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S6025
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alvina Liyandra
"Branding menjadi suatu usaha yang penting untuk membedakan suatu perusahaan dari kompetitornya. Sayangnya, kebanyakan perusahaan business-to-business (B2B) belum memprioritaskan usaha branding karena masih menganggapnya sebatas gimmick pemasaran. Berbeda halnya dengan Qiscus Pte Ltd. Sebagai sebuah perusahaan B2B yang bergerak dalam bidang software-as-a-service (SaaS), Qiscus menyadari pentingnya untuk membangun branding sejak awal berkembangnya perusahaan. Tulisan ini membahas mengenai brand positioning Qiscus sebagai tahap pertama pembentukan branding melalui usaha komunikasi pemasaran terpadu. Strategi tersebut menggunakan delapan elemen bauran pemasaran yang mencakup advertising, sales promotion, events & experience, public relations, direct marketing, interactive marketing, personal selling, dan word-of-mouth marketing. Dalam implementasinya, Qiscus telah berhasil memadukan elemen-elemen tersebut untuk menghasilkan strategi yang terintegrasi dalam skala kecil. Tagar #EnablingConversations menjadi pesan kunci dalam menjalankan strateginya. Usaha yang konsisten tersebut bertujuan untuk membangun brand positioning Qiscus sebagai perusahaan yang menghubungkan berbagai pihak melalui adanya percakapan.

Branding has become an important aspect for a company to be able to differentiate itself from its competitors. Unfortunately, most business-to-business (B2B) companies still think of branding as a marketing gimmick. But this is not the case for Qiscus Pte Ltd. As a software-as-a-service (SaaS) company which targets business consumers, Qiscus realizes the importance of branding since its early days. This essay analyses Qiscus's brand positioning as the first step of branding through its integrated marketing communication strategy. The strategy consists of eight elements of the marketing mix, which includes advertising, sales promotion, events & experience, public relations, direct marketing, interactive marketing, personal selling, and word-of-mouth marketing. Qiscus has succeeded to combine those elements to become a small-scale integrated strategy. Throughout the implementation, the hashtag #EnablingConversations has been used consistently as a key message to build Qiscus's brand positioning as a company which connects people through communication."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Ayu Chinta Citra Puspita
"Seiring dengan perkembangan situasi kompetisi dalam industri susu kehamilan dan ibu menyusui. Prenagen sebagai pemegang pangsa pasar utama tidak ingin tinggal diam. Oleh karena itu mulai tahun 2010 Prenagen membuat suatu strategi diversifikasi dengan membuat produk baru pada segmentasi pasar baru yaitu Prenagen Esensis yang diutamakan untuk mereka yang sedang mempersiapkan pernikahan. Seiring dengan berjalannya waktu, ternyata produk ini tidak berkembang dengan baik di pasaran. Oleh karena itu penulis ingin melakukan penelitian dengan melakukan depth interview kepada 50 orang responden wanita, mulai dari mempersiapkan pernikahan hingga yang sudah memiliki balita dengan metode sampling snowball. Penelitian ini bertujuan mengetahui secara mendalam hal apa yang membuat produk tersebut memiliki tingkat kesadaran yang rendah. Penelitian ini dilakukan dengan meneliti faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ketidaksuksesan Prenagen Esensis, serta apa yang diharapkan oleh konsumen terhadap strategi komunikasi yang dilakukan oleh Esensis. Penelitian ini menghasilkan beberapa bentuk kegiatan yang tergabung dalam suatu kampanye #MyWeddingDream. Perancangan kampanye ini dilakukan dengan menggunakan AISAS model yang dikembangkan oleh biro iklan Dentsu.

As the time goes the competitive situation is getting harder in Pregnant and Lactating Industry. Because of that reason, Prenagen as a market leader is trying to do diversification strategy in 2010 by introducing Prenagen Esensis. Esensis is the only one product for preparing nutrition during pre-pregnant time. Their main target is for bride to be . As the time goes by, this product is failed in market with a decreasing sales time over time. Because of that reason, I would like to do a research by doing depth interview to 50 women which the responden comes from bride to be to mom whom had a baby with snowball as the sampling method. The objective of this research is to knowing depth what kind of factors that make Esensis has low awareness in their market, and to know what‟s is consumer expectation from respondent. This research is come with the result to built a campaign called #MyWeddingDream that consist of many event as a marketing communication whether from respondent, searching, or brainstorming to any other people. The campaign design is based on AISAS model which develop by Dentsu advertising adgency."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T32240
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Wardono
"Tujuan utama penulisan skripsi ini adalah mencari dan menganalisa distribusi frekuensi iklan yang optimal, sehingga suatu iklan dikatakan efektif dan besarnya pemborosan biaya yang dikeluarkan bila frekuensi dari penayangan iklan tersebut dikatakan tidak efektif. Data yang diambil merupakan data sekunder yang didapat dari PT Survey Research Indonesia dan PT Matari Advertising. Hasil penelitian adalah; range frekuensi efektif skedul iklan Vicee adalah 3 < n < 11, jumlah tayangan tidak efektif 40 kali dan pemborosan Biaya Rp. 81.400.000, selanjutnya berturut Hemaviton 5 5, n 15, O, Rp.O; Xon-Cee, 3 n < 9, 59 kali, Rp. 127.000.000; Caxon F 4 < n < 11, 21, Rp. 79.000.000; Enervon C 4 n 12, 11 kali, Rp.41.000.000; Redoxon 13 < n < 49, 1 kali, Rp. 2.400.000; Supertin 3 n 7, 7 kali, Rp. 16.780.000.; Vitacimin, 5 < n < 18, 30 kali, Rp. 68.940.000. Teori ini mampu menjawab jumlah frekuensi yang efektif secara lebih objektif. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk aplikasi di Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18731
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wina Hapsari
"Penelitian mengenai strategi positioning yang dilakukan ANteve dilatar belakangi oleh karena pesatnya pertumbuhan industri pertelevisian di Indonesia, sehingga stasiun-stasiun televisi membutuhkan strategi pemasaran yang baik untuk dapat bertahan dan berkembang. Dalam industri pertelevisian, ukuran peningkatan suatu stasiun televisi dapat dilihat dari perolehan belanja iklannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas strategi positioning ANteve sebagai stasiun TV untuk generasi muda dalam menguasai segmen pasar untuk meningkatkan belanja iklannya, untuk itu digunakan ukuran penilaian mengenai jenis program acara, rating acara, serta perubahan dalam perolehan iklan. Metode penelitian yang digunakan adalah riset studi kasus dengan didukung metode penunjang seperti riset lapangan dan riset kepustakaan. Dari hasil penelitian didapat bahwa penerimaan belanja iklan untuk media televisi mengalami peningkatan yang sangat besar dibanding dengan media-media lain. Sementara penerimaan iklan untuk ANteve menempati posisi terakhir dibanding dengan stasiun televisi lain. Untuk melaksanakan strategi positioningnya, selain memilih materi program acara televisi yang dianggap dapat mewakili keinginan generasi muda ANteve juga menggelar program off air, seperti Pesta Remaja ANteve- Hai.Hasil rating untuk acara-acara di ANteve masih sangat rendah dibandingkan dengan hasil rating acara stasiun TV swasta lain. Selain itu, effisiensi biaya beriklan di ANteve juga masih sangat rendah. Kemudian ANteve mulai mengubah positioningnya dengan memperluas segmen pasarnya. Perubahan ini berpengaruh pada jenis program acara yang disiarkan ANteve dan ternyata beberapa mata acara berhasil mendapat rating yang tinggi. Hal ini menyebabkan peningkatan dalam perolehan belanja iklan ANteve. Kesimpulan dari penelitian ini adalah strategi positioning ANteve sebagai stasiun televisi untuk generasi muda ternyata tidak efektif untuk menguasai segmen pasar dan memperoleh pangsa iklan yang besar. Perubahan positioning ANteve yang sekarang mendorong meningkatkan penerimaan iklan. Untuk itu pemilihan materi program yang sesuai dengan keinginan dan kehendak khalayak sasaran merupakan langkah strategis yang harus diperhatikan. Karena pada dasarnya preferensi penilaian suatu stasiun TV tergantung pada program-program acaranya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19167
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>