Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137771 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Sentosa pada seminar PPNI di RSU Kardinah menyebutkan bahwa salah satu
permasalahan terhadap pelayanan kesehatan adalah komunikasi yang kurang baik antara
tenaga kesehatan dan pasien (Suara Merdeka, 2001). Dalam hasil survei di RSUP
Sanglah Bali, didapat data bahwa keluhan yang sering disampaikan oleh klien adalah
perawat yang judes, sering cemberut, kurang komunikasi, dan sangat tidak ramah (Bali
Post, 2001)- Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana penerapan
komunikasi terapeutik perawat dan bagaimana persepsi pasien terhadap komunikasi
perawat. Penelitian ini dilakukan di RS Karya Medika Tambun, Bekasi, dengan jumlah
responden sebanyak 28 orang. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif
sederhana, dengan menggunakan alat pengumpulan data kuesioner. Analisa data yang
digunakan adalah analisa univariat. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa 68%
perawat menerapkan komunikasi terapeutiknya dengan baik, 32% perawat kurang
menerapkan komunikasi terapeutiknya, dan tidak ada perawat yang tidak menerapkan
komunikasi terapeutik. Penelitian ini merekomendasikan agar penerapan komunikasi
terapeutik lebih ditingkatkan."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5485
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Kepuasan klien adalah kesan klien terhadap rumah sakit yang membuat klien dapat
menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kurangnya interaksi atau
komunikasi perawat kepada kliennya dapat menyebabkan klien merasa tidak puas.
Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara komunikasi terapeutik perawat
dengan tingkat kepuasan klien. Penelitian ini dilakukan di IRNA B Lantai IV dan V
Kanan Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSUPNCM)
Jakana. Desain penelitian adalah Cross sectional dan penarikan sampel menggunakan
tehnik convenience sampling. Jumlah sampel 25 orang. Data dikumpulkan dengan
kuesioner tentang harapan dan kenyataan komunikasi perawat. Data dianalisa dengan
statistik deskriptif dengan menggunakan sentral tendensi. Penelitian ini telah
menemukan bahwa rata-rata umur klien adalah 33.64 tahun dengan Sd = 13.16
tahun. Jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki (52%) Tingkat pendidikan terbanyak
adalah SLTA (40%) Lama klien dirawat rata-rata 7.28 hari, dan 68% sudah pernah
dirawat di ruang yang sama sebelumnya. Nilai rata-rata harapan klien terhadap
komunikasi perawat adalah 56.36 dengan Sd = 6.49, dengan demikian harapan klien
tergolong dalam kategori tinggi. Sedangkan nilai rata-rata kenyataan komunikasi
perawat yang dialami klien adalah 39.68 dengan Sd = 7.06, sehingga kenyataan yang
diterima klien tergolong dalam kategori kurang. Dalam penelitian ini ditemukan
apabila kenyataan lebih besar dari harapan maka klien akan puas, dan apabila
kenyataan lebih kecil dari harapan maka klien akan tidak puas, dimana hasil yang
didapatkan 84% klien menyatakan tidak puas dengan komunikasi perawat. Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan klien dapat dipengaruhi oleh
komunikasi terapeutik perawat."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5099
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Adanya stress atau ancaman terhadap keutuhan seseorang dapat menyebabkan
kecemasan, klien-klien yang datang diruang emergensi seringkali mengalami
kecemasan, baik cemas ringan maupun berat. Komuikasi trapeutik ditujukan untuk
membina hubungan dengan klien sehingga diharapkan kecemasan hilang atau
berkurang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengamati pengaruh komunikasi
terapeutik terhadap penurunan kecemasan klien di ruang emergensi. Desain yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif sederhana dengan jumlah responden
30 orang. Alat pengumpul data yang digunakan adalah dengan memberikan kuisioner
responden. Hasil yang diperoleh setelah dilakukan tindakan komunikasi terapeutik
didapatkan hasil yang cukup signiiikan. Klien yang mengalami kecemasan begitu
datang di ruang emergensi menjadi 13,3 % , sebehmmya 40 %. Klien yang
mengalami kecemasan tentang diagnosa penyakit menjacli 33,3% sebelumnya 66,7% ,
klien yang mengalami kecemasan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan menjadi
13,3% sebelumnya 46,6% , klien yang mengalami kecemasan tentang prosedur-
proseclur tindakan keperawatan menjadi 43,3 % sebelumnya 83,4%."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5245
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sitepu, Evi Christina Boru
"Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan antara penerapan komunikasi terapeutik oleh perawat pada pasien di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi dengan rancangan potong lintang/ cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara motivasi perawat secara keseluruhan dan motivasi ekstrinsik dengan penerapan komunikasi terapeutik oleh perawat pada pasien di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta. Pihak manajemen rumah sakit dan bidang keperawatan perlu membuat kebijakan untuk meningkatkan motivasi perawat dengan mengadakan supervisi, menerapkan sistem reward and punishment untuk meningkatkan motinasi ekstrinsik dan evaluasi perindividu perawat untuk meningkatkan motivasi intrinsik.

This study aims to identify the relationship between motivation and application of therapeutic communication by nurses on patients in Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta mental hospital. This study used descriptive correlative with cross-sectional design. The results showed there was a relationship between overall motivation of nurses and extrinsic motivation with the application of therapeutic communication by nurses on patients in Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta mental hospital. The hospital management and nursing division need to develop policies to improve the motivation of nurses by supervision, to implement the reward and punishment system to increase extrinsic motivation, and individual evaluation among nurses to increase intrinsic motivation."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S1654
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Komunikasi terapeutik dilakukan untuk menciptakan hubungan yang terapeutik
antara perawat dan klien sehingga meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan
di rumah sakit. Komplain terhadap pelayanan secara umum RSUP Fatmawati
yang didapatkan melalui sms center selama 3 bulan terakhir dari awal tahun 2009,
terkait masalah komunikasi perawat sekitar 11% dan 4% berasal dari keluarga
pasien HCU. Fenomena tersebut mendasari penelitian ini. Tujuan penelitian ini
adalah mengidentifikasi perbedaan persepsi perawat dan keluarga tentang
penerapan komunikasi terapeutik perawat dalam menurunkan kecemasan keluarga
pasien di ruang HCU RSUP Fatmawati Jakarta tahun 2009. Desain penelitian
yang digunakan adalah deskriptif komparatif, jumlah sampel 28 responden, yang
terdiri dari 16 responden perawat dan 12 responden keluarga pasien di ruang HCU
RSUP Fatmawati Jakarta, pengambilan sampel dengan tehnik purposive sampling,
instrumen yang digunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukan Ho gagal
ditolak artinya tidak ada perbedaan persepsi antara perawat dan keluarga pasien
tentang penerapan komunikasi terapeutik. Persepsi secara umum adalah
komunikasi terapeutik sudah baik namun perlu ditingkatkan karena masih ada
yang kurang baik. Disarankan bagi perawat ruang HCU RSUP Fatmawati Jakarta
untuk meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi terapeutik kepada klien
khususnya kepada keluarga pasien termasuk dalam menurunkan kecemasan."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5834
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Argarini
"ABSTRAK
Salah satu penyebab kecemasan anak saat menjalani hospitalisasi adalah adanya
tindakan invasif yang menjadi rutinitas yang harus dijalani anak saat berada di
rumah sakit. Kecemasan anak yang berlebihan saat dilakukan tindakan invasif
dapat mengganggu proses perawatan anak dan memperpanjang masa rawat di
rumah sakit. Komunikasi terapeutik merupakan salah satu bagian penting dari
intervensi keperawatan yang mendukung prinsip atraumatik care dalam asuhan
keperawatan anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
komunikasi terapetik terhadap kecemasan pada anak prasekolah saat akan
dilakukan tindakan invasif. Desain penelitian menggunakan quasi experimental
post test non equivalent with control group. Jumlah sampel sebanyak 38 anak
prasekolah dengan teknik consecutive sampling. Analisis data menggunakan
independent t test. Hasil penelitian menemukan adanya perbedaan yang bermakna
kecemasan anak prasekolah saat akan dilakukan tindakan invasif (p=0,041) antara
kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Rekomendasi penelitian ini adalah
dengan menerapkan komunikasi terapeutik pada perawatan anak di rumah sakit

ABSTRACT
One cause of the child's anxiety undergoing hospitalization is the invasive
procedure that became a routine activities during hospitalization. Excessive
anxiety experienced by the children can be disrupt the process of child care and
extended hospital stay. Therapeutic Communication is one important part of
nursing interventions that support the principles of atraumatic care in nursing
care of children. The purpose of this study is to determine the effect of therapeutic
communication on anxiety in preschool children before the invasive procedure
taken. This study uses the quasi-experimental research non equivalent post test
with control group design. The sample number consist of 38 preschoolers with
consecutive sampling technique. Data analysis using independent t test. The
significant differences on preschooler anxiety when therapeutic communication
was applied before the invasive procedure in the intervention group (p=0.041).
Recommendations of this study is that nurses should be apply the therapeutic
communication for providing care to hospitalized children"
2016
T45824
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beby Tri Anisa
"Dalam proses komunikasi terjadi penyampaian informasi, yang dapat digunakan sebagai alat yang efektif dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak. Salah satu cara untuk mengatasi masalah kecemasan dengan menggunakan komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik antara perawat dan anak adalah hubungan kolaboratif yang ditandai dengan tukar-menukar perilaku, perasaan, pikiran, pengalaman dalam membina hubungan intim yang terapeutik. Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan perawat dalam penerapan komunikasi terapeutik: persepsi pendamping klien anak usia prasekolah. Sampel penelitian ini berjumlah 56 responden (perawat dan pendamping klien) yang diambil melalui teknik non random sampling dengan metode quota sampling. Alat ukur berupa kuesioner pengetahuan dan penerapan komunikasi terapeutik. Analisis data menggunakan Chi-square. Penelitian ini menunjukkan pengetahuan perawat tentang komunikasi terapeutik (96,43%) dan penerapan komunikasi terapeutik baik (87,5%). Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan bermakna antara pengetahuan perawat dalam penerapan komunikasi terapeutik pada anak usia prasekolah (p=0,14).

In the communication process accurs the delivery of information, which can be used effective tool in providing nursing care to children. One of the ways to overcome anxiety issues in children was by using therapeutic communication. Therapeutic communication between nurse and child is a collaborative relationship characterized by the exchange of behaviors, feelings, thoughts, experiences in fostering a therapeutic intimate relationship. Purpose: This study is to describe the relationship of nurses’ knowledge in the implementation of therapeutic communication: perceptions of caregivers of preschool-aged Children clients. The sample of this research is a total of 56 respondents who were taken through non-random sampling technique with quota sampling method. Measuring tools in the form of a knowledge and implementation about therapeutic communication questionnaire. Data analysis using Chi-square. This study shows that nurse knowledge (96,43%) and implementation of good therapeutic communication (87,5%). Statictical test result showed a significant relationship between the knowledge of nurses with the implementation of therapeutic communication in children age of preschool in the hospital (p=0,14)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Layanan keperawatan yang bermutu adalah layanan yang tidak hanya melihat dari hasil akhir yaitu kesembuhan pasien tetapi juga dari proses pemberian layanan. Kepuasan pasien dapat memberi manfaat terhadap beberapa hal yaitu hubungan antara institusi layanan dan pasien menjadi harmonis, pasien akan datang kembali dan mendorong keluarga serta orang lain untuk memanfaatkan layanan kesehatan/rumah sakit. Penelitian ini bertujuan membandingkan tingkat kepuasan pasien yang mendapat pelayanan keperawatan oleh perawat yang belum mendapat pelatihan komunikasi terapeutik dan yang sudah mendapat pelatihan komunikasi terapeutik. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang (cross sectional) dengan jumlah responden 23 pasien untuk diminta pendapathya tentang kepuasannya pada pelayanan keperawatan. Tempat penelitian di Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta. Tehnik pengambilan sampel menggunakan purpose sampling. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan bermakna antara kepuasan dengan pelatihan dimana kepuasan pasien terhadap perawat yang sudah pelatihan lebih tinggi dibanding dengan yang belum pelatihan. Penelitian ini merekomendasikan perlunya pelatihan komunikasi terapeutik secara reguler dan evaluasi berkala terhadap kepuasan pasien untuk menjaga alas meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan sehingga membuat pasien senang dan ingin kembali memanfaatkan jasa rumah sakit."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5722
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Komunikasi terapeutik merupakan salah satu cara untuk membina hubungan
terapeutik antara perawat dan klien. sehingga untuk meningkatkan asuhan
keperawatan terutama di rumah sakit diperlukan penerapan strategi pelaksanaan
komunikasi terapeutik yang sesuai standar, dimana sebagai perawat jiwa khususnya
kunci utama terapeutik adalah dirinya sendiri ( Stuart & Laraia, 2001). Hasil laporan
kepala ruangan pada bulan Februari 2007 menunjukan bahwa jumlah hari rawat di
ruang MPKP (kategori pasien intermediate) 16 hari sedangkan di ruang bukan
MPKP (kategori pasien intermediate) 54 - 62 hari. Hasil tersebut menunjukan
fenomena di RSMM Bogor. Peneliti merumuskan masalahnya sebagai berikut
Bagaimana perbandingan penerapan strategi komunikasi terapeutik pada pasien
dengan gangguan jiwa oleh perawat di ruang MPKP dan bukan MPKP?. Tujuan dari
peneliian ini adalah mempelajari perbandingan pcnerapan strategi komunikasi
terapeutik pada pasien dengan gangguan jiwa oleh perawat di ruang MPKP dan
bukan MPKP RSMM Bogor. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif
komparatif, jumlah sampel sebanyak 52 responden, yaitu perawat di ruang MPKP
dan bukan MPKP di RSMM Bogor, cara pengambilan sampel dengan tehnik
purposive sampling, instrumen yang digunakan adalah dengan Iembar observasi.
Hasil penelitian menunjukan ada perbedaan pelaksanaan penerapan strategi
komunikasi terapeutik pada pasien dengan gangguan jiwa oleh perawat di ruang
MPKP dan bukan MPKP."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5710
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Baso Yulistir
"Nyeri merupakan masalah utama pada pasien post operasi laparatomi. Penatalaksanaan nyeri non farmakologi dapat dilakukan dengan menggunakan komunikasi terapeutik yang baik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat nyeri pada pasien post operasi laparatomi. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional pada 76 pasien post operasi laparatomi yang diambil dengan cara purposive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat nyeri pada pasien post operasi laparatomi p=0,002. Semakin baik kemampuan komunikasi terapeutik perawat maka akan menurunkan tingkat nyeri pada pasien post operasi laparatomi. Rekomendasi penelitian ini, sebagai tambahan pengetahuan bagi perawat khususnya terkait komunikasi terapeutik dan tingkat nyeri pada pasien post operasi laparatomi dengan cara melakukan evaluasi dan pelatihan bagi perawat terkait komunikasi terapeutik.

Pain is the main problem in patients post operation laparatomi. Non pharmacological pain management can be done with using a good therapeutic communication. The purpose of this research was to know the correlation between therapeutic communication with pain levels in patients post laparatomi. This research uses descriptive analytic design with cross sectional approach on 76 patients post laparatomy taken by means of purposive sampling.
The results has shown that was any correlation between therapeutic communication with pain levels in patients post operation laparatomi p 0.002. It means that a good therapeutic communication skill will decrease the level of pain in patients post laparatomi. The recommendations of this study will improve the knowledge of nurses especially therapeutic communication and related pain levels in patients post laparatomy by way of doing evaluation and training for nurse related therapeutic communication.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>