Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 36301 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Moffitt, Sean
New York: McGraw-Hill, 2011
658.827 MOF w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Moffitt, Sean
"Sean Moffitt and Mike Dover show you how to take advantage of the exciting new models of business and technologies--and enthusiastic online communities--one click at a time. --from publisher description."
New York: McGraw-Hill , 2011
658.827 MOF w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Herry Mirza Putera; Lukman Ganis
"Dalam menghadapi lingkungan persaingan industri perbankan yang terus berubah dan semakin mengarah ke persaingan yang kompleks dan global, bank yang beroperasi harus dapat memenuhi kebutuhan nasabah. Konsep pemasaran harus disesuaikan dengan kondisi tersebut. Pemasaran dengan konsep klasik 4P (Product, Price, Place, Promotion) mulai mengalami definisi ulang dengan adanya konsep baru Customer Driven
Company yang dicetuskan oleh Richard C. Whiteley. Konsep tersebut memerlukan komponen 4 C (Customer Solution, Cost, Convenient Channel, Communication).
Komponen-komponen konsep lui mencakup penawaran suatu produk yang dapat memecahkan permasalahan nasabah, biaya yang dikeluarkan oleh nasabah untuk mendapatkan produk sesuai dengan biaya yang seharusnya dibebankan atas penciptaan produk saja, nasabah bebas memilili saluran distribusi yang ditawarkan oleh bank dan
perubahan dalam konteks komunikasi antara nasabah dan bank (komunikasi dilakukan dua arab). Keunikan konsep ini lebih menekankan pada kualitas produk dan kualitas pelayan kepada nasabah berusaha untuk memenuhi segala keingnan nasabah. Beberapa hal yang menjauh pertimbangan nasabah dalam memilih produk adalah keuntungan-keuntungan atas produk dan jasa yang ditawarkan, manfaat, kelemahan dan kekuatan yang menjadi ciri produk jasa yang ditawarkan pada nasabah dan produk juga harus mengkaitkan nasabah dengan banknya dalam hal sasaran, kebutuhan dan kedudukan nasabah saat ini. Proses penentuan tarif harus memperhitungkan posisi pasar, sasaran usaha, persaingan dan kondisi nasabah yang menjadi sasaran pasar. Posisi Bank Niaga dalam matrik penetapan tarif berada pada kwadran peluang optimal dimana kondisi persaingan dengan segmen Bank Niaga relatif sedang, mempunyai visi bahwa kepuasan nasabah adalah segalanya dan dan aspek biaya Bank Niaga lebih menekankan memperoleh pendapatan dan fee based Bank Niaga berupaya untuk meningkatkan saluran distribusi dengan menambah cabang-cabang spesialis, cabang-cabang otomatis, perbankan elektronik dengan pertimbangan ketersediaan sumber daya dan teknologi. Komunikasi Bank Niaga dengan nasabah dapat dilihat dan sikius pelayanan nasabah. Sikius pelayanan digunakan untuk menentukan prioritas yang harus dilakukan oleh Bank Niaga yang terdiri dari 3 kelompok. Kelompok pertama adalah prioritas utama pelaksanaan kegiatan yaitu kegiatan melakukan transaksi saja. Kelompok kedua adalah prioritas menengah terdiri dañ kegiatan-kegiatan menanyakan informasi, laporan, masuk bank, kartu kredit, produk dan jasa. Kelompok ketiga adalah terdiri dan kegiatan
pinjaman, organisasi bank, ATM dan pembukaan account. Pembagian kelompok ini memberikan informasi bagi Bank Niaga baliwa kegiatan melakukan transaksi merupakan prioritas utama yang hams dilakukan dalam meningkatkan pelayanan kepada nasabah.
Dengan mengetahui perbedaan persepsi internal (pendapat manajemen) dan eksternal (pendapat nasabah) atas pelayanan Bank Niaga dapat digunakan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah. Perbedaan paling besar terdapat pada accesability. Rata-rata perbedaan adalah 0.59, perbedaan ini menunjukkan kualitas pelayanan menurut nasabah lebth rendah 17% dañ persepsi kualitas pelayanan yang
diberikan oleb Bank Niaga. Artinya bahwa Bank Niaga sebeuarnya masih belum dapat memenuhi sebagian kecil harapan nasabah atas kualitas pelayanan yang baik.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
KA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Ronaldo S.
"ABSTRAK
Di dalam persaingan industri telekomunikasi yang demikian pesat khususnya pada industri jasa pelayanan radio trunking yang semakin mengarah kepada persaingan yang lebih ketat, perusahaan tersebut harus dapat memenuhi kebutuhan pelanggannya. Konsep pemasaran harus disesuaikan dengan kondisi tersebut. Maka timbullah suatu konsep pemasaran baru yaitu Customer Driven Company yang dicetuskan oleh Richard C. Whiteley. Konsep tersebut memiliki komponen 4C (Customer Solution, Cosi, Channel, Communication). Komponen komponen konsep tersebut mencakup penawaran suatu produk yang dapat memecahkan permasalahan pelanggan, biaya yang dikeluarkan oleh pelanggan untuk mendapatkan produk sesuai dengan biaya yang seharusnya dibebankan Keunikan konsep ini Iebih menekankan pada kualitas produk dan kualitas pelayanan kepada pelanggan serta berusaha untuk memenuhi keinginan pelanggan berdasarkan kebutuhannya terhadap sistem radio trunking.
Pelanggan tentunya akan mempertimbangkan beberapa hal di dalam memilih produk atau jasa, diantaranya adalah keuntungan-keuntungan atas produk atau jasa yang ditawarkan kepada pelanggan, manfaat, kekuatan dan kelemahannya yang menjadi ciii produk dan jasa yang ditawarkan kepada pelanggan. Produk atau jasa yang ditawarkan juga harus mengkaitkan pelanggan terhadap sasaran dan kebutuhan pelanggan saat ini. Proses penentuan tarif harus memperhitungkan posisi pasar, sasaran usaha, persaingan, dan kondisi pelanggan yang menjadi sasaran pasar. PT. XYZ mempunyai visi bahwa kepuasan pelanggan adalah segalanya. PT. XYZ berupaya untuk meningkatkan pelayanan jaringan komunikasi radio trunking dengan memperluas jaringan tersebut berdasarkan kebutuhan pelanggan.
Dengan mengetahui perbedaan persepsi internal atau pendapat manajemen, dan eksternal atau pendapat pelanggan atas pelayanan PT. XYZ dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada pelanggan. Perbedaan terbesar terdapat pada jangkauan jaringan. Sementara rata-rata perbedaan adalah sebesar 0.44, perbedaan ini menunjukkan kualitas pelayanan menurut pelanggan lebih rendah 11.82% dan persepsi kualitas pelayanan yang dibenikan oleh PT. XYZ. Artinya bahwa PT XYZ masih belum dapat memenuhi sebahagian kecil harapan pelanggan atas kualitas pelayanan yang baik.
Segmentasi dilakukan agar PT. XYZ dapat memanfaatkan kesempatan pasar potensial. Penentuan pasar potensial tersebut berdasarkan kelompok pelanggan, produk at&t jasa yang ditawarkan, cakupan geografinya dan sasaran pasar PT. XYZ yang merupakan hasil penggabungan dari ketiga faktor di atas. Selain itu juga harus mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan internal PT. XYZ.
Berdasarkan faktor internal dan ekstemal maka strategi yang dikembangkan adalah strategi yang bersifat offensive. Strategi ini dapat dilakukan dengan membuat penawaran produk atau jasa baru yang inovatif untuk mendapatkan pelanggan harus, menjangkau daerah atau wilayah baru dengan memperbesar jaringan kornunikasi yang ada berdasarkan kebutuhan pelanggan dan melakukan penawaran produk atau jasa melalui prornosi dan iklan yang lebih gencar dan menarik perhatian.
PT. XYZ di dalam menerapkan konsep Customer Driven Company diharapkan dapat mempertahankan visi dan mengutamakan pelanggan, meningkatkan pelayanan kepada pelanggan dengan melakukan perbaikan terhadap feedback dan keluhan pelanggan, menghilangkan hambatan-hambatan yang ada di dalam pelayanan kepada pelanggannya. Selain itu juga diharapkan agar manajemen dapat memberikan contoh kepada seluruh pegawai untuk memfokuskan pelayanan kepada pelanggan. Dengan demikian setiap orang dalam perusahaan mempunyai visi yang sama cli dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T4789
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa Nirmala Devi
"Penelitian ini membahas bagaimana pemaknaan khalayak terhadap citra merek perusahaan dalam storytelling kampanye Mulai Aja Dulu oleh Tokopedia. Dengan storytelling kampanye Mulai Aja Dulu, peneliti ingin menggaliengagement khalayak dalam proses storytelling yang melibatkan pemaknaan mereka terhadap citra merek perusahaan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan paradigma konstruktivis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kampanye Mulai Aja Dulu yang dibuat oleh Tokopedia sebagai perusahaan e-marketplace dengan khalayak terkait yang terbagi menjadi user dan Tokopedia, memiliki konteks yang berbeda sehingga bentuk engagement dan pemaknaannya juga berbeda. Storytelling dalam kampanye Mulai Aja Dulu ini dapat dilihat lebih sesuai dalam konteks engagementpada user Tokopedia karena mereka dapat menceritakan dan membagikan bagaimana kemudahan yang mereka rasakan dari pengalamannya menggunakan Tokopedia. Pandangan khalayak user dan seller Tokopedia dari engagement dan pengalaman mereka dalam kampanye Mulai Aja Dulu memperlihatkan pemaknaan dengan asosiasi positif yang menggambarkan citra merek perusahan yang positif juga.

This study discusses the reception of audience on the corporates brand image in the Mulai Aja Dulu storytelling campaign by Tokopedia. With Mulai Aja Dulu storytelling campaign, researches want to explore the audience engagement in storytelling process that involved their receptions on corporates brand image. This research is qualitative research with constructivist paradigm.
The result of this study explains that Mulai Aja Dulu campaign by Tokopedia as an e-marketplace company that has related audience (stakeholders) which is divided into Tokopedias user and seller, has a different context so their form of engagement and receptions also differs. Storytelling of Mulai Aja Dulu campaign is considered more contextual on Tokopedia users because they can tell and share about the easiness of using Tokopedia based on their experience. The audience perceptions both user and seller of Tokopedia based on their experience and engagement in Mulai Aja Dulu campaign shows that their receptions leads to positive corporate brand image.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melati Oktaviana Lestyan Putri
"Digitalisasi pada era ini sudah merambah ke pangsa jual beli online melalui
aplikasi, dengan banyaknya kompetitor maka lokapasar yang bersaing di
Indonesia harus pintar mencari peluang dan memiliki ide-ide yang kreatif.
Shopee salah satu dari lokapasar online yang bersaing dengan lokapasar lainnya
untuk mengakusisi konsumen pria dengan usia milenial, hal ini dikarenakan
peminatnya masih dalam lingkup gender wanita. Shopee mencoba melakukan
melalui strategi iklan dan sponsorship pada event sepak bola Indonesia untuk
meningkatkan kesadaran merek dan citra merek Shopee di kalangan konsumen
pria. Tesis ini akan membahas seberapa besar pengaruh dari strategi yang
dilakukan oleh Shopee. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitati
dengan jumlah responden sebanyak 180 orang pria dengan rentang usia milenial
yaitu 20-34 tahun. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa masing-masing
variabel pesan iklan dan variabel sponsorship memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel kesadaran merek maupun citra merek. Hasil ini juga diharapkan
menjadi acuan untuk penelitian berikutnya serta evaluasi bagi pemegang merek
tersebut.

Digitalization in this era has penetrated into the online buying and selling market
through applications, with so many competitors, competing local markets in
Indonesia must be smart in looking for opportunities and have creative ideas.
Shopee is one of the online marketplaces that compete with other markets to
acquire millennial male consumers, this is because the enthusiasts are still in the
female gender sphere. Shopee tries to do this through advertising and sponsorship
strategies at Indonesian football events to increase brand awareness and Shopee
brand image among male consumers. This thesis will discuss how much
influence Shopee's strategy has. The approach used is a quantitative approach
with 180 male respondents with a millennial age range of 20-34 years old. The
results of this study indicate that each advertising message variable and
sponsorship variable has a significant effect on brand awareness and brand image
variables. These results are also expected to become a reference for further
research and evaluation for these brand holders.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lukas Damuti
"Perkembangan industri fashion lokal yang terus berkembang menghasilkan berbagai macam item fashion sekaligus persaingan di antara para pelaku bisnis fashion. Selain bersaing dengan sesama brand fashion lokal, pelaku bisnis harus bersaing dengan brand luar. Hal ini tentu membuat persaingan bisnis di industri fashion menjadi semakin ketat. Untuk menghadapi persaingan, kinerja menjadi faktor yang perlu diperhatikan oleh perusahaan. Kinerja pada perusahaan dapat diketahui melalui pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja perusahaan dilakukan supaya perusahaan dapat melakukan evaluasi terhadap kinerjanya dan melakukan rencana yang ingin dicapai di masa yang akan datang. Pengukuran kinerja dapat dilakukan dengan menggunakan metode performance prism, economic value added (EVA), BCG Matrix, balanced scorecard dan pengukuran kinerja lainnya. Namun, salah satu metode yang dapat mengukur kinerja dari sisi finansial dan nonfinansial adalah metode balanced scorecard. Balanced scorecard merupakan metode untuk mengukur kinerja dengan berisi serangkaian ukuran untuk memfasilitasi persepsi perusahaan mengenai kinerjanya secara keseluruhan. PT Bersinar Terang Group merupakan pelaku bisnis fashion lokal yang sedang bersaing di industri fashion lokal. Sehingga, PT Bersinar Terang Group perlu melakukan pengukuran kinerja. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kinerja PT Bersinar Terang Group yang dianalisis dengan metode balanced scorecard. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT Bersinar Terang Group memiliki kinerja yang baik berdasarkan analisis kinerja dengan menggunakan metode balanced scorecard.

The development of the local fashion industry that continues to grow produces a variety of fashion items as well as competition among fashion business people. In addition to competing with fellow local fashion brands, business people must contend with outside brands. This certainly makes business competition in the fashion industry even more intense. To face the competition, performance is a factor that needs to be considered by the company. Performance in the company can be known through performance measurement. Measurement of company performance is carried out so that the company can evaluate its performance and carry out plans to be achieved in the future. Performance measurement can be done using performance prism, economic value added (EVA), BCG Matrix, balanced scorecard, and other performance measurement methods. However, one of the methods that can measure performance from the financial and nonfinancial sides is the balanced scorecard method. A balanced scorecard measures performance by containing a series of measures to facilitate a company's perception of its overall performance. PT Bersinar Terang Group is a local fashion business player that is competing in the local fashion industry. Thus, PT Bersinar Terang Group needs to measure performance. This study aims to determine the performance of PT Bersinar Terang Group, which is analyzed using the balanced scorecard method. This research method uses a quantitative approach. The results showed that PT Bersinar Terang Group had a good performance based on performance analysis using the balanced scorecard method."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rand, Paul M.
"Foreword / by Margo Georgiadis, President , Americas, Google -- Introduction : living a recommendable life -- Preface -- Word of mouth recommendations : marketing's holy grail -- Stew Leonard's and the 30 minute recommendation -- Why Angie and her list are worth $650 million -- Fixing what advertising has broken -- A whole new model for a whole new world -- The power of positive recommendations -- Where, how and why we recommend -- Some recommendations are more valuable than others : the influencer ecosystem and the Oprah effect -- The roadmap to recommendations -- Know : understanding where and how your brand and your competitors are talked about and recommended -- Plan : developing a recommendable brand strategy, articulating your sharable story -- Identify : discover those people whose recommendations influence your brand's purchase decisions -- Activate : creating compelling content and experiences that engage the 90/10 rule -- Protect : identifying and neutralizing "hear me's", "reputation terrorists" and "competitive destroyers" -- Beyond marketing : operationalizing recommendations -- Customer service that gets you recommended -- Becoming the most recommended place to work (HR) -- Creating products and offerings your customers tell you they will buy (Product Innovation/R & D) -- Built by recommendations : tying it all together."
New York: McGraw-Hill , 2014
658.872 RAN h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Teresa Olivia Luhur
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi brand positioning yang tepat untuk Bukalapak dalam industri voucher game di Indonesia, melalui analisis unique selling point dari produk dan layanan top up voucher game di Bukalapak. Analisis brand positioning ini memberikan insight baru bahwa Bukalapak dapat memposisikan brand miliknya sebagai ‘Marketplace voucher game dengan promo terbanyak’. Upaya memperkuat brand positionong Bukalapak juga dilakukan dengan merancang program komunikasi melalui social media marketing, berupa content marketing, influencer marketing, dan social media advertising.

This study aims to identify the strategic brand positioning for Bukalapak in the game voucher industry in Indonesia. The determination of the brand positioning is supported by the analysis of the unique selling point of the top-up game voucher products and services at Bukalapak. This brand positioning analysis provides new insight that Bukalapak can position itself as a ‘Game voucher marketplace with the most promos’. Efforts to strengthen Bukalapak's brand positioning in the mind of the audience are also supported by communication efforts through social media marketing which is implemented in content marketing, influencer marketing, and social media advertising."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kunde, Jesper
London : Prentice-Hall, 2000
658.001 KUN c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>