Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154772 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kevin Arifianto Koeswandito
"ABSTRAK
Pendekatan pesan secara emosional dan rasional di dalam iklan merupakan strategi yang sudah umum terdapat dalam sebuah iklan. Akan tetapi perhatian khusus dapat diberikan kepada periklanan produk obat karena berbagai peraturan seperti yang dikeluarkan WHO
mengemukakan pentingnya iklan obat agar mampu membuat khalayak berpikir rasional dengan pesan iklan yang rasional pula. Penelitian ini berusaha melihat seberapa besar respon secara rasional dan emosional khalayak atas iklan obat dengan studi kasus iklan obat Bintangin versi Slank. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan paradigma positivis dan dalam pengumpulan datanya menggunakan survey. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah respon secara rasional dan emosional dapat diukur ketika khalayak melihat iklan obat.

ABSTRACT
The use of emotional and rational approach in advertising is a common practice these days. But special attention can be given towards the advertising of drugs because of all the guidelines such as the one issued by the WHO which states the importance of drug advertising to be able to make the audience think rationally by using rational messages in
advertising. This study aims to see how much the audience response, both rationally and emotionally, towards drug advertisement by using the case study of Bintangin Slank version television commercial.. This study uses Quantitative approach, positivism paradigm, and uses
survey in acquiring the data. The result of this study is the rational and emotional response the audience have towards the advertising of drugs is measureable.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irawan Adi Prasetyo
"Sejak tahun 1995, Astragraphia ditunjuk sebagai pemegang tunggal hak waralaba AlphaGraphics untuk Indonesia. AiphaGraphics adalah suatu jaringan usaha Printshop dunia yang mengkhususkan diri di bidang design-copy-print. Dimulai dari kota Tucson, Arizona, USA sejak tahun 1970. Jenis usaba ini berkembang pesat keseluruh dunia dengan lebih dan 360 gerai dilebih dan 25 negara, melaluj sistem franchising.
AiphaGraphics berdasarkan kategori industni printing menurut Printing Industries of America (PIA) termasuk dalani segrnen Quick Commercial Printing. Industri segmen Quick Commercial Printing merupakan segmen dengan pertumbuhan paling tinggi di tahun 80-an, namun ditahun 90-an industri ini ternyata merupakan segmen yang pertumbuhannya menurun paling cepat. Pertumbuhan industri printing untuk Quick Commercial Printing diperkirakan justru turun dari sekitar $ 6,4 miliar di tahun 1995 menjadi hanya % 5,4 miliar di tahun 2010. Namun berdasarkan data dan The National Association for Printing Leadership (NAPL) diperkirakan data pertumbuhan untuk industni printing secara keseluruhan adalah 3.5%.
Untuk mengantisipasi hal ini AiphaGraphics, Inc bekerja keras berusaha merumuskan kembali strategi di masa yang akan datang agar perkiraan penurunan diatas tidak terjadi dengan jaringan AiphaGraphics di seluruh dunia. Masing-masing negara diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk penyusunan strategi tersebut termasuk Astragraphia sebagai Master Franchise untuk di Indonesia. Berdasarkan masukan-masukan ini akan disusun strategi global untuk dijadikan rencana jangka panjang pengembangan AiphaGraphics di dunia.
Permasalahan utama yang dihadapi oLeh industri Quick Commercial Printing adalah perkembangan teknologi yang menyebabkan perubahan karakteristik kebutuhan customer. Dan pameran asosiasi industri graphics art dunja DRUPA 2000 di Jerman dinyatakan bahwa secara jangka panjang akan terjadi penurunan atas kebutuhan photocopy ataupun cetak offset. Padahal bal ¡ni saat ¡ni merupakan kontribusi terbesar dan pemasukan Quick Commercial Printing. Heidelberg memprediksikan bahwa pertumbuhan cetak offset tradisional adalah nol, namun pertumbuhan untuk cetak digital akan berkembang pesai. Dalam kategori cetak kebutuhan pelanggan akan kecepatan, permintaan dalam jumlah sedikit sesuai dengan yang diinginkan akan semakin meningkat, kebutuhan ini yang dapat dipenuhi dengan teknologi cetak digital. Xerox memprediksikan bahwa pertumbuhan cetak digital hitam putih akan mencapai 20% pertahun sedangkan untuk digital warna mencapai 30%.
Selain itu efek pertumbuhan bisnis secara global dengan ditunjang perkembangan teknologi digital akan mengubah cara perusahaan untuk melakukan bisnis. Trend ini akan mendorong pertumbuhan ?distributed printing?. Distrubuted printing adalah cara mencetak dengan mengirimkan dokumen secara elektronik ke berbagat lokasi baru kemudian dicetak dan didjstrubusikan. Konsep pencetakan yang lama adalah dokumen dicetak disuatu tempat kemudjan baru dikjrjmkan secara manual ke berbagai lokasi di lokasi tujuan. Selain itu distributed printing juga dapat diartikan sebagai proses pencetakan dari web, artinya dokumen yang ada secara elektronik di suatu web akan di down-load dan kemudian dicetak. Trend ini mengubah perilaku perusahaan terutama daÌam hal pendistribusian dokumen. Secara total biaya konsep ini juga sangat murah dibandingkan dengan pendistribusian dokumen dengan kertas atau bahkan harus melakukan penyimpanan stok di gudang. Efek perubahan ini juga akan menyebabkan Quick Commercial Printing yang tidak mempunyai jaringan di seluruh dunia akan menjadi terancam sehingga jaringan dan customer global menjadi kunci sukses di masa yang akan datang.
Untuk menganalisa hal diatas diperlukan beberapa data yang mendukung sebagai acuan penyusunan strategi. Data yang diperlukan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu data primer dan sekunder. Data primer akan didapatkan dan survey terhadap customer AiphaGraphics di Indonesia, sedangkan data sekunder didapatkan data dan buku-buku, artikel ataupun dan bahan internal perusahaan. Penyusunan strategi didasarkan pada proses perencanaan strategik yang dan buku Strategic Management, an Integrated Approach karangan Charles W.L. Hill & Gareth R. Jones. Proses perencanaan ini dapat dibagi menjadi 5 tahap, mulai dan misi perusahaan dan tujuan utama perusahaan, analisa terhadap lingkungan bisnis di luar ataupun didalam perusahaan, pemilihan strategi mulai dan level fungsional, bisnis dan korporat serta terakhir adalah strategi implementasi.
Dari analisa penyusunan Strategi diatas dapat disusun elemen strategi bersaing sebagai berikut:
- Melakukan training secara rutin dan mengembangkan organisasi yang berorientasi ke customer, sesuai dengan strategi competitive advantage yaitu superior customer responsiveness.
- Mengutamakan hubungan jangka panjang dengan customer dengan meningkatkan nilai tambah bisnis customer dan kepercayaan dengan secara konsisten memberikan produk dan layanan berkualitas.
- Memberikan kenyamanan, produk dan jasa yang lengkap, pilihan media baik kertas
ataupun digital dan memanfaatkan jaringan di dunia.
- Mengembangkan secara tenis menerus kemampuan sebagai jaringan global yang
terintegrasi dengan melakukan tiga hal,
1. Sertifikasi Iso 9002 sebagai sesuatu yang standar di seluruh toko untuk menunjukkan kualitas proses dan produk sesuai standar Internasional.
2. Pengembangan kompetensi digital bagi karyawan baik yang berhubungan langsung
dengan customer ataupun bagian pendukung seperti produksi.
3. Investasi produk digital baik liitam putih ataupun warna sebagai antisipasi perubahan karakteristik permintaan customer.
4. Pengembangan jaringan atau jumlah toko untuk memperkuat eksistensj dan keunggulan jaringan yang saat ini sudah dimiliki.
- Mengembangkan secara terus menerus e-commerce atau order secara elektronik melalui web-site dan distributed printing dengan melakukan dua hal,
1. Memiliki web site di masing-masing store untuk ordering on line, untuk dijadikan competitif strategi terutama untuk mengembangkan image terdepan dalam inovasi teknologi.
2. Mengembangkan program Global Account dan Distributed Printing. Global Account
adalah program customer global di AiphaGraphics sehingga perusahaan multinasional dengan mudah dapat memanfaatkau jaringan AiphaGraphics diseluruh dunia. Selain itu dengan fasiitas Distributed Printing, perusahaan multinasional dapat memanfaatkan jaringan global AlphaGraphics untuk mengirimkan dokumen secara elektronik ke berbagai tempat.
Dari pembahasan diatas ada bebe rapa hal yang menjadi kelemahan, antara lain adalah
1. Data yang terkumpul masih sedikit sehingga untuk itu perlu dilakukan survey tambahan sehingga data yang terkumpul dapat lebih banyak agar dapat merepresentasikan data yang lebih akurat. Selain itu juga perlu dilakukan survey lebih detail untuk memperjelas masing-masing atribut, misalkan item kualitas untuk memperjelas item perlu digali Iebih dalam kualitas seperti apa yang sebenarnya diharapkan oleh customer.
2. Sulitnya mendapatkan data di Indonesia sehingga kebanyakan data diambil dan asunisi perkembangan di Amerika ataupun dunia. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya bias dengan kondisi aktual yang terjadi di Indonesia, walaupun mungkin efek yang terjadi di dunia atau Amerika cepat atau lambat pasti juga alcan tenjadi di Indonesia. Namun implementasi stratcgi juga harus mcmpertimbangkan waktu, arlinya harus disesuaikan dengan kondisi yang tcpat karena terlalu cepaL atau lebih lambat menyebabkan strategi lersebut tidak efcktif. Untuk itu perlu dilakukan analisa lebih mendalam untuk melihat kmdisi aktual yang ada di Indonesia.
3. Analisa yang sudah dilakukan belum membahas kondisi persaingan terinasuk apa yang sudah dilakukan oleh para pesaing, sehingga strategi competitif harus tetap unik dibanding yang dilakukan oleh pesaing.
4. Dalam pembahasan ini tidak dilakukan perhitungan finansial balk untuk biaya investasi ataupun sumber dana untuk pembiayaan investasi tersebut. Sedangkan aspek frnansial tidak bisa seratus persen dipisahkan dad penyusunan sebuah strategi, sehingga perlu dilakukan analisa kelayakan yang lebih detail untuk setiap investasi baru untuk melihat efek bisnis secara keseluruhan."
2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaeful Hanefi Z.Z.
"ABSTRACT
In the last couple of years, Vietnam became one of the attractive target
countries for international investors because of its stable political environment, high
economic growth and enormous natural resources.
This paper provides an analysis that will describe feasibility on penetrating
the Vietnamese instant noodle market and selection of the most appropriate market
entry strategy.
The analysis indicates that Vietnam has a significant political stability with a
great government role in supporting investment in this country, by providing ease
and guarantee for investors. This shows future certainty, a very important factor for
every investor.
From economic aspect, a country with 70 million population is a huge market
High economic growth (more than 5% p.a) and enormous natural resources made
Vietnam a promising market. The only constraint is lack of transportation and
communication facilities in all over the country.
Chinese culture that has a strong influence in the Vietnamese society gives
the community sense of appreciation toward private sector. High education and
literacy rate, and good health facilities give an added value on this market viability.
Vietnamese instant noodle industry is dominated by VIFON, a state owned
company with 52 % market share. But it seems this monopolist emphasizes its role as
government agent of development (with the mission of providing food for Vietna
mese) instead of a monopolist role that usually tends to keep its market domination
by killing the other competitors in the market. In general, Vietnamese instant noodle
market still provide enough opportunities for new entrants to come and create their
competitive advantages. Vietnamese consumers are used to consume noodle, as one
of China culture influence to their eating habits.
There are some constraints which will be faced by investors, such as econom
ic constraints (poor physical infrastructure & distribution network and different
consumer need), managerial constraints (different managerial role and task re
quirement), and institutional constraints (government policy and quality of human
resources). These should be deliberately considered and anticipated by investors
who intend to enter Vietnam market.
All the analysis come to the conclusion that the most appropriate market
entry strategy is Foreign Direct Investment (FDI).
Financial analysis confirms that the strategy is financially feasible. Among
the 2 scenarios, Scenario I has a better financial feasibility and that?s why it becomes
the proposed scenario.
Then, in order to protect the investment from foreign exchange risk, it is
suggested to do preventive actions, such as: diversification on operation and financing, and hedging via option market."
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manulang, Merry Kristiani
"PT. Prima Value Indonesia is a management-consulting company which built by passion to give the clients the best services and solutions and also add value to their businesses. Its main dimensions of specialization are management consultancy, research and survey, also knowledge development. New product or service development can be fail to be introduced or sell by many small business such as PT, Prima Value Indonesia as the consulting management companies because of its low profile characteristic. This final report is using some tools such as marketing mix and the SWOT analysis to analyze the internal and external factors of the company, and also to analyze their marketing strategy. Regarding to the TOWS Matrix of PT. Prima Value Indonesia, the company for this time could reach new potential clients and also could increase and maintain their promotion, by implementing SO Strategies, using company's internal strengths to take advantage of external opportunities. Furthermore, the company at this time could focus on the subject of property and pharmacy in doing workshops services as application of managing "focus strategy" in order to get to know their segments intimately and pursues either cost leadership or differentiation within their target segment. Those suggestions are expected could be use by the company to pursue its marketing objectives in the target market and also to position themselves strongly in the chosen target markets."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T18587
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Rahayu
"Keinginan strategik pihak manajemen PT Asuransi Jasa Indonesia untuk menyeimbangkan portofolio segmen ritel terhadap portofolio segmen korporasi melatarbelakangi penelitian ini. Penulis memfokuskan penelitian pada manajemen hubungan pelanggan kunci dengan mengambil studi kasus pada Cabang XYZ dan pelanggan yang dipilih pada cabang tersebut adalah PT. Seribu Bunga Multifnance.
Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis strategi manajemen hubungan pelanggan kunci dalam bisnis asuransi kendaraan bermotor PT Asuransi Jasa Indonesia, sehingga dapat digunakan sebagai strategi pemasaran PT Asuransi Jasa Indonesia untuk bisnis asuransi kendaraan bermotor. Kemudian dilanjutkan dengan analisis pengembangan strategi pemasaran berbasis sistem informasi pemasaran pada unsur-unsur pengembangan inforrnasi yang dimiliki oleh PT Asuransi Jasa Indonesia. Dengan demikian dapat dijadikan arahan dan petunjuk dalam pengembangan strategi manajemen hubungan pelanggan kunci. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitis. Populasi penelitian adalah para karyawan yang dinilai ahli dan berkompeten. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara riset pustaka dan lapangan melalui daftar kuesioner pertanyaan tertutup, dilanjutkan dengan menggunakan wawancara tidak terstruktur. Faktor pengaruh daya tarik pelanggan, PT. Seribu Bunga Multi-finance terhadap perusahaan PT. Asuransi Jasa Indonesia. Indikator yang paling berpengaruh berasal dari indikator kekuatan keuangan dan indikator eksistensi perusahaan memberikan kontribusi yang lebih kecil. Kemudian secara berurutan indikator lainnya yang memberi pengaruh antara lain indikator citra pasar, indikator eksklusifitas pasokan dan indikator pertumbuhan permintaan, indikator volume penjualan dan indikator potensi penjualan merupakan indikator-indikator yang perlu mendapat perhatian. Faktor status hubungan PT. Asuransi Jasa Indonesia dengan pelanggan PT. Seribu Bunga Multifinance dikelompokkan kedalam tujuh indikator, dimana yang paling berpengaruh adaiah indikator tingkat persaingan kualitas disusul dengan indikator citra produk. Kemudian secara berurutan indikator lainnya yang memberi pengaruh antara lain indikator tren pembelian pelanggan, indikator umur hubungan dan indikator tingkat persaingan harga, indikator pangsa pembelian pelanggan dan indikator pangsa relatif terhadap passing merupakan indikator-indikator yang perlu mendapat perhatian.
Kondisi posisi pengaruh faktor daya tank pelanggan dalam hal ini PT. Seribu Bunga Multifinance menunjukkan rendah cenderung sedang (rata-rata tertimbang: 1,7678). Sedangkan kondisi posisi pada faktor status hubungan PT Asuransi Jasa Indonesia dengan pelanggannya, PT. Seribu Bunga Multifinance secara umum sedang cenderung rendah (rata-rata tertimbang: 2,3981). Hal tersebut menggambarkan posisi manajemen hubungan pelanggan kunci PT. Seribu Bunga Multifinance dalam bisnis asuransi kendaraan bermotor terdapat pada sel ke VIII. Perusahaan memberikan kontribusi yang lebih kecil. Kemudian secara berurutan indikator lainnya yang memberi pengaruh antara lain indikator citra pasar, indikator eksklusifitas pasokan dan indikator pertumbuhan permintaan, indikator volume penjualan dan indikator potensi penjualan merupakan indikator-indikator yang perlu mendapat perhatian. Faktor status hubungan PT. Asuransi Jasa Indonesia dengan pelanggan PT. Seribu Bunga Multifinance dikelompokkan kedalam tujuh indikator, dimana yang paling berpengaruh adalah indikator tingkat persaingan kualitas disusul dengan indikator citra produk. Kemudian secara berurutan indikator lainnya yang memberi pengaruh antara lain indikator tren pembelian pelanggan, indikator umur hubungan dan indikator tingkat persaingan harga, indikator pangsa pembelian pelanggan dan indikator pangsa relatif terhadap pesaing merupakan indikator-indikator yang perlu mendapat perhatian. Kondisi posisi pengaruh faktor daya tarik pelanggan dalam hal ini PT. Seribu Bunga Multifinance menunjukkan rendah cenderung sedang (rata-rata tertimbang: 1 ,7678). Sedangkan kondisi posisi pada faktor status hubungan PT Asuransi Jasa Indonesia dengan pelanggannya, PT. Seribu Bunga Multifinance secara urnum sedang cenderung rendah (rata-rata tertimbang: 2,3981). Hal tersebut menggambarkan posisi manajemen hubungan pelanggan kunci PT. Seribu Bunga Multifinance dalam bisnis asuransi kendaraan bermotor terdapat pada sel ke VIII."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14161
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darmawan Durianto
"Dalam kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia terlihat peningkatan kegiatan investasi yang pesat, khususnya di Jakarta sebagai kota metropolitan, tempat berpusatnya seluruh sektor usaha negara kita. Sejalan, dengan pertumbuhan investasi, jumlah tenaga asing yang masukpun meningkat pula. Untuk itu, dibutuhkan penyediaan sarana tempat hunian yang berkualitas internasional dan berlokasi stratejik. Dan apartemen sebagai salah satu produk real estate berbentuk bangunan yang meliputi sejumlah unit hunian, yang ditempati berbagai penghuni yang berbeda dengan membayar sejurnlah sewa kepada pemiliknya, merupakan suatu alternatif pilihan utama.
Hal tersebut menyebabkan bisnis apartemen menjanjikan prospek yang menguntungkan di mata para pengusaha. Dan sebagaimana umumnya terjadi, rnerebaknya suatu peluang usaha selain menjanjikan prospek, juga menimbulkan permasalahan seperti makin intensifnya persaingan.
Situasi bisnis apartemen dewasa ini ditandai pertumbuhan sekitar 35.4 % pertahun dari 1985 hingga sekarang, dengan jumlah 22 apartemen di Jakarta yang beroperasi dengan tirigkat hunian rata?rata 97 % . Potensi permintaan, tahun mendatang diperkirakan akan meningkat sekitar 25 % pertahun hingga mencapaj 3750 unit pada tahun 1995. Akan tetapi penawaranpun melonjak tajam, sehingga diperkirakan pada akhir tahun 1995 akan tersedia sekitar 5400 unit apartemen. Efek yang mungkin terjadi adalah menurunnya tingkat hunian rata?rata hingga 70 % pada tahun itu.
Dengan meggunakan analisis sensitivitas variabel tingkat hunian, tenlihat bahwa investasi apartemen seharusnya memiliki tingkat hunian minimum 70% dengan pay-back period 10,2 tahun Tujuan pemasaranpun tidak terlepas dari aspek di atas, dengan target tingkat hunian serta pay?back period tersebut.
Untuk mencapai tujuan pemasaran tersebut, pelaku bisnis perlu melancarkan strategi pemasaran yang terpadu, yang memperhatikan karakteristik pemasaran dan apartemen yang berkaitan erat dengan jenis produknya yakni jasa penyewaan hunian. Strategi pemasaran dapat dimulai dengan melakukan segmentasi pasar dan memposisikan produk untuk menjangkau target pasar yang telah ditentukannya. Dari hasil analisis, ternyata segmen pasar potensiaInya adalah kelas menengah tenaga kerja asing ( 50 % ). Oleh karenanya mempopulerkan apartemen sebagai produk tempat hunian yang sesuai dan nyaman -- praktis, terjangkau harganya, berkualitas standar, dekat ke lokasi kerja, plus fasilitas tambahan --, adalah bentuk upaya memposisikan produk tersebut.
Mengingat banyaknya pelaku dalam bisnis apartemen ini maka dalam hal strateji bersaing, pemimpin pasar apartemen -- khususnya yang melayani kelas atas -- harus mengambil tindakan pro-active, menghadapi bertambahnya pesaing. Baik itu dilakukan dengan pengembangan produk, maupun dengan pengembangan, strateji pemasarannya, baik melalui faktor harga maupun non harga. Para pelaku yang bermain di pasar apartemen kelas menengah ke bawah, umumnya adalah pengikut pasar, yang merupakan price?taker, yang bergantung pada kondisi di pasaran.
Secara umum, pengikut pasar dapat memainkan strateji non harga, seperti melalul Fokus pada kelas tertentu, sebagai contoh : tenaga kerja menengah Jepang yang lajang, tenaga asing sektor perminyakan, bahkan manajer Indonesia yang termasuk kelas menengah ( sebagai pengikut trend gaya hidup praktis, peminat awal lnvestasj ). Untuk memenangkan persaingan, mereka perlu rnerencanakan dan menerapkan strateji pemasaran yang tepat.
Produk yang ditawarkan sebaiknya lebih asri dan nyaman serta aman, berlokasi tak jauh dari pusat bisnis. Lokasi lapis kedua seperti Kebayoran, perbatasan Jakarta ? bekasi, Kemang adalah beberapa contoh yang sesuai. Bagikelas menengah, aspek harga dan lokasi memegang peran cukup penting.
Penetapan harga sebaìknya mengikuti pasaran khususnya bagi apartemen kelas menengah. Untuk kelas tersebut, variasi tarif sewa yang dapat diperoleh umumnya berkisar dan $ 1,500 hirigga $ 3,000 per-unit. Melengkapi tarif sewa, juga dikenakan service charge ( sekitar $ 1.5 hingga $ 5 per?m2 ), yang dapat dikenakan secara optional bagi fasilitas tambahan tertentu. Segi lain yang muncul adalah potongan harga yang mengikuti pola lama penyewaan lebih dari setahun ( sekitar 7.5 % per tahun, umumnya dua tahun ).
Penggunaan agen pemasaran ( dengan fee 3 % - 5 % dan nilai sewa ) dapat mengefektifkan distribusi, komunikasi, serta manajemen penjualannya. Mengenai komunikasi, agaknya brosur dan íklan memegarig peran terpenting, selain cara promosi mulut ke mulut. Secara umum, target sasaran komunikasi adalah calon pelanggan potensial, walaupun kadangkala mula?mula perlu ditujukan pada perusahaan atau industri tertentu, dengan anggaran maksimum sebesar sebulan sewa semua lantai apartemen. Dalam hal distribusi, setelah perusahaan berjalan sebaiknya memelihara data base yang berisi seluruh informasi pelanggan, dan perusahaan potensial. Armada manajemen penjualan internal juga akan mendukung kesuksesan pemasaran, melalul kerjasama dengan semua pihak yang terkait.
Dalarn mengembangkan produk apartemen menengah, para pelaku pasar -- khususnya investor baru -- sebaiknya memanfaatkan ceruk pasar khususriya daÌam hal : produk, lokasi, fasilitas, lingkungan, atau kualitas. Untuk kelas atas, ada trend menguatnya peran apartemen jasa (perluasan kapasitas) dan posisl saingnya, sehingga investor baru dalam rnemperluas investasi sebaiknya hanya mengikuti pemimpin pasar. Sesungguhnya, porsi segmen ataspun makin terbatas, sekitar 5.
Akhirnya, bisnis apartemen sendiri memang menjanjikan prospek baik, tetapi di lain pihak termasuk usaha padat modal dan bersifat jangka panjang, sehingga resikonyapun tidak kecil. Berbondongnya minat pendatang baru masuk ke bidang ini, sebaiknya diimbangi perhitungan matang, perencanaan lengkap, dan sumber daya manusia yang berkualitas. Pemilihan waktu dan skala investasi apartemen yang direncanakan tersebut harus tepat, disesuaikan derigan siklus usahanya dan kondisi makro ekonomi Indonesia , seperti halnya : dana yang tersedia dan iklim PHA. Dengan demikian, kesuksesannya akan lebih terjamin."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Hermanto Nandar
"ABSTRAK
Pemasaran merupakan suatu aksi penjualan dari suatu produk yang dilalui tanpa
memahami perilaku konsumen dengan menjanjikan layanan purna jual terhadap produk
yang dipasarkan. Perilaku konsumen yang beraneka ragam ini dapat memberikan
dampak penilaian yang berbeda. Untuk itu tujuan utama penelitian ini adalah
mengevaluasi sejauh mana strategi pemasaran dapat memenuhi keinginan dan kepuasan
konsumen.
Karya akhir ini coba melakukan penelitian pada PT. Bumi Serpong Damai yang
merupakan perusahaan yang membangun dan mengelola kota mandiri Bumi Serpong
Damai. Pemilihan kota mandiri Bumi Serpong Damai sebagai lokasi penelitian
dilandasi upaya peneliti untuk dapat membuktikan apakah reputasi dan konsorsium
sepuluh perusahaan dapat menjamin terpenuhinya janji dan slogan yang pernah
disampaikan dalam taktik pemasaran. Pembuktian ini tidak terlepas dari masukan
pendapat yang diterima dan penghuni tentang kepuasan mereka terhadap kondisi
rumah, prasarana dan sarana yang disediakan. Usaha pembuktian dilakukan dengan
menganalisa strategi bisnis yang pernah dilakukan oleh PT. Bumi Serpong Damai.
Pembatasan pembuktian terbatas pada tiga variabel pemasaran yaitu segmen pasar
(market segmentation), sasaran pasar (market targeting) dan posisi strategi perusahaan
(positioning strategies).
Hasil survei menunjukkan bahwa karakteristik demografi di Bumi Serpong Damai
adalah sebagai berikut: mayoritas penghuni yang berusia 30-39 tahun, dengan
penghasilan díbawah Rp. 500.000,-. Pendidikan terakhir penghuni rata-rata SMA, dan
pekerjaan utama penghuni sebagai pegawai swasta, serta lokasi tempat kerja di
Tangerang. Rata-rata harga rumah yang dibeli dibawah Rp. 50.000.000,- dan penghuni
memiliki sebuah mobil. Sebagian penghuni memeluk agama Islam, sedangkan jumlah
keluarga dengan dua orang anak, tempat tinggal asal dan Jakarta Selatan.
Hasil analisa menunjukkan bahwa sebagian besar penghuni merasa tidak puas pada
beberapa aspek yaitu bangunan, lingkungan, transportasi dan fasilitas. Ketidak puasan
penghuni pada aspek bangunan menurut presepsi penghuni karena kualitas bahan
bangunan yang digunakan bermutu rendah, pengaturan ruangan yang kurang
mempertimbangican faktor privacy, tampak depan bangunan yang tidak memenuhi
selera dan kurangnya kelengkapan fungsi ruangan. Ketidak puasan penghuni pada
aspek Iingkungan menurut presepsi penghuni karena penarikan retnibusi sampah oleh
dua instansi yang berbeda, sistem keamanan yang kurang terkoordinasi, taman yang
dibuat tidak terencana dengan balk, air bcrsih keruh dan mahal harganya, kurang cepat
dalam memperbaiki lampu jalan yang mati. Ketidak puasan penghuni pada aspek
transpoasj znenurut presepsi penghuni karena kurangnya jerus dan pilihan angkutan,
waktu tunggu yang lama karena frekwensj angkutan umuin yang terbatas, jalur/trayek
yang terbatas, kurangnya terminal pemberhentian angkutan umum. Ketidak puas
penghuni pada aspek fasilitas menurut presepsi penghuni karena kurangnya jumlah
tempat ìbadah (masjid) dengan jarak pencapaian yang jauh, terbatasnya sarana olah
raga, kurangnya sekolah negeri, harga jual di pasar terlalu mahal, kurangnya sarana
rekreasi/hiburan.
Ketidak puasan penghuni diatas menggambarkan bahwa masih ada beberapa prasarana
dan sarana yang perlu ditingkatkan. Oleh sebab itu pembangunan peramahan di BSD
harus memiliki preferensi rumah yang sesuai dengan kondìsi ekonomi konsumen yang
akan membeli rumah. Mengingat segmen potential mempunyai karakteristik dan
keinginan yang unik, maka piliak developer hams cepat mengantisipasi ciri ciri
tersebut. Disarankan developer membangun rumah dengan konsep rumah tumbuh
sehingga penghuni dapat mengembangkan sesuai kebutuhannya. Perbaikan mutu
bangunan dengan menggunakan bahan-bahan yang berkualitas sesuai dengan segmen
pasarmya perlu juga dilakukan di BSD, misalnya dengan subsidi silang pembiayaan
antara rumah mewah dengan rumah sederhana. Sistem keamanan dengan melibatkan
peran serta masyarakat, instansi terkait sefla tenaga keamanan melalui pendidikan SDM
yang terlatth dapat meningkatkan keamanan lingkungan perumahan BSD. Peningkatan
sistem transportasi dengan penambahan junilah angkutan umum memberikan
keleluasaan memilth penghuni dengan jalur/trayek yang lengkap. Penambahan sarana
peribadahan untuk umat Islam sangat mendukung penghuni yang mayoritas beragama
Islam
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Patria
"ABSTRAK
Ekspor tapioka chips & pellet dari indonesia ke ME aaat
sedang menghadapi tiga permasalahan yang sangat mendasar,
yaitu :
1. Harga rendah dan persaingan ketat untuk mendapatkan
pasaran sabagai akibat rsfonii&si CAP dan meningkatnya
ekspor biji-.bijian dan AS ke ME, khususnya Spanyol.
2. Persaingan urituk mendapatkan pasokan bahan ba]cu ubi
kayu sebagai akibat pesatnya pertuinbuhan industri
tepung tapioka.
3. Sistem pembagian kuota yang dilakukan oleh penierintah
saat ini berdasarkan kjnera masa lalu inerupakan
?penjaga status quo? posisi persaingan yang menyulit
kan para pesaing untuk berkembang.
Ketentuan kuota impor tapioka ME akan berakhir pada 31
Desember 1995. Jika sistem ini diganti dengan sistem tarif
dimana ME bisa menerapkan tarif sebesar ECU 150/ton, maka
industri tapioka chips & pellet Indonesia akan bubar.
Ekspor tapioka chips & pellet dan Indonesia ke negara
negara ME memberikan sumbangan yang cukup besar dalam ekspor
Indonesia, bahkan ekspor terbesar untuk jenis bahan baku maka
nan ternak. PT Japfa Coulfeed Indonesia telah berpengalaman
dalam mengekspor berbagai makanan ternak ke negara ME seperti
bungkil dan minyak kopra. Kemampuan untuk mengekspor tapioka
chips & pellet diperoleh dengan mengambil alih aset dan modal
kerja P.T. Indopell Raya setelah ?go public? pada tahun 1989.
Tapioka Chips & pellet di negara ME merupakan produk
pengganti biji-bijian (sereal) untuk makanan ternak. Produk
bjji?bijian di negara ME sangat mahal karena kebijakan pertani
an ME, yaitu Common Agricultural Policy (CAP).
CAP yang muncul hampir bersamaan dengan ME pada tahun 1957
bertujuan untuk :
1. Meningkatkan pendapatan petani.
2. Meningkatkan produksi untuic inericapai swasembada
pangan.
Untuk mencapai kedua tujuan tersebut di atas dilakukafl
tiga kebijakan berikut :
1. Penciptaan harga intervensi yang auh lebih tinggi
dan harga dunia.
2. Penerapan tarif impor yang tinggi terhadap produk
yang sama dan negara-negara lain.
3. Subsidi ekspor untuk menimbulkan daya saing produk ME
terhadap produk negara-negara lain.
Ekspansi produksi negara - negara ME, yang 3/4 lahannya
merupakan usaha pertanian/peternakan tidak saja membuat ME
berhasil mencapai swasembada pangan tapi juga kelebihan pasokan
yang kemudian, dengan kebijakan subsidi ekspor, diekspor ke
pasar internasional. Akibatnya budget pertanian ME membengkak
dan mencapai US$ 4?5 milyar per tahun. Jumlah ini adalah 75 %
budget ME secara keseluruhan.
Pada tanggai. 21 Mei 1992, Komisi ME memutuskan untuk
mereformasi CAP. Kebijakan reformasi adalah sebagai berikut :
Pertama, harga Intervensi yang tinggi dikurangi secara
bertahap dan digantj dengan pembayaran pendapatan langsung
kepada petani. Pengurang harga intervensi yang disepakati
adalah sebesar 29 % dalam jangka 3 tahun mulai bulan Juil 1993.
Kedua, produksj pertanjan akan dikurangi dengan menyisih
kan atau mengurangj luas lahan pertanian, yang disepakati
sebesar 15 persen. Petani juga akan rnendapatkan pembayaran jika
bersedia mengurangj iahan produktifnya.
Harga biji?bijian di negara ME cenderung menurun karena
merosotnya permintaan yang disebabkan oieh pengurangan produksi
dan meningkatnya efisiensi industri peternakan ME,- serta makin
zneningkatnya pasokan biji-bijian yang berasal dan Amerika
Serikat.
Industri tapioka chips & pellet dengan sendirinya berhada
pan dengan iingkungan harga rendah. Dan sisi pasokan, industni
ini ðihadapkafl pada meningkatnya persaingan untuk mendapatkan
pasokan ubi kayu dan industri tepung tapioka dan makanan yang
tumbuh pesat.
Ekspor tapioka ?chips & pellet pada umumnya dilakukan
meialui agen peinbelian perusahaan dan negara ME. Beberapa
perusahaan ini, dalam juzulah yang sangat terbatas, benintegrasi
dengan perusahaan tapioka chips & pellet.
P.T. Japfa confeed melalui penyertaan saham sebesar 30 %
pada commodity Trade & Transport GmbH, Hamburg memiliki akses
pasar yang lebib baik dibandiflgkan dengan pesaing-pesaingnya.
satu?satunya Pesaing lain yang memiliki akses serupa adalah
icelompok Dharmala. Tujuan utama afiliasi CTT ini sebenarnya
adalah untuk mengamankan pasokan usaha pakan ternak P.T. Japfa
comfeed.
Akan tetapj, kemampuan untuk mengekspor tapioka chips &
pellet juga dibatasj oleh sistem pembagian kuota yang ditetap
kan oleh pemerintah e.g. Direktorat Jendral Perdagangan Luar
Neqeri Departemen Perdagangan. sistem penbagian kuota yang
dilakukan pemerirja adalab berdasarkan kinerja masa lalu, balk
berupa ekspor ke negara-negara ME maupun bonus kuota yang
diberikan jika perusahaan inengekspor ke negara non-ME. Harga
ekspor ko negara non ME jauh lebih reridahdari pada negara ME.
Untuk tahun 1994 ini, kelompok PT Japfa Conteed Indonesia
meiuperoleh kuota ekspor ke negara ME sebesar 27.416 ton, jaub
di bawah kapasitasnya yang 150.000 ton per tahun. Jika produksi
melebihi kuota, maka perusahaan terpaksa membeli kuota untuk
dapat mengekspor ke negara ME. Ekspor dengan cara ini akan
tetap tercatat sebagai ?kinerja masa lalu? perusahaan pemilik
kuota, sehingga tidak memberikan kontribusi untuk memperoleh
kuota pada tahun berikutnya.
sistem ini sulit dipertahankan karena makin tipisnya
margin keuntungan ekspor tapioka chips & pellet mengingat harga
yang rendah dan lcetatnya persaingan untuk merebut pasar di
negara ME di satu pibak, dan persaingan ketat dengan industri
tepung tapioka untuk mendapatkan pasokan ubi kayu sekarang ini.
praktek jual beli kuota ekspor ke nagara ME lebih meperkecil
tanpa memberikan pendapatan kepada Negara.
Berdasarkan qambaran keadaan di atas kepada P.T. Japfa
comfead Indonesia disarankan lanqkah-lanqkah sebagai berikut :
1. Membantu pemerintah, melalui asosiasi, untuk meyakinkan ME
agar tidak merubah sistem kuota dengan tarif dan mening
katkan kuota Indonesia.
2. Meyakinkan pemerintah, melalui asosiasi, untuk merubah
sistem pembagian kuota ke sistem lelang terbuka.
3. Memasuki pasar lain di ME.
4. Menyusun langkah-langkah untuk mengurangi biaya.
5. Menyusun skenario divestasi."
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tatok Prijobodo
"ABSTRAK
Industri rollformer untuk amp dan dinding belakangan ini sudah menjadi industri
dengan tingkat halangan masuk /entry barrier yang cukup rendah. Hal ini ditandai beberapa
hal : teknologi perangkat keras yang tidak begitu tinggi (mesin), bahan baku dan tenaga
kerja yang rnelimpah, investasi awal yang tidak tergolong besar, Industri ini menawarkan
jenis barang yang serupa satu sama lain.
Akibat dari tingkat ?halangan masuk? yang demikian rendah adalah anis ?pendatang
haru? rol Iformer yang tenis bertambah dan tahun ke tahun. hingga saat ini tercatat paling
sedikit ada 30 pemain yang berkecimpung dalam industri ini. Diperkirakan jumlah tersebut
masih akan terus bertambah pada tahun tahun yang akan datang.
Reaksi alamiah yang selalu akan terjadi untuk Industri yang sudah cukup jenuh
adalah terbentuknya price driven market, hal ini dapat dicermati dan tingkat margin rata -
rata industri yang tidak pernah membaik bahkan terus menurun darii tahun ke tahun.
PT X yang sudah beroperasi sejak tahun 1973 di Indonesia mempunyai target market
Top End Industrial market. Kelebihan dan segmen ini adalah pada faktor harga yang relatif
Iebih baik dibanding dengan dua segmen pasar yang lain yaitu Middle and Low End
industrial Market. Kelebihan ini disebabkan karena dukungan teknis dan kualitas produk
menjadi faktor penentu untuk mendapatkan order pekerjaan dari segmen tersebut. PT X
adalah satu dari sangat sedikit pemain industri ini yang sangat menguasai kedua hal tersebut
diatas. Kelemahan dari industri ini ada pada volumenya yang kecil (hanya 30 % dari jumlah
total pasar yang tersedia), dimana untuk pasar ini PT X telab mampu menggaet 25 % market
share. Sementara pasar terbesar untuk industri ini adalah Middle dan Low End
Industrial Market yang mencakup 70 % dari total volume pasar, dimana PT X hanya mampu
Meraih 9,5% dari total vlume pasar yangtersedia, Ciri utama dari market ini adalah Price Driven Market, pasar dimana faktor harga menjadi penentu yang sangat dominan. PT X
secara alamiah kurang cocok untuk bertarung dipasar ini karena standard Roc yang sangat
tinggi sebagai persyaratan dari para pemegang sahamnya (20 %). Sementara margin rata -
rata industri untuk middle and Low end Industrial Market berkisar antara 5- 12.5%. Keadaan
ini sangat memberatkan PT X untuk mengbadapi persaingan di kemudian han sejalan
dengan pertum buhan investasi asing atau swasta besar di Indonesia (yang merupakan
customer utama Top End Industrial Market) tidak banyak mengalami kemajuan sejak krisis
1998.
PT X mengalami penurunan kinerja operasionalnya pada tahun 1997 berupa
penurunan volume penjualan (dalam metrik ton) sebesar 53 % dibanding tahun sebelumnya
(1996). Penjualan masih terus menurun sebesar Iebih kurang 37.5% pada tahun 1998
dibandingkan dengan tahun 1997 (dalam metrik ton). Dan pada tahun 1999 dan 2000
rnengalami kenaikan berturut turut sebesar 40 % dan 30 %. Tetapi bila dibandingkan,
kondisi penjualan pada tahun 2000 hanya berkisar 53% (dalam metnik ton) terhadap total
Volume penjualan pada tahun 1996.
Beberapa faktor selain ekonomi yang juga cukup menambah intensitas persaingan
dalam jndustri ini adalah bahan baku import dan lemahnya market development dan PT X.
Hal ini bisa terlihat dengan jelas dan product range dan distribution channel yang mereka
miliki. PT X mempunyai product range yang sama hiugga tulìsan ini dibuat bila
dibandingkan dengan product range mereka 27 tahun Lalu ketika perusahaan ini pertama kali
berdiri. Bila dilihat secara [ebih detail perusahuan ini sebenarnya hampir tidak memiliki
customer data base yang berbeda 3 tahun belakangan ini. Hal ini dapat dimengerti karena pasar sasaran merekapun tidak pernah berubah selama ini.
Dengan kata lain product/market development adalah kelemahan yang paling menonjol dari PT X yang harus segera dibenahi agar perusahaan bisa tetap survive.
Pengembangan pasar, terutama untuk segment middle and low end industrial plus residential market akan sangat menentukan kelangsungan hidup ke depan dari perusahaan ini. Peluang terbuka masih cukup lebar untuk kedua pasar tersebut (middle and low end industrial) dengan cara mensiasati jenis ketebalan dan brand name yang lain dari standar produk yang ditawarkan, sehingga seccara volume (dalam metric ton) akan segera ada perubahan, tanpa harus merusak pasar yang selama ini dikuasai oleh PT X.
Dalam pengembangan produk ini perlu dicari produk dengan tingkat entry barrier yang cukup tinggi, sebagai contoh adalah pengembangan produk Roff Truss untuk residential market segment yang harus disupport dengan teknologi piranti lunak yang cukup canggih;. Kecanggihan piranti lunak ini akan menjadi kendala yang sangat berat bagi competitor untuk ikut-ikutan memasuki segmen pasar ini. Sebagai contoh lain adalah PEB (Pre Engineered Building), dimana konsep pemaarannya adalah one stop solution yang akan memberikan service secara lebih komprehensif kepada customer."
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vincia Quintari
"ABSTRAK
PENDAHULUAN
Promosi merupakan salah sam elemen penting dalam bauran pemasaran yang
merupakan alat untuk meinberitahu inasyarakat mengenai produk-produk/jasa serta
membujuk pembeli/konsumen. Strategi terintegrasi dalam menggabungkan komponen
komponen promosi, diperlukan untuk berkomunikasi dengan konsumen dan pihak lain yang
mempengaruhi keputusan pembeliam Salah sam komponen di dalam bauran promosi adalah
iklan.
MASALAH YANG DIHADAPI
Persepsi tentang ildan dan periklanan di kalangan masyarakat masih merupakan
fenomena kontroversi. Ikian sering dianggap sebagai bentuk komunikasi menyesatkan, karena
informasi yang disampaikan cenderung mengandung distorsi tentang kebenaran isinya.
Dalarn studi ini dipelajari sejauh manakah penn dan wanfaat ikian diterirna oleh segenap
lapisan masyarakat, terutama di Indonesia sebagai produk informasi yang memberikan the
right to choose?
KONSEP ADVERTISING THE RIGHT TO CHOOSE
International Advertising Ascociation (IAA) memiliki konsep Advertísing the Right to
Choose, dengan misi untuk mempromosikan dan melindungi kebebasan komunikasi
komersial sebagai alat pokok mendistribusikan informasi dasar tentang
jasa kepada konsumen. Artinya, yang diberikan oleh iklan di atas segala kelebihan mengenai
produk/jasa adalah menyajikan kebebasan memilik. Memilih sudah menjadi suatu hak yang
tidak dapat diganggu gugat, suatu hak intelektual - suatu yang sangat mendasar- suatu yang
dimiliki sejak manusia dilahirkan.
TEMUAN-TEMUAN PENTING
Menjawab masalah yang ada, telah dilakukan penelitian dengan penyebaian kuesioner
mengenai konsep Advertising the Right to Choose, di 5 wilayah Jakarta yang melibatkan
konsumen, pengusaha, biro ikian. media massa, YLKI dan Pemda DIG.
Hasil penelitian di Jakarta, menunjukkan adanya kecenderungan pernahamful dengan
temuan-temuan penting berikut:
1. Iklan memainkan peranan ekonomi yang sangat penting dalam kehidupan
masyarakat. Konsumen haruslah mendapatkan cukup informasi dan kebebasan
untuk membuat piiban yang cerdik, sehingga mereka tidak akan memilih
produk/jasa atau perusahaan secara membabi buta dan tidak ekonomis.
2. Iklan membantu meningkatkan muta dan barang/jasa dengan menyemarakkan
persaingan. Pem asar menggunakan saluran komunïkasi melalui ikian untuk
menyampaikan informasi dan menyodorkan a matif-alternatif, inovasi dan
kemajuan-kemajuan, tanpa iklan keuntungan perdagangan tidak akan terjadi
seperti diharapkan.
3. Tanpa iklan, media massa (cetak, elektronik dan luar ruang) akan menjadi sangat
mahal atau tidak dapat menyajikan keanekaraganian yang luas. Iklan, membantu
konsumen mendapatkan media massa yang ekonomis.
4. Demikian juga, apabila sebuah produk secan legal boleh dijual, berarti secan
legal pula dapat diiklankan.
STRATEGI PENYEBARLUASAN ADVERTISING THE RIGHT TO CHOOSE
Hasil penelitian Jakarta berdasarkan usulan-usulan yang disampaikan semua
kelompok responden, memberi kan identifikasi adanya persyaratan menginformasikan
kejujuran dan kebenaran, sehingga pemahaman peran iklan benar-benar bisa dipakai
sebagai penegakan Hak Memilih, atau konsep ini hanya menjadi lip service saja.
Penyebarluasan Hak Memilih melalui Iklan - yang jujur dan benar- , membutuhkan
kampanye sosial tentang kejujuran dan kebenaran (termasuk di bidang politik, hukum,
ekonomi, sosial dan budaya) melalui ikian, menggunakan sarana media massa untuk
mencapai sasaran luas, melalui strategi pemasaran sosial.
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>