Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 87431 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Firnasyifa
"Kurangnya keterampilan sosial merupakan inti utama hambatan yang dialami anak dengan sindroma asperger. Anak dengan sindroma asperger memiliki hambatan untuk memahami pikiran dan perasaan orang lain yang berakibat mereka tidak mampu memprediksi tingkah laku orang lain. Social StoriesTM merupakan salah satu strategi untuk membantu anak dengan sindorma asperger untuk dapat memahami dan bereaksi lebih tepat terhadap suatu situasi sosial. Melalui Social StoriesTM, anak dengan sindroma asperger dibantu untuk memahami perspektif orang lain, situasi sosial, dan bagaimana mereka harus bereaksi terhadap situasi sosial yang spesifik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas program intervensi Social StoriesTM dalam meningkatkan keterampilan sosial area eye contact dan joining in pada seorang anak dengan sindroma asperger usia 8 tahun. Hasil penelitian menujukkan bahwa penerapan Social StoriesTM efektif meningkatkan keterampilan sosial area eye contact dan joining in pada diri partisipan.

The lack of social skills is the core deficit of children with Asperger’s Syndrome. Those children have deficit to understand the thought and feeling of others that impact the inability to predict the behavior of others. Social StoriesTM is one of the strategies for helping children with Asperger’s syndrome to understand and respond a social situation appropriately. By using Social StoriesTM, children with Asperger’s syndrome can be helped to understand other’s perspectives, social situations, and how they should respond to a specific social situation.
The aim of this study is to determine the effectiveness of Social StoriesTM intervention programs to improve social skills in eye contact and joining in area for an 8-yearold child with Asperger’s Syndrome. The results showed that the Social StoriesTM intervention was effective to improve the social skills in eye contact and joining in area.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T35162
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catharina Mila Yunianti Guritno
"Social withdrawal pada anak merupakan faktor risiko dari gangguan psikologis, seperti kecemasan dan depresi. Anak dengan social withdrawal perlu memelajari cara membina relasi positif dengan orang lain.Tesis ini memiliki desain penelitian single casedan menerapkan bentuk intervensi social skills training (SST) untuk meningkatkan keterampilan sosial yang nantinya dapat berkontribusi terhadap kompetensi sosial anak secara umum. Partisipan penelitian adalah anak perempuan berusia sembilan tahun dengan karakteristik social withdrawal tipe conflicted shyness. Sesi terapi dilakukan sebanyak dua belas kali selama lebih kurang 60 - 90 menit setiap sesinya. Hasil dari terapi ini adalah SST efektif untuk meningkatkan keterampilan sosial anak. Perubahan terlihat dari dua keterampilan sosial yang sudah baik, yaitu keterampilan melakukan percakapan dan bekerja sama. Selain itu, anak juga sudah baik dalam mengenali emosi orang lain, meminta sesuatu, mengatakan tidak, dan menentukan masalah. Anak juga mengalami penurunan, terutama pada skala withdrawn dan social problems dari alat ukur Child Behavior Checklist (CBCL).

Social withdrawal among children is a risk factor steming from psychological problems such as anxiety and depression. A child that shows social withdrawal must learn to develop positive relationships with others. This thesis uses a single case research design and applies the social skills training (SST) intervention method in order to enhance social skills that will contribute to the general competence of the child. The research participant is an nine-year old girl having social withdrawal of the conflicted shyness type. Therapy is conducted through 12, 60-90 minute sessions. The results of this therapy is an effective SST to increase the child?s social skills. Change can be seen from two improved social skills: conversation and cooperation. Furthermore, the child has shown improvement in recognizing other people?s emotions, requesting something, saying ?no,? and identifying problems. The child also experienced reduced scores, particularly on the withdrawn and social problems scale from the Child Behaviour Checklist (CBCL)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T32606
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indriyaningsih
"Siswa dengan sindroma Asperger mempunyai kesulitan utama dalam interaksi sosial. Mereka kesulitan dalam menguasai keterampilan sosial, khususnya dalam memulai interaksi. Memulai interaksi merupakan keterampilan sosial penting yang dibutuhkan anak untuk terlibat dalam interaksi sosial dan mempelajari keterampilan sosial lain yang lebih kompleks. Intervensi dilakukan untuk memunculkan perilaku memulai interaksi dengan metode social story, yaitu cerita singkat yang dilengkapi gambar untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai situasi sosial yang dihadapi. Social story diberikan sebanyak enam kali dengan target perilaku memulai interaksi, yaitu menyapa, memulai pembicaraan dan meminjam barang. Penelitian menggunakan desain penelitian kasus tunggal dengan subjek siswa dengan sindroma Asperger yang memiliki taraf inteligensi perbatasan (IQ = 78, skala Stanford Binet). Metode pengukuran dilakukan dengan observasi tidak berstruktur dan wawancara berstruktur kepada guru dan orang tua siswa. Berdasarkan perbandingan hasil pengukuran sebelum dan sesudah intervensi ditemukan bahwa program social story belum berhasil memunculkan perilaku memulai interaksi pada siswa dengan Sindroma Asperger. Ketidakberhasilan ini dipengaruhi karakteristik subjek yang mempunyai keterbatasan dalam bahasa ekspresif, kurangnya kesempatan untuk mempraktekan perilaku memulai interaksi dan perlunya memasangkan metode social story dengan metode prompting.

The main difficulty of student with Asperger syndrome is in social interaction. It is difficult for the student to develop social skills that needed for social interaction, especially to initiate interaction. This difficulty prevent student to learn complex social skills and experience social involvement. The aim of the intervention is to stimulate social initiation behavior for student with Asperger syndrome by applying social story. a short story that equip with pictures to enhance social understanding for student with Asperger syndrome. Social story is given for six times to stimulate social intitiation for the following behavior, greeting, starting conversation and borrowing thing. The research design is single case design, the subject is student with Asperger syndrome that has borderline intellectual ability (IQ = 78, skala Stanford Binet). Unstructured observation and structured interview to teacher and parent are used as the measurement methods in the research. Based on the comparison between before and after intervention measurement, it is found that social story is not successfully to stimulate social initiation behavior for student with Asperger syndrome. Several reasons that prevented the intervention to be succesfull are, the subject characteristic as student with Asperger that has limited expresive language, limited chance to practice and apply the skills and to combine social story with prompting method."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41719
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulita Patricia Semet
"Perilaku agresif pada anak merupakan faktor resiko terjadinya penolakan dari teman sebaya yang dapat menurunkan motivasi dan prestasi belajar anak di sekolah. Anak dengan perilaku agresif kurang mampu menyelesaikan masalah dengan orang lain secara positif, sehingga hubungan sosialnya pun terganggu. Tesis ini menerapkan social skills training (SST) dengan single-case design untuk meningkatkan keterampilan emosional dan sosial anak. Partisipan penelitian adalah anak perempuan usia 5 tahun 7 bulan dengan perilaku agresif. Terapi diberikan sebanyak delapan sesi yang masing-masing berlangsung kurang lebih 30-40 menit. Sesi terapi dilaksanakan dua hari sekali. Hasilnya adalah SST tidak efektif untuk meningkatkan keterampilan sosial anak. Setelah diberi SST, perilaku agresif anak masih bertahan dan skornya dalam skala aggressive behavior dari alat ukur Child Behavior Checklist (CBCL) tetap berada dalam rentang yang membutuhkan perhatian klinis.

Child aggressive behavior is a risk factor in peer rejection that can lower child's motivation and academic achievement at school. Children with aggressive behavior are less capable in solving problem positively, hence disturbed relationship with others. This thesis applies social skills training (SST) with single-case design to increase child’s emotional and social skills. Subject is 5 years 7 months old girl with aggressive behavior. Eight sessions of therapy were conducted with 30-40 minutes in each session, held once in every two days. The result was SST ineffective to increase subject’s social skill. Subject’s aggressive behavior persists after SST and her score in aggressive behavior scale from Child Behavior Checklist (CBCL) remains in clinical range."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T39326
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Indah Istiqomah
"Social withdrawal pada masa kanak-kanak merupakan faktor resiko munculnya masalah social emosional di kemudian hari. Anak dengan social withdrawal pada umumnya memiliki keterampilan social yang kurang. Penelitian ini memiliki desain single case dan menerapkan bentuk intervensi social skills training (SST) dengan pendekatan multimodal. Program ini meliputi behavioral social skills training, self-instructional, social problem solving, serta pengurangan masalah penghambat. Partisipan penelitian adalah anak perempuan berusia sembilan tahun. Sesi terapi dilakukan sebanyak sepuluh kali selama lebih kurang 60 - 90 menit setiap sesinya.
Hasil dari terapi ini adalah SST efektif untuk meningkatkan keterampilan sosial anak. Melalui observasi langsung, terlihat adanya peningkatan frekuensi dan performansi anak dalam menampilkan perilaku sosialnya. Anak dapat menampilkan perilaku menyapa, bertanya, bergabung, mengajak bergabung, dan menyelesaikan masalah dengan baik Berkaitan dengan masalah social withdrawal juga mengalami penurunan. Hal ini terlihat terutama dari penurunan skor pada skala withdrawn dari alat ukur Child Behavior Checklist (CBCL).

It has long been argued that social withdrawal in early childhood is a risk factor for later socio-emotional difficulties. Social withdrawal children usually have social skill deficits. This research uses a single case design and applies the multi-method social skills training (SST) intervention in order to enhance social skills. The components of the program include behavioral social skills training, self-instructional training, social problem solving, and reduction competing/inhibiting problem. Participant of this research is a nine-year old girl with social withdrawal. Therapy is conducted through 10 sessions, 60-90 minutes each session.
This study showed that SST is an effective therapy to increase the child’s social skills. Child has shown improvement in frequency and performance of some target behaviors (greeting, asking for information, joining in, invite to join in, and problem solving). This study also found decreasing of social withdrawal symptoms that can be seen from reducing score withdrawn from the Child Behavior Checklist (CBCL).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T34934
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Samantha
"Menunit Hallahan & Kaufmann (2006)asperger syndrome merupakansalah satu bentuk autisme namun dalam derajat yang ringan. Masalah utamadari merekaterletak dalam interaksi sosial. Attwood (2005) mengemukakan bahwaanakdengan asperger syndrome tampaknya tidak menyadari tata krama tak tertulisdalamkehidupan sosial.
Terdapat beragam teknik yang bisa digimakan untuk membantu individu autistik untuk meningkatkan keterampilan sosial mereka. MenurutGray (dalam Fullerton, et.al, 1996), pemberian cerita sosial efektif untuk individu autistikyang memiliki kemampuan untuk memahami materi tertulis. Lalu, teknik prompt dan pemberian reward/merupakan salah satu strategi mengajarkan perilaku sosial yang biasa digunakan untuk mengajarkan individu penyandang autistik untuk memulai inter^si dengan tepat menurut Strain, Kohler& Goldstein (dalam Mash & Wolfe, 2005).
Intervensidalam penelitian ini mengimplementasikan perpaduan antara teknik pemberian cerita sosial dengan pelaksanaan rangkaian modifikasi perilaku (promptingreinforcement danfading) untuk remajadengan aspergersyndrome. Hasil dari intervensi ini menunjukkan bahwa pelaksanaan keduateknik tersebut cukup efektifdalam membantu remaja yang bersangkutan. Pemberian cerita sosial dapat membantu mengingatkan subjek akan tujuan dan sebabakibat dari aturan sosial yang berlaku pada kesehariannya, yaitu untuk meminta izin sebelum meminjam barang kepada orang lain. Lalu, subjek jugadapat meminta izin sebelum meminjam barangatau meminta sesuatu setelah diberikanprompt oleh significant others-nya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T38037
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Meizvira
"Studi ini menggunakan program social skills training (SST) untuk meningkatkan keterampilan sosial pada anak perempuan usia 9 tahun dengan perilaku menarik diri (social withdrawal). Melalui program ini, anak dilatih untuk menguasai keterampilan sosial yang diharapkan dikuasai oleh anak 9 tahun. Keterampilan sosial tersebut diukur dengan menggunakan skala perilaku adaptif Vineland (ranah sosialisasi) dan perilaku dalam keterampilan sosial yang didasarkan pada teori Kolb dan Hanley-Maxwell serta teori Elliott dan Busse. Studi ini menggunakan desain before-after atau pre-test post-test dengan partisipan tunggal.
Hasil dari pelaksanaan social skills training menunjukkan adanya peningkatan skor pada skala perilaku adaptif Vineland dan partisipan mampu menguasai perilaku dalam keterampilan sosial yang didasarkan pada teori Kolb dan Hanley-Maxwell serta teori Elliott dan Busse. Hasil ini menunjukkan bahwa social skills training efektif dalam meningkatkan keterampilan sosial pada anak middle childhood dengan perilaku menarik diri (social withdrawal).

This study uses social skills training program to improve social skills in 9 years old girl with social withdrawal. Through this program, children are trained to master social skills expected to be mastered by 9 years old children. Social skills are measured with Vineland adaptive scale (socialization aspect) and behaviors check list based on Kolb and Hanley-Maxwell and Elliott and Busse. This study uses before-after design or pre-test post test design with single case study.
The result of social skills training program shows improvement in Vineland adaptive scale socialization scores, and participant can master some behavior needed in social skills based on Kolb and Hanley-Maxwell and Elliott and Busse. So we can conclude that social skills trainingsare effective for improving social skills in middle childhood children with social withdrawal.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42001
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniawati Krisna Dewayuti
"ABSTRAK
Penelitian ini menguji tentang penggunaan intervensi social story untuk meningkatkan perilaku initiation dan joining in pada remaja laki-laki penyandang sindroma asperger, yang berusia 13 tahun. Masalah Keterampilan sosial merupakan karakteristik utama individu dengan sindroma asperger. Pada penelitian ini, anak mengalami defisit dalam perilaku initiation dan joining in. Social story digunakan untuk mengajarkan perilaku-perilaku yang defisit pada anak dengan sindroma autis termasuk asperger. Social story merupakan intervensi yang fokus pada pembelajaran isyarat dan perilaku sosial untuk anak dengan sindroma autis termasuk asperger, agar mereka dapat berinteraksi secara tepat dan sesuai dengan aturan sosial yang berlaku di masyarakat. Perilaku initiation dan joining in meningkat setelah intervensi selesai dilakukan. Hal ini konsisten terjadi saat anak berinteraksi dengan teman baik di rumah maupun di sekolah. Studi ini menambah kajian penelitan yang menggunakan social story untuk meningkatkan keterampilan sosial pada remaja dengan sindroma asperger, khususnya perilaku initiation dan joining in.

ABSTRACT
This research was about using social story to improve social intervention behaviors of initiation and joining in for a teenage boy with asperger’s syndrome who being 13 years old. Deficit in social skills are the major issue of individu with asperger’s syndrome. In this research, the participant is having deficits in behaviors of initiation and joining in. Social story teached deficit behaviors in children with autism (ASD), including asperger’s syndrome. Social story intervention focus on teaching children with ASD including Asperger the social cues and behaviors that they need to know to interact with others in a socially appropriate manners. Behaviors of initiation and joining in improved after intervening done. This results were consistent occurs when the participant of interacting with friends at home and school. This research may add to the literature of study about the using social story intervention to improve social skills for adolescent with asperger’s syndrome, specially in the behaviors of initiation and joining in."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T32948
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Almas Silmina
"Anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) memiliki beberapa defisit, salah satunya dalam menginisiasi interaksi sosial yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu perlu dilakukan intervensi yang tepat, salah satunya adalah Social Story. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa Social Story yang telah dimodifikasi sesuai dengan kehidupan dan kebutuhan anak dapat meningkatkan keterampilan menginisiasi interaksi sosial pada anak dengan ASD usia sekolah. Partisipan pada penelitian ini adalah anak dengan ASD usia 6 tahun 10 bulan. Alat ukur dari penelitian ini adalah TRIAD Social Skills Assessment, wawancara kepada orang tua dan guru, serta observasi di rumah dan sekolah. Intervensi dengan Social Story terdiri dari 6 sesi yang dilakukan dengan roleplay bersama peneliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intervensi social story terbukti dapat meningkatkan keterampilan menginisiasi interaksi sosial khususnya pada perilaku menyapa, mengajak bermain, meminta izin, dan menghibur orang lain. Keberhasilan dari intervensi ini boleh jadi dipengaruhi juga oleh metode pemberian social story yang melibatkan roleplay dan modelling terhadap perilaku peneliti selama intervensi.

Children with Autism Spectrum Disorder (ASD) have some deficits, one of them is to initiate social interactions in daily life. Therefore, appropriate interventions are needed, and one of them is Social Story. This study aims to prove that Social Story that have been modified in accordance with the lives and needs of children with ASD can improve the skills of initiating social interaction in a school age with ASD. The participant in this study is a child with ASD aged 6 years 10 months. The measuring instruments of this study are TRIAD Social Skills Assessment, interviews with parents and teachers, and observations at home and school. Interventions with Social Story consist of 6 sessions conducted with roleplay with researchers. The results of the study showed that social story interventions could improve the skills of initiating social interaction, especially in greeting, inviting others to play, asking permission, and comforting others. The success of this Social Story intervention could also be influenced by the roleplay and modeling method of the researcher’s behavior during the intervention."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T52520
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tika Dwi Ariyanti
"ABSTRAK
Individu dengan tunagrahita memiliki kebutuhan yang berbeda terkait dengan pendidikan dan perkembangan seksual. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas teori belajar sosial dengan strategi berupa cerita sosial dan contoh melalui video dalam meningkatkan keterampilan perawatan selama masa menstruasi pada subjek remaja perempuan dengan disabilitas intelektual ringan. Penguasaan keterampilan perawatan selama menstruasi diuji dengan tiga cara yaitu 1 menggunakan kuesioner menstruasi milik Klett dan Turan 2012 yang telah dimodifikasi; 2 menggunakan uji pemahaman; 3 menggunakan proses simulasi melalui dua tipe pembalut yang berbeda yaitu pembalut dengan sayap dan tanpa sayap yang berisi darah buatan terbuat dari tepung maizena dan pewarna makanan warna merah. Hasil menunjukkan bahwa program intervensi teori belajar sosial efektif meningkatkan keterampilan perawatan selama masa menstruasi pada subjek. Saran untuk selanjutnya ialah agar program ini dilaksanakan oleh pengasuh pada subjek selaku pihak yang sehari-hari berhubungan langsung dengan subjek.

ABSTRACT
Individuals with intellectual disabilities have different needs related to education and sexual development. This study was conducted to determine the effectiveness program based on social learning theory in the form of social stories and video modeling to improve skills on menstrual care in female adolescent with mild intellectual disabilities. Mastery skills on menstrual care tested in three ways 1 using a menstrual questionnaire belongs to Klett and Turan 2012 which has been modified 2 using a test comprehension and 3 the simulation process through two types of pads that the pads with wings and without wings that contain artificial blood is made from cornstarch and food coloring in red. The results showed that intervention programs effective to improve skills on menstrual care in subject. It is suggested to implement this program to the parents or caregiver, instead to the subject."
2016
T46876
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>