Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90878 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Kesenjangan kurikulum dan kontrasnya perbedaan lama waktu belajar antara tahap akademik dan tahap profesi dalam kurikulum Pendidikan Ners, kerap menimbulkan ansietas di kalangan mahasiswa tahap akademik tingkat akhir dalam transisi menuju tahap profesi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya ansietas mahasiswa reguler FIK UI angkatan 2003 dalam menghadapi tahap pendidikan profesi.
Penelitian menggunakan desain deskriptif sederhana dengan teknik pengambilan sampel secara acak sederhana (Sbnple Random Sampling). Sampel sebanyak 48 responden diambil pads minggu kedua Mei 2007. Hasil penelitian menggambarkan, dari 48 responden sebanyak 46 orang (95,8%) menyatakan faktor yang paling mempengaruhi terjadinya ansietas dalam menghadapi tahap profesi adalah; Tidak terampil dalam melakukan intervensi klinik. Penelilian tentang tingkat ansietas dalam menghadapi tahap profesi menunjukkan 44 responden (91,7 %) mengalami ansietas berat, 3 responden (6,3 %) mengalami panik, dan I responden (2 %) mengalami ansietas sedang. Berdasarkan hasil penelitian rekomendasi bagi pengelola pendidikan adalah melakukan evaluasi terhadap sistem akademik Serta tetap menitikberatkan aspek kognitif dalam setiap proses pembelajaran dengan tidak meninggalkan aspek psikomotor (clinical skiI)"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5593
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Neny Ismi Pujiastuti
"Dunia kerja merupakan suatu wacana baru bagi para mahasiswa yang baru lulus. Dimana para Iulusan tersebut diharapkan mempunyai ketrampilan yang cukup untuk dapat bersaing dengan yang lain. Keperawatan merupakan salah satu bidang yang sangat dibutuhkan dimanapun. Namun, kenyataannya banyak pula para Iulusan keperawatan yang belum dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat. Persaingan dengan para perawat dari luar negeri juga dapat menjadi faktor bagi para Iulusan keperawatan untuk mengalami suatu fenomena kecemasan yang sangat berarti. Selain itu, persaingan dalam dunia kerja merupakan suatu pengalaman yang baru bagi para Iulusan keperawatan, sehingga seringkali menyebabkan kecemasan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan mahasiswa tingkat akhir Program Regular Tahap Akademik FIK UI dalam menghadapi persaingan dunia kelja. Penelitian ini dilakukan di Fakultas llmu Keperawatan Universitas Indonesia Depok dengan jumlah sampel 43 mahasiswa. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross secrional. Instrumen yang digunakan adalah instrumen untuk mengukur faktor-faktor yang bcrhubungan dengan tingkat kecemasan (usia, jenis kelamin, sistem pendukung dan pengalaman) dan instrumen untuk mengukur tingkat kecemasan mahasiswa yang telah disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dalam bentuk distribusi fiekuensi dan analisa bivariat dengan menggunakan Uji T Independen dengan varian berbeda dan Uji Chi Square. Hasil penelitian ini adalah adanya hubungan antara faktor-faktor seperti sistem pendukung (p value: 0,038; a=0,05) dan pengalaman mahasiswa (p value: 0,0034; a=0,05) dengan tingkat kecemasan mahasiswa. Hasil Iainnya yaitu tidak ada hubungan antara usia (p value: 0,594; a= 0,05) ; dan jenis kelamin (p value: 0,09 ; a=0,05) dengan tingkat kecemasan yang dialami oleh mahasiswa. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran yang dapat diberikan adalah melakukan penelitian Iebih lanjut dengan responden dan Iokasi penelitian yang lebih luas, sehingga nantinya dapat mengetahui gambaran tingkat kecemasan yang terjadi dengan hasil yang bervariasi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5299
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rensita Noorma Utami
"Kecemasan merupakan reaksi emosional bersifat subjektif yang tidak menyenangkan yang dapat berakibat pada penurunan kemampuan dan konsentrasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan saat melakukan tindakan invasif pada mahasiswa reguler FIK UI angkatan 2010. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif sederhana dengan menggunakan metode cross sectional yang melibatkan 106 mahasiswa yang diambil menggunakan teknik total sampling.
Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden yakni sebesar 75,5% mengalami kecemasan sedang dan 24,5% mengalami kecemasan ringan. Tingginya proporsi kecemasan sedang tersebut dapat disebabkan kurangnya pengalaman mahasiswa keperawatan dalam melakukan tindakan invasif karena mahasiswa baru pertama kali menjalani praktik keperawatan di lahan praktik.

Anxiety is an unpleasant subjective emotional response which may result in decreased ability and concentration. This research purposed to determine the level of anxiety when performing invasive procedure on the regular student of the Faculty of Nursing Universitas Indonesia class of 2010. This research was simple descriptive study with cross sectional method involved 106 students were taken using total sampling technique.
This research showed that majority of respondents which is equal to 75,5% had moderate anxiety and 24,5% had mild anxiety. The high proportion of moderate anxiety can be caused by a lack of experience in perform invasive procedure on the nursing student because they were first underwent clinical nursing practice.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46487
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toulasik, Anita Welhelmina
"Endoskopi saluran cerna merupakan prosedur pemeriksaan saluran cerna secara langsung. Prosedur ini dapat digunakan untuk tujuan diagnostik maupun terapeutik. Pasien yang menjalani prosedur endoskopi dapat mengalami kecemasan yang diakibatkan karena kurangnya informasi mengenai prosedur, efek samping prosedur maupun hasil pemeriksaan yang akan diterima.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi tingkat kecemasan pasien yang akan menjalani prosedur endoskopi saluran cerna di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Ditkesad Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan jumlah sampel sebesar 38 orang. Instrumen yang digunakan adalah Spielberg State-Trait Axiety Inventory (STAI) yang telah dimodifikasi.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa sebanyak 73,7% pasien yang akan menjalani prosedur endoskopi mengalami kecemasan tingkat ringan dan jumlah responden yang paling banyak mengalami kecemasan tingkat ringan, sedang, dan berat ditemukan pada responden yang berusia dewasa madya. Diharapkan perawat dapat memberikan intervensi untuk mengatasi atau mengurangi tingkat kecemasan yang dialami oleh pasien yang akan menjalani prosedur endoskopi.

Gastrointestinal endoscopy is a procedure that used to examine that gastrointestinal tract. This procedure can be used for diagnostic and therapeutic purpose. The patient who undergo this procedure can feel anxious due to the lack of information about the procedure, the side effects of the procedure, and the result of the examination. Some studies found that gastrointestinal endoscopy arise anxiety to the patient.
This research aim to identify the anxiety level of the patient who will undergo the endoscopy procedure at Gatot Soebroto Army Center Hospital Jakarta. This research used descriptive method, with 38 respondents as sample. The instrument used in this research was Spielberg State-Trait Axiety Inventory (STAI) that have been modified.
The results showed that 73,7 percent of the respondents who will undergo the endoscopy procedure had low level of anxiety and the largest amount of respondents which has had low, moderate, and severe level of anxiety was found in the middle adult respondents. Nurses are expected to give interventions to overcome or minimize patient’s anxiety before undergoing endoscopy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46403
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Elsa Hedia
"Latar belakang: Mahasiswa kedokteran telah menunjukkan tingkat ansietas yang lebih tinggi dibandingkan populasi umum. Hal ini memiliki berbagai implikasi negatif sehingga dibutuhkan usaha untuk menanggulanginya. Penelitian-penelitian sebelumnya telah menilik resiliensi sebagai salah satu faktor protektif terhadap ansietas. Namun, belum ada penelitian yang menguji hubungan antara resiliensi dan ansietas pada mahasiswa kedokteran di Indonesia terkhususnya pada masa pandemi COVID-19. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara resiliensi dengan ansietas pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tingkat 3 di masa pandemi COVID-19.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang pada mahasiswa FKUI tingkat 3 dengan menggunakan kuesioner CD-RISC25 untuk menilai tingkat resiliensi dan kuesioner K10 untuk menilai ansietas subjek. Analisis hubungan kedua variabel dilakukan menggunakan uji Mann Whitney.
Hasil: Hasil uji Kolmogorov-Smirnov terhadap data resiliensi dibandingkan dengan faktor ansietas menunjukkan distribusi tidak normal (p<0,05), dengan rerata nilai 69,39 ± 14,11. Berdasarkan uji Mann Whitney, resiliensi dan ansietas menunjukkan hubungan yang signifikan (asymp. sig. (2-tailed) = 0,00) di mana tingkat resiliensi yang lebih rendah berhubungan dengan ansietas.
Kesimpulan: Resiliensi memiliki hubungan signifikan yang berbanding terbalik dengan ansietas pada mahasiswa FKUI tingkat 3.

Introduction: Medical students have shown higher anxiety levels compared to the general population. As this has many negative implications, so efforts are needed to overcome it. Previous studies have looked into resilience as one of the protective factors for anxiety. However, there have been no studies that examine the relationship between resilience and anxiety in medical students in Indonesia, especially during the era of COVID-19 pandemic. This study aims to determine the relationship between resilience and anxiety in third year medical students of the Faculty of Medicine Universitas Indonesia during the COVID-19 pandemic.
Method: This study used a cross-sectional design on third year medical students of the Faculty of Medicine Universitas Indonesia using CD-RISC25 questionnaire to see resilience and K10 questionnaire to see subject’s anxiety. Analysis of the two variables was conducted using the Mann Whitney test.
Result: The result of the Kolmogorov-Smirnov test for resilience data compared to the anxiety factors showed that the data is not normally distributed (p<0.05), with a mean score of 69,39 ± 14,11. According to the Mann Whitney test, resilience and anxiety showed a significant relationship (asymp. sig. (2-tailed) = 0.00) in which lower resilience level is correlated with anxiety.  
Conclusion: Resilience has significant and inverse relationship with anxiety in third year medical students of Faculty of Medicine Universitas Indonesia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anjas Surtiningrum
"Ansietas dan Gangguan Citra Tubuh merupakan diagnosis keperawatan psikososial yang sering ditemukan pada klien gangguan fisik yang dirawat di rumah sakit. 100% klien yang dikelola oleh penulis mengalami ansietas, sedangkan klien gangguan citra tubuh sebesar 51.47%.
Tujuan dari karya tulis ilmiah ini adalah diketahuinya hasil terapi spesialis pada klien ansietas dan gangguan citra tubuh terhadap kemampuan klien dalam mengatasi ansietas dan gangguan citra tubuh, melalui pendekatan model Hildegard Peplau. Metode penulisan karya ilmiah ini menggunakan studi serial kasus dengan kombinasi tiga terapi spesialis.
Hasil pelaksanaan terapi kognitif dikombinasikan dengan thougth stopping dan relaksasi progresif menunjukkan bahwa tanda dan gejala ansietas dan gangguan citra tubuh pada klien sebagian besar mengalami penurunan. Kemampuan klien dan keluarga untuk mengatasi ansietas dan gangguan citra tubuh mengalami peningkatan.
Berdasarkan hasil ini perlu direkomendasikan bahwa terapi kognitif, thought stopping dan relaksasi progresif dapat dijadikan standar terapi spesialis keperawatan jiwa dan perlu disosialisasikan pada tatanan pelayanan kesehatan di rumah sakit umum.

Anxiety and body image disturbance are nursing diagnosis that found frequently in physical disorder clients that nursed at general hospital. 100% that nursed by writer had anxiety, while 51.47% had body image disturbance.
The aims of this report was to show the effect of specialist therapy to anxiety and body disturbance client’s abilty to solve problems. This report used serial case study method using three specialist therapy combination.
The results of the implementation of cognitive therapy combined with progressive relaxation, thougth stopping and show that the signs and symptoms of anxiety and body image disturbance in the majority of clients has decreased. While the ability of clients and families to cope with anxiety and body image disorders has increased.
Based on therapies applied (cognitive therapy, thought stopping, and progressive relaxation), it could be recommended as a standariezed of mental nursing spesialist therapy and need to socialized on all public healthy services primary on general hospital.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Puguh Kristiyawati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kecemasan yang dialami orang tua saat menghadapi anak yang dilakukan tindakan pemasangan infus. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif sederhana Peneliti hanya mengambil 30 orang yang menjadi responden dengan kriteria orang tua yang anaknya berusia 2 - 7 tahun dan sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, bisa membaca dan menulis dan bersedia menjadi responden dengan menandatangani informed concenr. Untuk mengumpulkan data tingkat kecemasan tersebut peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner dan lembar observasi. Seielah data terkumpul, data dianalisa dengan menggunakan statistik sederhana.
Hasilnya menunjukkan sebagian ozang tua saat menghadapi anak yang dilakukan tindakan pemasangan infus mengalami cemas ringan (17 orang responden atau 56,7 %), cemas sedang 11 orang responden (36,6 %), cemas berat 2 orang responden (6,7 %) dan tidak ditemukan yang mengalami panik sehingga peneliti menyimpulkan, kebagian besar orang tua saat menghadapi anak yang dilakukan tindakan pernasangan intins mengalami cemas ringan sampai berat. Peneliti juga memberikan rekomendasi pada peneliti seianjutnya untuk melakukan penelitian lagi pada tindakan invasif yang lain dengan menggunakan waktu dan responden yang Iebih banyak, sehingga data yang diperoleh lebih akurat dan dapat digeneralisasikan."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5250
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Sutati
"Beberapa bayi yang dirawat di NICU dan dilakukan tindakan intubasi menjadi salah satu penyebab kecemasan pada orang tuanya (Haines Perger & Nagy, 1995). Setiap orang memberikan respon berbeda terhadap cemas sesuai dengan tingkat kecemasan yang dihadapi. Paplau membagi dalam empat tingkat (Stuart & Sundeen, 1995), yaitu cemas ringan, sedang , berat dan panik.
Berdasarkan pengamatan di NICU RSAB Harapan Kita sebagian besar orang tua yang bayinya dirawat menunjukkan tanda-tanda kecemasan seperti marah-marah, sering bertanya kepada perawat dan dokter, mondar-mandir di dalam ruang perawatan, menangis dan selalu ingin dekat dengan bayinya.
Tujuan penelitian adalah ingin mengetahui Gambaran tingkat kecemasan orang tua yang bayinya dirawat di NICU RSAB Harapan Kita Jakarta Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif sederhana dengan menggunakan uji statistik tendensi sentral.
Hasil penelitian menunjukkan responden 3,6% tidak mengalami cemas, 23,06% cemas ringan, 32,67% cemas sedang dan 40,67% cemas berat yang dipengaruhi oleh faktor usia, pendidikan, penghasilan dan agama atau kepercayaan yang dianutnya Rekomendasi untuk peneliti lain apabila tertarik untuk melakukan peneletian yang berkaitan dengan tingkat kecemasan orang tua yang bayinya dirawat di NICU untuk menggunakan desain lain."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA4989
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bukit, Natalia Teresia
"Kecemasan dirasakan oleh siswa kelas XII dalam menghadapi ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Dukungan sosial dapat menurunkan tingkat kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan kecemasan siswa kelas XII dalam menghadapi ujian masuk PTN melalui UTBK. Sampel penelitian adalah 319 responden dengan kriteria inklusi siswa kelas XII tahun ajar 2023/2024 serta siswa yang memiliki gawai. Desain penelitian menggunakan cross sectional. Tehnik pengambilan sampel dengan tehnik Cluster Random Sampling. Penelitian ini menggunakan instrumen TAS untuk mengukur kecemasan  dan instrumen MSPSS. Analisis data menggunakan uji Chi-Squre yang menunjukkan hasil terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan kecemasan siswa kelas XII dalam menghadapi ujian masuk PTN melalui UTBK (p-value = 0,001). Penelitian ini merekomendasikan pemberi layanan, seperti petugas Unit Kesehatan Sekolah (UKS) untuk melakukan penyuluhan terhadap siswa kelas XII serta memberikan informasi kepada para orang tua dan guru untuk selalu memberikan dukungan sosial kepada para siswa kelas XII, baik dukungan emosional, informasional, intrumentasl, dan penghargaan.

Class XII students feel anxiety when facing the State University (PTN) through the Computer-Based Written Exam (UTBK). Social support can reduce anxiety levels. This research aims to determine the relationship between social support and anxiety of class XII students in facing the PTN entrance exam through UTBK. The research sample was 319 respondents with the inclusion criteria being class XII students for the 2023/2024 academic year and students who own devices. The research design used cross-sectional. The sampling technique is the Cluster Random Sampling technique. This research uses the TAS instrument to measure anxiety and the MSPSS instrument. Data analysis used the Chi-Squre test which showed that there was a relationship between social support and anxiety of class XII students in facing the PTN entrance exam through UTBK (p-value = 0.001). This research recommends that service providers, such as School Health Unit (UKS) officers, provide counseling to class XII students and provide information to parents and teachers to always provide social support to class XII students, including emotional, informational, instrumental, and award."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Dwi Heryani
"Latar Belakang: Gangguan ansietas di tempat kerja merupakan masalah yang serius. Secara global, sebanyak 14,9% atau 264 juta orang menderita gangguan ansietas. Mental health foundation di UK melaporkan adanya kejadian ansietas di tempat kerja sebanyak 12,8%. Ansietas di tempat kerja akan berdampak pada penurunan kemampuan kerja dan memperbanyak cuti sehingga diperlukan untuk mengetahui faktor penyebab ansietas di tempat kerja. Salah satu tantangan manajemen sumber daya manusia di abad ke-21 adalah masalah keseimbangan kehidupan kerja dan pekerjaan sedentari. Beberapa penelitian di dunia menunjukan bahwa pekerjaan sedentari dan keseimbangan kehidupan kerja berpengaruh pada kejadian ansietas di tempat kerja Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitis observasional dengan potong lintang untuk mengetahui hubungan antara pekerjaan sedentari dan keseimbangan kehidupan kerja terhadap ansietas di tempat kerja dengan menggunakan 6 Item Parker dari Job Stress Scale, International Physical Activity Questionnaire Short Form (IPAQ-SF) untuk menilai pekerjaan sedentari, dan kuesioner keseimbangan kerja adaptasi dari Fisher dkk (2009) yang telah tervalidasi. Besar sampel minimal pada penelitian ini dihitung menggunakan rumus perbandingan dua proporsi yaitu sebesar 109 sampel.  Hasil: Sebanyak 117 pekerja masuk ke dalam kriteria inklusi dan diikutsertakan dalam peneltian. Hasil memperlihatkan sebanyak 23 responden (19,7%) mengalami ansietas di tempat kerja kategori tinggi. Nilai rata-rata skala ansietas di tempat kerja yaitu 16,07 dengan nilai standar deviasi sebesar 4,647, sedangkan nilai rata-rata skala keseimbangan kehidupan kerja yaitu 46,83 dengan standar deviasi 8,815. Pekerja yang memiliki keseimbangan kehidupan kerja dimensi WIPL yang tinggi, yaitu pekerja yang merasa pekerjaan mengganggu kehidupan pribadinya memiliki risiko 3,16 kali lebih tinggi untuk mengalami ansietas di tempat kerja  (IK 1,19-8,38) dan dimensi PLIW yang tinggi, yaitu pekerja yang merasa kehidupan pribadi mengganggu pekerjaannya memiliki risiko 4,86 kali lebih tinggi untuk mengalami ansietas di tempat kerja (IK 1,84-12,85). Tidak terdapat hubungan signifikan antara pekerjaan sedentari dan ansietas di tempat kerja. Kesimpulan: Terdapat hubungan dimensi WIPL dan PLIW terhadap ansietas di tempat kerja. Hal ini dikarenakan adanya peran ganda dalam pekerjaan dan kehidupan pribadi sehingga menyebabkan terjadinya ansietas di tempat kerja. 

Background: Anxiety disorders have a prevalence rate of 14.9% among the worldwide population, whereas the Indonesian population has a prevalence rate of 6.1%. The mental health foundation in the UK reports that the incidence of anxiety in the workplace is 12.8%. An inadequate equilibrium between work and personal life has the potential to give rise to mental health conditions, such as workplace anxiety. The presence of workplace anxiety has been shown to have detrimental effects on productivity, as well as an increase in sick leave and financial costs for the company in question. The primary objective of this research is to examine the correlation between work-life balance and workplace anxiety within the context of Indonesia. Methods: This study is an observational analytical study with a cross-sectional design to determine the relationship between sedentary work and work-life balance on work anixety using the 6 items Parker from Job Stress Scale, International Physical Activity Questionnaire Short Form (IPAQ-SF) questionnaire to assess sedentary work, and the adaptive work balance questionnaire from Fisher et al. (2009) which has been validated. The sample size in this study was calculated using the ratio of two proportions, namely 109 samples. Results: A total of 117 workers met the inclusion criteria and were included in the study. The results showed that 23 respondents (19,7%) experienced severe anxiety at work. The average value of the work  anxiety scale is 16.07 with a standard deviation value of 4.647, while the average value of the work-life balance scale is 46.83 with a standard deviation of 8.815. Workers who have a high work-life balance on the WIPL dimension who feel that work interferes with their personal life, have a 3.16 times higher risk of experiencing work anxiety (CI 1.19-8.38) and a high PLIW dimension, who feel that their personal life interferes with their work have a 4.86 times higher risk of experiencing work anxiety (CI 1.84-12.85). There is no significant relationship between sedentary work and work anxiety. Conclusion: There is a relationship between WIPL and PLIW dimensions on anxiety at work. This is due to the dual roles in work and personal life, causing work anxiety."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>