Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174280 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratu Hadianti Putri
"Menurut data dari Euromonitor, saat ini bisnis perawatan tubuh pria memiliki peluang bisnis yang sangat tinggi, namun pertumbuhan channel distribution untuk non-retail channel yaitu salon nilai pertumbuhannya konsisten dari tahun 2013 hingga tahun 2018, yaitu sebesar 0.1%. Barbershop merupakan salah satu channel distribusi perawatan tubuh pria. Pada studi ini analisis kebutuhan konsumen terpenting dalam penggunaan jasa barbershop dianalisis berdasarkan tiga faktor customer equity, yang terdiri dari value, brand, dan relationship. Hasil analisis ketiga faktor yang menurut konsumen penting tersebut nantinya akan dibandingkan dengan penilaian performa yang diberikan Good Willie Barber Shop (GWBS) kepada pelanggannya berdasarkan penilaian subjektif dari pemiliknya. Hasil analisis perbandingan ketiga faktor tersebut nantinya akan dianalisis dengan menggunakan Analisis IPA; hasil analisis tersebut akan digunakan sebagai dasar perbaikan layanan yang diberikan GWBS. Selain Analisis IPA, pendekatan lain yang digunakan untuk menganalisis keadaan GWBS antara lain model bisnis kanvas, analisis SWOT, analisis internal dan eksternal, semua analisis ini dilakukan untuk menemukan masalah dan kekurangan dari GWBS, sehingga dapat dilakukan perbaikan. Studi ini dilakukan dengan metode kualitatif dan kuantitatif berdasarkan wawancara dengan pemilik, observasi lingkungan bisnis dan pelanggan. Hasil analisis menunjukan bahwa GWBS perlu melakukan perbaikan pada value equity, untuk menentuka perbaikan yang tepat maka studi ini menggunakan analisis kualitas layanan untuk meninjau kebutuhan aktual dari pelanggan GWBS. Selain itu, hasil dari observasi kualitas layanan ini akan digunakan untuk membandingkan posisi jasa yang diberikan GWBS pada customer value hierarchy, sehingga dapat ditentukan perbaikan yang perlu dilakukan salah satunya adalah dengan melakukan remodelling bisnis model.

Nowadays men's grooming has an immense business opportunity based on Euromonitor data‟s, but the growth of channel distribution of men‟s grooming from 2013 to 2018 is only 0.1%. Barbershop is one of the channel distributions on men‟s grooming industry. This study analyzes the needs of barbershop customer from three-factor of customer equity, value, brand, and relationship and compares the services provided by the Good Willie barbershop. The result of the comparison analyzed by IPA analysis; the result used as one of deliberation to improve Good Willie barbershop. Beside IPA analysis, business model canvas, SWOT analysis, internal and external analysis used as a method to find the problem and make an improvement at good willie barbershop. This study conducted by qualitative and quantitative methods based on owner interview, business, and customer observation. The result of the analyze, good willie barbershop needs improvement in value equity, to get the exact improvement this study used service quality to scan the actual needs of good willie barbershop customers. Moreover, the result of service quality observation used to compare good willie barbershop position in
customer value hierarchy and determine which value needs to improve, one of the improvement GWBS needs is remodelling model business.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Togatorop, Parmonangan R.
"Website merupakan representasi sebuah organisasi dan merupakan komponen utama organisasi untuk dapat berkompetisi. Salah satu domain yang paling banyak menggunakan website adalah institusi pendidikan. Institut Teknologi Del IT Del sebagai sebuah lembaga pendidikan tinggi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi memanfaatkan website akademik sebagai sarana menyampaikan informasi mengenai institusi, program pendidikan, agenda penting, dan berbagai informasi lain. Tujuan dari sebuah website adalah untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Kualitas website yang rendah menyebabkan ketidakpuasan pengguna, pemborosan sumber daya dan kehilangan kesempatan memperoleh peluang bisnis. Oleh karena itu, kualitas website menjadi sebuah kebutuhan yang sangat penting karena bertanggung jawab terhadap kesuksesan sebuah website. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian peningkatan kualitas situs akademik dengan mengintegrasikan model kualitas web, Importance Performance Analysis IPA dan Fuzzy Quality Function Deployment QFD. Penelitian ini berhasil mensitesis sebuah model pengukuran website akademik yang diintegrasikan dengan Importance Performance Analysis untuk memperoleh kebutuhan pengguna. Kebutuhan pengguna tersebut kemudian diolah menggunakan metode Fuzzy Quality Function Deployment QFD untuk memperoleh prioritas tindakan teknis yang dilakukan. Penelitian ini berhasil menentukan prioritas tindakan teknis yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas website akademik IT Del.

The website is a representation of an organization. The most widely used website are educational institutions. Del Institute of Technology IT Del as an institution of higher education in science and technology utilizing academic website as a means of conveying information about institutions, educational programs, an important agenda, and various other information. The purpose of a website is to meet the needs of users. Low quality websites will lead to user dissatisfaction, wasted resources and missed opportunities to obtain business opportunities. Therefore, the quality of the website becomes a very important for the success of a website. This study aims to conduct a study to improve the quality of academic sites by integrating web quality models, Importance Performance Analysis IPA and Fuzzy Quality Function Deployment QFD . This study succeeded in synthesizing a model for measurement academic website integrating with Importance Performance Analysis IPA to obtain the user 39 s needs. The user needs is then processed using the method of Fuzzy Quality Function Deployment QFD to obtain priority technical measures undertaken. This study successfully determined the priority technical measures that need to be done to improve the quality of academic website IT Del.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Darmawan Sidik
"ABSTRAK
Implementasi LTE yang menjanjikan dapat memberikan layanan dengan
kecepatan yang lebih baik dari pada teknologi sebelumnya, menuntut
penyelenggara untuk lebih memperhatikan kualitas layanan. Pelanggan
menginginkan adanya jaminan kualitas layanan agar aplikasi yang digunakan
dapat berjalan dengan baik. Disisi lain penyelenggara membutuhkan pendapatan
yang tidak sedikit agar dapat mengembangkan jaringannya dengan kualitas yang
baik. Tarif mempunyai peran yang penting untuk mengoptimalkan pendapatan
penyelenggara dan mengelola sumber daya jaringan. Penyelenggara perlu strategi
pentarifan agar memperoleh pendapatan yang mencukupi untuk biaya
penyelenggaraan, dan pelanggan mendapatkan kualitas layanan yang baik sesuai
kebutuhan. Model pentarifan dengan pendekatan kualitas layanan akan
memberikan manfaat bagi penyelenggara dan pelanggan. Model pentarifan
dibangun dengan memperhatikan biaya elemen jaringan dan biaya aktivitas
layanan retail yang dikeluarkan oleh penyelenggara, serta pembagian kategori
pelanggan berdasarkan QCI (QoS Class Identifier) yang terdapat pada sistem
LTE. Diharapkan dengan model pentarifan tersebut dapat digunakan menjadi
dasar dalam strategi pentarifan bagi penyelenggara dan sebagai masukan dalam
pengambilan keputusan bagi penyelenggara dan masyarakat.

ABSTRACT
Implementation of LTE that promises to provide services at a better speed than
the previous technology, requires operators to pay more attention to quality of
service. Users want the guarantee of quality of service in order to use
applications that can run well. On the other hand the operators require revenue in
order to develop its network with good quality. Pricing have an important role to
optimize operator?s revenue and manage network resources. The operators need
the pricing strategy in order to get enough revenue to costs, and users get good
quality of service as needed. Pricing models with approach the quality of service
will provide benefits for the operators and users. The pricing models are built
with attention to the network elements cost and retail services activity cost
incurred by the operators, as well as the distribution of categories of customers
based on QCI (QoS Class Identifier) in the LTE system. The pricing model can be
used as pricing strategy for the operators and as an input in the decision making
for operators and the public."
2015
T47148
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Tania Marcella
"Gudang memainkan peran strategis dalam menjaga kelancaran dan efisiensi rantai pasok secara keseluruhan. Oleh karena itu, perusahaan yang ingin tetap kompetitif dalam menghadapi persaingan bisnis yang ketat perlu mengevaluasi dan memastikan terjadinya peningkatan berkelanjutan pada kegiatan gudang. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja rantai pasok gudang barang jadi sebuah perusahaan makanan dan minuman kesehatan di Indonesia sebagai acuan untuk mengusulkan strategi yang diperlukan dalam peningkatan kinerja. Terdapat 25 indikator kinerja yang diukur dalam penelitian ini yang terbagi ke dalam tiap level pada kerangka model Supply Chain Operation Reference (SCOR). Dari hasil pengukuran, diperoleh nilai rata-rata kinerja rantai pasok gudang barang jadi perusahaan pada tahun 2023 sebesar 63.78% yang masuk ke dalam kategori ‘Average’ menurut sistem monitoring dengan traffic light system. Setiap indikator kinerja kemudian dipetakan ke dalam kuadran Importance Performance Analysis (IPA) untuk mengidentifikasi indikator kinerja yang harus menjadi prioritas perbaikan. Berdasarkan kuadran IPA, diperoleh 4 indikator kinerja yang memiliki kepentingan cukup tinggi namun performanya belum baik, yaitu finished goods inventory level, inventory days on hand, orders received on time, dan delivery fill rate. Adapun strategi peningkatan kinerja yang diajukan kepada perusahaan yakni penggunaan metode peramalan yang lebih akurat dan penerapan sistem manajemen persediaan dengan integrasi IoT dan RFID.

Warehouse plays a strategic role in maintaining the smoothness and efficiency of the overall supply chain. Therefore, companies aiming to remain competitive in facing tough business competition need to evaluate and ensure continuous improvement in warehouse activities. This research was conducted to measure the supply chain performance of a finished goods warehouse in a health food and beverage company in Indonesia, as a reference to propose necessary strategies for improvement. There are 25 performance indicators measured in this study, categorized into each level of the Supply Chain Operation Reference (SCOR) model framework. The results show the average performance score of the company's finished goods warehouse supply chain in 2023 was 63.78%, classified as 'Average' according to the traffic light monitoring system. Each performance indicator was then mapped into the Importance Performance Analysis (IPA) quadrant to identify priority areas for improvement. Based on the IPA quadrant, 4 performance indicators were identified as having high importance but inadequate performance, namely finished goods inventory level, inventory days on hand, orders received on time, and delivery fill rate. The proposed strategies for performance improvement include the use of accurate forecasting methods and the implementation of inventory management systems with IoT and RFID integration."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aninda Alia Shafira
"Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja rangkaian rantai pasok industri makanan dan minuman kesehatan untuk mengetahui kondisi rantai pasok dari suatu perusahaan periode 2023. Metode yang digunakan adalah Supply Chain Operations Reference (SCOR). Perbaikan yang dilakukan pada penelitian ini berkaitan dengan permasalahan yang terjadi pada divisi rantai pasok. Tingkat kepentingan atribut kinerja diukur berdasar pembobotan dengan kuesioner perbandingan berpasangan oleh expert. Terdapat 25 indikator kinerja yang diukur dan terbagi ke dalam atribut model SCOR. Dari hasil pengukuran didapatkan kinerja rantai pasok sebesar 68.16% yang menunjukkan kategori average pada Traffic Light System Monitoring. Indikator kemudian dipetakan ke dalam kuadran Importance Performance Analysis (IPA) untuk mendapatkan indikator prioritas berupa KPI dengan performa rendah dan kepentingan tinggi. Didapatkan 5 indikator prioritas, yaitu finished goods inventory level, raw material inventory level, labor cost, delivery performance to customer commit date, dan delivery fill rate. Rekomendasi yang diajukan untuk perbaikan adalah penerapan sistem Sistem Enterprise Resource Planning (ERP) secara end-to-end dan pengaplikasian Radio Frequency Identification (RFID)- Internet of Things (IoT).

This research is conducted to measure the performance of the food and beverage health supply chain to understand the supply chain condition of a company for the period of 2023. The method used is the Supply Chain Operations Reference (SCOR). Improvements made in this research are related to the issues occurring in the supply chain division. The importance level of performance attributes is measured based on weighting with a paired comparison questionnaire by experts. There are 25 performance indicators measured and divided into SCOR model attributes. From the measurement results, the supply chain performance is obtained at 68.16%, indicating an average category on the Traffic Light System Monitoring. The indicators are then mapped into the Importance Performance Analysis (IPA) quadrant to obtain priority indicators in the form of Key Performance Indicators (KPIs) with low performance and high importance. Five priority indicators are identified: finished goods inventory level, raw material inventory level, labor cost, delivery performance to customer commit date, and delivery fill rate. The recommended improvements include the implementation of an end-to-end Enterprise Resource Planning (ERP) system and the application of Radio Frequency Identification (RFID)-Internet of Things (IoT)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurza Dwi Prisca Faradilla
"Meskipun bisnis online di Indonesia mulai tumbuh dan e-commerce kian populer, namun tetap saja masih banyak konsumen yang ragu dan takut untuk berbelanja secara online. Penelitian ini berfokus pada atribut pelayanan yang dapat meningkatkan kepercayaan konsumen online. Metode Kano model digunakan untuk mengelompokkan atribut-atribut penelitian sehingga dapat dipilih beberapa atribut pelayanan fashion online shop yang penting untuk peningkatan kualitas dan pengembangan inovasinya. Sedangkan metode conjoint analysis yang merupakan salah satu teknik analisa multivariat digunakan untuk memahami bagaimana preferensi konsumen terhadap fashion online shop. Karena pengembangan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi konsumen dapat meningkatkan kepuasan mereka, maka dibuatlah hasil penelitian berupa desain pelayanan fashion online shop yang sesuai dengan preferensi konsumen online.

Although the online business in Indonesia has now started growing and e- commerce increasingly popular, shop at online stores still more risky than shopping directly. There are still many consumers are hesitant and afraid to shop online. The research focuses on service attributes that can enhance online consumer trust. Kano model method is used to classify the attributes of research that can be chosen few fashion online shop service attributes that are important for improving the quality and innovation development. While conjoint analysis method, which is one of the technique in the multivariate analysis used to understand how respondents construct a preference for online fashion shop. Because the development of product that suit the need and preference of consumers can increase their satisfaction, then the result of research is fashion online shop service design that match to online consumer preference."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44359
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Handayani
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kualitas pelayanan secara eksternal (pelayanan bagi penyidik) dan internal (pelayanan bagi pegawai), serta dilakukan analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai di UPT Laboratorium Uji Narkoba serta merumuskan strategi untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Hasil penelitian terhadap pelayanan ekternal dan pelayanan internal kemudian di analisis menggunakan IPA. Kualitas pelayanan terhadap penyidik (pelanggan eksternal) diukur menggunakan metode SERVQUAL yang diperkenalkan oleh Parasuraman,Zeithaml dan Berry (1990), sedangkan kepuasan kerja pegawai diukur menggunakan metode Index of Work Satisfaction (IWS) dari Stamp (1997). Untuk pelayanan internal, populasi penelitian ini adalah pegawai UPT Laboratorium Uji Narkoba BNN, sedangkan untuk pelayanan eksternal populasi adalah pelanggan yaitu para penyidik. Dari hasil dari penelitian, didapat bahwa tingkat kepuasan kerja pegawai dikategorikan cukup puas, sedangkan kepuasan penyidik dikategorikan sangat puas. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan pada UPT Laboratorium Uji Narkoba, digunakan strategi unconditional guarantees, yaitu peningkatan kepuasan kepada pelanggan dengan cara pembenahan pada beberapa sektor serta peningkatan motivasi para karyawan untuk mencapai tingkat kinerja yang lebih baik.

ABSTRACT
In this study was conducted to analyze the quality of external services (services for the investigator) and internal (service for the employee), as well as an analysis of the factors that affect employee performance in Drug Testing Laboratory to formulate strategies enchancing service of quality. The result of the external service and internal service later in the analysis using Importance Performance Analysis (IPA). Quality of service to the investigator (external customer) were measured using the SERVQUAL method introduced by Parasuratman, Zeithalm and Berry (1990), while employee satisfaction is measured using the Index of Work Satisfaction (IWS) introduced by Stamp (1997). For internal services, the study pupolation is employee of Drug Testing Laboratory, while for the external service pupolation is that the investigators. From the results of the study, found that the level of employee job satisfaction categorized quite satisfied, while categorized investigator satisfaction is very satisfaction. To improve the service of quality in Drug Testing Laboratory, used the unconditional guarantees strategy, ie an increase in customer satisfaction by way of improvement in some sectors and increase the motivation of employee to achieve a better level performance."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frans Immanuel
"PT Indosat merupakan penyedia jasa dan jaringan pada telekomunikasi dimana konsentrasi pada bisnis jaringan dan telekomunikasi Matrix sebagai bisnis utama. Pada tahun mendatang, kompetisi bisnis jaringan dan telekomunikasi akan meningkat sangat cepat karena dikeluarkannya ijin operasi untuk penyedia baru dimana harga dan pelayanan spektrum kualitas jaringan dan telekomunikasi seperti kualitas selular, fixed data, fixed voice dan fitur yang ada akan menjadi aspek dalam kompetisi. Akibatnya bila tidak bisa bersaing, Indosat akan menghadapi resiko penurunan keuntungan rata-rata per pengguna (Average Revenue Per User / ARPU).
Tesis ini merupakan penelitian untuk menganalisis kualitas layanan Matrix jaringan selular dengan analisis SWOT dimana dari hasil penelitian dapat memberikan rekomendasi untuk meningkatkan kualitas layanan serta model bisnis sehingga dapat meningkatkan keuntungan rata-rata per pengguna (ARPU).

PT Indosat is a network and Service provider m telecommunication, which concentrate on networking and telecommunication Matrix as main business. Within next years, competition of networking and telecommunication will increase rapidly due to the publishness of operation license for new provider which the price and spectrum networking and telecommunication quality of Service such as quality of cellular, fixed data, fixed voice and available features will be the competition aspect. As an effect, if Matriks could not compete Indosat will face on the risk of Average Revenue Per User (ARPU) decreasing.
This tesis is a research to analyse Quality of Service (QoS) of Matrix cellular network by SWOT analysis where from the output of research can give recommendation to increase quality of Service and the business model, so it can also increase the Average Revenue Per User (ARPU).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26059
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Frans Immanuel
"PT. Indosat merupakan penyedia jasa dan jaringan pada telekomunikasi dimana konsentrasi pada bisnis jaringan dan telekomunikasi Matrix sebagai bisnis utama. Pada tahun mendatang, kompetisi bisnis jaringan dan telekomunikasi akan meningkat sangat cepat karena dikeluarkannya ijin operasi untuk penyedia baru dimana harga dan pelayanan spektrum kualitas jaringan dan telekomunikasi seperti kualitas selular, fixed data, fixed voice dan fitur yang ada akan menjadi aspek dalam kompetisi. Akibatnya bila tidak bisa bersaing, Indosat akan menghadapi resiko penurunan keuntungan rata-rata per pengguna (Average Revenue Per User / ARPU). Tesis ini merupakan penelitian untuk menganalisis kualitas layanan Matrix jaringan selular dengan analisis SWOT dimana dari hasil penelitian dapat memberikan rekomendasi untuk meningkatkan kualitas layanan serta model bisnis sehingga dapat meningkatkan keuntungan rata-rata per pengguna (ARPU).

PT. Indosat is a network and service provider in telecommunication, which concentrate on networking and telecommunication Matrix as main business. Within next years, competition of networking and telecommunication will increase rapidly due to the publishness of operation license for new provider which the price and spectrum networking and telecommunication quality of service such as quality of cellular, fixed data, fixed voice and available features will be the competition aspect. As an effect, if Matriks could not compete Indosat will face on the risk of Average Revenue Per User (ARPU) decreasing. This tesis is a research to analyse Quality of Service (QoS) of Matrix cellular network by SWOT analysis where from the output of research can give recommendation to increase quality of service and the business model, so it can also increase the Average Revenue Per User (ARPU)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T40956
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zhafira Rahmayanti
"Model Supply Chain Operation Reference (SCOR) banyak digunakan untuk menilai kondisi rantai pasok suatu perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada PT. X yang merupakan salah satu industri pengemasan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah SCOR sebagai kerangka penilaian, Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai metode pendukung untuk memberikan bobot penilaian, dan metode analisis Importance Performance Analysis (IPA) untuk menganalisis hasil penilaian. Dalam menganalisis hasil penilaian kinerja, penelitian ini dibantu oleh sistem pengelompokkan Traffic Light System dan Prioritization Matrix untuk merancang usulan strategi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja rantai pasok dan memberikan usulan strategi perbaikan untuk indikator-indikator yang kurang baik. Terdapat 29 indikator kinerja yang tervalidasi untuk diukur dalam model. Dari hasil pengukuran kinerja rantai pasok pada PT. X tahun 2019, nilai yang didapatkan perusahaan yaitu sebesar 66,92% yang menunjukkan kinerja perusahaan hanya berada pada kategori rata – rata dengan warna kuning. Dengan menggunakan kuadran IPA, didapatkan 4 indikator kinerja rantai pasok yang kurang baik dan memerlukan perbaikan segera. Setelah dianalisis lebih lanjut, terdapat 10 usulan strategi untuk memperbaiki keempat indikator kinerja rantai pasok yang kurang baik. Usulan tersebut kemudian dihitung korelasi dan prioritasnya menggunakan prioritization matrix. Usulan strategi yang berada di peringkat pertama yaitu meningkatkan koordinasi antardepartemen, dan strategi di peringkat akhir yaitu meningkatkan proses quality control terhadap mesin dan bahan baku produksi.

Supply Chain Operation Reference (SCOR) model is widely used to determine the condition of a company's supply chain. This research was conducted at PT. X which is one of the packaging industry. The method used in this research is SCOR as the measurement framework, Analytical Hierarchy Process (AHP) as a supporting method for weighting indicators, and Importance Performance Analysis (IPA) as a method to analyze the calculated results. In analyzing the results, this study was assisted by a Traffic Light System grouping system and Prioritization Matrix to design a proposed strategy. The purpose of this study is to determine the performance of the supply chain and provide a proposed improvement strategy for indicators that are not good. There are 29 validated performance indicators to be measured in the model. The measurement results of the supply chain performance at PT. X in 2019, the company’s score was 66.92% which shows the company's performance is only in the average category with a yellow color. y using the IPA quadrant, there are 4 indicators of supply chain performance that are not good and require immediate improvement. After further analysis, there are 10 proposed strategies to improve the four indicators of supply chain performance that are not good. The proposed strategy is then calculated by its correlations and priorities using a prioritization matrix. The first rank strategy from the matrix is to improve interdepartmental coordination, and the final rank strategy is to improve the process of quality control of production machinery and raw materials."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>