Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80680 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tia Regita
"

RINGKASAN EKSEKUTIF

Analisis Situasi  

Strength (Kekuatan):

1.           Raindear memiliki aset media sosial yaitu Instagram, Facebook, dan Whatsapp yang dipergunakan sebagai kanal promosi pada target audiens yang dituju.

2.           Lokasi Raindear berada di pusat kota dan dekat dengan Stasiun Bogor, Gerbang tol Bogor, dan Lembaga Pendidikan sehingga akses bagi target audiens menuju lokasi Raindear cukup mudah.

3.           Memiliki bangunan yang luas dan dapat menampung lebih dari 100 pengunjung menjadi modal yang cukup untuk ajang promosi kepada target audiens.

4.           Terdapat Manager yang berjaga dan berhubungan baik dengan customers melalui interaksi langsung.

5.           Dengan menjual makanan dan minuman yang berbeda dibandingkan dengan kompetitor, dapat dijadikan daya tarik tersendiri.

6.           Raindear sudah peduli terhadap isu lingkungan dengan menggunakan alat yang dapat didaur ulang, yang dapat dijadikan untuk branding.

Weakness (Kelemahan):

1.           Raindear tidak memiliki staf khusus untuk maintenance media sosial, sehingga unggahan yang dihasilkan kurang menarik.

2.           Belum menentukan brand positioning sebagai coffee shop dengan resto yang memiliki ciri khas yang dapat dikenal.

3.           Belum memaksimalkan kegiatan pemasaran dan promosi yang efektif dan terencana.

4.           Instagram menjadi satu-satunya media sosial yang paling aktif sehingga pencapaian target audiens belum maksimal.

Opportunity (Peluang):

1.           Mendapatkan dukungan dari pemerintah pusat dan daerah untuk mengembangkan usaha kreatif dalam bidang kuliner.

2.           Pergeseran kedai kopi sebagai tempat rekreasi untuk mengisi waktu luang.

3.           Target audiens yang luas menjadikan Raindear memiliki peluang mendapatkan pengunjung lebih banyak.

4.           Peluang mendapatkan pengunjung yang peduli terhadap isu lingkungan hidup.

Threat (Hambatan):

1.           Kompetitor dari Raindear memiliki kegiatan pemasaran yang lebih masif dan lebih kreatif.

2.           Lokasi yang berdekatan dengan kompetitor, membuat target audiens dapat memilih dan membuat tujuannya berubah dengan mudah.

Tujuan  Meningkatkan awareness dan membangun citra dari Raindear sebagai coffee shop dan restoran yang peduli terhadap pengurangan sampah plastik di Bogor

Khalayak Sasaran           

o            Demografis

o            Jenis Kelamin: Laki-laki dan Perempuan

o            Usia: >18 Tahun

o            Jenjang: Mahasiswa, Karyawan, dan Keluarga yang bekerja

o            Tingkat Ekonomi: Kelas Menengah dan Menengah Atas

o            Psikografis

o            Lifestyle: senang berkumpul bersama teman maupun keluarga, dinamis, praktis, dan menyukai hal baru.

o            Memiliki minat untuk berdiskusi perihal isu lingkungan

o            Penggemar kuliner

o            Geografis

o            Kewarganegaraan: WNI dan WNA

o            Domisili: Jabodetabek

o            Wilayah sasaran umum: Jabodetabek

Pesan Kunci      

1. Melalui program “Let’s Reduce Plastic Use with Raindear Coffee & Kitchen”, Raindear menjadi coffee shop dan restoran yang turut berperan dalam pengurangan sampah plastik di Bogor.

2. Melalui program yang dibuat, Raindear mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan pengurangan sampah plastik dan berusaha mendatangkan lebih banyak pengunjung.

Program            

1.           Pembuatan website

2.           Optimalisasi media sosial

3.           Challenge “Let’s Reduce Plastic Use with Raindear Coffee & Kitchen” di media sosial

4.           Special Event “Movie Night”

5.           Special Event “Show your Creativity to Save The Earth at Raindear Coffee & Kitchen”

Jadwal  Mulai Januari 2021

Anggaran           Total anggaran adalah Rp. 207.670.000

Evaluasi              Metode evaluasi yang digunakan adalah metode input, output, dan outcome.

•            Input: melakukan evaluasi terhadap proses pelaksanaan kegiatan

•            Output: melakukan evaluasi terhadap hasil dari pelaksanaan kegiatan

•            Outcome: melakukan pengukuran dampak dan evaluasi dari pelaksanaan kegiatan

 


Situation Analysis          

Strength:

  1. Raindear has social media assets such as Instagram, Facebook, and WhatsApp that are used as a promotional channel to the addressed target audience.
  2. Raindear is located in a downtown, close to the Bogor Station, Bogor toll gate, and educational institutions that create an easy access for the target audience to reach Raindear.
  3. Raindear has a wide and large building that can accommodate more than 100 guests make a good promotion asset to the target audiences.
  4. Feasible Manager who stays and have a good relationships with customer through direct interaction.
  5. Raindear offers variety of food and beverages compared to its competitor creates a distinct attractiveness.
  6. Raindear shows that they care about environmental issues by using reusable tools, which can be used for branding.

Weakness:

  1. Raindear does not have an appointed staff who maintain its social media, hence making their social media unattractive.
  2. Has not yet chosen a brand positioning as a coffee shop that has a distinct uniqueness to be known.
  3. Has not yet maximize an effective and planned marketing activity as well as promotion.
  4. Instagram is the only social media used, therefore the target audience is not maximal.

Opportunity:

  1. To get support from central and local government to develop a creative business in culinary line.
  2. To create coffee shop as a recreation place or leisure.
  3. To attract more visitors
  4. To attract visitors who do care about environmental issues.

Threat:

  1. Raindear’s competitors has more massive and better marketing strategy.
  2. Located close to competitors creates possibility for target audience to choose and change their destination.

Goal      Increase sales and build Raindear’s image as a coffee shop and restaurant that cares about plastic waste reduction in Bogor.

Target Audience             

  • Demographic:
    • Sex: Male and female
    • Age: > 18 years old
    • Target: College students, employee, and working families
    • Economic status: Upper class and Middle class
  • Psychographic:
    • Lifestyle: loves to gather with friends and families, dynamic, practical, and open to new things.
    • Environmental issue interests.
    • Culinary enthusiasts
  • Geographic:
    • Citizenships: Indonesian and foreigner.
    • Residential area: Jabodetabek
    • General target area: Jabodetabek

Key Message    

  1. Through the program "Let's Reduce Plastic Use with Raindear Coffee & Kitchen", Raindear became a coffee shop and restaurant that participated in reducing plastic waste in Bogor.

 

  1. Through the program created, Raindear invited the community to participate in plastic waste reduction activities and try to bring in more visitors

Program            

  1. Website creation.
  2. Social media optimization
  3. Create “Let’s Reduce Plastic Use with Raindear Coffee & Kitchen” challenge in social media
  4. Special Event “Movie Night”
  5. Special Event “Show your Creativity to Save the Earth at Raindear Coffee & Kitchen”

Schedule            Starting January 2021

Budget  Total budget of Rp 207.670.000

Evaluation          Evaluation method used is input, output and outcome.

  • Input: Evaluate process of the program
  • Output: Evaluate results or outcome of the program
  • Outcome: Measure and evaluate impact of the program

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Edgina Callista Lunadi
"Jumlah UMKM di Indonesia pada tahun 2019 yang berjumlah 60,2 juta unit mengharuskan setiap pelaku bisnis menciptakan strategi komunikasi yang efektif agar semakin dikenal oleh target khalayaknya.
Terlebih lagi bisnis pada sektor minuman berbasis kopi, mengingat Indonesia menempati peringkat ketujuh dunia sebagai negara dengan tingkat konsumsi kopi yang cukup tinggi.
Salah satu ekspansi dari maraknya bisnis minuman kopi adalah kopi cold brew, kopi dengan teknik seduh menggunakan air dingin.
Pop the Cold Brew sebagai salah satu bisnis penyedia minuman kopi cold brew hadir sebagai alternatif bagi konsumen yang ingin menikmati kopi dengan cara berbeda.
Materi serta strategi komunikasi yang dilakukan Pop the Cold Brew masih sangat sederhana, yakni hanya mengandalkan media sosial Instagram. Terlebih lagi, usaha ini tidak pernah mengadakan kegiatan di luar media sosial untuk menjangkau target khalayaknya.
Melalui survei yang dilakukan terhadap 111 responden, hanya 9% dari responden yang mengetahui keberadaan Pop the Cold Brew.
Dibutuhkan upaya guna meningkatkan brand awareness dari Pop the Cold Brew, salah satunya dengan pendekatan humas pemasaran, untuk mengedukasi khalayak tentang kelebihan kopi cold brew dan keunikan yang ditawarkan dari merek ini.

A total of approximately 60,2 million units of SMMEs across Indonesia require every entrepreneur to invent an effective communication strategy in order for their business to be recognized by their target audience.
Especially business on coffee specialties, where Indonesia ranks seventh in the world for its coffee consumption.
One of the expansions from the fast-growing coffee industries is the creation of cold brew coffee, made by brewing coarsely ground coffee beans in cold water.
Pop the Cold Brew exists as one of the suppliers for cold brew coffees and as an alternative for those whod like to consume their coffee in a different way.
The ideas and communication strategies implemented by Pop the Cold Brew by far are still basic, for they are using only Instagram as their main promotional tools. Furthermore, this business never tried any other strategies in order to reach their target audience.
According to a survey conducted to 111 respondents, only 9% from the respondents knew the existence of Pop the Cold Brew.
Therefore, there is a strong need to increase the brand awareness of Pop the Cold Brew with the use of marketing public relations approach, to educate the advantages of cold brew coffee compared to any other coffees, and inform the uniqueness of this brand to their target audience."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Chandradewi Puspaningrum
"Tayangan media massa seringkali menunjukkan standar kecantikan dengan kulit putih, tubuh tinggi dan langsing, serta rambut panjang, lurus, dan hitam. Hal tersebut pun ditunjukkan melalui produk-produk perawatan tubuh dan rambut yang beredar di pasaran luas, yang mayoritas hanya memenuhi kebutuhan khalayak yang 'sesuai' dengan standar kecantikan. Padahal, terdapat khalayak yang kebutuhannya belum terpenuhi dengan produk-produk tersebut. Produk-produk yang beredar di pasaran luas pun seringkali menghasilkan tingkat limbah yang tinggi, yang disebabkan oleh pemilihan bahan baku hingga kemasan yang tidak ramah lingkungan.
Madremia sebagai brand perawatan rambut dan tubuh yang ramah terhadap keragaman jenis rambur dan lingkungan, hadir di tengah-tengah kondisi tersebut. Akan tetapi, kesadaran khalayak akan keberadaan Madremia sebagai brand perawatan rambut dan tubuh yang peduli pada keberagaman jenis rambut dan lingkungan masih rendah. Madremia pun belum memiliki rancangan kegiatan pemasaran yang komprehensif dan terencana yang dapat dievaluasi. Maka dari itu, dibutuhkan suatu rancangan program komunikasi yang dapat meningkatkan brand awareness Madremia.
Rancangan program komunikasi ini bertajuk “Embrace Your Well Being and Nature with Madremia”, yang akan dilaksanakan selama 5 bulan dengan total anggaran sebesar Rp.3.810.000. Khalayak program ini akan menargetkan khalayak yang berdomisili di Jabodetabek dan kota-kota besar di pulau Jawa, berusia 18-30 tahun dengan SES A-B, familiar dengan teknologi digital, aktif menggunakan media sosial, memiliki ketertarikan dengan isu beauty inclusivity dan lingkungan, serta sering melakukan riset sederhana sebelum membeli suatu barang. Progam ini akan dieksekusi melalui beberapa kegiatan, yaitu aktivasi media sosial, brand ambassador, partnership dengan komunitas, serta media relations.

Mass media often show the standard of beauty with white skin, tall and slender bodies, and long, straight, and black hair. This is also shown through the body and hair care products circulating in the wide market, the majority of which only meet the needs of audiences that are 'fit' to the beauty standards. In fact, there are audiences whose needs have not been met with these products. Products circulating in the wide market often produce high levels of waste, which is caused by the selection of raw materials to packaging that is not environmentally friendly.
Madremia as a hair and body care brand that is friendly to various types of hair and the environment exists in the midst of these conditions. However, public awareness of the existence of Madremia as a hair and body care brand that cares about the diversity of hair types and the environment is still low. Madremia does not yet have a comprehensive and planned marketing activity plan that can be evaluated. Therefore, a communication program is needed that can increase Madremia's brand awareness.
This communication program is entitled "Embrace Your Well Being and Nature with Madremia", which will be implemented for 5 months with a total budget of Rp3,810,000. The audience for this program will target audiences who live in Greater Jakarta and its surroundings (Jabodetabek area) and big cities on the island of Java, aged 18-30 years with SES A-B, are familiar with digital technology, actively use social media, have an interest in beauty inclusivity and environmental issues, and often do simple research before buying an item. This program will be executed through several activities, namely social media activation, brand ambassadors, partnerships with the community, and media relations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Nur Ashifa
"The Fortune merupakan UMKM clothing yang bergerak dalam bidang fesyen dengan gaya casual untuk kaum muda dan milenial, dengan berbagai pilihan produk mulai dari celana, baju, jaket, topi, hingga aksesoris lainnya. UMKM yang beroperasi di Lombok, Nusa Tenggara Barat sudah ada sejak tahun 2019 yang awalnya hanya dijalankan dirumah, namun kini The Fortune telah memiliki distro sendiri. The Fortune memiliki tujuan untuk mendorong anak muda dan kaum milenial untuk tetap bisa tampil fashionable tanpa mengeluarkan biaya mahal. Oleh karena itu, kualitas produk sangat diutamakan dengan memerhatikan jenis, motif, hingga pilihan warna yang beragam sesuai. Sejak awal, UMKM ini menjalankan bisnisnya dengan memfokuskan komunikasinya melalui media digital seperti Instagram. Terlebih ketika pandemi saat ini. Berdasarkan data dari Kemenperin (2018), industri fesyen termasuk ke dalam 16 kelompok industri kreatif dan memberi kontribusi terhadap PDB nasional sebesar 3,76% tahun 2017. Dukungan pemerintah untuk mendorong UMKM di Indonesia Go digital dan Go Global secara penuh terlebih di masa pandemi covid-19. Kampanye #SemuanyaAdaDisini dengan tujuan mendorong seluruh produk lokal agar digunakan. The Fortune sebagai salah satu brand lokal yang menyediakan produk clothing dengan berbagai jenis dan pilihan dengan tujuan menjadi solusi bagi kaum muda dan milenial yang ingin tetap tampil fashionable dengan gaya casual dan nyaman sehari-hari. The Fortune belum memanfaatkan media sosial miliknya secara maksimal dan konsisten, seperti Instagram (@thefortune_id) dimana sebagai media utama komunikasi dengan publik eksternal. Banyaknya brand lokal berbasis clothing dan distro serupa yang sudah memiliki nama di masyarakat setempat mengakibatkan konsumen lebih tertarik kepada brand tersebut dan mengakibatkan semakin tingginya kompetitor baru. Hasil wawancara bersama pemilik The Fortune dan survei online, ditemukan data yang relevan dimana The Fortune membutuhkan strategi komunikasi yang efektif dalam rangka meningkatkan brand awareness. Terlebih adanya tren media digital seperti media sosial dan marketplace yang digunakan sebagai platform untuk berkomunikasi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan brand awareness The Fortune adalah dengan melakukan pendekatan hubungan masyarakat pemasaran dengan mengedukasi tentang brand clothing dan merek The Fortune. Belum banyak masyarakat yang mengetahui dan mengenal The Fortune serta produknya sehingga brand awareness dan interaksi dengan audiens masih rendah. Meningkatkan brand awareness The Fortune dengan melakukan beberapa program yang dapat menginformasikan pesan dan meningkatkan dari target khalayak, agar The Fortune lebih dikenal di masyarakat. Target khalayaknya berupa laki-laki dan perempuan berusia 17 - 40 tahun dengan endapatan middle hingga high income, pekerjaan; pelajar, mahasiswa, pekerja muda ,wirausaha, jobseeker. berdomisili di Provinsi Nusa Tenggara Barat khususnya Pulau Lombok. Memiliki gaya hidup fashionable dan memiliki ketertarikan dengan brand clothing serta fashion/style, suka berpenampilan dengan gaya casual, gemar berinteraksi, dan aktif dalam melakukan pencarian maupun penyebaran konten di internet atau media sosial.

The Fortune is a clothing MSME engaged in fashion with a casual style for young people and millennials, with a wide selection of products ranging from pants, clothes, jackets, hats, to other accessories. MSMEs operating in Lombok, West Nusa Tenggara have been around since 2019 which were initially only run at home, but now The Fortune has its own distribution. The Fortune has a goal to encourage young people and millennials to still be able to look fashionable without spending a lot of money. Therefore, product quality is prioritized by paying attention to the types, motifs, and various color choices accordingly. Since the beginning, this MSME has run its business by focusing its communication through digital media such as Instagram. Especially during the current pandemic. Based on data from the Ministry of Industry (2018), the fashion industry is included in 16 creative industry groups and contributed to the national GDP by 3.76% in 2017. Government support to encourage MSMEs in Indonesia to go digital and go global in full, especially during the covid pandemic. -19. The #SemuanyaAdaDisini campaign aims to encourage all local products to be used. The Fortune as one of the local brands that provides clothing products with various types and choices with the aim of being a solution for young people and millennials who want to continue to look fashionable with a casual and comfortable everyday style. The Fortune has not utilized its social media optimally and consistently, such as Instagram (@thefortune_id) which is the main medium of communication with the external public. The large number of local clothing-based brands and similar distributions that already have names in the local community have resulted in consumers being more attracted to these brands and resulting in higher number of new competitors. The results of interviews with the owners of The Fortune and online surveys, found relevant data where The Fortune needed an effective communication strategy in order to increase brand awareness. Moreover, there are digital media trends such as social media and marketplaces that are used as platforms to communicate. One of the efforts that can be made to increase The Fortune's brand awareness is to approach the marketing public relations by educating about the clothing brand and The Fortune brand. Not many people know and know The Fortune and its products so that brand awareness and interaction with the audience is still low. Increase brand awareness of The Fortune by conducting several programs that can inform the message and increase it from the target audience, so that The Fortune is better known in the community. The target audience is men and women aged 17 - 40 years with middle to high income income, employment; students, students, young workers, entrepreneurs, jobseekers. domiciled in West Nusa Tenggara Province, especially Lombok Island. Has a fashionable lifestyle and has an interest in clothing and fashion/style brands, likes to dress in a casual style, likes to interact, and is active in searching and distributing content on the internet or social media."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Donatella Rara Wulandari Sekar Arum Putriyanti
"Kopikabana Coffee and Kitchen didirikan oleh PT Sahitya Nusa Boga pada tahun 2018. Kafe dengan tema tropical yang terletak di kawasan strategis Sagan, Yogyakarta ini melakukan soft opening sejak 8 September 2018. Kopikabana merupakan challenger brand yang bersaing dengan ribuan kafe dan kedai kopi lainnya di Yogyakarta. Setelah melakukan evaluasi selama enam bulan beroperasi, Kopikabana hanya dapat mencapai sekitar 80% dari target penjualannya, dan banyak konsumen potensial yang belum aware terhadap brand, terutama di kalangan komunitas dan wisatawan di kota Yogyakarta. Solusi dari permasalahan ini adalah dengan menggunakan perencanaan pemasaran digital yang bertujuan untuk meningkatkan brand awareness kepada konsumen potensial, serta meningkatkan brand affinity di antara konsumen saat ini. Khalayak sasaran untuk program pemasaran digital Kopikabana melibatkan millennial dengan jangka usia 21-35 tahun yang berdomisili di daerah kota Yogyakarta, kabupaten Sleman, dan daerah sekitarnya. Big Idea yang akan diangkat dalam program ini yakni "a blend of colorful moments and comforting space" yang didukung oleh tagline "gather around and comfort yourself at Kopikabana" Dengan menggunakan empat tahapan yakni Attraction, Curiosity, Commitment, Affection (ACCA) yang melibatkan enam media digital, program pemasaran digital ini akan dilaksanakan selama enam bulan sejak September 2019 hingga Februari 2020 dengan total anggaran sebesar Rp 23.496.500,00.

Kopikabana Coffee and Kitchen was founded by PT Sahitya Nusa Boga in 2018. A café with a thematic tropical theme is located in Sagan, the heart of Yogyakarta, and has made it's soft opening on September 8th, 2018. Kopikabana is a challenger brand which compete with thousands of other cafes and coffee shop in Yogyakarta. An evaluation shown that after being operated for six months, Kopikabana can only reach around 80% of it's sales target, and many are still unaware of the brand, including the potential consumer which involves community and travellers in Yogyakarata city. According to the situation, a solution offered by implementing a digital marketing plan, which aims to increase brand awareness to potential consumer and increase brand affinity among current consumers. The target audience involved millennial aged 21-35 years old, who lived in Yogyakarta city, Sleman district, and surrounding areas. This program use "a blend of colorful moments and comforting space" as a big idea, and supported by "gather around and comfort yourself at Kopikabana" as a tagline. By using four stages of ACCA: Attraction, Curiosity, Commitment, Affection which involves six digital media, this digital marketing program will be held for six months from September 2019 to February 2020 with a total of budget of Rp 23.496.500,00.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhasanah
"Analisis Situasi Jumlah UMKM di Indonesia pada tahun 2021 berjumlah 64,2 juta unit mengharuskan setiap pelaku usaha menghadirkan strategi komunikasi yang efektif agar semakin dikenal oleh target konsumennya. Salah satu UMKM yang berkembang adalah minuman berbasis kopi, dan berdasarkan hasil riset TOFFIN jumlah kedai kopi di Indonesia pada Agustus 2019 mencapai lebih dari 2.950 gerai. Konsumsi kopi baik di domestik maupun internasional, konsumen cenderung mengarah salah satunya pada specialty coffee, salah satunya Kopi Lokal Solok Radjo. Satu Satu Sembilan sebagai salah satu usaha yang menyediakan minuman berbahan Kopi Lokal dengan tujuan memperkenalkan Kopi Solok kepada masyarakat yang lebih luas. Media komunikasi yang digunakan oleh Satu Satu Sembilan adalah Instagram, namun pemanfaatannya belum maksimal. Hasil wawancara bersama pemilik Satu Satu Sembilan Coffee dan survei online, ditemukan data yang relevan yang menyatakan bahwa Satu Satu Sembilan membutuhkan strategi komunikasi yang efektif dalam rangka meningkatkan brand awareness. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan brand awareness Satu Satu Sembilan Coffee adalah dengan melakukan pendekatan hubungan masyarakat dengan mengedukasi tentang Kopi Lokal dan Satu Satu Sembilan Coffee. Tujuan Meningkatkan brand awareness Satu Satu Sembilan Coffee dengan melakukan beberapa program yang dapat menginformasikan pesan dan meningkatkan engagement dari target khalayak, agar Satu Satu Sembilan Coffee lebih dikenal di masyarakat. Khalayak Sasaran Demografis Jenis kelamin: laki-laki dan perempuan Usia: 17 - 30 tahun Pekerjaan: pelajar, mahasiswa, pekerja muda Psikografis Memiliki ketertarikan dengan kopi Memiliki ketertarikan dengan kekayaan kopi lokal Menikmati kopi dengan rasa dan kualitas terbaik Membutuhkan tempat dengan suasana nyaman untuk menikmati kopi Geografis Domisili: Kota dan Kabupaten Solok Wilayah sasaran utama: Kota dan Kabupaten Solok Pesan Kunci Satu Satu Sembilan Coffee merupakan kedai kopi yang mengenalkan lebih jauh tentang kekayaan kopi lokal, yaitu Kopi Solok dengan olahan bermutu kepada masyarakat luas. Program Unlocking Coffetential 119 Creative Content Hurry up! 119 is Calling 119 Share Button Sahabat Sasase Design Competition: New Look! Product packaging special edition. High five! Sasase's Day! Fun Battle: Sasase Brewing Competition 119 glasses full of history Jadwal Juni-Januari 2023 Anggaran Rp25.154.250 untuk 8 bulan Evaluasi Input: Evaluasi terhadap proses pelaksanaan kegiatan Output: Evaluasi terhadap hasil dari pelaksanaan kegiatan Outcome: Evaluasi terhadap hasil akhir dari pelaksanaan kegiatan yaitu brand awareness.

Situation Analysis The number of UMKM in Indonesia in 2021 amounting to 64.2 million units requires every business actor to present an effective communication strategy in order to be increasingly recognized by their target consumers. One of the UMKM sector that is developing is coffee-based drinks, and based on the results of TOFIN's research, the number of coffee shops in Indonesia in August 2019 reached more than 2,950 outlets. Consumption of coffee both domestically and internationally, consumers tend to focus on specialty coffee, one of which is Solok Radjo Local Coffee. Satu Satu Sembilan as one of the businesses that provides drinks made from Local Coffee with the aim of introducing Solok Coffee to the wider community. The communication media used by Satu Satu Sembilan is Instagram, but its utilization is not maximized. The results of interviews with the owners of Satu Satu Sembilan Coffee and online surveys, found relevant data stating that Satu Satu Sembilan requires an effective communication strategy in order to increase brand awareness. One of the efforts that can be done to increase the brand awareness of Satu Satu Sembilan Coffee is to take a public relations approach by educating about Local Coffee and Satu Satu Sembilan Coffee. Goal Increase the brand awareness of Satu Satu Sembilan Coffee with do some programs that can inform messages and increase engagement from the target audience, so that One One Nine Coffee is better known in the community. Target Audience Demographic a. Gender: male and female b. Age: 17 – 30 years old c. Occupation: student, student, youth worker Psychographic a. Have an interest in coffee b. Have an interest in the richness of local coffee c. Enjoy coffee with the best taste and quality d. Need a place with a comfortable atmosphere to enjoy coffee Geographic a. Domicile: City and Regency of Solok b. Main target areas: City and District of Solok Key Message Satu Satu Sembilan Coffee is a coffee shop that introduce more about the richness of local coffee, namely Kopi Solok with quality preparations to the wider community. Program Unlocking Coffetential 119 Creative Content Hurry up! 119 is Calling 119 Share Button Sahabat Sasase Design Competition: New Look! Product packaging special edition. High five! Sasase's Day! Fun Battle: Sasase Brewing Competition 119 glasses full of history Period June-January 2023 Budget IDR25.154.250 for 8 months Evaluation Input: Evaluation of the activity implementation process Output: Evaluation of the results of the implementation of activities Outcome: Evaluation of the final result of the implementation of the activity, namely brand awareness"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Alfi Nabila
"Permasalahan sampah di Indonesia kian meningkat setiap tahunnya. Penelitian The World Bank tahun 2019 mengungkapkan bahwa popok sekali pakai menempati urutan kedua sebagai penyumbang sampah terbesar di saluran air Indonesia. Sebagai solusi dari permasalahan popok sekali pakai, Bayi Poka hadir sebagai brand yang menawarkan produk cloth diaper (clodi) yang dapat dicuci kembali dengan daya tahan produk sampai 2 tahun sehingga ramah bagi lingkungan. Selain dibuat dari bahan yang telah tersertifikasi secara internasional sehingga aman dan nyaman bagi bayi, Bayi Poka juga berkomitmen dalam mengampanyekan pentingnya clodi dalam penyelamatan lingkungan. Sayangnya, pengetahuan masyarakat terhadap Bayi Poka masih rendah karena Bayi Poka belum bisa mengomunikasikan keunggulan produknya dengan baik. Kegiatan pemasaran yang dilakukan Bayi Poka juga belum dilakukan secara komprehensif dan terencana sehingga perlu adanya strategi komunikasi yang dibentuk agar bisa dievaluasi demi pengembangan pemasaran produknya. Maka dari itu, dibuatlah program “Clodi: From Mom for Us” yang terbagi menjadi beberapa kegiatan, yaitu Aktivasi Media Sosial, QnA Session with Influencer, Momfluencer, dan Publikasi Media. Program ini bertujuan untuk meningkatkan brand awareness pada tingkat brand recognition yang awalnya sebesar 23,4% menjadi 40% pada Ibu yang memiliki anak bayi hingga balita pengguna popok yang tinggal di Jabodetabek, Yogyakarta, dan Malang. Program ini dilaksanakan pada Agustus - Desember 2022 dengan anggaran Rp 10.948.000.

The problem of waste in Indonesia is increasing every year. The World Bank's 2019 research revealed that disposable diapers were the second largest contributor to waste in Indonesia's waterways. As a solution to the problem of disposable diapers, Bayi Poka came as a brand that offers cloth diapers (clodi) products that can be rewashed with product durability of up to 2 years so they are environmentally friendly. Besides being made from materials that have been internationally certified so that they are safe and comfortable for babies, Bayi Poka is also committed to campaigning for the importance of clodi in saving the environment. Unfortunately, public knowledge of Bayi Poka is still low because Bayi Poka has not been able to communicate the benefits of its product properly. The marketing activities carried out by Bayi Poka have also not been carried out in a comprehensive and planned manner so a communication strategy is needed to be formed so it can be evaluated for the development of product marketing. Therefore, the “Clodi: From Mom for Us” program was created which is divided into several activities, namely Social Media Activation, QnA Session with Influencers, Momfluencers, and Media Publications. This program aims to increase brand awareness at the brand recognition level from 23.4% to 40% for mothers who have babies to toddlers using diapers who live in Jabodetabek, Yogyakarta, and Malang. This program will be implemented in August - December 2022 with a budget of IDR 10,948,000."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>