Ditemukan 192756 dokumen yang sesuai dengan query
Amalina Faza Syahida
"Traveloka Indonesia mengalami penurunan jumlah konsumen drastis selama masa pandemi Covid-19 pada tahun 2020. Ini tidak terlepas dari perubahan perilaku yang disebabkan adanya ruang gerak yang terbatas akibat pandemi. Untuk mengatasi penurunan konsumen tersebut, Traveloka menerapkan Integrated Marketing Communication dalam kegiatan promosinya yang difokuskan pada elemen periklanan, publisitas, dan promosi penjualan. Media promosi yang digunakan diantaranya adalah Youtube dan Instagram. Melalui kedua media sosial ini, Traveloka menerapkan elemen-elemen bauran promosi tersebut sesuai dengan tahapan perubahan perilaku konsumen yang terdapat pada masa pandemi yakni comfort, fear, adjustment, dan establish. Makalah ini bertujuan untuk melihat bagaimana penerapan elemen bauran promosi yang diterapkan oleh Traveloka di media sosial Youtube dan Instagramnya, serta penerapan elemen media sosial pada setiap aktivitasnya berdasarkan tahapan perubahan perilaku konsumen saat pandemi.
Traveloka Indonesia experienced a drastic decrease in the number of consumers during the Covid- 19 pandemic in 2020. This is inseparable from changes in behavior caused by limited space due to the pandemic. To overcome this decline in consumers, Traveloka implements Integrated Marketing Communication in its promotional activities which are focused on the elements of advertising, publicity and sales promotion. The promotional media used include Youtube and Instagram. Through the second social media, Traveloka implements these promotional elements in accordance with the stages of changing consumer behavior during the pandemic, namely comfort, fear, adjustment and stability. This paper aims to see how the promotional mix elements applied by Traveloka on its YouTube and Instagram social media, as well as the application of social media elements in each of its activities based on the stages of consumer behavior during the pandemic."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Aisyah Rahmatusysyifa
"Pandemi COVID-19 menyebabkan pembatasan aktivitas di lingkungan masyarakat dan mengubah banyak kebiasaan lama, termasuk perilaku konsumsi makanan. Meskipun pembatasan aktivitas baik untuk mencegah semakin tersebarnya virus, hal ini berdampak pada industri penyediaan makanan dan minuman di Indonesia. Oleh karena itu, studi ini menyelidiki perubahan perilaku konsumsi makanan di Indonesia selama pandemi COVID-19 serta kemungkinan keberlanjutan perubahan perilaku tersebut setelah pandemi berakhir. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan sumber data primer. Data primer didapatkan dari penyebaran kuesioner dan terkumpul sebanyak 479 responden yang tersebar di seluruh Indonesia. Penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan perilaku konsumsi makanan, seperti dari cara belanja, pola makan yang lebih sehat, dan pengurangan aktivitas makan di luar rumah, serta perubahan perilaku konsumsi makanan yang terjadi diperkirakan akan tetap berlanjut setelah pandemi berakhir. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menginformasikan industri penyediaan makan dan minum yang terdampak oleh COVID-19 terkait perilaku konsumen.
The COVID-19 pandemic has caused restrictions on activities in the community and changed many old habits, including food consumption behavior. Although activity restrictions are good for preventing the spread of the virus, this has an impact on the food and beverage supply industry in Indonesia. Therefore, this study investigates changes in food consumption behavior in Indonesia during the COVID-19 pandemic and the possible continuation of these behavioral changes after the pandemic ends. This study uses quantitative research methods with primary data sources. Primary data was obtained from distributing questionnaires and collected as many as 479 respondents spread throughout Indonesia. This study shows that there is a change in food consumption behavior, such as from shopping, healthier eating patterns, and reducing eating activities outside the home, and changes in food consumption behavior that occur are expected to continue after the pandemic ends. The results of this study are expected to inform the food and drink supply industry affected by COVID-19 regarding consumer behavior."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
M. Prabhaswara Pranakarno M. W.
"Selama pandemi Covid-19, banyak bisnis dan organisasi di seluruh dunia merasakan dampak terhadap hasil penjualan karena orang tidak berani berbelanja secara langsung akibat pembatasan sosial. Dalam kesulitan ini, banyak bisnis kecil yang mengandalkan media sosial un- tuk membantu mereka untuk mempromosikan dan menjual produk juga untuk memanfaatkan fitur bermanfaat lainnya secara gratis. Dyedaddies merupakan bisnis kecil yang menjual clothing online. Penelitian ini menyelidiki lebih lanjut bagaimana Instagram membantu bisnis kecil sela- ma pandemi dan mengapa mereka memilih Instagram sebagai platform pilihan utama. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif yaitu dengan cara melakukan wawancara dengan para pendiri yang berstatus mahasiswa. Meski setelah restriksi sosial dilonggarkan, Dyedaddies ditut- up karena para pendiri harus kembali kepada rutinitas luring di universitas masing-masing. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa Instagram adalah platform media sosial utama yang dipakai Dyedaddies saat pandemi karena kemudahan akses dan efektif secara biaya. Kemudian, fitur seperti Instagram story dan Instagram Live sangat membantu mereka dalam promosi dan penjualan produk. Para informan sebagai pelaku bisnis kecil mengaku bahwa Instagram sangat membantu mereka karena fitur-fitur yang disediakan di aplikasi Instagram mudah dipakai dan tidak perlu biaya tambahan untuk menggunakannya.
During the Covid-19 pandemic, businesses and organizations worldwide have taken a toll on sales because not many people want to shop physically due to social restrictions. In this diffi- culty, many small businesses rely on social media to help them to promote and sell products as well as to use other useful features freely. Dyedaddies is a small business that sells clothing on- line. This research will further investigate how Instagram helps small businesses during this time and why businesses choose Instagram as their primary platform. This research was conducted qualitatively via interviews with the founders who were students. Although after the social re- striction is loosened, Dyedaddies was closed because the founders had to return to offline rou- tines at their universities. The findings show that Instagram was their main social media platform during the pandemic due to its accessibility and cost-effectiveness; and features such as Insta- gram Story and Instagram Live were very helpful for them when conducting product promotion and sales. Informants as small business owners claim that Instagram can be utilized to help earn financial and social gains while expanding reach in market and creativity due to the features pro- vided by Instagram is accessible and cost efficient. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Kim Sebin
"Merebaknya virus corona telah mengubah kehidupan banyak orang, dan beberapa industri telah mengalami perubahan besar dan kecil. Diantaranya, industri minuman keras di Korea Selatan adalah salah satu industri yang telah mengalami perubahan terbesar. Dengan tren budaya “minum di rumah”, penjualan melalui saluran penjualan alkohol rumah tangga, seperti supermarket dan toko serba ada, telah meningkat. Oleh karena itu, merek minuman keras harus tanggap dalam mendeteksi perubahan ini dan melakukan kegiatan pemasaran yang sesuai. HiteJinro telah mengatasi pandemi dengan memanfaatkan kemampuan dinamisnya, dan memprioritaskan pemasaran karakternya yang merupakan keunggulan kompetitifnya dalam persaingan tinggi di pasar minuman keras di Korea Selatan. Strategi ini dapat meningkatkan citra merek, loyalitas merek dan pangsa pasar.
The outbreak of the coronavirus has changed many people's lives, and several industries have undergone big and small changes. Among them, the liquor industry in particular is one of the areas that has undergone the biggest changes. With the trend of “drinking at home” culture, the sales via household alcohol sales channels, such as supermarkets and convenience stores, are increasing. Therefore, liquor brands have quickly detected these changes and been conducting marketing activities accordingly. HiteJinro encountered the pandemic by utilizing its dynamic capabilities, prioritizing its character marketing which is its competitive advantage in the highly competitive liquor market in South Korea. The strategies would result in higher brand image, brand loyalty and market share."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Khadijah Husnudini
"Agar sebuah perusahaan dapat bertahan untuk terus digunakan atau dibeli produknya oleh para konsumen dalam jangka panjang, dibutuhkan adanya usage intention dari para konsumen. Untuk itu, penting untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat memengaruhi usage intention seperti social influence, perceived benefits, perceived risks, dan trust. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional dengan metode purposive sampling. Penelitian ini menganalisis 213 responden dengan usia di atas 17 tahun dan merupakan Warga Negara Indonesia (WNI). Selain itu, responden juga merupakan pengguna dompet digital sejak masa pandemic COVID-19 yaitu Maret 2020. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah survei online dan kemudian data diolah menggunakan Teknik Partial Least Squares - Structural Equation Modelling (PLS-SEM). Hasil dari olahan data menunjukkan bahwa social influence, perceived benefits, dan trust memiliki pengaruh signifikan secara positif terhadap usage intention. Selain itu, perceived risk memberikan pengaruh signifikan secara negatif terhadap trust dan usage intention.
In order for a company to continue to be used by consumers in the long term, it requires usage intention from consumers. For this reason, it is important to know what factors can influence usage intentions such as social influence, perceived benefits, perceived risk, and trust. The research design used in this study is cross sectional with purposive sampling method. This study has 213 respondents aged over 17 years and were Indonesian citizens (WNI). In addition, respondents are also digital wallet users since the COVID-19 pandemic (i.e., since March 2020). The data collection method used is an online survey and then the data is processed using the Partial Least Squares - Structural Equation Modelling (PLS-SEM) technique. The results of the processed data show that social influence, perceived benefits, and trust have a positive significant effect on usage intention. In addition, perceived risk has a significant negative effect on trust and usage intention."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Mohammad Haudialwan Zakiya
"Di masa pandemi COVID-19, penimbunan menjadi fenomena umum, ketika masyarakat berbondong-bondong ke pasar atau swalayan untuk membeli berbagai kebutuhan mulai dari makanan hingga kebutuhan alat kesehatan. Oleh karena itu, penting untuk mengeksplorasi perilaku penimbunan yang terjadi guna mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang fenomena ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penyebaran informasi di media sosial yang mengandung stimulus mempengaruhi persepsi konsumen terhadap manfaat yang dirasakan dari menimbun hingga pada akhirnya konsumen memutuskan untuk menimbun. Penelitian ini merupakan penelitian survei yang dikumpulkan melalui kuesioner yang digunakan secara online melalui media sosial (Whatsapp dan Instagram). Data dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan aplikasi PLM-SEM. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa risiko yang diterima, tingkat keparahan yang dirasakan, dan kelangkaan yang dirasakan tidak berpengaruh signifikan terhadap manfaat yang dirasakan dari penimbunan dan penimbunan, tetapi norma sosial berpengaruh signifikan terhadap manfaat yang dirasakan dari penimbunan. Hasilnya bisa menjadi acuan untuk menentukan kebijakan dalam menghadapi fenomena panic buying yang berujung pada penimbunan. Oleh karena itu, media harus menyadari bahwa konten yang mereka terbitkan harus bebas dari berita yang dilebih-lebihkan sehingga dapat memberikan informasi yang sebenarnya kepada publik.
During the COVID-19 pandemic, stockpiling became a common phenomenon, when people flocked to markets or supermarkets to buy various needs ranging from food to the need for health equipment. Therefore, it is important to explore the stockpiling behavior that occurs in order to get a clearer picture of this phenomenon. This study aims to find out how the dissemination of information on social media containing stimuli affect consumer perceptions of perceived benefits of stockpiling until the consumer decides to stockpile in the end. This study is survey study collected through questionnaire employed by online through social media (Whatsapp and Instagram). The data is analyzed quantitatively utilizing PLM-SEM app. The results of this study show that perceived risk, perceived severity, and perceived scarcity do not have a significant effect on the perceived benefits of stockpiling and stockpiling, but social norms have a significant effect on the perceived benefits of stockpiling. The result can become a reference for determining policies in the face of the panic buying phenomenon which leads to stockpiling. Therefore, the media must realize that the content they publish must be free from exaggerated news so that they can provide real information to the public."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Tristan
"Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media sosial terhadap kesehatan mental masyarakat selama pandemi COVID-19. Ada banyak jenis penyakit mental yang disebabkan oleh penggunaan media sosial yang telah dilaporkan, namun makalah ini akan fokus pada tiga penyakit mental: depresi, kecemasan, dan stres traumatis sekunder. “Seberapa signifikan dampak konten yang terlihat di media sosial terhadap kesejahteraan psikologis orang?” akan membantu makalah untuk meneliti lebih spesifik tentang jenis konten yang dilihat dan bagaimana konten tersebut menyebabkan penyakit mental (depresi, kecemasan, stres traumatis sekunder). Selanjutnya makalah ini menggunakan teori Uses and Gratification. Metode dalam penulisan ini adalah melalui penggunaan metode penelitian sekunder, dengan menggunakan lima artikel jurnal yang berbeda. Temuan menunjukkan bahwa orang mempunyai keinginan untuk mengumpulkan informasi mengenai COVID-19 karena kebutuhan kognitif mereka, oleh karena itu media sosial digunakan untuk menerima berita tentang pandemi. Jenis konten dilihat di media sosial yang menyebabkan penyakit mental ini adalah konten terkait bencana, yaitu berita pandemi COVID-19 (jumlah kematian, jumlah orang yang terinfeksi) dan juga berita palsu yang beredar di media sosial yang terbukti menimbulkan kepanikan.
This paper aims to find the effects of social media on the mental health of people during the COVID-19 pandemic. There are many types of mental illnesses caused by social media usage that have been reported, however this paper will focus on three mental illnesses: depression, anxiety, and secondary traumatic stress. “How significant are the impacts of the content seen on social media on people’s psychological well-being?” will assist the paper to research more in specific on the types of content being seen and how that content causes these mental illnesses (depression, anxiety, secondary traumatic stress). Furthermore the paper uses the Uses and Gratification theory. The methods in this paper is through the use of secondary research methods, by using five different journal articles. The findings shows that people are in a constant need to gather knowledge of COVID-19 due to their cognitive needs, therefore social media is being used as a medium to receive news regarding the pandemic. The type of content being seen on social media that causes these mental illnesses are disaster-related content, which are the updates of the COVID-19 pandemic (death count, number of people being infected) and also the fake news that are circulating on social media which has proven to cause panic."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Muhammad Tristan
"Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media sosial terhadap kesehatan mental masyarakat selama pandemi COVID-19. Ada banyak jenis penyakit mental yang disebabkan oleh penggunaan media sosial yang telah dilaporkan, namun makalah ini akan fokus pada tiga penyakit mental: depresi, kecemasan, dan stres traumatis sekunder. “Seberapa signifikan dampak konten yang terlihat di media sosial terhadap kesejahteraan psikologis orang?” akan membantu makalah untuk meneliti lebih spesifik tentang jenis konten yang dilihat dan bagaimana konten tersebut menyebabkan penyakit mental (depresi, kecemasan, stres traumatis sekunder). Selanjutnya makalah ini menggunakan teori Uses and Gratification. Metode dalam penulisan ini adalah melalui penggunaan metode penelitian sekunder, dengan menggunakan lima artikel jurnal yang berbeda. Temuan menunjukkan bahwa orang mempunyai keinginan untuk mengumpulkan informasi mengenai COVID-19 karena kebutuhan kognitif mereka, oleh karena itu media sosial digunakan untuk menerima berita tentang pandemi. Jenis konten dilihat di media sosial yang menyebabkan penyakit mental ini adalah konten terkait bencana, yaitu berita pandemi COVID-19 (jumlah kematian, jumlah orang yang terinfeksi) dan juga berita palsu yang beredar di media sosial yang terbukti menimbulkan kepanikan.
This paper aims to find the effects of social media on the mental health of people during the COVID-19 pandemic. There are many types of mental illnesses caused by social media usage that have been reported, however this paper will focus on three mental illnesses: depression, anxiety, and secondary traumatic stress. “How significant are the impacts of the content seen on social media on people’s psychological well-being?” will assist the paper to research more in specific on the types of content being seen and how that content causes these mental illnesses (depression, anxiety, secondary traumatic stress). Furthermore the paper uses the Uses and Gratification theory. The methods in this paper is through the use of secondary research methods, by using five different journal articles. The findings shows that people are in a constant need to gather knowledge of COVID-19 due to their cognitive needs, therefore social media is being used as a medium to receive news regarding the pandemic. The type of content being seen on social media that causes these mental illnesses are disaster-related content, which are the updates of the COVID-19 pandemic (death count, number of people being infected) and also the fake news that are circulating on social media which has proven to cause panic."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Maharani Phydra Adila Wicaksani
"Perkembangan teknologi komunikasi dan informatika yang semakin masif mempercepat persebaran berbagai informasi termasuk information disorder terutama di internet. Dengan menggunakan metode bibliografi beranotasi penulis berupaya untuk mengetahui pola perilaku pengguna media sosial dalam menyebarkan information disorder. Adapun cara untuk mengetahui pola perilaku pengguna media sosial dalam menyebarkan information disorder itu sendiri dapat dilihat dari bentuk information disorder itu sendiri seperti disinformasi, misinformasi, dan malinformasi Dengan mengetahui pola perilaku dalam persebaran information disorder dapat membantu untuk menemukan solusi mitigasi dari persebaran information disorder. Dari berbagai literatur yang menawarkan upaya untuk mengatasi information disorder ini pun penulis menemukan bahwa dunia digital merupakan ekosistem yang terus berproses dan bersifat dinamis sehingga menjadi sangat rentan yang pada akhirnya penulis berkesimpulan bahwa solusi mitigasi merupakan proses dari mitigasi persebaran information disorder itu sendiri.
The increasing development of information and communication technology massively has accelerated the spread of various information, including information disorders, especially on the internet. By using the annotated bibliographic method, the author attempts to find out the behavior patterns of social media users in spreading information disorders. The way to find out the behavior patterns of social media users in spreading information disorder itself can be seen from the forms of information disorder itself such as disinformation, misinformation, and malinformation. Knowing the behavior patterns in the spread of information disorder can help us to find mitigation solutions to the spread of information disorder. From the various literature that offers efforts to overcome information disorder, the authors find that the digital world is a dynamic ecosystem that keeps continuing to process so it becomes very vulnerable. In the end, the authors conclude that the mitigation solution is a process of mitigating the spread of information disorder itself."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Beny Maulana Achsan
"Permintaan global akan produk kecantikan terus tumbuh seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dalam menggunakan kosmetik, dengan pertumbuhan 1,45% hingga 3,34% setiap tahunnya. Namun, menyebarnya pandemi COVID-19 secara global pada Desember 2019 mempengaruhi pertumbuhan bisnis tatap muka seperti industri kecantikan yang turun hingga –7,11% pada 2020. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pandemi COVID-19 terhadap industri kecantikan di Indonesia dan pergeseran segmen konsumen kecantikan selama pandemi. Studi ini mengadopsi kerangka react-cope-adapt (RCA) untuk menyusun periodisasi pandemi COVID-19 di Indonesia. Analisis korelasi digunakan untuk menentukan dampak pandemi COVID-19 terhadap penjualan perusahaan. Selain itu, teknik clustering digunakan untuk mengidentifikasi segmen konsumen dan preferensi produk selama pandemi. Penelitian ini menunjukkan bahwa kasus COVID-19 berkorelasi positif terhadap penjualan perusahaan selama fase react. Korelasi negatif yang kuat antara COVID-19 terhadap pendapatan perusahaan teramati pada fase cope. Pada fase adapt, dampak negatif COVID-19 terhadap penjualan perusahaan mengalami penurunan. Penelitian ini juga mengkonfirmasi adanya pergeseran perilaku pembelian konsumen selama pandemi. Konsumen lebih memilih membeli produk kosmetik secara online daripada offline selama fase react. Pada fase cope, konsumen perlahan mulai membeli secara offline. Konsumen kembali membeli kosmetik secara offline pada fase adapt, sama seperti sebelum pandemi. Hasil clustering menunjukkan tiga segmen konsumen: segmen konsumen loyal, segmen konsumen impulsif, dan segmen konsumen biasa. Selain itu, selama pandemi, konsumen lebih memilih membeli produk perawatan kulit dibandingkan produk make-up akibat kebijakan pemerintah yang menghimbau masyarakat untuk tinggal, bekerja, dan belajar dari rumah. Penelitian ini memiliki implikasi teoretis dan praktis. Secara teoritis, hasil penelitian ini mendukung kegunaan model RCA dan teknik clustering dalam menganalisis perubahan perilaku pembelian konsumen selama masa krisis, seperti pandemi COVID-19. Secara praktis, industri kecantikan dapat mengantisipasi pergeseran ini dengan mempercepat transformasi digital dan fokus terhadap produk yang paling disukai untuk mempertahankan bisnisnya.
The global demand for beauty products continues to grow due to raised public awareness of applying cosmetics, with a 1.45 % to 3.34 % growth annually. Unfortunately, the COVID-19 outbreak broke out globally in December 2019, affecting face-to-face businesses such as the beauty industry fall until –7.11 % in 2020. This study aims to analyze the impact of the COVID-19 outbreak on Indonesia’s beauty industry and the shift in the beauty consumer segment during the pandemic. This study adopts the react-cope-adapt (RCA) framework to construct the COVID-19 pandemic periodization in Indonesia. The correlation analysis was used to investigate the impact of the COVID-19 pandemic on the beauty industry. In addition, clustering techniques were employed to identify hidden consumer segments and product preferences throughout the COVID-19 outbreak. The study shows that COVID-19 cases positively impact beauty company’s sales during the reacting phase. A strong negative relationship between COVID-19 and company revenue was observed in the coping phase. In the adapt phase, the negative impact of COVID-19 on the company’s sales has decreased. Our finding also confirms the shift in consumer buying behavior during the pandemic. Consumers prefer to buy cosmetics products online than offline during the reaction phase. In the coping phase, consumers slowly begin to purchase in-store. Finally, consumers return to buying cosmetics offline in the adapting phase, similar to before the pandemic. The clustering results showed three hidden consumer segments: the loyal consumer segment, the impulsive consumer segment, and the regular consumer segment. In addition, during the pandemic, consumers prefer to buy skincare products over make-up products since government policies forced people to stay, work, and study at home. Our study has theoretical and practical implications. Theoretically, our results support the usefulness of the RCA model and clustering techniques in analyzing the change in consumer buying behavior during a time of crisis, such COVID-19 pandemic. Practically, beauty industries can anticipate this shift by accelerating the digital business transformation and focusing on the most preferred product to sustain their business."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library