Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101442 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ninik Wara Lestari
"PENDAHULUAN
Pada suatu sore kira-kira pada penghujung tahun 1992, terjadi perbincangan antara saya dengan teman-teman satu wisma/pondokan. Kami berjumlah delapan orang, terdiri dari tiga orang perempuan dan lima orang laki-laki yang dikirim oleh pimpinan Universitas kami di Semarang untuk menempuh studi S2 di Universitas Indonesia (UI) Jakarta. Ada dua orang (laki-laki) yang berpendidikan Sarjana Sastra Inggris ditawari mengajar bahasa Indonesia untuk orang asing di Jakarta. Kemudian lima orang ( tiga laki-laki dan dua perempuan termasuk saya ) yang berpendidikan Sarjana Ekonomi ditawari untuk ikut mengelola perusahaan teman atau mengajar di berbagai Universitas swasta di Jakarta. Pada umumnya mereka sudah hampir menyelesaikan teori dan tinggal menyusun tesis.
Ada hal yang menarik dalam perbincangan ini, yaitu bagaimana mereka menanggapi masalah tersebut. Melihat tarif mengajar orang asing per jam dinilai tinggi oleh teman saya yang berpendidikan Sarjana Sastra Inggris, maka mereka mau menerima tawaran mengajar. Demikian juga teman saya yang berpendidikan Sarjana Ekonomi, mereka bersedia mengarbankan waktunya untuk menunda pulang ke Semarang demi menerima tawaran 'mengajar di berbagai Universitas swasta di Jakarta dengan imbalan jasa mengajar yang memadai untuk menambah penghasilan. Sebaliknya bagi teman saya perempuan dan saya sendiri masih berpikir panjang untuk menerima tawaran mengajar tersebut. Walaupun honor yang kami terima lama dengan teman laki-laki, tetapi karena kami menilai bahwa pulang (minimal dua minggu sekali) ke Semarang lebih panting daripada mendapat tambahan uang, maka kami belum bersedia menerima tawaran mengajar di Jakarta.
Di penghujung tahun 1945, teman-teman saya sudah menyelesaikan pendidikan 52-nya. Mereka masih juga mengajar. Dengan pendidikan S2-nya, tawaran semakin banyan. Karena ada kewajiban untuk mengajar di Semarang, mereka semakin selektif untuk menerima tawaran pekerjaan. Tambahan uang sudah tidak begitu menarik bagi mereka, karena waktu untuk leisure yang dipunyai semakin terbatas. Mereka harus mengalokasikan waktu sebaik-baiknya untuk memenuhi kewajiban di Semarang (termasuk mengurus keluarga) dan kewajiban di Jakarta.
Secara tidak sadar bahwa perbincangan tersebut sebetulnya membicarakan tentang penawaran tenaga kerja. Mereka yang memilih mengajar dan berapa jumlah jam kerja yang ditawarkan oleh mereka dipengaruhi oleh tingkat upah di pasar. Inilah yang disebut studi tentang penawaran tenaga kerja."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1996
T3934
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifah Parameswara Basuki
"Pada era kemajuan teknologi yang kompetitif saat ini, perusahaan dituntut untuk memiliki strategi untuk bersaing yang dapat meningkatkan kualitas dan keunggulan yang kompetitif dalam industri bisnis. Persaingan bukan hanya untuk mendapatkan konsumen, melainkan persaingan dalam mendapatkan karyawan yang potensial dan berkemampuan tinggi merupakan salah satu bentuk persaingan yang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Salah satu strategi untuk meningkatkan keunggulan kompetitif adalah dengan cara mengoptimalisasi pemilihan karyawan dengan strategi employer branding. Terdapat konsep yang berkaitan dengan employer branding yaitu ‘employer attractiveness’ yang mempunyai 5 value yaitu (1) interest value; (2) social value; (3) economic value; (4) development value; (5) application value. Employer Attractiveness dapat dilakukan dengan cara mempertimbangkan faktor-faktor unggul oleh kandidat ketika hendak memilih organisasi pemberi kerja. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode pengumpulan data menyebarkan kuesioner elektronik kepada 91 mahasiswa tingkat akhir dan mahasiswa fresh graduate yang masuk dalam kriteria generasi z. Responden menjawab pernyataan dengan indikator yang sudah ditentukan dari employer attractiveness, corporate reputation dan minat melamar pekerjaan pada perusahaan Shopee. Hasil dalam penelitian ini ditemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamaan employer attractiveness dan corporate reputation dengan minat melamar pekerjaan bagi para generasi z sebesar 50.9%.

In the current era of competitive technological innovation, companies are required to have strategies to compete and improve quality in the business industry. Not only to get consumers, but to get potential and highly skilled employees that can be a form to increase company value. The strategy to get a high skilled candidate is employer branding. There is a concept related to employer branding, named ‘employer attractiveness’ which have 5 values, (1) interest value; (2) social value; (3) economic value; (4) development value; (5) application value. Employer Attractiveness can be considered by candidates while choosing the right organization. This is a quantitative research and data were collected with an electronic questionnaire that were collected from 91 undergraduate students and fresh graduates categorized as a generation z. Given the questionnaire with indicators that is stated from the theory of employer attractiveness, corporate reputation and the intention to apply for a job at Shopee. The results showed that employer attractiveness and corporate reputation significantly influenced the intention to apply for a job offer for generation z over 50.9%."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tridayanto
"ABSTRAK
Di dalam proses penyelenggaraan konstruksi, tahapan tender atau proses pelelangan merupakan salah satu bagian kunci yang tidak kalah pentingnya dengan kegiatan lainnya. Hal ini dikarenakan kesuksesan pada tahapan ini merupakan kegiatan awal dari proses penyelenggaraan konstruksi, yang mana jika tahapan tender ini gagal maka proses penyelenggaraan konstruksi tidak akan pernah dimulai. Oleh karena itu pada tahapan ini perlu ditangani secara baik dan benar mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaannya.
Persaingan harga penawaran yang ketat pada proses pelelangan suatu proyek, jika tidak diperhitungkan secara benar dan matang akan dapat mengakibatkan sangat kecilnya keuntungan yang diperoleh atau bahkan tidak adanya keuntungan secara finansial bagi kontraktor. Hal ini bisa terjadi karena sistem penawaran yang digunakan dalam proses pelelangan tersebut serta pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kontraktor adalah kurang tepat dalam memprediksi kondisi dan situasi yang terjadi pada persaingan industri jasa konstruksi.
Penelitian ini dilaksanakan untuk melakukan kajian terhadap pola serta sistem pengendalian penyusunan dokumen penawaran di PT. Waskita Karya terhadap peningkatan perolehan peringkat tender proyek konstruksi dalam suatu strategi penawaran bersaing, serta seberapa besar kontribusi variabel-variabel pengendalian penyusunan dokumen penawaran tersebut pengaruhnya terhadap hasil perolehan peringkat tender.
Hasil-hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa variabel-variabel kegiatan pengendalian penyusunan dokumen penawaran di PT. Waskita Karya yang menjadi kunci keberhasilan dalam strategi penawaran bersaing. Variabel-variabel tersebut adalah penentuan besarnya prosentase mark-up, pengaruh tingkat resiko proyek, keterlibatan cast engineer, kualitas perangkat bantu software komputer, metode perhitungan biaya overhead dan keterlibatan site manager.
Hasil-hasil penelitian tersebut diperoleh dari 24 sampel yang telah dapat memenuhi persayaratan statistik. Sampel tersebut didapatkan dari 30 angket yang diberikan atau diisi oleh responden dari pimpinan-pimpinan proyek yang pemah menangani perencanaan maupun pelaksanaan pada proyek proyek di PT. Waskita Karya. Analisa yang dilakukan dalarn penelitian ini menggunakan analisa korelasi, analisa faktor dan analisa regresi berganda (multiple regression). Semua analisa tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan paket software Statistical Program for Science Release 7.5 atau SPSS Release 7.5 for Window"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Primaldi Hasymi
"Dengan ditawarkannya saham-saham perusahaan PMA yang bergerak di bidang pertambangan umum melalui pasar modal, dapat terjadi benturan antara ketentuan tentang penawaran tender yang mengacu kepada undang-undang pasar modal, elan ketentuan Indonesianisasi saham yang terdapat dalam kontra-kontrak karya pertambangan.
Mekanisme penawaran tender disatu sisi memberikan kesempatan para pemegang saham publik untuk mengambil keputusan terhadap saham yang dimilikinya dengan jaminan adanya keterbukaan informasi, kewajaran dan keadilan, namun disisi lain mekanisme tersebut dapat menyebabkan terjadinya proses going private suatu perusahaan terbuka, sekaligus menjadikan kepemilikan asing menjadi seratus persen di perusahaan PMA Terbuka khususnya yang bergerak di bidang pertambangan umum, karena suatu aksi korporasi yang lazim dalam kegiatan di pasar modal.
Dari fakta yang adz, berdasarkan pemberitaan di media massa, permasalahan yang dikuatirkan telah terjadi, dan dalam rangka menemukan bagaimana penyelesaian terhadap persoalan tersebut, diperlukan pemahaman terhadap latar belakang, tujuan, dan kepentingan dikeluarkannya kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan Indonesianisasi saham, dan penawaran tender.
Dengan penelitian yuridis normatif, diambil kesimpulan bahwa penawaran tender atas saham Perusahaan PMA Terbuka di bidang Pertambangan Umum wajib dilaksanakan oleh pengendali baru perusahaan, meskipun pengendali baru perusahaan tersebut adalah pihak asing."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T19511
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayu Sri Palupi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh jenis pendidikan, pengalaman kerja, pelatihan kerja, jenis pekerjaan dan karakteristik sosio demografi terhadap lama mencari kerja bagi tenaga kerja di Indonesia dengan menggunakan data SAKERNAS 2013. Unit analisisnya adalah angkatan kerja yang berusia 15-64 tahun yang bekerja 1 (satu) tahun yang lalu. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis inferensial dengan menggunakan Model Regresi Cox. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis pendidikan, pengalaman kerja, jenis pekerjaan, umur, jenis kelamin, status perkawinan, status kepala rumah tangga berpengaruh terhadap lama mencari kerja, sedangkan pelatihan kerja dan wilayah tempat tinggal tidak signifikan secara statistik dalam mempengaruhi lamanya mencari kerja.

The objective of this study is to learn how the education type, work experience, training, occupation type and other socio demographic characteristics determines job search duration. The unit analysis for this study is population aged 15-64 years old who found work in the one last year, using the National Labor Force Survey 2013 data. The analysis was conducted using Cox Regression. Result of the analysis indicates that type of education, work experience, occupation type, age, gender, marrital status and household's head status significantly determines job search duration. Other factors such as training and residential area does not significantly influence job search duration."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Pardamean, Author
"ABSTRAK
Tesis ini bertujuan untuk melihat hasil estimasi Fungsi Penawaran Tenaga Kerja dan Penghasilan Tenaga Kerja berdasarkan variabel individu seperti jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan yang ditamatkan, daerah dan lapangan pekerjaan, serta variabel kontekstual seperti Investasi, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Persentase PDRB di sektor Industri, Persentase PDRB di sektor Pertanian, Persentase Pekerja di sektor Industri, Persentase Pekerja di sektor Pertanian dan Upah Minimum Regional (UMR).
Dengan mempergunakan data mentah Survey Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) Tabun 1994, dan data sekunder seperti publikasi PDRB tahun 1994, Statistik Indonesia tahun 1993 dan data UMR tahun I994, maka penawaran dan penghasilan tenaga kerja dianalisisis dengan pendekatan analisis deskriptif dan inferensial. Hubungan antara fungsi penawaran dan penghasilan dianalisis secara simultan
Dari hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata jam kerja buruh/karyawan laki-laki di Indonesia berjumlah 39,6 jam perminggu dengan tingkat penghasilan sebesar Rp. 35.462,8,- . Sedangkan Perempuan hanya menpunyai rata-rata jam kerja sebesar 32,2 jam perminggu dengan tingkat penghasilan sebesar Rp. 21.9337.8.-. Rata-rata jam kerja dan penghasilan buruh/karyawan di daerah perkotaan adalah 42,8 jam perminggu dengan penghasilan sebesar Rp. 38.746,1 dan di daerah perdesaan hanya mempunyai jam kerja 32,9 jam dengan penghasilan sebesar Rp. 25.558,-per minggu. Buruh/karyawan yang bekerja di sektor pertanian mempunyai jumlah jam kerja sebesar 27,8 jam dengan penghasilan Rp. 15.339,9 ,-perminggu dan di sektor non pertanian mempunyai jam kerja sebesar 39,8 jam dengan jumlah penghasilan sebesar Rp. 33.898,5.- perminggu.
Rata-rata penghasilan buruh/karyawan laki-laki lebih tinggi dari perempuan. Pola rata-rata upah per kelompok umur (10-24 tahun, 25-50 tahun dan 50 tahun +) antara laki-laki dengan perempuan tidak ada perbedaan (mula-mula meningkat dan kemudian menurun). Selanjutnya rata-rata upah menurut tingkat pendidikan antara laki-laki dengan perempuan, laki-laki lebih tinggi dengan perempuan. Kemudian rata-rata upah di daerah perkotaan lebih tinggi dengan daerah perdesaan, dan rata-rata upah di lapangan pekerjaan pertanian lebih rendah dengan lapangan pekerjaan non pertanian.
v
Dari hasil analisis inferensial menunjukkan bahwa semua variabel yang dimasukkan dalam model baik individu dan kontekstual sama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap jam kerja dan penghasilan. Pola penawaran tenaga kerja (buruhlkaryawan) per karakteristik individu berbeda-beda, baik antara laki-laki dengan perempuan, perkotaan dengan perdesaan, lapangan pekerjaan pertanian dan non pertanian, per kelompok pendidikan dan kelompok umur. Pola penghasilan tenaga kerja (buruh/karyawan) per karakteristik individu, tidak berbeda, baik antara laki-laki dengan perempuan, perkotaan dengan perdesaan, lapangan pekerjaan pertanian dan non pertanian, per kelompok pendidikan dan kelompok umur.
Dari analisis penawaran tenaga kerja variabel upah, Umur, lapangan Pekerjaan, Persentase Pekerja di sektor Pertanian dan Industri mempunyai pengaruh negatif terhadap jam kerja. Sedangkan bila dilihat dari segi penghasilan tenaga kerja, variabel yang mempunyai pengaruh negatif adalah variabel jam kerja, Daerah, Jenis kelamin, Umur, Investasi dan Produk Domestik Regional Bruto.
Dari hasil analisis deskriptif dan inferensial yang telah dilakukan terhadap estimasi penawaran tenaga kerja dan penghasilan tenaga kerja telah memberikan gambaran bahwa angkatan kerja di Indonesia pada umumnya mempunyai jam kerja yang relatif banyak, dengan tingkat penghasilan yang relatif rendah. Dengan demikian dapat diindikasikan angkatan kerja di Indonesia pada umumnya masih diwarnai dengan kemiskinan, baik miskin kualitas maupun material.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rian Alvin
"Penyelenggaraan tender merupakan salah satu kegiatan yang di dalamnya wajib menjunjung tinggi nilai persaingan sehat. Dalam praktek, salah satunya dalam tender pekerjaan di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Ogan Komering Ulu ditemukan dugaan kegiatan persekongkolan guna mengatur dan menentukan pemenang tender. KPPU sebagai lembaga yang diberi kewenangan oleh Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 (UU No. 5/1999) untuk menindak setiap dugaan praktek persaingan usaha tidak sehat memegang peranan penting dalam kasus ini. Akan tetapi, dalam melakukan analisis terhadap temuan dan fakta dalam kasus ini KPPU terkesan tidak konsisten dan mengabaikan metode analisa yang telah diamanatkan dalam UU No. 5/1999 yaitu metode rule of reason dan mengacu kepada Pedoman KPPU tentang Pasal 22 UU Np. 5/1999 sebagai acuan minimal KPPU dalam membedah setiap dugaan kasus persekongkolan.

Organizing a tender is one of the activities that must contain the value of fair competition. In the practice, there was one case where the tender for the project in the Ogan Komering Ulu District Public Works Department was suspected for conspiracy activities in order to regulate and determine the winning bidder. Commission for the supervision of business competition, as an institution that is authorized by Act No. 5 of 1999 to take action against any alleged unfair business practices, play an important role in this case. However analyzing the facts in this case, the Commission seemed to be inconsistent and ignored the methods of analysis that has been mandated in the Act No. 5 / 1999. The methods ignored are rule of reason and refer to the Commission Guidelines on Article 22 of Act No. 5 / 1999 as a minimum reference of the Commission in analyze every alleged case of conspiracy."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011
S70
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyuni Eloisa Marinda
"Pada dekade 1980-an , laju pertumbuhan angkatan kerja di Sumatera Barat adalah sebesar 3,5 persen pertahun. Tingkat pertumbuhan angkatan kerja ini dianggap masih cukup tinggi . Bila dilihat secara keseluruhan dari pertumbuhan angkatan kerja tersebut menurut daerah dan jenis kelamin dapat disimpulkan beberapa hal.
Pertama, pertumbuhan angkatan kerja di kota jauh lebih tinggi daripada desa. Ini secara tidak langsung menyatakan bahwa arus migrasi dari desa ke kota di Sumatera Barat cukup tinggi. Kedua, pertumbuhan angkatan kerja laki-laki jauh lebih rendah dari angkatan kerja wanita. Ketiga, pertumbuhan angkatan kerja wanita di kota jauh lebih tinggi dari pada di desa. Tingginya pertumbuhan angkatan kerja wanita ini diduga antara lain disebabkan peningkatan pendidikan wanita telah memberi dampak terhadap kenaikan partisipasi angkatan kerja wanita di pasar kerja.
Meskipun tingkat pertumbuhan angkatan kerja wanita lebih tinggi dibandingkan dengan angkatan kerja laki-laki akan tetapi partisipasi angkatan kerja (TPAK)nya relatif lebih rendah. Bila dibandingkan dengan TPAK wanita di pulau Jawa ternyata juga relatif lebih rendah (SUPAS 1985). Kalau diamati lebih lanjut, rendahnya TPAK wanita di Sumatera Barat disebabkan rendahnya TPAK pada wanita kelompok masa melahirkan yaitu pada usia 20-35 tahun. Hal ini berkaitan dengan masih tingginya angka kelahiran. Karena itu diduga sebagian besar wanita menarik diri dari angkatan kerja semasa child bearing age tersebut.
Dalam teori ekonomi mikro, keputusan seorang individu untuk berpartisipasi di dalam angkatan kerja sangat dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya adalah selera, preferensi dan tingkat upah yang berlaku di pasar tenaga kerja. Bagaimanakah seorang individu memutuskan, apakah ia akan ikut ambil bagian dalam kegiatan proses produksi sebagai pekerja, atau akan menghabiskan seluruh waktunya untuk tidak bekerja. Bila ia memutuskan untuk bekerja, berapa lama waktu yang akan dicurahkannya untuk bekerja dan berapa lama untuk kegiatan diluar 'bekerja`.
Pada kasus rendahnya TPAK wanita menikah dan mempunyai anak di Sumatera Barat, wanita menganggap memperoleh hasil yang bernilai tinggi di dalam rumah tangga dibandingkan bila mereka memasuki pasar kerja. Pilihan untuk tidak berpartisipasi dalam angkatan kerja menurut tingkat upah yang berlaku di pasar sesungguhnya merupakan pilihan memaksimumkan utilitas.
Meskipun seorang individu memilih tidak bekerja pada tingkat upah yang berlaku dipasar, bila terjadi suatu kenaikan tingkat upah yang lebih tinggi maka hal ini akan mendorong individu tersebut memasuki pasar kerja. Kenaikan upah tersebut telah mengubah tingkah laku individu sehingga ia memutuskan untuk berpartisipasi di dalam angkatan kerja.
Gambaran diatas memperlihatkan suatu model perilaku seorang individu, bagaimana individu tersebut menentukan pilihan-pilihan dan keinginan-keinginannya agar dapat dipenuhi secara memuaskan. Becker' (1960) dalam tulisannya "An Economic Analysis of Fertility", membahas mengenai tingkah laku fertilitas individu di negara maju. Keputusan untuk memiliki anak dipengaruhi oleh konsep biaya opportunity , yaitu pendapatan yang tidak jadi diterima oleh orang tua yang tidak bekerja karena harus mengurus anak-anaknya.
Karena adanya suatu kenaikan tingkat upah nyata yang diterima kaum wanita causal PD TI, menyebabkan semakin banyaknya wanita yang ikut berperan di dalam pasar kerja sehingga pada gilirannya tingkat kelahiran menjadi turun. Tingkah laku fertilitas yang dijelaskan melalui analisis ekonomi ini kemudian lebih dikenal sebagai new homes economics . Analisis ini disebut home karena pada dasarnya rumah langga secara minimal terdiri dari suami, istri dan anak".
Perkembangan selanjutnya memperlihatkan bahwa new homes economics tidak hanya dapat diterapkan untuk menganalisa tingkah laku fertilitas, tetapi dapat menganalisis hampir semua tingkah laku manusia yang berhubungan dengan pilih memilih termasuk analisis penawaran terhadap pekerja."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
L. Verina Halim
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan sehubungan dengan geJala
stress yang terJadi di lingkungan organisasi sehari-hari
TuJuannya adalah untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan
antara subJek yang berbeda Jenis kelamin dan kedudukannya
dalam memperseps1kan suatu s1tuas1 stress serta cara responsnya
dalam situasi tersebut Sebagai hipotesa tambahan Juga
akan dilihat ada atau tidaknya pengaruh pengalaman pada persepsi
subJek terhadap situasi stress Semua hipotesa didasarkan pada pandangan bahwa suatu tingkah laku ditentukan
oleh situasi dalam interaksinya dengan respons individu Untuk
pengolahan data d1gunakan analisa faktor dan perbedaan
antar mean Hasil penelitian menunJukkan bahwa situasi yang
dirasakan paling menekan adalah yang berhubungan dengan harga
diri yang agak menekan menyangkut tuntutan terhadap kemampuan dan yang kurang menekan adalah situasi rutin Respons
yang paling sering muncul mencakup keseluruhan organ tubuh seperti otot Jantung dan peredaran darah sedangkan
yang Jarang muncul adalah respons pencernaan Baik dalam hal
Jenis kelamin maupun kedudukan tidak ditemukan adanya perbedaan
yang signifikan Namun dapat dilihat adanya kecenderungan
bahwa pada umumnya subJek wanita lebih merasakan stress
dibandingkan subJek pria dimana perbedaan ini lebih disebabkan oleh wanita yang berkedudukan sebagai penyelia Dalam
hal kedudukan subJek yang berkedudukan sebagai penyelia lebih
merasa stress dibandingkan dengan subJek yang berkedudukan
sebagai manaJer madya Dl samping itu terluhat pula kecenderungan
bahwa subJek yang belum pernah mengalami suatu Si tuasi
stress akan memandang situasi tersebut sebagai lebih menekan
(stressful) dibandingkan mereka yang sudah pernah mengalami."
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saimul
"Salah satu masalah kependudukan di Propinsi Lampung khususnya, bahkan Indonesia pada umumnya, adalah pengangguran. Penyebab utama pengangguran adalah akibat dari peningkatan jumlah penduduk usia kerja. Sehingga kebutuhan untuk bekerja terus meningkat, sedangkan penyediaan kesempatan kerja dilain pihak sangat terbatas. Dari gap kedua sisi itu muncul pengangguran. Akibat pengangguran yang semakin meningkat dari waktu ke waktu akan menimbulkan masalah social dan ekonomi yang pada akhirnya akan mempunyai dampak luas terhadap pembangunan. Misalnya tingkat upah riel yang diterima para pekerja menjadi semakin rendah. Kondisi ini memberikan indikasi bahwa, jumlah penawaran tenaga kerja jumlahnya sangat besar jika dibandingkan dengan permintaan, sehingga terjadilah excess supply dan akan menyebabkan upah menjadi rendah. Akan tetapi karena faktor kebutuhan untuk hidup, para angkatan kerja bersedia menerimanya.
Pemberian upah rendah yang berlangsung cukup lama, dapat mengurangi gairah kerja mereka. Hal ini tercermin pada penurunan jumlah jam kerjanya. Karena kebutuhan hidup tidak mencukupi, akibatnya pekerja akan mencari tambahan penghasilan dengan menambah jumlah jam kerja di luar pekerjaan utama. Akibat lain yang muncul adalah penurunan pada produktivitas kerja. Kendatipun produktivitas yang rendah dapat pula disebabkan oleh kualitas pekerja yang rendah, misalnya tingkat pendidikan yang rendah. Kualitas pekerja yang berbeda, akan menghasilkan output yang berbeda, sehingga upah yang diterimapun akan bervariasi.
Bagi tenaga kerja yang tidak/belum memperoleh pekerjaan tetap, sebagian akan menciptakan lapangan kerja sendiri di sektor informal yang memiliki jam kerja tidak tetap. Sebagian lainnya akan bekerja sebagai pekerja keluarga yang tidak menerima upah, sambil mencari pekerjaan yang sesuai dengan upah minimal yang diharapkan.
Gambaran di atas menunjukkan adanya hubungan yang sangat erat antara penghasilan upah dengan jumlah jam kerja yang dialokasikan untuk bekerja yang disebut pola penawaran tenaga kerja. Hal seperti itu pernah dikemukakan oleh Becker (1964), bahwa jumlah waktu untuk bekerja belum pernah sampai 24 jam sehari semalam. Berarti sebagian waktu digunakan untuk bekerja, dan sisanya untuk leisure. Alokasi waktu untuk bekerja dan leisure ini sangat ditentukan oleh tingkat upah yang diterima. Beranjak dari Becker inilah terjadi perkembangan yang luas dalam teori penawaran tenaga kerja baik secara matematis maupun secara grafis diantaranya oleh Henderson dan Quand, Cobb-Douglass.
Untuk melihat hubungan jam kerja dan tingkat upah di atas, penulis telah mencoba meneliti kondisi yang ada di Lampung. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, ternyata antara jam kerja dan upah mempunyai hubungan yang sangat erat dan signifikan pada tingkat a = 0.01. Hubungannya berbentuk parabola yang membuka ke atas. Pola hubungan tersebut ternyata tidak berubah, walaupun telah dikontrol oleh variabel pendidikan, jenis kelamin, kotadesa, umur, dan dependensi ratio (deprat).
Dari penelitian ini, diperoleh beberapa temuan diantaranya adalah : Terdapat perbedaan pola penawaran tenaga kerja antar kelompok pendidikan di Lampung. Dari hasil perhitungan memberikan informasi, bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, maka semakin rendah jumlah jam kerjanya, namun antara tingkat upah dan jenjang pendidikan mempunyai hubungan yang positip. Gejala ini menunjukkan bahwa di Lampung terjadi under utilisasi pada kelompok pendidikan yang lebih tinggi, karena pada kelompok pekerja yang memiliki pendidikan lebih tingi jumlah jam kerjanya lebih rendah jika dibandingkan dengan kelompok pekerja yang berpendidikan rendah.
Walaupun sudah dikontrol oleh variabel tempat tinggal pekerja (di kota atau di desa), ternyata hubungan tersebut tidak berubah. Namun secara deskripitif jumlah jam kerja dan upah yang diterima oleh pekerja di kota lebih tinggi dibandingkan dengan di desa, hanya saja pola penawaran tenaga kerja antara di kota dan di desa tidak mempunyai perbedaan yang nyata. Demikian pula setelah dikontrol dengan variabel jenis kelamin, pola hubungannya tidak mengalami perubahan, namun demikian secara deskriptif jumlah jam kerja dan tingkat upah yang diterima oleh pekerja laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja wanita, tetapi pola penawaran tenaga kerja antara pria dan wanita juga tidak memiliki perbedaan yang nyata."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>