Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125134 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ghina Khalishah Salsabila
"Penggunaan celebrity endorsement dalam strategi pemasaran sebuah produk sedang marak digunakan. Mulai dari selebriti asal Korea Selatan yang sedang naik daun sampai selebriti yang dikenal melalui platform internet dipilih oleh brand sebagai salah satu alat untuk memasarkan produk mereka. Fenomena ini pun semakin berkembang sehingga studi dan penelitian mengenai hal tersebut semakin banyak dilakukan. Melalui literatur-literatur yang dihasilkan oleh para peneliti sebelumnya, celebrity endorsement ini dikaitkan dengan berbagai konsep pemasaran lainnya, salah satunya minat beli. Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana penggunaan celebrity endorser atau celebrity endorsement dapat mempengaruhi intensi seseorang untuk membeli suatu produk tertentu dengan melakukan kajian pada beberapa literatur yang telah melakukan penelitian terhadap fenomena tersebut. Hasil dari kajian yang dilakukan adalah ditemukannya dua cara yang mampu menghubungkan dan mempengaruhi celebrity endorsement terhadap minat beli, yaitu kredibilitas dan parasocial relationship. Dua hal tersebut juga dapat saling mempengaruhi satu sama lain dalam menghubungkan celebrity endorsement dan minat beli.

The use of celebrity endorsements in the marketing strategy of a product that is being widely used. Starting from celebrities from South Korea who are on the rise to celebrities who are known through internet platforms chosen by brands as one of the tools to market their products. This phenomenon is also growing so that more and more studies and research on this matter are carried out. Through the literature produced by previous researchers, celebrity endorsement is associated with various other marketing concepts, one of which is purchase intention. This paper aims to explain how the use of a celebrity endorser or celebrity endorsement can influence a person's intention to buy a particular product by conducting a study of some of the literature that has conducted research on this phenomenon. The results of the study conducted are the discovery of two ways that are able to connect and influence celebrity endorsements on purchase intention, namely credibility and parasocial relationships. These two things can also influence each other in linking celebrity endorsement and purchase intention."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Azzahira Salma Putri
"Penggunaan idola Kpop sebagai human brand menjadi trend marketing berbagai produk makanan dan minuman lokal. Lemonilo menjadi salah satu brand makanan minuman di Indonesia, yang menggunakan human brand sebagai alat untuk strategi marketing mereka. Oleh karena itu, penelitian ini akan mencari tahu keefektifan penggunaan human brand sebagai strategi marketing, untuk meningkatkan purchase intention produk andalan Lemonilo yaitu mi sehat menggunakan NCT Dream sebagai human brand. Fokus penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari human brand terhadap consumer brand relationship, consumer brand relationship terhadap attitude toward brand, dan attitude toward brand terhadap purchase intention melalui survei terhadap 115 fans NCT Dream. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini menemukan bahwa human brand berpengaruh positif dan signifikan terhadap consumer brand relationship, consumer brand relationship berpengaruh positif dan signifikan terhadap attitude toward brand, dan attitude toward brand berpengaruh positif dan signifikan terhadap purchase intention.

The use of Kpop idol as human brand has been a marketing trend in many food and beverage local brands. Lemonilo is one of those food and beverage local brands in Indonesia, that has been using human brand as their marketing strategy tool. Therefore, this study will find out the effectiveness using NCT Dream as human brand for Lemonilo marketing strategy tool to increase the purchase intention of their flagship product Lemonilo noodle. This study will find out the direct influence of human brand on consumer brand relationship, consumer brand relationship on attitude toward brand, and attitude toward brand on purchase intention through survey from 115 NCT Dream fans as respondents. This study use quantitative approach with purposive sampling technique. The results of this study found that human brand has positive and significant effect on consumer brand relationship, consumer brand relationship has positive and significant effect on attitude toward brand, attitude toward brand has positive and significant effect on purchase intention."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hexa Riandi
"Merek sebuah produk dewasa ini telah berkembang menjadi sebuah konsep yang dipercaya dapat menghasilkan banyak keuntungan bagi produsennya. Harga premium, loyalitas konsumen, kemudahan mengembangkan merek dan sebagainya merupakan sebagian contoh dari kelebihan sebuah merek yang telah berhasil. Pembentukan sebuah merek biasanya diwujudkan dengan cara mengiklankan merek yang bersangkutan melalui media massa. Merek yang semakin terkenal dipercaya akan memperbesar pangsa pasar dari produk tersebut. Hal tersebut yang melatarbelakangi penelitian ini, kepercayaan produsen bahwa sebuah merek mempunyai nilai yang akan membawa kepada laba yang diraih jika mampu membentuk sebuah merek yang kuat.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ekuitas merek mempunyai hubungan dengan belanja iklan, pangsa pasar dan perceived price. Penelitian dilakukan terhadap enam merek dari susu ibu harnil, yaitu: Anmum, Enfa Mama, Lactona, Laktamil, Nutricia Bunda dan Prenagen. Untuk mengukur ekuitas merek digunakan model dari Walfried Lassar et. al (1995), yang terbagi menjadi lima komponen yaitu : performa, citra sosial, nilai, kepercayaan dan keterikatan/emosi.
Metode penelitian ini adalah secara kuantitatif dengan pengambilan data secara deskriptif dan pada jangka waktu Agustus-September 2003. Sampel yang diambil adalah ibu-ibu hamil yang ada di Jakarta yang mengkonsumsi susu ibu hamil sebanyak 184 responden. Selain itu juga digunakan data sekunder untuk data belanja iklan dari AC Nielsen (2003) dan data pangsa pasar dari CIC (2003). Pengumpulan data harga secara aktual juga dilakukan dengan melakukan survey harga ke supermarket. Untuk mengetahui perceived price digunakan teknik Price Sensitivity Meter.
Ternyata hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya korelasi positif antara belanja iklan dengan ekuitas merek dari susu ibu hamil yang diteliti. Selain itu korelasi positif juga terbukti ada antara ekuitas merek yang tinggi dengan pangsa pasar yang diraih. Namun pada penelitian ini tidak terbukti adanya korelasi antara ekuitas merek dengan perceived price.
Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa belanja iklan terbukti mempunyai korelasi dengan ekuitas merek. Demikian pula dengan ekuitas merek terbukti mempunyai korelasi dengan pangsa pasar. Namun temyata ekuitas rnerek tidak mempunyai korelasi dengan perceived price. Saran dari penelitian ini adalah pengukuran ekuitas merek sebaiknya dilakukan dalam periode waktu tertentu secara teratur.

Nowadays brand became an important concept that can generate a lot of advantage for the producers. Premium price, consumer loyalty, easier brand extension are several example of successful brand. A brand building is usually implemented through advertising. It is believed that more famous brand could increase the market share of the product. This has been the background of the research. Producer?s belief that a brand has some value can determine the profit if could build a strong brand.
The purpose of this research is examines the correlation between the brand equity with advertising budget, market share and perceived price. There are six brands as the object this research, i. e.: Anmum, Enfa Mama, Lactona, Lactamil, Nutricia Bunda and Prenagen. This research use measuring brand equity model from Walfiied Lassar et. al (1995), that divided to tive component, there are: performance, social image, value, trustwortiness and attachment.
Brand equity data is collected through quantitative research conducted in August-September 2003. The respondent is pregnant mother that consume milk for pregnant mother in Jakarta. Advertising data is derived for AC Nielsen (2003) and market share data from CIC (2003). Price data take through survey in supermarkets. Perceived price measured by Price Sensitivity Meter technique.
The result of this research revealed that there is a positive correlation between advertising budget and the brand equity of the milk for pregnant mother being researched. Positive correlation also occurs between the high brand equity and achieved market share. However, there is no correlation between brand equity and perceived price.
The conclusions drawn from the research are first, advertising budget correlates with brand equity. Second, that brand equity correlates with market share. Third, brand equity does not correlate with perceived price. Based on the research, it is suggested that the measurement of the brand equity should be carried out regularly within one certain period.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T17003
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deladwita Suyoso
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan marketing insight dalam meningkatkan penerapan perilaku ramah lingkungan, yaitu membawa tas belanja pribadi sebagai pengganti kantung plastik. Dari hasil penelitian, disimpulkan bahwa evaluasi yang berdasar pada konsekuensi (evaluasi teleologikal) dan evaluasi yang berdasarkan kebenaran yang melekat (evaluasi deontologikal) pada perilaku melalui mediasi penilaian konsumen atas isu etika terkait (ethical judgment) serta kebiasaan konsumen, merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi intensi konsumen untuk membawa tas belanja pribadi sebagai pengganti kantung plastik ke supermarket dan minimarket secara signifikan. Penelitian juga membahas adanya pengaruh efek moderasi dari pemikiran konsumen akan tingkat kepentingan isu etika (Perceived Importance of Ethical Issue) pada proses-proses yang berhubungan dengan intensi serta ethical judgment konsumen atas perilaku tersebut.

This study aimed to get a new marketing insight about what kind of factor(s) that could influence consumer intention to bring their own bag when visiting supermarket or minimarket, as one of the way to decrease the unfavorable environmental impacts from high usage of plastic bag nowadays. The study shows that habit is the most significant factor influencing consumer intention to bring their own bag as a substitute of plastic bag. While the deontological and teleological evaluations, mediated by consumer’s ethical judgment for the behavior also have positive impacts on consumer’s intention to do the behavior. On the other hand, the moderating effect from perceived importance of such ethical issue by consumer is also being discussed."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S52702
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adri Eko Prakoso
"Peranan sponsorshrp sebagai pilihan utama didalam komunikasi pemasaran telah menjadi bagian yang sangat vital didalam mendanai berbagai macam kegiatan seperti olahraga, musik, soni budaya dan kegiatan sosial. Pangsa pasar secara menyeluruh untuk sponsorship telah berkembang dari sebelumnya diestimasikan sebesar USD 2 milyar pada lahun 1984 menjadi USD 24 milyar pada tahun 2001. Kegiatan keolahragaan adalah tipe kegiatan yang paling populer, diperkirakan 67 % dari total dana sponsorship dunia masuk ke kegiatan keolahragaan (Roy dan Comwell, 2003).
Penelitian ini meneliti mengenai kegiatan sponsorship dimana obyektivitasnya adalah memahami reaksi konsumen yang akan mempengaruhi sikap mereka didalam pengambilan keputusan dilihat dari kegiatan olahraga, penn sponsor dan persepsi kecocokan antara kegiatan olahraga dan sponsor. Perilaku terhadap kegiatan olahraga terbagi menjadi kegemaran pribadi terhadap kegiatran olahraga dan slams dari kegiatan olahraga. Perilaku terhadap sponsor terbagi Perilaku terhadap sponsor, ketulusan sponsor dan dukungan sponsor. Dan terakhir adalah kecoookan antara kegiatan olahraga dan sponsor, sehingga terbcntuknya pengambilan keputusan konsumen untuk tenarik dan menyukai sponsor dan ingin memakai produk sponsor. Penelitian ini meneliti kompetisi proliga yang disponsori olah Sampoerna Hijau.
Hasil penelitian menyatakan bahwa konsumen tertarik kepada sponsor karena melihal status kegiatan olahraga tersebut, perilaku terhadap sponsor dan kecocokan antara kegiatan olahraga dan sponsor. Sedangkan konsumen menyukai sponsor karena melihat ketulusan sponsor dan kecocokan antara kegiatan olahraga dan sponsor. Konsumen berkeinginan untuk mencoba memakai produk sponsor muncul dari status kegiatan olahraga.
Dapat dikatakan sponsorship cukup efektif untuk menciptakan awareness dan meningkatkan citra produk dan perusahaan. Hubunan antara kegiatan olahraga dengan sponsor berkorelasi negatif, dalam hal ini sponsor merupakan produsen rokok dan didalam olahraga tidak dikenal kegiatan merokok, karena dapat merusak kesehatan.
Di dalam penelitian ini hubungan yang ada adalah negatif karena kita tahu pengunaan rokok bertentangan dengan kegiatan olahraga. Dengan kegiatan olahraga disponsori oleh sponsor yang memiliki kecocokan dalam hubungannya berkorelasi positif diharapkan hasilnya akan lebih baik dan menjadikan kegiatan sponsorship menjadi efektif.

Sponsorship has become a vital part of funding for a wide range of sporting, artistic, and social events. The worldwide sponsorship market has grown ftom an estimated U.S $ 2 billion in 1984 to S 24 billion in 2001 (Roy and Comwell, 2003). Sporting event is the most popular event that company would like to sponsor. Estimated 67% of the total sponsorship budget goes into the sporting area. Major sporting event in particular have become dependent on sponsorship. The 1996 Atlanta Olympics raise $540 million in sponsorship from companies.
This research examines the effect of consumer's attitude about sponsorship in their decision making. The attitude about sport is divided into personal interest in the event and status of the event. Attitude about sponsor is divides into attitude toward the sponsor, perceived sincerity of the sponsor and perceived ubiquity of the sponsor. Last, sponsor-event fit. With this research we will know whether the consumer will have interest toward the sponsor, favorable toward the sponsor and then use the sponsor product. The research examines Sampoerna Hijau which sponsored the Proliga competitions.
The results suggest that status of the event, attitude toward the sponsor, and sponsor-event tit are key factors in generating an interest response to the sponsor. Perceived sincerity ofthe sponsor, sponsor-event fit are the key factors in generating a favorable response to the sponsor. But, the interaction effect between sponsor-event fit with personal interest in the event and attitude toward the sponsor can also make the consumer to have a favorable response toward the sponsor. Only the status of the event can make consumer to use the sponsor's product.
According to the result, the sponsorship that Sampoema Hijau does to Proliga competitions is not effective. Because it is a cigarette company and we all know that smoking is not good for your health, it has a negative correlation. So in order to have a good result of what company have to do in their sponsorship, one of the suggestion is that the event and the sponsor must have a positive correlation, and then the sponsorship would become effective."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T16982
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noviana Indah Mustikaningtyas
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perceived product quality,
perceived service quality dan perceived experience quality terhadap perceived
value, serta pengaruh perceived value tersebut terhadap keputusan infrequent
customer untuk melakukan revisit intention pada trendy coffee café. Sampel dalam
penelitian ini berjumlah 129 orang yang merupakan infrequent customer dari
trendy coffee cafe. Metode yang digunakan untuk mengolah data dalam penelitian
ini adalah Multiple Regression. Hasil penelitian membuktikan secara signifikan
bahwa perceived product quality dan perceived experience quality berpengaruh
terhadap perceived value. Namun, perceived service quality tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap perceived value dari infrequent customer pada
trendy coffee café, sedangkan perceived value memiliki pengaruh yang kuat
terhadap revisit intention dari infrequent customer pada trendy coffee café.

ABSTRACT
This study aimed to analyze the influence of perceived product quality, perceived
service quality, perceived quality experience to the perceived value, and the
effect of the perceived value to revisit intention on infrequent customer of trendy
coffee café. Sample in this research were 129 people who are infrequent
customer of trendy coffee cafe. This study uses Multiple Regression to process
the data. The result of this research shows significantly that perceived product
quality and perceived quality experience have impact on perceived value.
However, perceived service quality does not have a significant impact on the
perceived value of infrequent customer at the trendy coffee café, while the
perceived value has positive impact on infrequent customer?s intention to revisit
trendy coffee café."
2017
S66568
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Fitriningsih
"Penyelenggaraan program Relationship Marketing dalam suatu organisasi, dapat menciptakan customer loyalty yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup organisasi tersebut. Loyalitas akan meningkatkan laba melalui peningkatan pendapatan, karena pembelian berulang (repeat purchase), penurunan sensitivitas harga, dan efek "getok tular" yang disebarkannya. Selain itu juga didapat penurunan biaya operasional dari penghematan biaya pemasaran (mempertahankan customer yang sudah teraih lebih murah daripada mencari yang baru), dan pengurangan biaya pelayanan customer.
Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto dalam operasional bidang pemasarannya menjalankan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan Relationship Marketing. Tetapi pada saat ini belum didapat gambaran sejauh mana aktivitas-aktivitas tersebut dijalankan, disesuaikan dengan rujukan yang ada dalam kepustakaan. Sebagai lanjutan dari pengamatan diatas, dilakukan suatu studi kasus dengan pendekatan kualitatif, untuk melihat aktivitas pengadaan dan penyampaian produk, penerimaan dan pembinaan karyawan, pemilihan customer dan cara mempertahankannya, dan pengukuran dari Relationship Marketing yang ada di Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto. Cara yang dilakukan adalah dengan wawancara mendalam dengan beberapa informan yang area kerjanya berkaitan dengan ke-4 aktivitas tersebut diatas, dilengkapi dengan hasil observasi dan data sekunder yang didapat.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa meskipun Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto banyak melaksanakan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan Relationship Marketing, tetapi bila dibandingkan dengan rujukan kepustakaan, masih jauh dari memadai. Dilihat dari struktur organisasinya, bagian pemasaran terletak di tingkat pelaksana (dipimpin Ka Ur) yang dirasa sulit untuk mendapat kinerja pemasaran yang optimal. Produk yang disediakan masih berorientasi pada produsen (product driven), kualitas produk belum dikelola secara optimal, pemberdayaan karyawan dan sistem pendukung bagi karyawan untuk dapat memberi pelayanan yang dapat mengikat customer, belum dilaksanakan, pemilihan customer dan pengukuran yang berorientasi Relationship Marketing tidak dilaksanakan.
Untuk penerapan yang optimal, diperlukan orientasi baru dari pemasaran Rumah Sakit, yaitu untuk lebih focus pada customer teraih. Produk yang disediakan agar lebih berorientasi pada customer (customer driven). Kualitas produk yang ada, yang merupakan kunci dari kepuasan customer, sehingga untuk itu pengelolaan kualitas perlu ditangani lebih serius antara lain dengan menerapkan zero defection management dan program-program garansi produk. Karyawan dibekali ketrampilan, sarana dan kewenangan untuk dapat membina hubungan yang erat dengan customer, dan pemilihan customer yang sesuai untuk Rumah Sakit dan dianggap potensial untuk jangka panjang. Selanjutnya untuk mengukur keberhasilan dan evaluasi program, diperlukan cara-cara monitoring Relationship Marketing antara lain : pengukuran kualitas pelayanan, pemantauan angka-angka retensi customer, dan penggunaan metode ROR. Sebagai penunjang dari keberhasilan program, disarankan perlunya segera menerapkan sistem informasi customer (customer information file), dan kerjasama dari semua pihak dalam organisasi, dari tingkat direksi sampai tingkat pelaksana terbawah, untuk mendukung program ini. Mengingat pemasaran bukan lagi suatu fungsi, melainkan sudah menjadi filosofi dari organisasi. Kesadaran ini akan menentukan keberhasilan program pemasaran (Relationship Marketing), sekaligus mengatasi kendala struktural yang ada.

The Implementation Analysis Of the "Relationship Marketing" At The Pavilyun Kartika RSPAD Gatot SubrotoThe Relationship Marketing program can build customer loyalty which is important for the growth and sustainability of the organization. Loyalty can increase revenues through increasing repeat-purchase, decreasing price sensitivity and the spread of the word-of-mouth marketing effect. The bigger revenue could also acquire from the decreasing of the operational cost created from the lowering of the marketing cost (to maintain the old customer is cheaper than to get the new one), and from the decreasing of the customer service costs.
In its marketing operation, the Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto applies some activities related to the Relationship Marketing. How far the activities done by this hospital, referring to the concept, is unknown. As a follow up on the above observation, a case study was undertaken, through a qualitative approach. The study observed the products and its delivery to customer, the recruitment and developing employees, the selection and maintaining customers, and the measurement activities of the Relationship Marketing at the Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto. Deep interviews were done with some people related to the 4 above activities to obtain answers for this study. The study is completed by the secondary and observed data. The study shows that the Pavilyun Kartika RSPAD Gatot Soebroto has done some activities related to the Relationship Marketing, but it was not much compared to the references. From the organization structure, marketing is still at the lower level which resulted to the poor performance of this unit. Products offered at the hospital are still product-driven characteristics, as well as its low product quality, low employee enforcement and support system which could hold the customers are still not done. The selection of customers and measurement to the Relationship Marketing are also not done.
A new orientation is needed to optimally apply at the hospital to focus more on the retained customer. Products should be offered based on customer driven. The product quality, as the key to the customer satisfaction, needs to be handled more seriously by applying zero defection management and product guarantee programs. The employees' skills, tools and authority should be developed to maintain the appropriate customers and to select customers who suit and considered potential for the long-term relationship.
The successful measurement and program evaluation are also needed to monitor the Relationship Marketing through the measurement of the customer service, observing the customer retention number, and the application of the ROR calculation method.
In supporting the successful program, it is also suggested to apply the customer-information-file system, and the strong cooperation from all employees' levels starting from the Board of Directors to the lowest level. The marketing is no longer only a function, but also the philosophy of the organization. This awareness leads the successful of the Relationship Marketing program which at the same time will eliminate the structural milestones.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T 1836
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atmiroseva
"Orientasi pasar merupakan salah satu konsep dalam penemuan strategi perusahaan. Berbagai literatur menunjukkan bahwa orientasi pasar merupakan salah satu kunci kesuksesan bagi perusahaan untuk dapat meningkatkan daya saingnya. Orientasi pasar telah dianggap sebagai suatu tindakan yang penting bagi perusahan, apabila perusahaan ingin sukses di dalam industrinya. Walaupun demikian, untuk berorientasi terhadap pasar, perusahaan membutuhkan lebih banyak biaya dan pengeluaran. Meskipun berbagai literatur memberikan pendapat positif tentang orientasi pasar perusahaan, timbul suatu pertanyaan mengenai apakah menjadi perusahaan berorientasi pasar akan memberikan kinerja yang lebih baik, terutama untuk konteks lingkungan bisnis di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara tingkat orientasi pasar perusahaan dengan kinerja yang dihasilkan, dalam koteks lingkungan bisnis di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan metode survei terhadap perusahaan-perusahaan di Indonesia, dengan responden manajer madya dari masing-masing perusahaan. Pengukuran tingkat orientasi pasar dilakukan dengan menggunakan skala MARKOR, yang dikembangkan oleh Ajay Kohli dan Bernard Jaworski. Secara garis besar, skala pengukuran tingkat orientasi pasar tersebut dikembangkan berdasarkan tiga karakteristik utama dari perusahaan berorientasi pasar, yaitu perolehan informasi (generation of market f intelligence), penyebaran informasi pasar dalam perusahaan (dissemination of information) dan responsivitas perusahaan terhadap pasar. Tingkat orientasi perusahaan diukur berdasarkan seberapa jauh perusahaan melakukan ketiga aktivitas orientasi pasar tadi. Pengukuran kinerja dilakukan dengan metode pengukuran subyektif. Dalam hal ini, responden sebagai wakil dari perusahaan diminta untuk memberikan penilaian terhadap kinerja perusahaan masing-masing. Penggunaan metode pengukuran subyektif dimaksudkan untuk mengatasi kendala kesulitan dalam memperoleh informasi mengenai kondisi internal perusahaan, termasuk di dalamnya kinerja. Pengukuran dilakukan terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan, ROA, tingkat penjualan, market share, kepuasan dan loyalitas konsumen, serta tingkat kesuksesan dalam peluncuran produk baru. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara tingkat orientasi pasar dengan kinerja perusahaan. Berdasarkan hasil uji korelasi, perusahaan dengan tingkat orientasi pasar yang lebih tinggi memiliki kinerja yang lebih baik. Korelasi yang signifikan tampak untuk kinerja secara keseluruhan, ROA, tingkat penjualan, kepuasan, loyalitas konsumen dan kesuksesan dalam peluncuran produk baru. Untuk korelasi dengan market share, tidak tampak adanya hubungan yang signifikan. Sedangkan hasil analisa regresi multivariat antara dimensi-dimensi orientasi pasar perusahaan dengan kinerja keseluruhan menunjukkan bahwa responsivitas perusahaan memegang penman yang tinggi dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Kuat-lemahnya korelasi antara tingkat orientasi pasar perusahaan dengan kinerja keseluruhan dipengaruhi oleh adanya moderating factor, yaitu kondisi faktor eksternal * dari lingkungan perusahaan. Dalam hal ini, tingkat kompetisi, selera konsumen yang berubah-ubah serta perubahan teknologi yang cepat menyebabkan semakin tingginya korelasi antara tingkat orientasi pasar perusahaan dengan kinerja yang dihasilkan. Sedangkan dalam lingkungan bisnis dan teknologi yang statis, kompetisi yang tidak terlalu ketat menyebabkan orientasi pasar memiliki korelasi yang lemah terhadap kinerja perusahaan. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa orientasi pasar perusahaan akan memberikan kinerja yang baik. Walaupun demikian, untuk kondisi lingkungan tertentu, orientasi pasar tidak begitu berkaitan dengan kinerja perusahaan. Namun kondisi pasar berkembang secara drastis, ditandai dengan kompetisi yang semakin ketat, konsumen dan teknologi yang semakin sering berubah-ubah. Karena itu, hasil penelitian menyimpulkan bahwa akan lebih baik bagi perusahaan untuk berorientasi terhadap pasar."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T777
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kotler, Philip
Jakarta: Erlangga, 1995
658.8 KOT m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sofjan Assauri
Jakarta: Rajawali, 2013
658.8 SOF m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>