Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Godo Tjahjono
"Memilih merek bank utama dari segi alokasi dana bagi seorang muslim adalah keputusan yang terkait dengan berbagai pertimbangan. Kenyataannya, mayoritas nasabah bank syariah juga memiliki rekening di bank konvensional (non syariah). Apabila nasabah yang memiliki rekening di Bank Muamalat Indonesia (BMI) sebagai bank syariah sekaligus di Bank Central Asia (BCA) sebagai bank konvensional, memilih BCA sebagai merek bank utama dari segi alokasi dana, BMI dapat menghadapi hambatan dalam memperbesar dana dari nasabahnya.
Untuk mengetahui preferensi merek antara BMI dan BCA, dilakukan survei terhadap 100 nasabah yang mempunyai rekening baik di EMI maupun BCA di Jakarta. Data dianalisis dengan model regresi binary logit menghasilkan kesimpulan bahwa menariknya nilai merek berpengaruh positif terhadap keputusan nasabah memilih BMI sebagai merek utama. Walaupun Hest membuktikan bahwa BMI sigrzifiikan dipersepsikan lebih religius dari BCA, namun peta persepsi correspondence analysis menunjukkan BMI masih belum dipersepsikan ideal dalam elemen nilai spiritual atau religius dan beberapa elemen nilai merek lainnya.

Choosing a main brand of bank in terms of money allocation for a moslem is such a decision related to various considerations. In fact, majority of sharia bank's customers also own accounts in conventional (non sharia) banks. In case the customers of Bank Muamalat Indonesia (BMI} as sharia bank who also own accounts in Bank Central Asia (BCA) as conventional bank, choose BCA as the main brand of bank in terms of money allocation, BMI could face a barrier in enlarging fund size from the customers.
To find out the brand preference between BMI and BCA, a survey was conducted amongst 100 customers who own accounts both in BMI and BCA in Jakarta. Data which were analyzed through binary logit regression delivers a conclusion that brand value attractiveness has positive impact on customer's decision in choosing BMI as a main brand. Despite of t-test proves that BMI is perceived significantly more religious than BCA; correspondence analysis perceptual map shows that BMI has not been perceived ideal in spiritual or religious element.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20738
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Finta Masudah Azani
"Penelitian ini membahas mengenai pengaruh brand value terhadap brand loyalty Generasi Y (24-38 tahun) yang dikenal sebagai generasi dengan perilaku brand switching yang tinggi dengan melibatkan variabel brand satisfaction, brand reliability, dan brand intentions. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah ponsel pintar dan untuk membatasi banyaknya brand ponsel pintar Peneliti menetapkan lima besar produsen ponsel pintar di Indonesia sebagai perwakilan.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain konklusif, deskriptif, dan single-cross sectional. Metode pengolahan data dalam penelitian ini adalah Partial Least Square-Structural Equation Modeling (PLS-SEM) dengan alasan utama data tidak terdistribusi normal dan terdapat konstruk formatif pada model penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa brand value tidak memiliki pengaruh positif terhadap brand loyalty baik secara langsung maupun melalui brand satisfaction dan brand reliability. Akan tetapi, brand value memiliki pengaruh positif terhadap brand loyalty dengan melalui brand intentions. Penelitian ini memberikan saran kepada produsen ponsel pintar di Indonesia untuk fokus dalam meningkatan brand value dan brand intentions perusahaan.

This research discusses the effect of brand value on brand loyalty of Generation Y (24-38 years old) who is known as the generation with high brand switching behavior by involving brand satisfaction, brand reliability, and brand intentions. The Object used in this research is smartphone and in order to limit the enormous number of smartphone brands The Researcher set the big five smartphone producers in Indonesia as the representatives.
This research is a quantitative research with conclusive, descriptive, and single-cross sectional design. The processing data method in this research is Partial Least Square-Structural Equation Modeling (PLS-SEM) with undistributed normally data and a formative construct in research model as the main reasons.
The results of this study shows that brand value does not have positive effect on brand loyalty both directly and through brand satisfaction and brand reliability. However, brand value have positive effect on brand loyalty through brand intentions. This research suggests smartphone producers in Indonesia to focus on enhancing brand value and brand intentions of the company.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutan Banuara
"Penelitian ini berbeda dari sebelumnya yang hanya berfokus pada pola pikir pelanggan atau metrik keuangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja merek kota di Indonesia menggunakan Brand Value Chain Model yang menggabungkan Behavioral Approach dan Financial Appraoch, memberikan pengukuran kinerja City Brand yang lebih komprehensif. Metode ini menggabungkan City Brand Strength Index (CBSI) untuk menangkap dimensi utama daya saing City Brand yang terintegrasi dengan metode Royalty Relief untuk menghitung Brand Value sebuah Kota. Penelitian ini melibatkan 12.052 responden, menunjukkan efektivitas metode dalam mengukur kinerja City Brand. Temuan ini memberikan wawasan berharga tentang kontribusi Brand Valuation dan City Brand dan merekomendasikan ruang lingkup penelitian yang lebih luas ditingkat global, menggabungkan perspektif internasional dalam CBSI, dan menerapkan metode ini ke konteks lain seperti merek publik. Penelitian ini berkontribusi pada pemahaman yang komprehensif tentang Brand Valuation dan implikasi potensialnya untuk pengambilan keputusan strategis.

This study differs from previous ones focusing only on customer mindset or financial metrics. Its purpose is to evaluate the performance of city brands in Indonesia using a Brand Value Chain Model that combines both Behavioral and Financial approaches, providing a more comprehensive measurement of City Brand performance. The method incorporates the City Brand Strength Index (CBSI) to capture key dimensions of City Brand competitiveness. It integrates with the Royalty Relief method to calculate the Brand Value of the City Brand. The study involved 12,052 participants, demonstrating the method's effectiveness in measuring City Brand performance. The findings provide valuable insights into the contribution of Brand Valuation and city brands and recommend expanding the scope of the study to global comparisons, incorporating an international perspective in CBSI, and applying the method to other contexts such as publicly listed brands. This research contributes to a comprehensive understanding of Brand Valuation and its potential implications for strategic decision-making."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Pratiwi
"Perusahaan Kraft Foods adalah pemimpin dalam industri makanan ringan, dan Oreo menjadi salah satu merek mereka yang paling dikenal dan menjadi ikon sampai saat ini. Laporan ini adalah analisis situasi dari Oreo di pasar biskuit manis. Setelah dilakukan beragam analisis, kami telah mengumpulkan informasi tentang posisi, kinerja, dan potensi Oreo di pasar. Mempertimbangkan tiga faktor penentu keberhasilan - mempertahankan citra yang baik, jaringan distribusi global, dan inovasi produk dan rasa - kami berpendapat bahwa Oreo adalah merek mereka yang sangat mampu dan kuat.
Dari analisis industri kami menemukan bahwa Kraft adalah pemimpin di industrinya; memegang 37 % pangsa pasar, dengan pesaing utama yaitu: Kellogg, Campbell Soup Company dan McKee Foods Corporation. Walaupun industri biskuit manis ini telah masuk dalam tahap dewasa, potensi pertumbuhan penjualan tetaplah sama. Dengan menggunakan model lima kekuatan dari Michael Porter, kami menyimpulkan bahwa pasar biskuit manis adalah pasar yang sangat menarik untuk di masuki. Dibandingkan dengan pesaingnya, Kraft tampaknya berada dalam situasi keuangannya yang terbaik; menghasilkan $ 54,400,000,000 dalam bentuk penjualan, memiliki $ 2,000,000,000 tersedia dalam bentuk tunai, dan mampu menjaga perbandingan rasio utang dengan persentase terendah sebesar 65 % .
Faktor kesehatan merupkan salah satu kekhawatiran terbesar dari Kraft. Walaupun konsumen masih memilih Oreo sebagai merek bisuit manis mereka, populernya tren rendah lemak dan kesadaran masyarakat akan kesehatan dapat mengancam penjualan merek tersebut. Tapi ini dijadikan Oreo sebagai suatu potensi yang bisa digali lebih lanjut. Disamping masalah kesahatamn, penurunan keuntungan dari Kraft, dan ketidakmampuan mereka untuk memaksimalkan para penjual grosiran dan supermarket-supermarket adalah area-area yang juga mengkhawatiran dari merek ini.
Kami menyarankan agar Oreo memanfatkan kesadaran masyarakat akan mereknya serta loyalitas mereka yang kuat, untuk melebarkan konsumsi Oreo sebagai makanan ringan di sekolah melalui penggunaan mesin-mesin penjual, dan juga bermitra dengan sekolah-sekolah lokal. Hal-hal ini akan membantu menjaga Oreo dari potensi gangguan-gangguan distribusi.
Kami juga merekomendasikan Kraft untuk memperluas tanggung jawab perusahaan mereka untuk menarik konsumen yang peduli akan komunitas disekitarnya. Ini dapat dicapai melalui kompetisi dengan kompetitor-kompetitornya, keterlibatan dalam program lingkungan masyarakat, atau melalui dukungan dari selebriti.
Terakhir, kami menyarankan Oreo untuk berinvestasi di teknologi-teknologi baru untuk menyalurkan selera alternatif dari pasar, dan memanfaatkan media sosial untuk melacak perubahan preferensi konsumen. Keunggulan kompetitif dari Oreo adalah merek premiumnya yang berkualitas, dan bernilai tinggi di mata konsumen. Pilihan produknya yang luas, dan ketersediaannya yang sangat tinggi di pasar internasional adalah alat strategis yang dapat dimanfaatkan Kraft untuk meraih kesuksesan di masa depan.

Kraft Foods Inc. is a leader in the snack food industry, Oreo being one of their most recognised and iconic brands to date. This report is a situational analysis of Oreo in the sweet biscuit market. Having performed a spectrum of analyses, we have gathered information about Oreo’s position, performance and potential in the market. Taking into consideration the top three critical success factors - maintaining good brand image, global distribution network and product innovation and taste - we feel Kraft Oreo is a very capable and strong company.
The industry analysis found that Kraft is the business market leader, holding 37% market share with their top competitors being Kellogg’s, Campbell Soup Company’s and McKee Foods Corporation’s. While the industry is in maturity, sales growth potential remains. Utilizing Michael Porter’s five-force model, we have concluded that the sweet biscuit market is very attractive. Relative to its competitors, Kraft appears to be in the best financial situation: generating $54.4 billion in sales, $2 billion available in cash, and maintaining the lowest comparative debt ratio of 65%.
The health factor of choosing Oreo is one of the company’s biggest concerns. While consumers still choose to buy Oreo products, the expansion of the low fat and healthy conscious product line is very opportune. The decline in Kraft’s profit margin and the inability to successfully rely on wholesalers and supermarkets are areas of concern.
We recommend using Oreo’s strong brand awareness and loyalty to entrench consumption of Oreos as a school-snack through the use of vending machines and creating partnerships with local schools. This will help maintain any potential distribution disruptions.
We similarly recommend Kraft to expand corporate responsibility to appeal to community conscious consumers, which can be achieved through competitions, involvement in public environmental programs, or celebrity endorsements.
Finally, we recommend further investment to me made in technological ventures with regard to alternative tastes for niche markets and utilizing social media to track changing consumer preferences. Kraft Oreo’s competitive advantage is that they are a premium-quality brand and highly valued amongst consumers. The wide product variety and extreme accessibility in international markets is a strategic tool to be used to create future success.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Budiman
"Brand value adalah aset yang tidak berbentuk nyata secara fisik (intangible) yang dimiliki perusahaan. Sebuah brand dunia seperti Coca-Cola, Microsoft, Singapore Airlines memilki nilai jutaan dolar atau brand lokal seperti Gudang Garam, Tolak Angin dan lain sebagainya memiliki nilai rupiah yang besar atas konversi brand terhadap mata uangnya karena memiliki daya tarik dan nilai jual atas produk yang tinggi.
Untuk itu perlu upaya sistematis membangun brand, salah satu cara untuk membangun brand image adalah melalui komunikasi brand asosiasi dengan menggunakan atribut produk, sehingga konsumen memperoleh kesamaan kesan terhadap produk tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan menguji hubungan antar variabel atribut produk yang terdapat dalam pesan iklan terhadap terbentuknya brand image produk tersebut melalui asosiasi dalam benak konsumen. Secara akademisi, penelitian ini juga adalah untuk menguji teori yang menyebutkan bahwa brand image dapat terbentuk melalui brand asosiasi yang menggunakan atribut produk sebagai pembentuk asosiasi tersebut.
Pemilihan subyek penelitian adalah berdasarkan produk yang telah ada pada pasar dan telah memasyarakat penggunaannya oleh seluruh lapisan masyarakat. Produk yang masuk dalam kategori tersebut sudah tentu adalah termasuk kedalam golongan sembilan bahan pokok, dan lebih baik lagi termasuk pula kedalam anjuran pola makan sehat: 4 sehat, lima sempurna. Untuk itu layak bagi 'sang penyempurna' ini dijadikan subyek penelitian. Mengenai produsennya adalah yang ia memiliki pangsa pasar terbesar agar kaidah 'produk memasyarakat' dapat tercapai. Obyek penelitian adalah konsumen pengguna susu pertumbuhan bagi balita mereka.
Langkah-langkah penelitian diatur menurut metodologi penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitaif dengan menggunakan metode pengumpulan data melalui survei dengan menggunakan kuesioner. Penelitian ini bersifat eksploratif karena terkait ujian terhadap hubungan antar variabel. Hipotesa penelitian ini terkait dengan pengujian antar variabel untuk menguji teori yang ditetapkan. Hipotesa penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara variabel atribut produk yang diiklankan terhadap tercapainya brand image dalam benak konsumen.
Analisa data yang dilakukan adalah dengan menggunakan uji statistik melalui crostab varibel penelitian dengan pengukuran-pengukuran atas kekuatan hubunganya, serta dengan menggunakan uji korelasi spearman's rho untuk menilai hubungan yang terjadi seperti yang dikatakan teori.
Hasil penelitan tergambar dalam hasil uji statistik yang dilakukan. Untuk pertimbangan atribut produk dalam melakukan pembelian, dari lima atribut produk: manfaat, merek, harga, kemasan dan rasa, hanya dua atribut yang mempengaruhi responden dalam melakukan pembelian yaitu atribut manfaat dan atribut rasa yang disukai anak. Terhadap kajian mengenai hubungan atribut terhadap kesan yang diuji. Dari tiga variabel atribut produk yang dikomunikasikan dalam iklan terhadap image yang diinginkan perusahaan, ketiganya memiliki hubungan positif terhadap tebentuknya image. Artinya teori yang menyebutkan bahwa brand image dibangun melalui asosiasi yang dibangun dari atribut produk terbukti. Namun demikian hanya dua variabel atribut produk yang memiliki kekuatan hubungan yang signifikan terhadap pencapaian tersebut, yaitu atribut manfaat dan atribut pseudo-fisik.
Kontribusi dari penelitian ini adalah memberikan pijakan yang jelas bagi praktisi untuk menggunakan aspek atribut produk untuk membentuk asosiasi yang menghasilkan kesan atau image produk, sesuai dengan teori yang diuji. Rekomendasi secara praktispun dapat ditemukan sebagai basil dari penelitian ini bahwa penting bagi praktisi menggunakan atribut produk yang bersifat benefit atau manfaat dan atribut yang bersifat pseudo fisik, untuk lebih memudahkan terbentuknya asosiasi produk saat menggunakan ikian sebagai media informasi. Karena lebih mudah dicerna dan memiliki daya resap ingatan yang mudah diretensi atau diangkat kembali dalam ingatan jangka panjang konsumen."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13874
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nindya Kinanti
"ABSTRAK
Penelitian ini ingin melihat pengaruh perceived brand value terhadap brand loyalty yang dimediasi oleh brand trust dan brand affect pada dua kategori brand yaitu sustainable brand dan conventional brand pada produk kosmetik dan skin care. Penelitian ini juga menggunakan sustainability knowledge dan fashion consciousness sebagai variabel moderasi. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dan memperoleh sebanyak 232 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceived brand value berpengaruh terhadap brand trust dan brand affect pada kedua kategori brand. Brand trust dan brand affect berpengaruh terhadap brand loyalty pada kedua kategori brand. Moderasi sustainability knowledge tidak memperkuat pengaruh positif perceived brand value terhadap brand trust dan brand affect pada sustainable brand. Moderasi fashion consciousness juga tidak memperkuat pengaruh positif perceived brand value terhadap brand trust dan brand affect pada conventional brand.

ABSTRACT
This study discusses the influence of perceived brand value on brand loyalty mediated by brand trust and brand affect on two brand categories which are sustainable brand and conventional brand. This study also discusses the moderating effect of sustainability knowledge and fashion consciousness on the relationship between perceived brand value on brand trust and brand affect. The data was collected through online questionnaire with the sample of 232 respondents. The result shows that there is a positive influence of perceived brand value on brand trust and brand affect on both brand categories. Brand trust and brand affect have positive influence on brand loyalty on both brand categories. Sustainability knowledge as a moderating variable does not enhance the relationship between perceived brand value on brand trust and brand affect for sustainable brand category. Fashion consciousness as a moderating variable also does not enhance the relationship between perceived brand value on brand trust and brand affect for conventional brand category."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elgine Harits
"Penelitian ini bertujuan untuk memahami hubungan antar empat dimensi yang ada pada kerangka konsep customer-based brand equity (CBBE) dalam konteks acara edukasi dan juga untuk mengetahui jenis hubungan yang ada diantara dimensi event brand value (EBV) dan event brand loyalty (EBL). Analisis jalur digunakan dalam penelitian ini untuk menguji ke-6 pernyataan hipotesis. Setelah melakukan pengolahan data kuisioner dengan bantuan perangkat lunak IBM SPSS Statistics 21 (N = 298), hasil penelitian mengindikasikan bahwa seluruh konstruk dapat dinyatakan valid dan reliabel. Dimensi event brand loyalty (EBL), dipengaruhi secara langsung oleh dimensi event brand image (EBI), event brand value (EBV), dan terlebih secara kuat oleh event brand quality (EBQ). Penelitian ini berguna bagi pihak-pihak penyelenggara acara edukasi (seperti seminar) yang ingin meningkatkan event brand equity serta penelitian ini turut memperkaya literatur ilmiah untuk pengembangan profesi humas.

This research aimed to understand relationship between dimensions that exist on customer-based brand equity (CBBE) concept in the context of educational event and to examine the relationship between event brand value and event brand loyalty. Path analysis technique was used to test the 6 hypothetical statements. Questionnaires were analyzed (N = 298), results indicated that all questions on the questionnaire was valid and reliable to test the 4 constructs. Event brand loyalty (EBL) was proven directly affected by event brand image (EBI), event brand value (EBV), and moreover, proven highly influenced by event brand quality (EBQ). This research is useful for educational events organizers that care about event brand equity and also contributes to the development of public relations profession."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriele Faustine Hartawidjaja
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh trustworthiness, customer citizenship behaviour, customer participation behaviour, dan expected brand value terhadap purchase intention dalam high involvement product. Penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan pendekatan kuantitatif dan metode SEM-PLS yang menggunakan perangkat lunak SmartPLS versi 4. Hasilnya adalah semua pengaruh langsung signifikan kecuali customer participation behaviour. Semua pengaruh mediasi dan moderasi tidak signifikan. Penelitian ini memiliki kebaruan dalam segi influencer untuk high involvement product dengan variabel independen trustworthiness karena menggunakan influencer mobil sebagai objek penelitian serta penelitian dilakukan di negara yang berbeda dengan penelitian sebelumnya. Implikasi dari penelitian ini yaitu brand juga dapat meningkatkan perannya dalam mengeksplorasi media sosial dengan melakukan kampanye untuk menampung komunikasi dan interaksi seperti diskusi, ulasan, dan komentar Brand juga dapat mempertimbangkan apakah Fitra Eri merupakan influencer otomotif yang tepat untuk mempromosikan brand sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh brand.

Determine the effect of trustworthiness, customer citizenship behaviour, customer citizenship behaviour, and expected brand value towards purchase intention in high involvement product. This research uses purposive sampling, quantitative approach and SEM-PLS method with the Smart-PLS version 4 software. All direct effects are proven as significant, except for customer participation behaviour. There is no mediation effect and no moderation effect. Novelty of this research can be found in the research object itself, which is influencer's influence on products' high involvement with independent trustworthiness as variable, where automotive influencer is used as research object. Moreover, this research is conducted in a different country than previous research. Building trust is one of the most important things in ensuring the success of customer citizenship behavior, by giving key updates via various social media or brand influencer. Brand owners could also increase their own involvement in exploring social media, one of the examples is by doing campaign to communicate and interact with customers, reviews, comments, and votes. Brand owners could also consider whether Fitra Eri is the most suitable automotive influencer to promote their brand, in accordance with their objectives."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Praditya Pratama
"Penelitian ini ingin meneliti hubungan parasocial interaction dari pembuat konten Youtube dan khalayaknya terhadap persepsi sebuah merek dan minat pembelian. Subjek penelitian ini adalah para pengguna media sosial yang mengikuti Arief Muhammad di Youtube dan mengetahui merek MS Glow. Hasil dari penelitian ini tidak dapat membuktikan hubungan antara parasocial interaction dengan persepsi terhadap sebuah merek dan minat pembelian dikarenakan model dalam penilitian ini tidak fit sehingga tidak dapat dilakukan uji hipotesis. Namun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini didominasi oleh perempuan dan mayoritas responden dalam penelitian ini berusia 18-24 tahun. Kebanyakan dari responden dalam penelitian ini setuju bahwa Arief Muhammad memiliki daya tarik secara fisik dan sosial. Responden dalam penelitian ini juga setuju bahwa Arief Muhammad memiliki kesamaan sifat dengan mereka. Selain itu responden juga setuju bahwa mereka merasa memiliki parasocial interaction dengan Arief Muhammad. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa responden memiliki persepsi yang positif terhadap merek MS Glow dan kebanyakan dari mereka setuju jika ingin melakukan pembelian terhadap produk perawatan tubuh mereka berminat membeli produk MS Glow.

This research wants to investigate connections between parasocial interactions, brand perception and purchase intention. Unit of analysis is social media users who follow Arief Muhammad on YouTube and are also aware of the MS Glow brand. The results of this study cannot prove the influence of parasocial interaction on brand perception and purchase intention because the model in this study is not fit for hypotheses testing. However, this research indicates that women dominated the respondents in this study among respondents aged 18-24 years old. Most of the respondents in this study agree that Arief Muhammad has physical and social attractiveness. Respondents in this study also agree that they have similar characteristics with Arief Muhammad. In addition, respondents also agree that they have a parasocial interaction with Arief Muhammad. This study also shows that respondents have a positive perception of the MS Glow brand, and most of them agree that they have intention to buy MS Glow products for their body care needs."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T57252
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Changes are inevitable and immanent elements of the contemporary world. The study in this subject matter was carried out in 30 cities all over the world. It has been discovered that the pace of life is 10% faster now than it was in the early 1990s. In addition, the ‘pace of life’ has a cultural value today. Speed means both progress and success. Deceleration means failure and loss.1 Organisation’s ability to adopt to changes as well as stay agile may be perceived as the source of relatively sustainable competitive advantage. Based on this ability, four kinds of organisations (adaptive, visionary, opportunistic and passive) as well as three levels of companies’ ability to compete were indicated. Companies of the highest level are ready to compete by its broader competences on market knowledge. Business metrics and market measurement systems are the key elements of building market knowledge and creating sustainable competitive advantage. Here the reader can find the presentations of marketing audit, benchmarking, activity-based costing, Balanced Scorecard, performance pyramid, EFQM excellence model, marketing ROI, performance prism along with the key tips and hints for selecting business metrics and building measurement systems. Development of business measurement systems is a sophisticated process, more chess then checkers. For every organisation which is ready to make informed decisions and increase its ability to compete with a long-term perspective, development of an efficient measurement system is a starting point."
United Kingdom: Emerald, 2017
e20528325
eBooks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>