Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124042 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Lukmiyati
"Industri televisi di Indonesia semakin berkembang pesat. Saat ini ada sekitar lebih dari 200 stasiun televisi yang tersebar di berbagai propinsi. Semakin sesaknya pasar membuat persaingan di industri ini semakin ketat sehingga diharapkan setiap stasiun televisi memiliki positioning yang jelas di benak khalayak untuk dapat bertahan. Namun tidak selamanya proses positioning dapat berjalan sesuai harapan, ada kalanya sebuah perusahaan mengalami kesalahan dalam positioning yang disebabkan oleh beberapa hal. Pada penelitian ini, Jak tv, sebagai salah satu stasiun televisi lokal di Jakarta, mengalami confused positioning akibat terlalu banyaknya informasi yang diberikan kepada khalayak dan bahkan salah satu informasi kesehatan menimbulkan image yang berbeda bagi khalayak. Kondisi ini menjadi salah satu alasan Jak tv melakukan repositioning untuk membangun image menjadi televisi informasi. Metodologi dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan paradigma post-positivis. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui wawancara mendalam terhadap 3 orang informan yaitu Direktur Utama Jak tv, Direktur Pemberitaan NCA, dan mantan Manajer R & D Jak tv, selain itu juga dilakukan observasi partisipatori dan penelusuran dokumen terkait tema penelitian. Penelitian ini bersifat evaluasi untuk menganalisis strategi repositioning yang dilakukan Jak tv yang mengalami confused positioning untuk membangun image sebagai televisi informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi repositioning yang dilakukan yaitu penyesuaian kembali STP (segmentation, targeting, positioning), perubahan manajerial di bidang SDM, perbaikan alat dan teknologi serta perubahan dan perbaikan program tayangan. Dalam rangka meraih posisi yang baru, Jak tv terus melakukan komunikasi dengan khalayak yakni penonton dan pemasang iklan, dengan memanfaatkan media promosi on air dan off air termasuk memanfaatkan unit jaringan dalam grup Mahaka Media dan Artha Graha Network.

The television industry in Indonesia is growing fast. Nowaday, there are more than 200 tv stations in Indonesia. Regarding that, each station must has a good and clear positioning for the audience to win the competition. However, the positioning process can not always going well, some of them had positioning gap, which is caused by many factors. This research took Jak tv, one of the local tv station in Jakarta, as a case study which had confused positioning. There were too many various information for Jak tv audiences, e.g one of the health information had made misperception of Jak tv image for the audience. Then the repositioning was made to build image of Jak tv as the information television. This research using a qualitative approach and a post-positivism paradigm. The researcher did an in-depth interview to the 3 resources: the CEO, the NCA Directors and ex R & D Manager of Jak tv. In order to be more accurate and comprehensive data, the researcher also did participatory observation and documents study. This is an evaluation research to analyse the repositioning strategi of Jak tv which had confused positioning to build image as the information television. The result showed that Jak tv had made some repositioning strategies include readjustment of the STP (segmentation, targeting, positioning), the managerial transformation of the human resources, renew the broadcasting equipments and technologies, and change over of the on air look and the content of broadcast programs. Jak tv always share with the audience and the advertiser of the new positioning. Jak tv, as unit part of two groups, the Mahaka Media and the Artha Graha Network, used media promotion both on air and off air to inform their new positioning.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T43747
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Mestika Putra
"ABSTRAK
Sebagai sebuah media, televisi memungkinkan para pelaku pasar untuk menayangkan dan memberitahukan bisnis berupa produk atau layanan kepada pemirsa secara lebih luas. Televisi memiliki elemen visual yang berupa gerak dinamis yang dapat diamati dan elemen audio. Pengiklan biasanya membentuk cerita lewat iklan yang berdampak kepada pemirsa. Melalui televisi pemirsa dapat merasakan pengaruh emosional dan berbagai macam karakter lainnya yang berkaitan dengan tampilan multi-sensori. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menjelaskan upaya pembentukan positioning melalui konotasi pada iklan televisi Wardah. Teori yang digunakan adalah teori konotasi Barthes 1967 . Konotasi teks iklan dibangun atas dua tanda yaitu tanda verbal dan nonverbal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah iklan televisi Wardah yang tayang selama tahun 2013. Analisis data dilakukan dengan tiga tahap yakni, tahap deskripsi, tahap identifikasi tanda verbal dan nonverbal, dan tahap analisis makna konotasi tanda verbal dan nonverbal untuk membentuk positioning iklan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa positioning Wardah sebagai sebuah merek kosmetik yang halal, menginspirasi, aman, nyaman dan sesuai dengan kebutuhan perempuan.

ABSTRACT
As a media, television enables the marketers to view and widely announce what products are being sold to the viewers. It has visual elements like print and audio like radio, but it also has dynamic movement. Advertisers often try to tell stories within their ads that have impact on their audience. Creativity can give greater meaning to a brand beyond its basic product. The aim of this research is to identify and to explain the way to create positioning through connotation on Wardah television advertisements. The theory used in this research is Barthes rsquo theory of connotation 1967 . Connotation on ads is formed by two signs verbal signs and nonverbal signs. This research is a qualitative research. The data used in the research is taken from Wardah television advertisements in 2013. The data analyzed by describing the data, identifying verbal signs and nonverbal signs, finding connotation which create positioning on the advertisements. The research found that as the one of cosmetics brands, Wardah does the positioning of the product, as halal product, inspiring, safe, comfort, and friendly to women."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T48498
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roosita
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
S10690
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agam Danurwendo
"The conglomeration of the television media industry changed company marketing strategies. An aim af the marketing strategy transformation ls usually to create a new brand image of the company or product. To establish this newv brand image, Lativi went through acquisition at the end of 2007 and changed it’s name into Tv0ne in February 2008. Through accurate Repostianing and Rebranding lt attempts to create a new image ln the minds of the television viewers. This transformation took place because of will of the Tv0ne management to create o new market in the Indonesian television viewers by being a television company which has a new image that suits TvOne’s market target. "
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T33864
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Priatna
"Kehadiran media informasi alternatif seperti radio, televisi dan internet menjadikan industri surat kabar cetak sebagai industri informasi, semakin sulit meningkatkan minat pembaca Karena selain harus bersaing dengan produk alternatif Surat kabar cetak juga harus bersaing dengan kompetitor sejenis dalam banyak atribut, seperti harga, kemasan, kualitas isi serta iklan dan brand name. Untuk memenangkan persaingan banyak media mencoba melakukan reposisioning atributnya dengan harapan mampu menciptakan pembaca loyal, karena diyakini jauh lebih murah effortnya dibanding berusaha meningkatkan jumlah pembaca secara langsung. Melalui survey lapangan dengan kuesioner secara xandom terhadap 215 individu pelanggan Koran TEMPO di wilayah DKI Jakarta. Diperoleh hasil analisis data kuantitatif] bahwa secara sendiri-sendiri atribut repositioning nama, harga, kemasan dan advertising berpengaruhh signifikan terhadap loyalitas pembaca walaupun pengaruhnya lemah. Namun secara bersama, atributo-atribut itu tidak berpengaruhh terhadap loyalitas pembaca.

The presence of broadcast media which are radio and television and the growth of online media has been creating problem for newspaper as a part of print media to increase its mmiber of readers. The main reason is, this print media should compete with alternative products and also compete with other attributes such as price, package, content quality, advertisement and brand. For having stronger position in this competitive market, some of media company tried to do re-positioning its product to create loyal readers. They believed that this action is more efticient and effective to increase the number of rmders. This research has conducted a quantitative analysis method and done through the lield survey with randomly questioner into 215 individual customers of Koran TEMPO in DKI Jakarta area. The result was, the media re-positioning in term of name, price, package and advertising, can give significant influence to loyalty readers even though it was weak correlations. ln addition, those attributes were not give any influences to loyality of readers."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T33876
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wina Hapsari
"Penelitian mengenai strategi positioning yang dilakukan ANteve dilatar belakangi oleh karena pesatnya pertumbuhan industri pertelevisian di Indonesia, sehingga stasiun-stasiun televisi membutuhkan strategi pemasaran yang baik untuk dapat bertahan dan berkembang. Dalam industri pertelevisian, ukuran peningkatan suatu stasiun televisi dapat dilihat dari perolehan belanja iklannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas strategi positioning ANteve sebagai stasiun TV untuk generasi muda dalam menguasai segmen pasar untuk meningkatkan belanja iklannya, untuk itu digunakan ukuran penilaian mengenai jenis program acara, rating acara, serta perubahan dalam perolehan iklan. Metode penelitian yang digunakan adalah riset studi kasus dengan didukung metode penunjang seperti riset lapangan dan riset kepustakaan. Dari hasil penelitian didapat bahwa penerimaan belanja iklan untuk media televisi mengalami peningkatan yang sangat besar dibanding dengan media-media lain. Sementara penerimaan iklan untuk ANteve menempati posisi terakhir dibanding dengan stasiun televisi lain. Untuk melaksanakan strategi positioningnya, selain memilih materi program acara televisi yang dianggap dapat mewakili keinginan generasi muda ANteve juga menggelar program off air, seperti Pesta Remaja ANteve- Hai.Hasil rating untuk acara-acara di ANteve masih sangat rendah dibandingkan dengan hasil rating acara stasiun TV swasta lain. Selain itu, effisiensi biaya beriklan di ANteve juga masih sangat rendah. Kemudian ANteve mulai mengubah positioningnya dengan memperluas segmen pasarnya. Perubahan ini berpengaruh pada jenis program acara yang disiarkan ANteve dan ternyata beberapa mata acara berhasil mendapat rating yang tinggi. Hal ini menyebabkan peningkatan dalam perolehan belanja iklan ANteve. Kesimpulan dari penelitian ini adalah strategi positioning ANteve sebagai stasiun televisi untuk generasi muda ternyata tidak efektif untuk menguasai segmen pasar dan memperoleh pangsa iklan yang besar. Perubahan positioning ANteve yang sekarang mendorong meningkatkan penerimaan iklan. Untuk itu pemilihan materi program yang sesuai dengan keinginan dan kehendak khalayak sasaran merupakan langkah strategis yang harus diperhatikan. Karena pada dasarnya preferensi penilaian suatu stasiun TV tergantung pada program-program acaranya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19167
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Khairina Masta
"ABSTRACT
Tesis ini membahas hubungan ekonomi politik media yang ada di media
lokal sumatera barat,bagaimana perkembangan televisi lokal di Sumatera Barat
dari sisi spasialisasi, bagai mana bentuk lembaga medianya, regulasinya, modus
apa yang menyebabkan televisi lokal independen akhirnya memilih untuk menjadi
anggota jaringan televisi di pulau Jawa, bentuk intergrasi apa yang terjadi
horizontal atau vertikal. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat
deskriptif dengan paradigma kritis. Data yang di peroleh dengan cara depth
interview, analisa dokumen dan observasi lapangan. Metode analisa menekankan
pada dua sifat: holistik dan kontekstual. Holistik artinya memberikan gambaran
secara utuh dan menyeluruh tentang kasus yang diteliti sementara kontekstual
berusaha untuk mengaitkan dengan konstek sosial, ekonomi, dan politik yang ada
saat kasus itu terjadi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari regulasi media Penyiaran di
Sumatera Barat mengalami ketimpangan, televisi televisi lokal yang ada tidak
mampu untuk bersaing dan pada akhirnya harus rela di akuisisi oleh televisi Swasta
Jakarta. UU Penyiaran no.32 tahun 2002 yang memiliki prinsip diversity of ownership
itu sendiri tidak mampu mencegah praktik konsentrasi tersebut karena adanya celah
penafsiran terutama pada pasal 18 ayat (1) tentang pembatasan pemusatan
kepemilikan dan pasal 34 ayat (4) tentang larangan pemindahtanganan izin penyiaran.
Motif ekonomi yang menjadi faktor utama lembaga penyiaran di Sumatera Barat
kemudian melakukan afiliasi berintegrasi dengan televisi lain.

ABSTRACT
This thesis explores the political economy of media relations that exist in the
western Sumatran local media, describing the development of local television in West
Sumatra .accoriding to spatialization theory, as where the form of media institutions,
regulations, what causes the mode of independent local television eventually choose to
become members of a television network in Java, what kind of integration that occurs
horizontally or vertically. This study is a descriptive qualitative research with a critical
paradigm. The data obtained by means of depth interviews, document analysis and field
observations. Methods of analysis focus on two properties: the holistic and contextual.
Holistic means to provide a complete and comprehensive overview of the cases studied
while contextual trying to associate with the social, economic, and political case when it
happened.
The results showed that the regulation of broadcasting media in West Sumatra
suffered inequality, the local television television that there are not able to compete and
ultimately be willing in the acquisition by a private television Jakarta. Broadcasting Act
no.32 of 2002 which has the principle of diversity of ownership itself is not able to
prevent the practice of concentration because of the gap, especially in the interpretation of
Article 18 paragraph (1) of the concentration of ownership restrictions and Article 34
paragraph (4) on the prohibition of transfer of broadcasting licenses. Economic motives
were a major factor in West Sumatra broadcasters then do integrate with other television
affiliate."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T41809
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mazaya Rizy Safira
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana eksistensi televisi lokal di Indonesia dalam hal ini JTV Surabaya melalui Model Organisasi Industri pada media. Model Organisasi Industri digunakan untuk memahami hubungan antara struktur pasar, perilaku, dan performa sebuah industri. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme melalui pendekatan kualitatif deskriptif dengan desain penelitian studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan pekerja media dan studi dokumen dari lembaga rating. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk dapat bertahan di tengah struktur pasar televisi yang oligopoli dan persaingan antar pemilik media, diperlukan strategi, seperti diferensiasi produk, riset program dan penentuan target khalayak.

This study aims to analyze the existence of local television in Indonesia, in this case JTV Surabaya with The Industrial Organization Model. The Industrial Organization Model was used to understand the relation, specifically on market conduct, and
performance, specifically in media industry. This study used post-positivism through descriptive qualitative approach with case study research design. Data were collected through interviews with media workers and study documents from the rating agencies. The results showed that in order to survive in the middle of the television market structure of oligopoly and competition among media owners and concentration, a strategy was needed to be done, such as product differentiation, research programs and determining the target audience.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S62938
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Tri Wahyutika
"ABSTRAK
<

Penelitian ini membahas tentang strategi bisnis yang digunakan program NET Ini Talkshow agar mampu bersaing secara profesional dalam persaingan stasiun televisi terestrial. Penelitian ini akan mendeskripsikan penerapan strategi blue ocean pada aspek khalayak, isi tayangan, serta promosi program Ini Talkshow. Penelitian ini menggunakan paradigma positivis dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan dengan metode wawancara dan studi literatur. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Ini Talkshow menggunakan strategi bisnis blue ocean dan menerapkannya dalam segi khalayak, isi tayangan, serta promosinya. Penelitian ini juga membahas tentang strategi Ini Talkshow untuk mendapatkan pemasukan selain dari slot iklan.


ABSTRACT
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ries, Al
Jakarta: Salemba Empat, 2002
659.1 Rie p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>