Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 102491 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pakpahan, Martinus; Hani Johanes Juliusandi
"ABSTRAK
Prasarana listrik dan telekomunikasi yang sangat kurang pada
awal pemerintahan orde baru memacu Pemerintah untuk
melakukan pembangunan pada sektor ini agar dapat menarik
minat investor sekaligus meningkatkan kwalitas hidup rakyat.
Prospek pembangunan tenaga listrik dan telekomuriikasi
menarik minat investor dalam dan luar negeri untuk
mendirikan pabrik kabel di Indonesia. Bila pada awal tahun
1970?an hanya 3 pabrik kabel, kini jumlah tersebut telah
meningkat menjadi 33 buah. Dengan semakin bertambahnya
pesaing maka terasa semakin penting peran strateji untuk
bersaing.
Sucaco dengan persentase penjualan tahun 1991 sebesar 33%
kabel listrik dan 39% kabel telepon dan penjualan dan
pabrik kabel publik masih bertahan sebagai market leader.
Strateji pertumbuhan yang dipilih manajemen Sucaco untuk
bersaing terdiri dari integrasi kehulu yang bertujuan untuk
menjaga mutu produk melalui mutu bahan baku yang baik dan
menjamin kontinuitas produksi, dan strateji pertumbuhan
intensive yaitu pengembangan produk (product development)
dan pengembangan pasar (market development).
Kinerja pemasaran sebagai hasil strateji diatas tampak pada
meningkatnya penjualan kabel listrik dan kabel telepon
selania tahuri 1986?].991 masing-niasing sebesar rata?rata 23%
dan 208% per tahun, dan tingkat ROE tumbuh rata?rata
24%/tahun. Akan tetapi tanpa disadani oleh manajemen pangsa
pasar Sucaco menurun dan 25% ditahun 1989 menjadi 23%
ditahun 1991. Turunnya pangsa pasar berdampak pada rendahnya
pertumbuhan ROI selama tahun 1989-1991 yang hanya sebesar
2.1%.
Penyebab dan turunnya pangsa pasar dan ROI tersebut adalah
akibat dan pertentangan kepentingan dalam menetapkan
pnionitas pertumbuhari, dirnaria dana hash exnisi saham ditahun
1989 yang seharusnya untuk penluasan kapasitas produksi
telah digunakan untuk membeli perusahaan pemasak bahan baku
piastik dan menambah penyertaan modal pada anak perusahaan
yang nemperoduksi bahan baku alumunium. Akibatnya adalab
ilangnya kesempatan untuk nemanfaatkan momentum ðari
meningkatnya permìntaan kabel ditahun 1990 dan 1991. Sucaco
baru melakukan investasi perluasan kapasitas setelah kembali
melakukan emisi saham ditahun 1991. Kesempatan ini ternyata
telab dipergunakan dengan baik oleh pesaingnya untuk
meningkatkan pangsa pasar mereka.
Penyebab lain dan tururinya pangsa pasar adalah akibat
kebijaksanaan Tflanajemen yang konservatif didalam bìdang
keuangan, yaitu tidak mau melakukan pinjanan jangka panjang
untuk membiayai investasi. Perhitungan kazni, seandainya
perusahaan neminjam dana jangka panjang sebesar 35% dan
modalnya, maka ini akan mendorong peningkatan penjualan yang
dapat meinpertahankan pangsa pasarnya pada tingkat 25%
Selain itu wewenang seksi pemasaran yang hanya merupakan
satu seksi dan Departemen Komersiel kurang dapat berperan
dalam menentukan strateji perusahaan.
Bila hal-hal ini tidak diperbaiki segera maka dalam jangka
panjang posisi Sucaco sebagai market leader akan terancam.
Dengan demikian saran kami adalah:
1. Manajemen harus menyusun suatu daf tar prionitas yang
dipadukan dengan f aktor kunci sukses dalam mengambil
keputusan yang melibatkan pertentangan kepentingan
strateji.
2. Manajemen harus lebih melonggarkan kebijaksanaannya
dalam bidang keuangan, dengan membolehkan penggunaan
Pinjaman jangka panjang untuk investasi dimana
kesempatan untuk tumbuh memungkinkan.
3. Meningkatlan kedudukan seksi pemasaran menjadi suatu
departemen agar dapat lebih berperan dalam menentukan
strateji perusahaan secara proaktif."
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achiriyanto rachmad
"ABSTRAK
Carbon black adalah salah satu bahan untuk membuat ban
dan produk karet lainnya. Fungsinya adalah sebagai bahan
pengisi karet untuk memperbaiki sifat-sifatnya, sepertí
ketahanan aus, ketahanan panas dan kelenturannya.
Carbon black dibuat dan feedstock oil, yaitu residu
miriyak bumi. Feed stock oil dipanaskan dalam suatu reaktor,
dan kernudian pernbakarannya dihentikan dengan semprotan quench
water. Jelaga hasil peinbakaran tidak sempUrna tersebut
dikuinpUlkarl dan diperlakukan tertentu supaya memenuhi kriteria
yang sudah ditetapkan.
Sebagai bahan baku untuk pabrik ban dan berbagai industni
lainnya, inaka carbon black dikategorikan sebagai industrial
product, yang permintaaflflYa tergarituflg dan permintaafl produk
akhirnya.
Pada saat ini di Indonesia ada dua pabnik carbon black,
yaitu PT. Continental Carbon Indonesia dan PT. Cabott
Indonesia. PT. CCI nienggunakafl teknologi dan Continental
Carbon Amerika, dan PT. Cabott Indonesia menggunakari teknologi
dan Cabott Amerika.
PT. CCI mulai menghasilkan carbon black sejak tahun 1990,
dan penjualan secara kotnersil dimulai pada tahun 1992.
Sedangkan PT. Cabott Indonesia baru saja mulai inenghasilkafl
carbon black, dan masih harus menanti pengakuan dan pabrik
pabrik ban bahwa produksiflYa sesuai dengan kriteria yang
dibutuhkan.
Produsen carbon black caoniestjk juga inenghadapi pesaing
dan luar negeri, antara lain: Australia, Korea Selatan,
Thailand, Malaysia dan China. Bahkan harga jual produk dan
China sangat murah, walaupun ada bea masuk harganya masih
tetap bersaing.
Pangsa pasar PT. CCI di Indonesia sekitar 50%, sedangkafl
PT. Cabott sekitar 5%, dan lainnya dibagi ke beberapa produsen
dan luar negeri.
Jumlah permintaan yang ada sebetulnya melebihi kapasitaS
inaksimuin PT. CCI. Jadi penarnbahan kapasitaS produksi perlu
dipertimbangkan, supaya peluang untuk iuemperoleh laba yang
lebih besar dapat dimanfaatkan. penauibahan kapasitas dapat
dilakukan dengan perluasan pabrik atau akuisisi pesaingnya.
Sebelum menambah kapasitas produksi perlu dilakukan fokus
pada produk tertentu, yang akan menaikkan tingkat produksi
(mengurangi set?up time) dan fokus pada pelanggan tertentu.
Setelah menarnbah kapasitas produksinya, mungkin PT. CCI
perlu niemperluas pasarnya ke luar negeri, untuk marnanfaatkan
kelebihan kapasitas yang mungkin timbul."
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Shitaratih Cindy Hastuti
"Tulisan ini merupakan suatu studi yang berupa laporan tentang kegiatan pemasaran suatu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang usaha industri yaitu PT (Persero) Indofarma. Pemilihan topik mengenai kegiatan pemasaran perusahaan ini dilatarbelakangi oleh pengamatan penulis secara global atas potensi produk perusahaan dan posisi yang cukup baik sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara. Perusahaan ini memiliki peluang untuk mengembangkan jaringan dan memperkenalkan produknya namun peluang tersebut tidak dimanfaatkan secara optimal. Studi semacam ini layak dibuat mengingat investasi negara untuk perusahaan ini cukup besar dan perusahaan memiliki potensi untuk terus berkembang bahkan memposisikan dirinya sebagai suatu duta negara. Hal tersebut juga didukung oleh inovasi-inovasi yang terus dilakukan namun sayangnya tidak dibarengi dengan metode penyebaran produk yang sesuai pada pengguna produknya sekalipun peluang yang ada cukup besar. Ironisnya masalah biaya selalu menjadi kambing hitam sekalipun keuntungan selalu meningkat.
Ruang Iingkup studi ini terbatas pada Iingkungan manajemen PT (Persero) indofarma melalui metode pengumpulan data dan wawancara dengan pihak-pihak yang berwenang. Hasl pengumpulan data dan wawancara dimaksud dìanalogikan ke dalam teori-teori yang telah dipilih. Permasalahan yang nampak jelas bagi penulis adalah belum terwujudnya perusahaan menjadi Marketing Organization seperti diinginkan oleh orang nomor Satu di perusahaan ini. Ini terjadi nampaknya karena faktor konsentrasi perusahaan yang Iebìh besar pada inovasi produk dan adanya kemungkinan muncul kekhawatiran dari perusahaan untuk mengalokasi dana pemasaran yang Iebih besar. Ada juga masalah belum Optimalnya manajemen dalam memilih bentuk pemasaran baik dalam beriklan, memilih saluran distribusi maupun menentukan sasaran pasarnya.
Dari temuan yang ada penulis mencoba untuk memberikan masukan agar perusahaan lebih cermat dalam menentukan cara pemasaran yang meliputi 4 hal mendasar seperti pendapat Kotler (product, place, price and promotion), perusahaan hendaknya membuat produk agar lebih variatif sehingga dapat memberikan variasi harga sehingga dapat mendukung penempatan lokasi pemasaran dan proses promosi lebih terarah. Namun demikian studi ini tidak lepas dari kelemahan-kelemahan khususnya pada penelitian lapangan yang tidak ditakukan penulis karena keterbatasan waktu dan luasnya objek pemasaran. Penelitian lapangan dilakukan hanya secara umum melalui media atau tempat produk perusahaan ini dijual."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T2918
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Fajar Kirani
"ABSTRAK
Perkembangan yang terjadi pada masyarakat menuntut kaum wanita
untuk ikut berpatisipasi tampil dalam berbagai kesempatan yang memerlukan
kepercayaan diri yang kuat yang didukung oleh penggunaan kosmetika yang
tepat bagi pemakainya. Salah satu pilihan yang aman digunakan adalah produk
kosmetika tradisional. Namun pada saat ini persaingan antara produsen
penghasil kosmetika tradisional tersebut juga makin marak dan ketat. Untuk itu
dibutuhkan strategi yang tepat agar produk mereka dipilih untuk dibeli dan
digunakan oleh masyarakat. PT . Mustika Ratu yang menjadi market leader
dalam upayanya mempertahankan posisi tersebut memilih menggunakan strategi
differensiasi dengan inovasi produk dalam memasarkan produknya. Pemilihan
strategi bersaing tersebut didasarkan pada kemampuan yang telah dimiliki
sebelumnya yang mampu menghasilkan produk kosmetika tradisional dengan segmen
pasar yang baru, dari hasil penelitian yang telah dilakukan, PT Mustika Ratu
telah memilih dan menjalankan strategi bersaing dengan bentuk inovasi dalam
menghasikan produk baru yang kemudian dipasarkan di masyarakat. Keberhasilan
dalam penerapan strategi bersaing dengan inovasi produk ini dapat dilihat dari
kenaikan pada volume hasil penjualan yang terjadi pada perusahaan yang secara
otomatis akan menambah jumlah keuntungan bagi perusahaan dan membantu
mengukuhkan posisi PT.Mustika Ratu sebagai pemimpin pasar. Adapun produk
inovasi yang dihasilkan berbeda dan menyentuh segmen pasar yang belum
dipikirkan atau belum pernah dihasilkan sebelumnya oleh produsen lain
penghasil produk sejenis di pasaran. Dilihat dari analisa yang dilakukan dapat
terlihat perusahaan menjalankan strategi bersaing diferensiasi dengan titik fokus
produk inovasi yang didukung oleh tenaga kerja (terutama bagian R&D) dan bahan
baku terbaik yang dimiliki perusahaan. Namun dari analisa dapat dilihat juga bahwa
perusahaan baru menjalankan strategi inovasi saja dan belum menjalankan konsep
inovasi bisnis secara utuh sehingga dikhawatirkan strategi yang mereka jalankan
selama ini belum tentu dapat mempertahankan posisi mereka sabagai market leader
secara pasti karena terlihat adanya imitasi produk oleh pesaing yang ternyata dapat
menurunkan volume penjualan produk mereka.
"
2001
T3833
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manulang, Merry Kristiani
"PT. Prima Value Indonesia is a management-consulting company which built by passion to give the clients the best services and solutions and also add value to their businesses. Its main dimensions of specialization are management consultancy, research and survey, also knowledge development. New product or service development can be fail to be introduced or sell by many small business such as PT, Prima Value Indonesia as the consulting management companies because of its low profile characteristic. This final report is using some tools such as marketing mix and the SWOT analysis to analyze the internal and external factors of the company, and also to analyze their marketing strategy. Regarding to the TOWS Matrix of PT. Prima Value Indonesia, the company for this time could reach new potential clients and also could increase and maintain their promotion, by implementing SO Strategies, using company's internal strengths to take advantage of external opportunities. Furthermore, the company at this time could focus on the subject of property and pharmacy in doing workshops services as application of managing "focus strategy" in order to get to know their segments intimately and pursues either cost leadership or differentiation within their target segment. Those suggestions are expected could be use by the company to pursue its marketing objectives in the target market and also to position themselves strongly in the chosen target markets."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T18587
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Diba
"Dalam menghadapi tingkat persaingan bisnis global, perusahaan yang sudah berskala industri seperti manufaktur cat harus mampu untuk siap berdaya saing tinggi dan meningkatkan standar kinerja perusahaannya. PT. OPQ merupakan perusahaan cat yang pada saat ini masih belum mencapai keuntungannya. Walaupun pendapatan perusahaan meningkat, namun pada hakikatnya pertumbuhan perusahaan mengalami penurunan yang cukup signifikan. Hal ini dikarenakan beban operasional yang meningkat sehingga perusahaan mengalami kerugian dari tahun ke tahun. Setiap perusahaan pasti memiliki kesalahan atau kekurangan dalam strateginya. Salah satu strategi yang dapat mengatasi masalah iniadalah dengan pendekatan Porter’s Value Chain Analysis (VCA). Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi aktivitas perusahaan PT. OPQ berdasarkan penerapan VCA dalam menciptakan potensi keunggulan kompetitifnya. Penelitianini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, dan menggunakan instrumen penelitian wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat banyak keunggulan pada aktivitas-aktivitas perusahaan, di antaranya seperti proses produksi dengan sistem semi- auto, area pendistribusian yang luas, layanan after-sales dan relasi yang baik dengan pemasokdalam jangka waktu yang panjang. Namun masih banyak pengembangan yang harus dilakukan dalam penciptaan keunggulannya, di antaranya adalah penerapan FIFO dan JIT pada aktivitas inbound logistics, merencanakan pengendalian biaya pemasaran dan menerapkan target costing untuk menghasilkan laba perusahaan.

In facing the level of global business competition, companies that are already on an industrial scale, such as paint manufacturers, must be able to prepare to be highly competitive and improve their company performance standards. PT. OPQ is a paint company that is currently not yet profitable. This is due to increased operating expenses, which have caused the company's revenue growth to decline. Every company must have deficiencies in its strategy. Strategy that can overcome this problem is Porter's Value Chain Analysis (VCA) approach. This research was conducted to evaluate the activities of PT. OPQ based on VCA approach in creating a potential competitive advantage. This study used a qualitative approach with a case study method, using interviews and observational research instruments. The results of the research show that there are many advantages to the company's activities. Among them are having a production process with a semi-autonomous system, a large distribution area, after-sales service, and good relationships with suppliers over the long term. However, there is still a lot of development that needs to be done in order to create its advantages, including the application of FIFO, JIT, planning marketing cost control, and implementing target costing to generate company profits."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roi Ramli
"ABSTRAK
PT GM merupakan perusahaan air mium mineral. Perusahaan ini
merupakan pelopor dalam industri air minum mineral. Sejak berdirinya
pada tahun 1973 hingga saat ini, perusahaan telah mengalami
perkembangan yang sangat pesat.
Sampai saat ini (1992) perusahaan memegang tampuk pimpinan pasar
air minum mineral. Namun demikian memasuki periode usia dua
puluhan, perusahaan dihadapi dengan berbagai tantangan dalam
mempertahankan posisinya sebagai pimpinan pasar.
Melihat perkembangan PT GM selama ini, 15 perusahaan lain mengikuti
PT GM memasuki industri air minum mineral. Ke lima belas perusahaan
ini senantiasa mengancam kedudukan PT GM sebagai pimpinan pasar.
Pangsa pasar perusahaan dalam tiga tahun terakhir mengalami
penurunan.
Dalam menghadapi persaingan ini perlu dilakukan analisis peluang
dan ancaman pasar. Analisis peluang dan ancaman pasar didasarkan
pada lingkungan usaha makro maupun mikro.
Analisis yang dilakukan mengungkapkan peluang usaha PT GM sebagai
berikut :
a. Lingkungan usaha demografi menunjukkan bahwa jumlah , komposisi
usia maupun penyebaran penduduk mendukung perkembangan usaha
PT GM.
b. Lingkungan usaha scsial budaya, dimana kesadaran akan hidup
sehat semakin bertambah dan timbulnya gaya hidup yang lebih
konsumtif, membentuk lingkungan usaha yang juga mendukung
perkembangmn usaha air minum mineral PT GM.
c. Lingkungan usaha ekonomi dimana tingkat pendapatan masyarakat
semakin meningkat dan perkembangan berbagai infrastruktur
perekonomian menunjang perkembangan usaha PT GM.
d. Lingkungan usaha teknologi, ditandai dengan perkembangan teknologi
pengemasan, pengolahan air dan distribusi turut pula menunjang
perkembangan usaha PT GM.
e. Lingkungan politik dengan serangkaian deregulasi utuk inembentuk
perekonomian pasar yang bersaing juga menunjang perkembangan
usaha PT GM.
f. Lingkungan pesaing menunjukkan jumlah pesaing yang meningkat
namun demikian ditinjau dan pangsa pasar, tingkat produksi
niaupun kapasitas produksi, PT GM masih sangat mengungguli
berbagai pesaingnya.
g. Lingkungan konsumen sesuai dengan profilnya ditunjang dengan
analisis demografi, ekonomi dan sosial budaya dalam lingkungan
makro menunjukkan potensi pasar yang sangat tuas.
h. Lingkungan penyalur menunjukkan bahwa ketersediaan penyaur
bagi PT GM sangat banyak dengan tingkat penyebaran yang
luas. hal ini menunjang perkembangan usaha PT GM.
i. Lingkungan pemasok menunjukkan bahwa berkat perkembangan
teknologi, pasokan kemasan secara tuas dapat diperoleh PT GM.
Pasokan tenaga kerja yang merupakan elemen yang sangat penting
dalam usaha PT GM menunjukkan bahwa secara kwantitatif
ketersediaan tenaga kerja bagi PT GM sangat luas.
Berbagal ancaman usaha yang terungkap dari analisis lingkungan
usaha PT GM terdri dari :
a.Lingkungan teknologi yang terus berkembang dengan pesat telah
memungkinkan lahirnya berbagai produk substitusi seperti : berbagai0
minuman sari buah, teh, kopi dan lain-lain yang menggunakan
bahan baku ekstrak kimiawi.
Berkat perkembangan teknologi telah berkembang pula mesin
penyaring air (water purifier) yang praktis dan dapat dipergunakan
oleh perkantoran maupun rumah tangga.
b. Lingkungan pesaing menunjukkan perubahan yang sangat besar
dalam struktur persaingan. Dan semula hanya terdapat PT GM
sebagai satu satunya produsen, hingga pada tahun 1991 terdapat
15 perusahaan pesaing.
c. Lingkungan konsumen sebagai akibat berubahnya struktur persaingan
dalam industri air minum mineral sebagaimana dijelaskan diatas
menghadapi penawaran yang lebih banyak. Hal ini memungkinkan
timbulnya perilaku pembelian mencari pilihan (variety seeking
behaviour). Perilaku pembelian ini juga ditunjang oleh faktor
lain seperti nilai pembeliazi yang rendah, tingkat diferensiasi
yang terbatas, informasi yang terbuka dan tidak adanya biaya
pengalihan bagi konsumen.
Hal ini merupakan perubahan lingkungan yang mengancam
perkembangan usaha PT GM karena beralihnya konsumen dan
PT GM sebagai pimpinan pasar ke pesaing lain dapat terjadi
dengan mudah.
d. Lingkungan penyalur, dimana karakteristik umum yang dimiliki
adalah berskala kecil, bermodal rendah, dengan manajemen
penjualan yang Jemab tidak mendukung perkembangan usaha PT
GM dalam penyaluran produknya untuk konsumen perkantoran
maupun perhotelan yang membutuhkan pelayanan yang tinggi dalam
bentuk kesinambungam pasokan maupun ketaatan pada prosedur
pembelian dan pembayaran.
e. Lingkungan pemasok mengidentifikasikan bahwa dengan perkem
bangan lingkungan demografi, sumber air pegunurigan di pulau
Jawa dan Bali semakin terbatas.
Pasokan kemasan menunjukkan bahwa nilai tambali yang tinggi
yang dibentuk oleh industri kemasan, memberi dampak yang besar
pada harga pokok produk PT GM.
Pasokan tenaga kerja menunjukkan bahwa secara kwalitatif pasokan
tenaga kerja yang ada masih memerlukan peningkatan dalam
ketrampilah untuk dapat memberikan pelayanan yang tinggi pada
konsumen dalam usaba meningkatkan daya saing perusahaan.
Faktor kunci keberhasilan usaha yang dapat disimpulkan dan analisis
yang telah dilakukan adalah :
a. Citra merek yang tinggi untuk mernbentuk loyalitas konsumen
pada produk perusahaan ditengab persaingan yang semakin banyak.
b. Mutu produk yang tinggi untuk mendukung citra dan membentuk
diferensiasi yang sulit diikuti pesaing.
c. Volume penjualan yang tinggi dalam rangka senantiasa memper
tahankan biaya per unit yang rendah dan mendesak produk
pesaing dan pasar.
d. Harga yang bersaing untuk melawan serangan pesaing.
e. Penguasaan surnber pasokan air pegunungan pada tempat terdekat
dan pasar sasaran, penguasaan tcknologi kemasan dan pengetubangan
metode transportasi untuk menjamin kesinambungan pasokan dan
mengendalikan harga pokok yang rendait. Disamping itu peningkatan
ketrampilan tenaga kerja untuk meningkatkan pelayanan meningkatkan
daya saing PT GM.
Dengan mengacu pada peluang, ancaman dan faktor keberhasilan
usaha yang telah diidentifikasi , PT GM sebagai pimpinan pasar
dapat mempertahankan pangsa pasarnya dengan menerapkan strateji
pemasaran yang ineliputi :
a. Segmentasi pasar dan pemilihan pasar sasaran yang secara tajam
untuk dapat melayani lingkungan konsumen yang tuas tersebiit
secara efektif dan mengidentifikasi berbagai pasar yang baru.
b. Penempatan posisi produk pada kedudukan yang paling sulit
diserang pesaing yakni posisi produk dengan kwalitas tertinggi.
c. Strateji produk yang sesuai dengan penempatan posisinya di
pasar yaitu menghasilkan produk dengan mutu tinggi disertal
dengan strateji yang senantiasa memperpanjang dan memperbanyak
¡ini produk untuk menciptakan berbagai fighting product (produk
unggul) dalam menangkal pesaing dan memperluas pasar.
d. Strateji harga premium sesuai dengan penempatan posisi produk
disertai dengan berbagai strateji diskriminasi harga untuk melawan
pesaing.
e. Strateji distribusi yang senantiasa, berorientasi pada pem
bangunan jaringan distribusi yang seluas-luasnya disertai
dengan peningkatan kemampuan pelayanan konsumen untuk
mendukung terciptaflYa volume yang tinggi dan mendesak produk
pesaing dan tempat pemasaran di segala penjuru wilayah
pemasaran.
f. Strateji promosi yang senantiasa diarahkan pada pembentukan
citra produk yang tinggi untuk membentuk loyalitas maupun
untuk menarik pelanggan baru."
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaeful Hanefi Z.Z.
"ABSTRACT
In the last couple of years, Vietnam became one of the attractive target
countries for international investors because of its stable political environment, high
economic growth and enormous natural resources.
This paper provides an analysis that will describe feasibility on penetrating
the Vietnamese instant noodle market and selection of the most appropriate market
entry strategy.
The analysis indicates that Vietnam has a significant political stability with a
great government role in supporting investment in this country, by providing ease
and guarantee for investors. This shows future certainty, a very important factor for
every investor.
From economic aspect, a country with 70 million population is a huge market
High economic growth (more than 5% p.a) and enormous natural resources made
Vietnam a promising market. The only constraint is lack of transportation and
communication facilities in all over the country.
Chinese culture that has a strong influence in the Vietnamese society gives
the community sense of appreciation toward private sector. High education and
literacy rate, and good health facilities give an added value on this market viability.
Vietnamese instant noodle industry is dominated by VIFON, a state owned
company with 52 % market share. But it seems this monopolist emphasizes its role as
government agent of development (with the mission of providing food for Vietna
mese) instead of a monopolist role that usually tends to keep its market domination
by killing the other competitors in the market. In general, Vietnamese instant noodle
market still provide enough opportunities for new entrants to come and create their
competitive advantages. Vietnamese consumers are used to consume noodle, as one
of China culture influence to their eating habits.
There are some constraints which will be faced by investors, such as econom
ic constraints (poor physical infrastructure & distribution network and different
consumer need), managerial constraints (different managerial role and task re
quirement), and institutional constraints (government policy and quality of human
resources). These should be deliberately considered and anticipated by investors
who intend to enter Vietnam market.
All the analysis come to the conclusion that the most appropriate market
entry strategy is Foreign Direct Investment (FDI).
Financial analysis confirms that the strategy is financially feasible. Among
the 2 scenarios, Scenario I has a better financial feasibility and that?s why it becomes
the proposed scenario.
Then, in order to protect the investment from foreign exchange risk, it is
suggested to do preventive actions, such as: diversification on operation and financing, and hedging via option market."
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Subagio
"ABSTRAK
PT Lintasarta merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang teknologi
informatika, dengan tujuan mengimplementasikan teknologi informatika, yang merupakan
penggabungan antara teknologi komputer dan telekomunikasi, dalam ap¥Jcasi perbankan.
Sebagai perusahaan yang dimiliki oleh yayasan dana pensiun dan koperasi pegawai dari
Bank Indonesia, PT Indosat, Perumtel, bank-bank pemerintah dan swasta, PT Lintasarta
mempunyai kekuatan dalam hubungan industri perbankan dan telekomunikasi, sehingga
memudahkan perusahaan ini dalam mencapai tujuannya, yaitu mengembangkan sistem perbankan
elektronis di Indonesia. Salah satu aspek dalam sistem perbankan elektronis adalah
penggunaan automatic teller machine (ATM) sebagai suatu jalur marketing elektronis bagi
perbankan dalam menjangkau nasabahnya.
PT Lintasarta menawarkan layanan ATM Bersama sebagai salah satu produknya yang
ditawarkan kepada perbankan, dimana dalam hal ini PT Lintasarta bertindak sebagai
fasilitator dalam layanan ATM Bersama ini.
Berbagai tantangan yang dihadapi perbankan dalam mengembangkan layanan ATM
ini, termasuk dalam penguasaan teknologi informatika, perilaku nasabah yang masih belum
siap menerima layanan ATM dan lain-lain. Tantangan dan resiko ini memberikan peluang
bagi PT Lintasarta untuk mengembangkan ATM Bersama, karena ATM Bersama ini
merupakan alternatif bagi perbankan dalam memberikan layanan kepada nasabah. Manfaat
dari ATM Bersama ini adalah untuk mengurangi resiko investasi, dapat segera meluncurkan
layanan ATM (speed of entry), skala ekonomis karena nasabah dari bank peserta dapat
langsung menikmati layanan A TM Bersama di beberapa tempat, memungkinkan memperoleh
pendapatan dari transaksi bank lain pada mesin ATM 'milik bank peserta tersebut.
Dalam pengembangan strateji marketing dari A TM Bersama, maka dirumuskan bahwa
PT Lintasarta menerapkan serangkaian strateji marketing dengan tahapan sebagai berikut:
1. Strateji pengembangan pasar dengan cara menarik permintaan (demand pull
strategy), dengan tujuan mengembangkan pasar dimana layanan ATM merupakan layanan
standar yang dituntut oleh nasabah perbankan retail. Strateji ini dapat dilaksanakan dengan
iklan yang intensif, undian atau hadiah dan lain-lain. Tujuan strateji ini adalah meningkatkan
pemakai (user) dan pemakaian (usage).
2. Strateji pengembangan pasar dengan cara mendorong penawaran (supply push
strategy), dengan tujuan mengembangkan pasar melalui penyediaan mesin ATM sehingga
tercapai skala ekonomi dan cakupan layanan yang luas. Strateji ini dapat dilaksanakan dengan
memberikan insentif tambahan kepada perbankan yang memasang mesin ATM lebih banyak
atau bahkan melibatkan PT Lintasarta dalam mengadakan mesin ATM.
3. Strateji penetrasi pasar, dengan tujuan meningkatkan skala ekonomi yangjauh lebih
besar dan jangkauan a tau cakupan geografis yangjauh lebih luas, dengan melakukan integrasi
dengan bank yang memilik jaringan ATM sendiri. Pada tahap ini jurnlah mesin ATM Bersama
telah cukup banyak sehingga PT Lintasarta mempunyai bargaining position yang cukup baik
dalam melakukan penetrasi pasar dengan cara melakukan integrasi jaringan yang lebih luas.
Strateji penetrasi pasar ini perlu dibarengi dengan memberikan insentifharga dan tariff kepada
bank yang telah memiliki jaringan yang luas.
4. Strateji manajemen market driven. Dengan bergabungnya bank yang memiliki jaringan
ATM sendiri ke dalam ATM Bersama, maka konfigurasi ATM Bersama yang semula
menggunakan konsep front end berubah menjadi konsep hybrid, dimana dalam konsep hybrid
ini sebagian layanan ATM Bersama bersifat on-line. Situasi ini akan mendorong bank peserta
yang cukup besar untuk menghubungkan jaringan ATM Bersama ini dengan komputer
mainframe pendukung sehingga mampu memberikan layanan yang bersifat on-line.
Dilihat dari sudut perbankan, telah diadakan analisis perbandingan antara mendirikan
jaringan ATM sendiri a tau bergabung dalam ATM Bersama dengan menggunakan net present
value (NPV). Dalam analisis tersebut didapatkan bahwa pada dasarnya layanan ATM ini tidak
menghasilkan pendapatan apapun, hanya diperoleh manfaat tidak langsung yaitu meningkatnya
saldo rata-rata nasabah retail dan menarik nasabah retail. Sedangkan dengan
menggunakan layanan ATM Bersama, maka bank peserta akan memperoleh tambahan pendapatan
dari transaksi dan biaya tetap bulanan bank lain pada mesin ATM miliknya.
Meskipun pada akhirnya bank peserta ATM tersebut hams mengeluarkan investasi
yang sama besarnya untuk komputer main frame pendukung, tetapi dengan me nunda investasi
tersebut sambil melihat situasi perkembangan layanan ATM ini, maka bank peserta menghemat
sekitar 78,45% dari total biaya dibandingkan dengan membangun jaringan ATM sendiri
berpatokan pada net present value."
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>