Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135735 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Narsika Rosaning Pekerti
"Gencarnya iklan melalui sosial media yang dilakukan produsen kosmetik ilegal dengan berbagai cara seperti endorsement oleh publik figur atau artis terkenal, membuat banyak wanita mencemaskan apabila produk kecantikan yang mereka pakai berbahaya dan ilegal karena telah termakan iklan yang beredar di sosial media sehingga hal ini memunculkan sebuah thread Unbranded & Unlicensed Dangerous Skincare dalam Female Daily forum.
Penelitian ini melihat bagaimana community engagement terbentuk di dalam komunitas kecantikan virtual yang merupakan salah satu elemen penting dalam keberlanjutan sebuah komunitas karena menciptakan keterlibatan, interaksi, partisipasi serta keterikatan seseorang baik dengan komunitas juga dengan topik diskusi tersebut dengan menggunakan metode netnografi.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa terbentuknya community engagement pada thread ini dikuatkan oleh perasaan yang sama antar anggota terhadap produk kecantikan yang tidak berlisensi dan berbahaya yang ditandai dengan banyaknya jumlah dimensi concious participation yaitu pada karakteristik attention sehingga membuat anggota terikat dengan komunitas dengan tujuan saling membantu secara sukarela antar anggota.

Through advertising in social media such as an endorsement by famous public figures or artists, illegal products spread widely and make women worrying if the beauty products they used are dangerous and illegal because they have bought them influenced by the advertisements so that raises a thread Unbranded & Unlicensed Dangerous Skincare in Female Daily forum.
This study is investigating on how community engagement is formed within a virtual beauty community which is one of the important elements in the sustainability of a community because it creates a member's involvement, interaction, participation and attachment with the community as well as on the topic of discussion itself by using a netnographic method.
The results of this study found that the formation of community engagement in this thread was reinforced by the same feeling among members of unlicensed and dangerous beauty products which was noted by a large number of conscious participation dimensions, namely attention characteristics that made members engaged to the community with the aim of voluntarily helping each other between members.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T52330
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafiqah Khairun Nisa
"Konsumen produk kecantikan memiliki cara yang unik dalam mencari informasi tentang produk kecantikan berdasarkan parameter produk dan pengalaman pribadi, tergantung pada kanal informasi yang mereka pilih. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pola pencarian informasi mahasiswa Universitas Indonesia tentang produk kecantikan melalui kanal yang mereka gunakan. Studi ini juga melihat korelasi antara uang saku mahasiswa dan kanal yang mereka gunakan untuk mendapatkan informasi tentang produk kecantikan. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif, menggunakan survei yang didistribusikan kepada 351 mahasiswa Universitas Indonesia yang memakai produk kecantikan. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa media sosial merupakan kanal yang paling populer untuk mencari informasi produk kecantikan secara langsung. Selain itu, ada hubungan yang signifikan antara uang saku mahasiswa dan pilihan kanal informasi. Studi ini menyarankan merek kecantikan untuk meningkatkan diseminasi informasi di kanal-kanal tertentu, sesuai dengan cara yang digunakan mahasiswa untuk mencari informasi tentang produk kecantikan.

Individuals who use beauty products often utilize diverse strategies for finding information about these products, influenced by the product’s traits and their personal experiences, and predicated on their preferred information channels. This research aims to analyze the pattern of how Universitas Indonesia students look for information on beauty products, focusing on their chosen channels. The relationship between the students’ discretionary spending and their chosen information channels is also examined in this study. The methodology adopted for this research is quantitative, and it involves distributing surveys to 351 Universitas Indonesia students who are beauty product users. The results of the research reveal that social media is the favored channel for directly obtaining information about beauty products. Additionally, a significant correlation was found between the students’ spending money and their choice of information channels. The study recommends that beauty brands enhance the spread of information on specific platforms that align with the methods students typically use to source beauty product information. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Aisha Darby
"Media adalah sumber informasi penting untuk standar dan norma kecantikan yang dianut masyarakat dan salah satunya standar yang paling banyak ditemui di masyarakat adalah ide mengenai warna kulit yang ideal. Data dari Mills (2017) menemukan bahwa standar kecantikan yang ditransmisikan oleh media terutama sangat berdampak pada perempuan. Salah satu cara media mengimplementasikan standar kecantikan tersebut adalah melalui iklan. Iklan produk kecantikan seringkali menggambarkan warna kulit yang gelap sebagai sesuatu yang buruk sedangkan warna kulit terang selalu digambarkan sebagai pertanda kecantikan. Hal ini mengungkap cara kerja colorism di Indonesia. Colorism, adalah proses diskriminasi yang memberikan hak istimewa bagi mereka yang memiliki warna kulit lebih terang dibandingkan mereka yang kulitnya gelap. Colorism memiliki implikasi internal (konsep diri), dan juga implikasi eksternal (diskriminasi). Tulisan ini berusaha untuk mengetahui implikasi internal colorism, yakni konsep diri, sebagai akibat dari iklan kecantikan. Setelah melakukan wawancara dengan dua orang informan, penulis dapat menyimpulkan bahwa iklan kecantikan memang memainkan peran yang penting dalam melestarikan colorism di kalangan perempuan yang pada akhirnya membentuk self-esteem, ideal self, self image (konsep diri) perempuan tersebut.

Media is an important source of beauty norms and standards that a society adheres to and a beauty standard that we come across a lot in society are skin color ideals. Data from Mills (2017) shows that beauty standards that are transmitted by the media have an especially profound impact on women. One of the ways in which beauty standards are implemented by the media is through advertisements. Beauty advertisements often portray dark skin as something that is bad and shows lighter skin tones as a sign of beauty. This shows how colorism works in Indonesia. Colorism is the process of discrimination that gives priviledges to those with lighter skin tones compared to those with darker skin tones. Colorism has internal (self concept) and external (discrimination) implications. This writing attempts to discover the internal implications of colorism, namely self concept, as a consequence of beauty advertisements. After conducting interviews with two informants, it can be concluded that beauty advertisements do play an important role in strengthening colorism in women, which in turn impacts their self-esteem, ideal self, and self image (self concept)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Qorry Seila Fauziyah
"Penelitian ini merupakan adaptasi dari penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan di Spanyol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perceived influence, brand engagement in self-concept, dan brand expected value terhadap intention to purchase recommended brand studi pada beauty vlogger sebagai digital influencer. Data dikumpulkan melalui self-administered questionnaire kepada responden yang berdomisili di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang aktif menggunakan media sosial YouTube dan mengikuti beauty vlogger di channel YouTube dan mendapatkan 405 responden. Peneliti menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) untuk menganalisis pengaruh dari peran beauty vlogger terhadap brand engagement, brand expected value, dan purchase intention.
Hasil dari penelitian ini adalah perceived influence berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap brand engagement in self-concept dan brand expected value. Perceived influence yang dirasakan responden tidak berpengaruh secara signifikan terhadap purchase intention. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk perusahaan makeup jika ingin menggunakan jasa beauty vlogger untuk endorsement sesuai dengan karakteristik brand dan beauty vlogger.

This research is an adaptation of research previously carried out in Spain. This study aims to determine the effect of perceived influence, brand engagement in self-concept, and brand expected value on intention to purchase recommended brand studies on beauty vloggers as digital influencers. Data was collected through a self-administered questionnaire to respondents who live in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi who actively use YouTube social media and follow the beauty vlogger on the YouTube channel and got 405 respondents. Researchers used Structural Equation Modelling (SEM) to analyze the effect of the role of beauty vloggers on brand engagement, brand expected value, and purchase intention.
The results of this study are perceived influence positively and significantly influence brand engagement in self-concept and brand expected value. Perceived influence perceived by the respondent does not significantly influence purchase intention. The results of this study can be used as a reference for makeup companies if you want to use the services of a beauty vlogger for endorsement in accordance with brand characteristics and beauty vlogger.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Komala
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh penggunaan celebrity endorser dalam iklan serta pensponsoran siaran langsung MotoGP di televisi oleh merek sepeda motor Yamaha di Indonesia terhadap citra merek keseluruhan serta keinginan konsumen untuk membeli produk dari merek tersebut. Setelah dilakukan uji regresi dan uji mediasi menggunakan metode analisis jalur pada hasil kuesioner terhadap 234 responden, ditemukan bahwa celebrity endorser dan pensponsoran yang dilakukan Yamaha Indonesia berpengaruh positif terhadap citra merek dan intensi membeli konsumen, dimana citra merek berperan penuh sebagai mediator terhadap intensi membeli konsumen. Akan tetapi, lamanya paparan konsumen terhadap acara yang disponsori tidak berpengaruh positif terhadap citra merek Yamaha Indonesia.

The purpose of the study is to identify the effect of using celebrity endorser in advertisement and sponsoring MotoGP live broadcast by Yamaha motorcycle brand in Indonesia to its overall brand image and consumers purchase intention. After conducting linear regression and path analysis to test the mediation effect, it is found that celebrity endorser and sponsorship that Yamaha Indonesia has been doing positively influence its brand image and consumers purchase intention, where brand image fully act as a mediator to consumers purchase intention. Nevertheless, the duration of consumer rsquo s exposure to the sponsored event does not positively influence Yamaha Indonesias brand image."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Ayu Nabilla Ariswanto
"Salah satu cara promosi pemasaran yang populer dan sering digunakan oleh perusahaan adalah dengan penggunaan celebrity endorsement atau selebriti pendukung. Selebriti pendukung adalah salah satu strategi dimana perusahaan didukung produknya oleh sesosok selebriti untuk mendukung kampanye dari pemasaran perusahaan. Dengan meningkatnya investasi untuk pemasaran pada penggunaan selebriti pendukung pada sektor e- commerce di Indonesia, penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh efektivitas dari strategi pemasaran dengan menggunakan celebrity endorsement pada pemasaran e-commerce di Indonesia. Lebih lanjut, penelitian ini juga menganalisa pengaruh celebrity endorsement terhadap kepercayaan dan kredibilitas e-commerce yang dapat meningkatkan hubungan komitmen konsumen terhadap e-commerce dan mempengaruhi ekpektasi terhadap kelanjutan hubungan dan ekuitas merek e- commerce tersebut. Sebanyak 421 data sampel responden yang merupakan pengguna e-commerce di Indonesia telah didapatkan melalui penyebaran kuesioner secara online dan digunakan sebagai data utama dalam penelitian ini. Structural Equation Model (SEM) digunakan sebagai alat analisa data dan pengujian 6 hipotesis pada penelitian ini dengan software AMOS. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa celebrity endorsement, yang dinilai dengan endorser credibility, secara langsung mempengaruhi kepercayaan dan kredibilitas merek e- commerce di Indonesia. Tiga dimensi endorser credibility yaitu attractiveness, trustworthiness, dan expertise telah diidentifikasi dengan trustworthiness sebagai faktor tertinggi yang berkontribusi pada endorser credibility. Selain itu, kepercayaan dan kredibilitas merek e-commerce secara langsung juga mempengaruhi hubungan komitmen konsumen terhadap suatu e-commerce yang akhirnya dapat mempengaruhi ekpektasi terhadap kelanjutan hubungan dan ekuitas merek e- commerce di Indonesia secara positif. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literatur pemasaran dan berkontribusi bagi perusahaan e-commerce di Indonesia untuk strategi pemasarannya dengan menggunakan selebriti yang tepat untuk selebriti pendukung mereka.

One of the recent way in marketing promotion that is popular and frequently used by many companies is the use of celebrity endorsements. Celebrity endorsements is one of the strategy where a company’s product is endorsed by a celebrity to support their marketing campaigns.With the increase in investment for celebrity endorsements in Indonesia’s e-commerce industry, this research aims to analyse the effectiveness of Indonesia’s e-commerce marketing strategy that uses celebrity endorsement on the e-commerce’s brand trust and brand credibility. Furthermore, we also assess the effect of brand trust and brand credibility to consumer’s relationship commitment that could also influence relationship continuity expectation and brand equity of the e-commerce. 421 respondents who are users of Indonesia’s e-commerce are collected as data samples through online questionnaires. These samples are used as the main data for this research. Structural Equation Model (SEM) is used for data analysis tool and six hypotheses are tested in this research using AMOS software. The result of this research shows that the celebrity endorsements, valued by endorser credibility, directly impacts the brand trust and brand credibility of the e-commerce’s brand in Indonesia. Three dimensions of endorser credibility, attractiveness, trustworthiness, and expertise are identified, with trustworthiness as the highest factor that contribute to the endorser credibility. Other than that, trust and credibility of the brand’s e- commerce also directly impacts consumer’s relationship commitment to an e- commerce that will influence the relationship continuity expectation and brand equity of an e- commerce in Indonesia. This research is expected to enrich the marketing literature and contribute to e-commerce companies in Indonesia for their marketing strategies using the right celebrity for their celebrity endorsements"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Ali Akbar Sabturil S.
"

Dalam sebuah industri dimana persamaan terjadi dalam proses bisnis mendasar, kurangnya diferensiasi antara satu perusahaan dan perusahaan lainnya merupakan salah satu masalah yang harus dipecahkan. Dengan demikian, sebuah alat promosi dibutuhkan untuk membedakan dan memberikan keunggulan kompetitif bagi satu perusahaan atas perusahaan lainnya. Salah satu cara yang digunakan oleh perusahaan diwujudkan dalam bentuk iklan, khususnya menghabiskan miliaran rupiah dalam penggunaan selebriti untuk mendukung merek mereka yang didasari oleh fakta yang mengatakan bahwa sumber informasi yang efektif sangat penting untuk mencapai pesan komunikasi yang persuasif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan kausal antara endorser credibility, brand attitude, brand credibility, dan purchase intention terhadap perusahaan e-commerce platform yang menggunakan celebrity endorsement sebagai strategi promosi mereka. Dalam melakukan hal tersebut, penulis menggunakan model penelitian yang didasari oleh teori source credibility dan teori product differentiation guna mengeksplorasi hubungan yang telah disebutkan sebelumnya. Penelitian ini diuji kepada 520 responden dari survei yang dilakukan di Indonesia dan data dianalisis menggunakan Structural Equation Modeling, dimana endorser credibility diuji sebagai second-order construct dari model yang diajukan. Hasil penemuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa preferensi konsumen pada endorser credibility secara positif mempengaruhi brand attitude and brand credibility, dimana variabel brand credibility memiliki dampak positif pada purchase intention.


In an industry where similarity in the basic business process leads to a lack of differentiation, a tool of promotion is needed to distinguish and provide a competitive edge for one firm over the other. One tool used by firms is manifested in the form of advertisement, spending billions of rupiah in signing sought after celebrities to endorse their brands due to the fact that an effective source is crucial in attaining a persuasive communication message. The purpose of this study is to examine the causal relationship between endorser credibility, brand attitude, brand credibility and purchase intention of electronic commerce platforms that adopt a strategy of employing celebrities in endorsing their brand. In doing so, a research model based on source credibility theory and product differentiation theory was used in exploring the aforementioned relationship. The research was tested using 520 responses from a survey conducted in Indonesia and the data was analyzed using Structural Equation Modeling, with endorser credibility being tested as a second-order construct of the proposed model. The findings of this research indicated that consumers preference endorser credibility positively influences both brand attitude and brand credibility, with only the latter having a positive impact on purchase intention.

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jacinta Dianti
"Penelitian ini membandingkan selebritas tradisional dan influencer sebagai endorser, dan lebih lanjut membedakan influencer menjadi micro influencer dan macro influencer, dalam interaksi parasosial (IPS), autentisitas personal, persepsi interaktivitas, dan niat beli pada perempuan berusia 18 hingga 25 tahun (n = 125). Penelitian ini dilakukan dengan eksperimen daring. Hasil ANOVA menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat interaksi parasosial yang signifikan di antara selebritas tradisional dan micro influencer (η2 = 0,05), dengan selebritas tradisional menghasilkan IPS yang lebih tinggi. Kemudian, tidak ada perbedaan yang signifikan terkait autentisitas personal, persepsi interaktivitas, dan niat beli di antara selebritas tradisional dan micro influencer.


This research compares traditional celebrities and influencers as endorsers, and further differentiates influencer into micro influencers and macro influencers, in parasocial interaction (PSI), personal authenticity, perceived interactivity, and consumers purchase intention among women aged 18 to 25 (n = 125). This research is conducted with online experiment. ANOVA test shows that there is a significant difference in parasocial interaction between traditional celebrities and micro influencers (η2 = 0,05), with traditional celebrities generating higher PSI. And then, there are no significant differences related to personal authenticity, perceived interactivity, and purchase intention between traditional celebrities and micro influencers."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radhiyya Kiani Utono
"Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh kredibilitas beauty vlogger sebagai celebrity endorser terhadap minat beli produk skincare Safi Indonesia (Studi Perbandingan Pada Beauty Vlogger Tasya Farasya Dan Sari Endah Pratiwi). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah 100 orang responden berusia 18-40 tahun yang pernah menonton video review produk skincare Safi Indonesia yang diunggah oleh Tasya Farasya dan Sari Endah Pratiwi (Saritiw) di Youtube. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan regresi linier. Hasil dari penelitian menunjukkan terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kredibilitas endorser selebriti terhadap minat beli konsumen.

The purpose of this study is to analyze the effect of beauty vlogger credibility as an endorser of celebrities on purchase intention in Safi Indonesia skincare products (Comparative Study on Tasya Farasya Vlogger Beauty and Sari Endah Pratiwi). This study uses a quantitative approach. The sample in this study were 100 respondents aged 18-40 years who had watched the Safi Indonesia skincare product review video uploaded by Tasya Farasya and Sari Endah Pratiwi (Saritiw) on Youtube. The instrument of this study used a questionnaire and analyzed using linear regression. The results of the study indicate that there is a significant positive influence between the credibility of endorser celebrities on consumer purchase intention."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Putri Hanafi
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang tahapan proses pemindahan makna, yaitu meaning acquisition, endorsement, dan consumption yang terdapat dalam celebrity endorsement serta bagaimana dimensi source characteristic, yaitu source credibility, source attractiveness, dan source power yang dimiliki oleh selebriti sebagai sumber pesan dapat mempengaruhi penerimaan makna dalam proses pemindahan makna tersebut. Penelitian ini menggunakan focus group discussion FGD pada delapan orang wanita dan memiliki hasil penelitian bahwa setidaknya terdapat dua tahapan dalam proses meaning transfer yang dipengaruhi maupun mempengaruhi source characteristic yaitu meaning acquisition, dan proses endorsement. Tahapan consumption merupakan tahapan terakhir yang menentukan apakah makna telah berhasil dipindahkan oleh selebriti kepada audiens atau belum dan tidak dipengaruhi ataupun mempengaruhi source characteristic. Dalam tahapan ini, audiens bisa mendapatkan makna yang disampaikan brand melalui selebriti ataupun tidak tergantung dari kesesuaian selebriti dengan brand personality dan kesesuaian pengalaman yang didapatkan audiens pada saat menggunakan produk tersebut dengan apa yang dikomunikasikan oleh selebriti. Sehingga sangat penting untuk perusahaan dalam mempertimbangkan untuk memilih selebriti yang sesuai dengan personality yang dimiliki oleh brand yang akan diwakili, agar proses pemindahan makna dapat terjadi dengan efektif dan pelanggan dapat menerima makna yang diharapkan oleh brand melalui penggunaan atau konsumsi dari produk yang ditawarkan oleh brand.

ABSTRACT
This research discusses the stages of meaning transfer process, such as meaning acquisition, endorsement, and consumption in celebrity endorsement and how source characteristic dimension, such as source credibility, source attractiveness, and source power possessed by celebrities as the source of the message can affect how meaning acquire in meaning transfer process. This research uses focus group discussion FGD on eight women and has the result that there are at least two stages in the meaning transfer process that affect and influenced source characteristic, such as meaning acquisition, and endorsement process. The consumption phase as the last stage that determines whether the meaning has been successfully transferred by celebrity to the audience or not, are not influenced or affect source characteristic. At this stage, the audience can successfully receive the brand 39 s meaning through celebrities depends on the suitability of celebrity with brand personality, and also depends on the experience that audience receive when consuming the product compared to what has been communicated by celebrity. So, it is important for companies to consider selecting celebrities that match the brand personality so that meaning transfer process can function effectively and consumer can receive meaning as expected by the brand through products consumption."
2018
T51535
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>