Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 53836 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sella Enoviana
"Analisis Situasi
1. Perkembangan financial technology di Indonesia yang kian meningkat khususnya pada subsektor Peer to Peer Lending (P2P Lending)
2. Pintek (PT Pinduit Teknologi Indonesia) hadir sebagai salah satu startup P2P Lending dengan fokus layanan pada penyediaan pinjaman dana pendidikan baik formal maupun nonformal di Indonesia
3. Masyarakat khususnya mahasiswa belum banyak mengetahui tentang Pintek sebagai penyedia layanan pinjaman dana pendidikan
4. Pintek memiliki komunitas Duta Edupreneur yang menyasar mahasiswa sebagai influencer bagi lingkungan sekitarnya terhadap layanan dari Pintek
5. Melalui hasil diskusi, diketahui bahwa Pintek membutuhkan program dalam rangka memaksimalkan potensi yang dimiliki komunitas Duta Edupreneur guna meningkatkan brand awareness perusahaan khususnya pada lingkup universitas
Tujuan
Meningkatkan interaksi dan partisipasi anggota dalam rangkaian kegiatan komunitas Duta Edupreneur serta meningkatkan brand awareness Pintek sebagai solusi investasi masa depan di kalangan mahasiswa khususnya pada anggota komunitas Duta Edupreneur
Khalayak Sasaran
Fokus pada anggota komunitas Duta Edupreneur sebagai khalayak sasaran utama, dan mahasiswa lain di sekitar lingkup anggota sebagai khalayak sasaran sekunder.
- Geografis: Anggota komunitas Duta Edupreneur (primer) serta mahasiswa lain (sekunder) yang berdomisili di Jabodetabek dan Bandung.
- Demografis: Laki-laki dan perempuan, 17-25 tahun, SES B-C, dengan pekerjaan sebagai mahasiswa.
- Psikografis: Memiliki minat pada pengembangan kompetensi diri melalui pendidikan formal maupun nonformal, memiliki keinginan untuk memberikan kebermanfaatan bagi sekitarnya.
- Behavioral: Senang berkumpul dalam komunitas, pengguna gawai aktif dan senang membagikan informasi kepada sekitarnya, digital savvy.
Pesan Kunci
Pintek memberikan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi diri sebagai investasi masa depan Program "Ciptakan Kesempatan bersama Pintek" akan terbagi dalam rangkaian kegiatan berupa:
1. Pembuatan Web Page Khusus Duta Edupreneur
2. Optimalisasi Penggunaan Media Komunikasi (WhatsAppGroup dan Instagram)
3. Pengembangan Kompetensi Anggota
4. Special Event Komunitas
Jadwal
Januari - Juli 2020
Anggaran
Rp37.500.000,00
Evaluasi
Input: Evaluasi persiapan program
Output: Evaluasi atas hasil dari pelaksanaan program
Outcome: Evaluasi dampak yang diperoleh dari pelaksanaan program

Situation Analysis
1. Financial Technology especially Peer to Peer Lending (P2P Lending) has been increasing in Indonesia
2. Pintek (PT Pinduit Teknologi Indonesia) is one of P2P lending that provides loan over formal and nonformal education in Indonesia
3. There are still many target audience that has not know much about Pintek`s services
4. Pintek has Duta Edupreneur as their Brand Community which targets students to become influencers for their surroundings towards services from Pintek
5. Pintek needs a program to maximize the potential of the Duta Edupreneur community in order to increase company brand awareness, especially in the scope of universities
Goals
Increasing member interaction and participation within the Duta Edupreneur community program and increasing Pintek`s brand awareness as a future investment solution among students, especially members of the Duta Edupreneur community
Target Audience
Focus on Duta Edupreneur members as primary target audiences, and other students around Duta Edupreneur as secondary target audiences.
- Geographic: Duta Edupreneur members (primary) and other students (secondary) that lives in Jabodetabek and Bandung.
- Demographics: Student, male and female, 17-25 years old, SES B-C.
- Psychographic: Has an interest in developing self-competence through formal and non-formal education, has a desire to provide benefits to the surrounding.
- Behavioral: Happy to gather in communities, active gadget users and like to share information with the surrounding, digital savvy.
Key Message
Pintek provides an opportunity to develop self-competence as an investment in the future Program "Ciptakan Kesempatan bersama Pintek" will be divided into activities of:
1. Develop a Web Page for Duta Edupreneur
2. Optimizing the use of WhatsApp Group and Instagram
3. Member Competency Development
4. Community`s Special Event
Schedule
January - July 2020
Budget
Rp37.500.000,00
Evaluation
Input: Program preparation
Output: Conducting evaluation for the result of the execution
Outcome: Measuring the effects of the program
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maudy Elvira Saraswati
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Geraldy Justin Caesar
"Analisis Situasi: Usaha Kecil dan Menengah berkembang pesat pada saat ini. Kafe, warung jajan, dan restoran adalah tempat paling umum bagi UKM untuk menyajikan makanan dan minuman kepada pelangganPerkembangan UKM ini juga didukung dengan budaya nongkrong yang berkembang pada anak muda khususnya kaum millenials. Melihat adanya peluang tersebut, Roemah Waffle hadir sebagai warung jajan yang menyediakan kudapan santai bagi target khalayaknya. Roemah Waffle menyediakan kudapan homemade yang dapat dinikmati disaat bersantai dan berdiskusi dengan teman dan keluarga. Masyarakat belum banyak mengetahui Roemah Waffle karena belum melakukan banyak kegiatan humas pemasaran secara terencana. Melalui hasil wawancara dengan pemilik Roemah Waffle, dibutuhkan sebuah program pemasaran yang terancana untuk meningkatkan brand awareness khalayak terhadap Roemah Waffle.
Tujuan : Program mampu meningkatkan brand awareness target khalayak terhadap Roemah Waffle pada tingkatan brand recall.
Khalayak Sasaran :
Demografis: Laki-Laki dan perempuan. Anak muda dan keluarga 17 s.d 35 tahun SES B&C1,
Psikografis : Memiliki lifestyle suka berdiskusi, suka nongkrong dan menikmati kudapan menarik. Geografis : Wilayah Utama : Cipinang, Sub Wilayah Utama : Area sekitar Cipinang (Jakarta Timur) dan Bekasi.

Situation Analysis: Small and Medium Enterprises are growing rapidly at this time. Cafes, snack shops, and restaurants are the most common places for SMEs to serves the food and beverages to the customers. The development of SMEs is also supported by the culture of hanging out that develops in young people especially millennials. Seeing this opportunity, Roemah Wafel is a snack shop that provides casual snacks for the target audience. Waffles Roemah provides homemade snacks that can be enjoyed while relaxing and discussing with friends and family. People don't know much about Roemah Waffle, because they haven't done the public relations marketing activities. Therefore, based on a private interview with the owner of Roemah Waffle, Roemah Waffle needs a marketing program to increase the target audience's brand awareness towards Roemah Waffle.
Goal: The goal of the program is able to increase the brand awareness of Roemah Waffle particularly at the level of brand recall levels so that Roemah Waffle will be known by the target audiences.
Target Audience:
Demographically: Male and female. Family and youth ages 17-35 Ses B & C1
Psychographics: Passionate about the discussions, like to hang out, love to taste the unique snacks. Geographically for main region Cipinang, sub-main region East Jakarta and Bekasi.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Novia Giselaputri Sukandar
"Analisis Situasi
a. UMKM memiliki kontribusi besar dalam perekonomian nasional karena jumlahnya yang banyak serta penyerapan tenaga kerja yang tinggi
b. Terhitung pada tahun 2017, jumlah UMKM mencapai 61.651.177 unit usaha, sehingga strategi komunikasi Jang menarik menjadi penting untuk dilakukan oleh setiap unit usaha untuk dapat bersaing dengan kompetitor
c. Sate Taichan Kusbar merupakan salah satu jenis usaha mikro yang menawarkan sate taichan dengan keunikan tersendiri dan tidak mengikuti tren
d. Khalayak sasaran masih banyak yang belum mengenal Sate Taichan Kusbar karena belum dilaksanakan kegiatan pemasaran dengan optimal
e. Menurut survei pendahuluan dan wawancara dengan pemilik, Sate Taichan Kusbar perlu melakukan program dalam rangka meningkatkan awareness khalayak sasaran
Tujuan
Meningkatkan brand awareness Sate Taichan Kusbar melalui beberapa program untuk meningkatkan engagement dan memberikan informasi mengenai Sate Taichan Kusbar dan keunikannya
Khalayak Sasaran
- Demografis: Laki-laki dan perempuan, 17-30 tahun, anak muda, mahasiswa, pekerja kantoran, dan keluarga
- Psikografis: Menyukai street food, tertartik untuk mencoba hal baru, gemar menghabiskan waktu makan malam di luar setelah beraktivitas, penggemar sate taichan
- Geografis: Tangerang Selatan (BSD, Bintaro, Alam Sutera, Gading Serpong, Karawaci, dan sekitarnya)
Pesan Kunci
Sate Taichan Kusbar, sate taichan dengan rasa unik dan tidak mengikuti tren
Progam
"Kusbar: Find The Uniqueness"
1. Kusbar Content Planning
2. Get to know Kusbar
3. Kusbar Competition
Jadwal
Juli-Desember 2020
Anggaran
Rp7.295.000
Evaluasi
Input: Melakukan evaluasi ketika persiapan program
Output: Melakukan evaluasi untuk melihat hasil dari pelaksanaan program
Outcome: Meningkatkan kesadaran khalayak sasaran menjadi 80% dan peningkatan followers Instagram sebesar 50%

Situation Analysis
a. UMKM have a large contribution to the national economy because of their large numbers and high employement
b. As of 2017, the number of UMKM reaches 61.651.177 business units, so an attractive communication strategy is important for each business unit to compete with competitors
c. Sate Taichan Kusbar is a micro enterprises that offers sate taichan with its own uniqueness and doesn't follow the trend
d. The target audiences are not too familiar with Sate Taichan Kusbar because marketing activities have not been carried out optimally
e. According to preliminary survey and personal interview with owner, Sate Taichan Kusbar needs to conduct a program in order to increase brand awareness
Goals
Increasing target audience's brand awareness through some programs to raise engagement and provide information about Sate Taichan Kusbar and it's uniquness
Target Audience
- Demographics: Male and female, 17-30 years old, youth, college student, employee, or family.
- Psychographic: like street food, interested to try new things, like to hangout, and taihan lovers
- Geographic: South Tangerang (BSD, Bintaro, Alam Sutera, Gading Serpong, Karawaci)
Key Message
Sate Taichan Kusbar, sate taichan with a unique taste and not following trend
Program
"Kusbar: Find The Uniqueness"
1. Kusbar Content Planning
2. Get To Know Kusbar
3. Kusbar Competition
Schedule
July-December 2020
Budget
Rp7.295.000
Evaluation
Input: Conductiong evaluation for program preparation
Output: Conducting evaluation to see the result of the program
Outcome: Increase target audience awareness to 80% and Instagram followers to 50%
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Edgina Callista Lunadi
"Jumlah UMKM di Indonesia pada tahun 2019 yang berjumlah 60,2 juta unit mengharuskan setiap pelaku bisnis menciptakan strategi komunikasi yang efektif agar semakin dikenal oleh target khalayaknya.
Terlebih lagi bisnis pada sektor minuman berbasis kopi, mengingat Indonesia menempati peringkat ketujuh dunia sebagai negara dengan tingkat konsumsi kopi yang cukup tinggi.
Salah satu ekspansi dari maraknya bisnis minuman kopi adalah kopi cold brew, kopi dengan teknik seduh menggunakan air dingin.
Pop the Cold Brew sebagai salah satu bisnis penyedia minuman kopi cold brew hadir sebagai alternatif bagi konsumen yang ingin menikmati kopi dengan cara berbeda.
Materi serta strategi komunikasi yang dilakukan Pop the Cold Brew masih sangat sederhana, yakni hanya mengandalkan media sosial Instagram. Terlebih lagi, usaha ini tidak pernah mengadakan kegiatan di luar media sosial untuk menjangkau target khalayaknya.
Melalui survei yang dilakukan terhadap 111 responden, hanya 9% dari responden yang mengetahui keberadaan Pop the Cold Brew.
Dibutuhkan upaya guna meningkatkan brand awareness dari Pop the Cold Brew, salah satunya dengan pendekatan humas pemasaran, untuk mengedukasi khalayak tentang kelebihan kopi cold brew dan keunikan yang ditawarkan dari merek ini.

A total of approximately 60,2 million units of SMMEs across Indonesia require every entrepreneur to invent an effective communication strategy in order for their business to be recognized by their target audience.
Especially business on coffee specialties, where Indonesia ranks seventh in the world for its coffee consumption.
One of the expansions from the fast-growing coffee industries is the creation of cold brew coffee, made by brewing coarsely ground coffee beans in cold water.
Pop the Cold Brew exists as one of the suppliers for cold brew coffees and as an alternative for those whod like to consume their coffee in a different way.
The ideas and communication strategies implemented by Pop the Cold Brew by far are still basic, for they are using only Instagram as their main promotional tools. Furthermore, this business never tried any other strategies in order to reach their target audience.
According to a survey conducted to 111 respondents, only 9% from the respondents knew the existence of Pop the Cold Brew.
Therefore, there is a strong need to increase the brand awareness of Pop the Cold Brew with the use of marketing public relations approach, to educate the advantages of cold brew coffee compared to any other coffees, and inform the uniqueness of this brand to their target audience."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Rizka Aulia
"Profil Perusahaan
Warung Wan adalah tempat makan serta hangout yang memiliki konsep vintage dan artistik, berlokasi di Jalan Lafran Pane, Tugu, Depok. Warung Wan menyasar khalayak generasi muda. Warung Wan berdiri sejak tahun 2016, menjual berbagai makanan ringan seperti roti bakar, sampai makanan berat seperti nasi goreng dengan kisaran harga Rp 5.000 - Rp 40.000. Warung Wan didukung perusahaan induk PT Boloo-Boloo Resto untuk biaya tambahan yang dibutuhkan pada bidang promosi. Warung Wan hanya memiliki media promosi Instagram yang belum ditangani secara maksimal. Warung Wan melakukan sebuah upaya promosi di awal pembukaan usaha berupa photo challenge untuk para pengunjung, kemudian mendapatkan diskon harga makanan. Upaya pemasaran lain yang dilakukan Warung Wan berupa penerapan diskon makanan menggunakan kartu pelajar. Warung Wan memiliki keuntungan Rp 15.000.000,00 per-bulan.
Analisis Situasi
Kekuatan
Memiliki USP pengembangan ruang dengan store atmosphere vintage yang unik. PT. Boloo-Boloo Resto mendukung Warung Wan dari segi penambahan biaya yang dibutuhkan untuk usaha promosi.
Warung Wan memanfaatkan media Instagram yang banyak digunakan khalayak.
Kelemahan
Pengembangan media serta strategi promosi yang kurang komprehensif.
Lokasi tidak strategis, sehingga terdapat khalayak yang tidak menyadari adanya Warung Wan.
Peluang
Mayoritas khalayak sasaran melakukan kegiatan mengunggah foto pada saat hangout, sehingga memberikan peluang bagi Warung Wan yang memiliki suasana tempat yang unik untuk dijadikan sebagai background foto.
Mayoritas khalayak sasaran menyukai konsep store atmosphere vintage.
Khalayak sasaran menyukai tempat hangout yang menyediakan ragam menu makanan lengkap baik ringan maupun berat.
Mayoritas khalayak sasaran menyukai tempat hangout yang menjual makanan dengan kisaran harga Rp 50.000,00.
Media yang paling sering digunakan khalayak untuk mencari informasi adalah Instagram.
Khalayak sasaran lebih suka mengikuti kegiatan di media sosial berupa kuis berhadiah dah kegiatan offline berupa live music.
Ancaman
Mayoritas khalayak sasaran tidak mengetahui brand Warung Wan.
Memiliki dua kompetitor yang memiliki keunggulan letak lokasi strategis dan upaya promosi yang komprehensif.
Rumusan Masalah
Rendahnya awareness khalayak sasaran terhadap brand Warung Wan beserta USP yang dimiliki.
Usulan Program
Program marketing public relations yang dirancang bernama "Go Number 1, Warung Wan". Pesan kunci yang dimiliki program yaitu "Warung Wan adalah tempat hangout yang nyaman dan keren". Program ini memiliki beberapa kegiatan, yaitu:
Program pembuatan website.
Program pemanfaatan non-media connector, memanfaatkan influencer Ria SW, Ojmo, dan @jktgo.
Program optimalisasi media sosial berupa kuis interaktif dan kompetisi foto.
Pengadaan instalasi offline berupa permainan bersama yang mengangkat isu personal dan tantangan unggah foto ke Instagram.
Program penutup "Fun Day with Warung Wan" Mengadakan kompetisi makan bersama Ria SW dan menghadirkan band Fourtwnty.
Tujuan Program
Untuk meningkatkan awareness khalayak sasaran terhadap brand Warung Wan dengan mengenalkan USP store atmosphere dan produk makanan melalui berbagai program.
Target Khalayak
Laki-laki dan perempuan. Usia 18-35 tahun. Pekerjaan mahasiswa dan karyawan. Domisili di sekitar kawasan Akses UI, Kelapa Dua, Depok. Pengguna sosial media.
Jadwal Bulan Maret - Agustus 2019.
Anggaran Rp 51.630.000.
Evaluasi
1. Input - Evaluasi terhadap perencanaan rangkaian program.
2. Ouput - Evaluasi terhadap hasil setelah berlangsungnya rangkaian program.
3. Outcome - Evaluasi terhadap dampak jangka panjang rangkaian program berupa peningkatan awareness.

Company Profile
Warung Wan is a restaurant and place for hangout with vintage and artistic concept, it is located in Jalan Lafran Pane, Tugu, Depok. The young generations are the main target of Warung Wan. Warung Wan built in 2016 and it sells some snack such as toast bread and main course such as fried rice with a price range Rp 5.000 - Rp 40.000. Warung Wan is a subsidiary of a big company, which is PT Boloo-Boloo Resto for additional fees needed in terms of promotions. Warung Wan has an Instagram account as their way to promoting their brand and it has not well handled yet. Warung Wan has tried to make promotion strategy which is photo challenge at the beginning that gave a special discount for customer. Warung Wan has another strategy promotion which is special discount for a student card. Warung Wan has a profit of Rp 15.000.000 per month.
Situation Analysis
Strength
The vintage concept gave a strong and comfortable atmosphere there.
Warung Wan is backed up by PT. Boloo-Boloo Resto, which help additional fees needed in terms of promotions. Warung Wan use a social media Instagram which is used massively by the target audience.
Weakness
Media and promotion strategies that are less comprehensive.
Location that is not really strategic, so some target audience do not know about the existence of Warung Wan.
Opportunity
The majority of target audiences upload photos during a hangout, thus providing an opportunity for Warung Wan who has an unique atmosphere to be used as a photo's background.
The majority of the target audience likes the vintage store atmosphere concept.
The target audience likes hangout to places that provides a variety of complete food menus both light and heavy.
The majority of the target audience likes hangout to places that sell food with a price range of Rp. 50,000.00.
The media that is most often used by audiences to find information is Instagram.
The target audience prefers to participate in activities on social media in the form of quiz with prizes and offline activities in the form of live music.
Threat
The majority of the target audience does not know the Warung Wan's brand.
Has two competitors who have the advantage of strategic location and comprehensive promotional strategy.
Problem Statement
Low awareness of the target audience towards the Warung Wan's brand and the USP owned.
Program
Program "Go Number 1, Warung Wan" has a key message "Warung Wan is the hangout place that comfortable and cool". This program has some activity such:
Website creation program.
The program utilizes non-media connectors, using influencers are Ria SW, Ojmo, and @ jktgo.
Social media optimization program in the form of interactive quizzes and photo competitions.
Procurement of offline installations in the form of join games that raise personal issues and challenges to upload photos to Instagram.
The closing program "Fun Day with Warung Wan". Hold an eating competition with Ria SW and present Fourtwnty band.
Goal
To increase the awareness of Warung Wan's brand to the target audience by introducing USP store atmosphere and food products through various programs.
Target Audience
Men and Women. Age of 18-35 years. Student and employees around Akses UI, Kelapa Dua, Depok. Social media user.
Timeline March - August 2019.
Budget Rp 51.630.000.
Evaluation
1. Input - program planning evaluation.
Output - result evaluation after the programs done.
Outcome - evaluation of the long-term impact of the program in the form of increased awareness. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Annetha Ayu Amalia
"KALA Watch merupakan brand fesyen kategori jam tangan yang berasal dari Bandung, Indonesia. Berawal dari tugas kuliah, KALA Watch didirikan sejak tahun 2014 oleh sekelompok mahasiswa School of Business and Management SBM ITB. Keindahan Indonesia menjadi nilai yang mendasari brand KALA Watch. Keunikan KALA Watch terletak pada strap jam tangannya yang bersifat interchangeable serta dihiasi oleh unsur keindahan Indonesia. Mengajak masyarakat Indonesia, khususnya kalangan young adults, untuk menjadi bagian dari keindahan Indonesia serta mencintai produk lokal menjadi hal-hal yang ingin dicapai oleh KALA Watch.
Strengths
1. Produk KALA Watch dapat menyesuaikan kebutuhan konsumen dengan konsep interchangeable strap sehingga KALA Watch dapat menyesuaikan kebutuhan pelanggan untuk digunakan dalam suasana formal dan nonformal.
2. Kemasan produk KALA Watch dilengkapi dengan kotak penyimpanan serta alat pengganti strap jam tangan yang bersifat user-friendlysehingga pelanggan KALA Watch dapat menyimpan jam tangan dengan terorganisir dan dapat mengganti strap jam tangan secara mandiri tanpa harus pergi ke toko reparasi jam.
3. Keindahan alam, budaya, serta pariwisata di Indonesia menjadi ciri khas produk KALA Watch sehingga para pelanggan KALA Watch dapat merasakan sensasi menjadi bagian dari Indonesia dengan menggunakan KALA Watch.
4. KALA Watch mengajak masyarakat di Indonesia untuk menjadi advokat pelestarian keindahan Indonesia serta cinta produk lokal melalui produknya sehingga informasi seputar nilai-nilai tersebut lebih mudah untuk tersebar melalui word of mouth.
5. KALA Watch didukung oleh para pengrajin dan desainer lokal yang handal sehingga KALA Watch dapat menjamin kualitas produk yang dihasilkan.
6. KALA Watch ditopang oleh tim yang memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang bisnis karena berasal dari salah satu sekolah bisnis unggulan di Indonesia SBM ITB sehingga KALA Watch telah memiliki akar bisnis yang kuat.
Weaknesses
1. Pemanfaatan alat pemasaran KALA Watch, khususnya media sosial dan website, belum maksimal sehingga konten yang ditujukan untuk dipublikasikan belum tersampaikan secara optimal kepada khalayak sasaran.
2. Brand awareness KALA Watch masih tergolong rendah sehingga perusahaan mengalami hambatan dalam memasarkan produknya.
3. KALA Watch belum pernah mengadakan program atau kegiatan komunikasi pendukung bisnis sehingga pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja program pendukung bisnis tidak dapat dilaksanakan.
4. Keterbatasan anggaran yang dialokasikan KALA Watch untuk kegiatan pemasaran sehingga KALA Watch memiliki pilihan kegiatan pemasaran yang bersifat terbatas.
Opportunities
1. Media sosial di Indonesia sering digunakan untuk keperluan pemasaran serta transaksi bisnis sehingga media sosial berpeluang untuk membantu optimalisasi promosi bisnis.
2. Belum ada program produsen jam tangan lokal yang secara spesifik mengangkat masalah pelestarian keindahan nusantara dan cinta terhadap produk lokal sehingga program tersebut dapat menjadi pembeda suatu merek.
3. Khalayak sasaran lebih memilih informasi digital sehingga khalayak sasaran lebih mudah untuk dijangkau tanpa hambatan geografis.
4. Khalayak sasaran merupakan pengguna media sosial yang aktif sehingga upaya pendekatan terhadap khalayak sasaran dapat dilakukan dengan efisiensi waktu serta biaya.
5. Khalayak sasaran merupakan masyarakat yang trendi dan memiliki minat di bidang fesyen sehingga khalayak sasaran berpeluang untuk menjadi tertarik terhadap produk jam tangan.
6. Khalayak sasaran tertarik dengan merek produk lokal yang bernuansa keindahan Indonesia sehingga khalayak sasaran dapat memiliki kecenderungan untuk mengetahui tentang KALA Watch.
7. Khalayak sasaran melihat produk KALA Watch sebagai produk yang dapat mereka beli dan tidak mahal sehingga khalayak sasaran dapat menjangkau jam tangan KALA Watch tanpa mengorbankan kebutuhan pokok dalam kehidupan.
8. Masyarakat di Jakarta, sebagai khalayak sasaran perluasan pasar, memiliki daya beli KALA Watch yang tinggi sehingga berpeluang tinggi untuk menjadi khalayak sasaran yang tepat untuk dituju KALA Watch.
Threats
1. Terdapat beberapa kompetitor produsen jam tangan lokal yang mengangkat nuansa Indonesia dan memiliki brand awareness yang cukup tinggi sehingga KALA Watch tidak unggul dalam brand awarenessbisnisnya.
2. Kebanggaan khalayak sasaran dengan memakai produk impor sehingga menyebabkan KALA Watch terhambat dalam menarik para khalayak sasaran. Ketiadaan program komunikasi pendukung bisnis KALA Watch yang dapat dipantau dan dievaluasi untuk perkembangan bisnis menyebabkan kurangnya optimalisasi serta kehadiran KALA Watch di internet, penurutan pendapatan dari pemasaran offline saja, dan brand awareness perusahaan yang rendah. Program komunikasi yang ditujukan untuk membantu perusahaan dalam menjangkau khalayak sasaran secara tepat dibutuhkan oleh KALA Watch untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Dengan menyisipkan konsep storytelling pada seluruh unsur kegiatan, berikut ini adalah lima kegiatan yang menjadi bagian dari strategi program MPR Kado Indah.Peluncuran Kembali Media Sosial dan Website KALA Watch. Roadshow Perguruan Tinggi Swasta PTS di DKI Jakarta.Pameran di Car Free Day CFD fX Sudirman.Sayembara Video Pendek dan Cerita Foto di Media Sosial.Collaborative Eventdengan film screening, sesi jamming musik, serta pameran produk KALA Watch.

KALA Watch is a wristwatch brand originatedfrom Bandung, Indonesia. Started out initially as a college project, KALA Watch was founded by a group of School of Business and Management SBM ITB students. The beauty of Indonesia is the core value of KALA Watch as afashion brand. KALA Watch products distinctive feature is the interchangeable straps decorated with elements inspired by the beauty ofIndonesia. Encouraging Indonesian societies, especially the young adult ones, to take some parts in the beauty ofIndonesia and appreciate local products are some of the things that KALA Watch wants to achieve.
Strengths
The interchangeable straps concept allows KALA Watch products to fulfill customers needs for flexible fashion item so KALA Watch can be used in both formal and nonformal occasions.Each of KALA Watch products are equipped with user-friendly wristwatch strap changer tool in a classic box so KALA Watch`s customers will be able to change their KALA Watch Straps on their own and to keep their KALA Watch collection safely in the box. The uniqueness of KALA Watch lies in its wristwatch straps that are inspired by the beauty of Indonesian culture, natural sites, and tourism so KALA Watch`s customers will be able to feel the sensation of being a part of Indonesia by using KALA Watch rsquo;s products on their wrists.
Through
Its products, KALA Watch encourages Indonesian societies to advocate their awareness and love for the beauty of Indonesia and local products that informations regarding those values will be able to be spread easily through word of mouth. KALA Watch is supported by professional local craftsmen and designers so KALA Watch can guarantee its products excellent quality. KALA Watch is sustained by its team that is consisted of people who have experiences and knowledges from SBM ITB, which is one of the best business schools in Indonesia, so KALA Watch have a strong business core.
Weaknesses
The use of KALA Watch promotional tools, especially social media and website, is yet to be used appropriately that the intended contents to be published has yet to be sent properly to its target audience. KALA Watch has low brand awareness level that it has impacted its marketing operational. KALA Watch has never conducted communication events or programs that can empower its business before so its programs effectivity can`t be measured and observed. The limitation of budgeting that KALA Watch wishes to allocate its fund for conducting communication programs is really tight that KALA Watch don`t have much program options.
Opportunities
Social media is being used for business and marketing purposes in Indonesia so that it can help the optimization of KALA Watch`s business promotions. Programs that open up specifically drilling on spreading awareness about the beauty of nusantara and local products are yet to be conducted before so it can be KALA Watch`s uniqueness among other brands to conduct one.
The target audiences prefer digitalized information so they are easier to reach without worrying about geographical boundaries. The target audiences are active users of social media so KALA Watch can reduce both operational cost and time to approach them. The target audiences are trendy societies and have some interests in fashion so that they are more likely to be interested in wristwatch products. The target audiences are interested in local products that bring out the beauty of Indonesia like KALA Watch do so that it will be easier for KALA Watch to be known by them. The target audiences consider KALA Watch products are affordable and inexpensive so they can purchase KALA Watch without getting broke. Jakartans, as the target audience of the company`s market expansion, have high purchasing power in KALA Watch products so they have greater chances to be the right target audience for KALA Watch.
Threats
1. There are several other local wristwatch brands that covers Indonesian theme with high brand awareness so that KALA Watch is not included as a top flyer in this category.
2. The target audiences pride in wearing import products is really high that KALA Watch finds it difficult to reach and attract them. The absence of KALA Watch`s communication program with evaluation and monitoring that can empower its business has caused the lack of optimization and presence in the internet, the decreasing revenue sourced from offline marketing, and low brand awareness. KALA Watch can make some uses out from communication programs formulated to help the company in reaching the appropriate target audiences. Applying the storytelling concept to all of the events, here are the five events from the Kado Indah MPR Program. KALA Watch Social Media and Website Relaunching. Private Universities in DKI Jakarta Roadshows. Mini Showcase in Car Free Day CFD fX Sudirman. Short Video and Photo Story Competition in Social Media. Collaborative Event that is consisted of film screening, music jamming session, and KALA Watch products mini showcase."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Megan Ddanesia
"Makalah ini membahas tentang peluncuran produk Magnum Red Velvet sebagai varian baru produk Magnum Indonesia. Adanya varian baru ini merupakan salah satu bentuk inovasi yang dilakukan oleh PT Unilever Indonesia dalam menghadapi persaingan bisnis. Makalah ini menganalisis tiga strategi MPR yang dilakukan yaitu strategi push, pull dan pass.
Makalah ini menganalisis setiap kegiatan dari masing-masing strategi yang dilakukan. Ketiga strategi MPR yang dilakukan kemudian dikaitkan dengan tingkatan brand awareness. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menganalisis masing-masing strategi MPR yang dilakukan oleh PT Unilever Indonesia sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap varian baru Magnum Indonesia yaitu Magnum Red Velvet.
Hasil dari analisis pada makalah ini ialah bahwa PT Unilever Indonesia menggunakan ketiga strategi MPR tersebut pada peluncuran produk Magnum Red Velvet. Pada strategi push, kegiatan yang dilakukan adalah publikasi melalui website resmi dan media sosial. Pada strategi pull, kegiatan yang dilakukan adalah ajang khusus berupa pameran dan kompetisi. Sedangkan pada strategi pass, kegiatan yang dilakukan adalah Corporate Social Responsibility CSR . Sehubungan dengan tingkatan brand awareness, setiap strategi MPR dapat meningkatkan setiap tahapan pada brand awareness.

This study talks about the launching of Magnum Red Velvet product as a new variant of Magnum Indonesia. This new variant is one of PT Unilever Indonesia rsquo s innovation to compete in business world.
This study analyzes three MPR strategies that are push, pull and pass strategy. This study also analyzes every activities that are done in each MPR strategies. Those three MPR strategies are then connected with brand awareness stages. The aim of this study is to analyze each MPR strategies that are done by PT Unilever Indonesia as a means to increase public awareness of new Magnum Red Velvet.
The result of this study is that PT Unilever Indonesia used those three MPR strategies when launching Magnum Red Velvet. On the push strategy, the activity is publication through official website and social media. On the pull strategy, the activity is special event such as exhibition and competition. While on the pass strategy, the activity is Corporate Social Responsibility CSR . Each MPR strategy can increase every stages of brand awareness."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>