Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Anissa Seruni Agungputri
Abstrak :
ABSTRAK
Public Relations dewasa ini telah menjadi senjata penting bagi kesuksesan sebuah perusahaan. Tidak hanya pada industri tertentu, melainkan PR ini bisa digunakan di segala industri, dalam hal ini adalah industri farmasi. Sayangnya dari peran dan fungsi PR yang dijalankan, pekerja PR jarang yang melakukan kegiatan evaluasi. PT Kalbe Farma Tbk sebagai perusaahan farmasi terbesar di Indonesia menyadari pentingnya peran dan fungsi PR bagi perusahaan dengan mendirikan divisi corporate communications pada tahun 2010. Dengan berbasis model evaluasi PR Macnamara, penelitian ini akan mengevaluasi program kegiatan PR pada dimensi input dan output. Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivis, pendekatan kualitatif, dan penelitian ini bersifat deskriptif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa divisi corporate communications PT Kalbe Farma Tbk telah menjalankan peran dan fungsi PR pada program kegiatannya dengan baik, di mana peran yang dijalankan lebih berfokus sebagai fasilitator dan teknisi komunikasi dan fungsi PR-nya yang berfokus sebagai media relations dan internal relations. Hasil evaluasi pada dimensi input dan output mengatakan bahwa program kegiatan yang dijalankan oleh divisi corporate communications telah dijalankan dengan baik dan sesuai target. Namun dari pelaksanaan program kegiatannya masih perlu ditingkatkan lagi demi keberhasilan program kegiatan kedepannya. ABSTRACT
Public Relations nowadays has used as a crucial tools and strategy in many companies. Not only in some industry, but PR can be applied in all kind of industries, for this matter is pharmacy industry. However, the roles and functions of PR that been used by the PR officer rarely measured with some evaluation programmes. PT Kalbe Farma Tbk as the biggest company in pharmacy industry in Indonesia aware of the important used of the roles and functions of PR by adding a new department, that is corporate communications. By using Macnamara evaluation PR model, this research will measures the PR programme that been done by using input and output stages. This study utilizes post positivist pardigm and descriptive qualitative approach. The result of this study demonstrates how department corporate communications has been able to succesfull in performing the role and function in every activities that has been done, whereas this corporate more focusing on its role as technician and facilitator of communication and its functions in media relations and internal relations. The result of the evaluation demonstrates how in input and output, this department corporate communications has been succesfully did all of the activities in accordance to the objectives. However, the implementation of the role, function, and programs yet to be as its best as it's still need to be increased.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andika Sanjaya
Abstrak :
Kompetisi yang sengit mendorong korporasi otomotif menggunakan Twitter. Pemeliharaan hubungan yang tepat menghasilkan output berupa komitmen. Meningkatnya komitmen juga seiring dengan meningkatnya pengaruh pada microblog. Untuk dapat mengidentifikasi strategi pemeliharaan hubungan yang digunakan korporasi otomotif maka digunakan studi analisis isi dengan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa positivity dan access menjadi strategi dominan pada micro-blog korporasi otomotif. Untuk dapat menguji bahwa kelompok korporasi otomotif berpengaruh pada Twitter lebih dominan dalam menggunakan strategi pemeliharaan hubungan, peneliti menggunakan analisis komparatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok korporasi otomotif berpengaruh unggul pada rata-rata adopsi assurances dan access, serta tingkat implementasi positivity
Fierce competition pushes automotive corporations to use Twitter. Precise relational maintenance produces commitment as an output. By retaining commitment, automotive corporations set to increase microblogging influence. To identify relational maintenance strategies which are used by automotive corporations, this study employs descriptive content analysis. This study results a dominance presence of positivity and access strategies on automotive corporations’ microblog. To examine whether influencer group of automotive corporations show dominance for using relational maintenance strategies or not, this study employs comparative content analysis.

This study results a dominance presence of average adoptions of assurances and access, and positivity implementation level.
2015
T44607
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldini Pratiwi A.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5194
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sidauruk, Theodora Olivia
Abstrak :
PT. Golden Siantar Makmur, produsen plastik yang melayani berbagai sektor seperti kosmetik, farmasi, makanan dan minuman, serta pelumas, bertujuan untuk meningkatkan visibilitas merek dan menavigasi lanskap kompetitif melalui penerapan strategi komunikasi perusahaan. Dengan saluran media sosial resmi, termasuk situs web, Instagram, LinkedIn, dan YouTube, PT. Golden Siantar Makmur berupaya memperluas jangkauan pasarnya dan membangun kehadiran online yang kuat. Dalam konteks proyeksi Asosiasi Industri Plastik Indonesia untuk pertumbuhan tahunan sebesar enam persen yang berkelanjutan hingga tahun 2030, yang mengindikasikan lingkungan yang sangat kompetitif, PT. Golden Siantar Makmur menyadari perlunya membangun kesadaran merek dengan mengkomunikasikan produk dan layanannya secara akurat. Kampanye yang berjudul "Smart Produce Golden Packaging," menjadi tema utama yang menekankan pada konvergensi antara teknologi canggih dan produk berkualitas tinggi. Dengan memanfaatkan saluran media sosial dan media massa, kampanye ini menargetkan para pengambil keputusan di perusahaan-perusahaan nasional dan multinasional yang bergerak di bidang kosmetik, farmasi, makanan dan minuman, pelumas, serta sektor-sektor lainnya. Kampanye ini dijadwalkan berlangsung dari bulan Agustus hingga Desember 2023, dengan anggaran sebesar Rp 36.242.430. Proses evaluasi meliputi memastikan implementasi yang tepat waktu, melakukan analisis siber yang komprehensif, dan menilai dampak dari kegiatan kampanye dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. ......PT. Golden Siantar Makmur, a plastic manufacturer serving various sectors such as cosmetics, pharmaceuticals, food and beverages, and lubricants, aims to bolster its brand visibility and navigate a competitive landscape through the implementation of a corporate communication strategy. With official social media channels, including a website, Instagram, LinkedIn, and YouTube, PT. Golden Siantar Makmur seeks to expand its market reach and establish a robust online presence. In the context of the Indonesian Plastic Industry Association's projection of a sustainable six percent annual growth through 2030, indicating a highly competitive environment, PT. Golden Siantar Makmur recognizes the need to build brand awareness by accurately communicating its products and services. The campaign, titled "Smart Produce Golden Packaging," serves as the overarching theme, emphasizing the convergence of advanced technology and high-quality products. Leveraging social and mass media channels, the campaign targets decision-makers in national and multinational companies operating in cosmetics, pharmaceuticals, food and beverages, lubricants, and other sectors. The campaign is scheduled to run from August to December 2023, with a budget of Rp 36,242,430. The evaluation process encompasses ensuring timely implementation, conducting comprehensive cyber analysis, and assessing the impact of the campaign activities on achieving the set goals.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andriyanti Pusporini
Abstrak :
Krisis keuangan dan moneter serta deregulasi perbankan yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 menyisakan beberapa bank yang dapat hidup karena memperoleh bantuan pemerintah. Diantaranya adalah Bank X yang notabene merupakan bank "baru", yang dengan targetnya menjadi retail banking, untuk tetap exist harus berjuang memperebutkan nasabah yang ada Untuk itu, melalui Departemen Corporate Communicationnya, Bank X mengawali langkah tersebut dengan cara membangun citra perusahaan agar masyarakat mengenal Bank X . Seperti telah diungkapkan di atas, penelitian yang dilakukan terkait dengan citra dari sebuah perusahaan bank "baru", sedangkan. unit kerja yang terkait dengan tugas tersebut adalah Departemen Corporate Communication. Secara sederhana, dapat disebutkan bahwa tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui langkah apa saja yang dilakukan oleh Departemen Corporate Communication dalam membangun citra perusahaan, serta sejauh mana kewenangan, tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh manajemen dalam membangun citra perusahaan tersebut. Selain masalah yang dilakukan oleh Departemen Corporate Communication dari sisi intern, dari sisi ekstern perlu juga diketahui bagaimana tanggapan masyarakat terhadap hasil kerja Departemen Corporate Commmunication tersebut. Hal ini juga merupakan sesuatu yang penting untuk dilakukan, karena Departemen Corporate Communication yang menjalankan fungsi Public Relation dalam perusahaan, merupakan fungsi manajemen yang melakukan evaluasi terhadap sikap publik , melakukan identifikasi kebijakan dan prosedur secara individual atau organisasi dengan keinginan publik juga merencanakan serta melaksanakan sebuah program yang merupakan kegiatan untuk memperoleh pemahaman dan penerimaan dari publik (Scott M.Cutlip & Alien FL Center,"Effective Public Realtion," 8th edition, Prentice Hall,1999:4). Sedangkan publik yang dimaksud disini adalah publik internal yang terdiri dari karyawan, serta publik ekstern yaitu masyarakat serta pers (Khasali Rhenald, Manajemen Public Relation). Penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif sedangkan pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara terhadap para informan internal yang merupakan karyawan dari Departemen Corporate Communication yang terkait dengan permasalahan. Selain itu, wawancara juga dilakukan terhadap masyarakat yang diwakili oleh beberapa orang baik yang merupakan nasabah maupun non nasabah dari Bank X serta terhadap beberapa informan yang berasal dari media massa. Hasil penting yang ditemukan dari penelitian ini adalah Departemen Corporate Communication melalui programnya telah berhasil membangun image bagi Bank X baik pada sisi intern maupun ekstern. Langkah yang dilakukan oleh Departemen Corporate Communication tersebut disisi intern dianggap telah membuka jalan bagi unit kerja lain terkait untuk juga membangun image perusahaan dengan cara menciptakan produk-produk pendukung serta mengambil langkah-langkah yang penting untuk menjaga image perusahaan. Disisi ekstern, utamanya media menganggap Departemen Corporate Communication telah melakukan langkah-langkah yang tepat dengan cara melakukan tindakan yang kooperatif terhadap pemberitaan yang ada serta membina hubungan yang baik dengan pihak media massa. Sedangkan langkah Bank X kepada pihak ekstern dalam bentuk sponsorship terhadap acara antara lain Liga Bank X dianggap merupakan langkah yang tepat dalam membangun image dengan sasaran berbagai macam segmen. Namun demikian, Departemen Corporate Communication dirasakan perlu untuk dapat lebih bersikap profesional mengingat saat ini Bank X telah masuk dalam bursa.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12096
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Poedjiastuti
Abstrak :
Badan Umum Milik Negara (BUMN), memiliki komitmen untuk terus menerus meningkatkan nilai perusahaan melalui penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) antara lain: Transparansi yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materil dan relevan mengenai perusahaan. PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero) yang dikenal dengan nama Asuransi Jasindo sebagai Badan Usaha Milik Negara menerapkan prinsip Good Corporate Governance, maka pada tahun 2000 dibentuk Sekretaris Perusahaan yang membawahi Biro Humas yang bertugas sebagai fasilitator dan mediator yang menjembatani kepentingan perusahaan dengan menjalankan fungsi mensosialisasikan Asuransi Jasindo kepada publik internal maupun publik eksternal. Penelitian tesis ini bertolak dan dasar pemikiran di organisasi dewasa ini, khususnya industri asuransi, fungsi Public Relations seharusnya mempunyai peranan penting untuk mendukung tujuan/goals perusahaan, sehingga Public Relation hares dioptimalkan fungsinya. Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana manajemen Public Relations menjalankan fungsi dan peran internal eksternalnya dalam koalisi dominan menjadi efektif dan sukses menurut konsep Public Relations karena praktisi public relations biasanya tidak sepenuhnya mempunyai kebebasan untuk bertindak sebagai seorang profesional kecuali jika ada dalam koalisi dominan. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dan mewawancarai 11 (sebelas) narasumber untuk mengevaluasi Peran Biro Humas Dalam Koalisi Dominan Pada Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Studi kasus pada PT. Asuransi Jasa Indonesia. Menurut Penning dan Goodman seperti dikutip oleh Grunig dan Hunt (1984) dijelaskan dalam tulisan Dr. Elizabeth Goenawan Ananto setiap organisasi memiliki konstituen (publik), baik di dalam maupun di luar organisasi dan konstituen atau publik ini memiliki kekuasaan yang lebih besar daripada yang lain. Mereka yang berkuasa inilah yang kemudian membentuk koalisi yang dominan dari organisasi. Koalisi ini akan menentukan ke mana arah organisasi, bagaimana strukturnya, berapa departemen yang akan dibuat, dan sejauh mana koalisi yang dominan ini menganggap public relations efektif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa praktek Public Relations di Asuransi Jasindo mempunyai potensi karena departemen Public Relations memiliki akses pada subsistem manajemen komunikasi namun dalam pelaksanaan programnya masih belum optimal, dan akan lebih optimal apabila mendapat guide line maupun mendapat dukungan penuh dari manajemen. Berdasarkan data empiris dan teoritis serta hasil penelitian melalui wawancara mendalam, peneliti menyimpulkan Public Relations kini berperan penting dalam meningkatkan citra organisasi dan perusahaan oleh karena itu sesuai kerangka konsep, public relations akan lebih optimal dan efektif bila ada dalam koalisi dominan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22591
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Izzaty Zephaniah
Abstrak :
Pada 13 Juli 2019, seorang travel vlogger bernama Rius Vernandes menghebohkan publik karena mengunggah foto menu bertulis tangan yang ia temuka saat sedang dalam perjalanan dengan rute dari Sydney ke Denpasar lewat kelas bisnis maskapai Garuda. Kejadian tersebut kemudia menyebabkan Garuda terkena krisis.

Pada penelitian ini, penulis berusaha mengidentifikasi strategi manajemen krisis yang diterapkan oleh corporate communication Garuda dalam menangani kasus menu bertulis tangan lewat wawancara mendalam dengan External Communications Manager Garuda, Dicky Irchamsyah. Garuda sebetulnya telah memiliki crisis communication manual berupa Emergency Response Plan (ERP), namun pedoman ini hanya diperuntukkan untuk kasus operasional yang berdampak secara masif, misalnya kecelakaan pesawat, pembajakan, dan kerusakan infrastruktur fasilitas. Sedangkan untuk kasus yang bersifat opini publik (misalnya kasus menu bertulis tangan), Dicky mengaku belum ada panduan tertentu.

Strategi manajemen krisis Garuda dalam menghadapi kasus opini publik yang mulanya tidak jelas/tidak berpola (tacit), telah dituangkan oleh penulis ke dalam poin-poin yang jelas (explicit), antara lain: 1.) PR Garuda Indonesia Bekerja dengan Mengikuti Gaya Direktur Utama (CEO), 2.) Menyalahkan Pihak Lain 'Shifting the Blame', 3.) Bertindak dengan Gaya 'Minimization', 4.) Menggunakan Aturan One Spokesperson Only, 5.) Rutin Membaca Eskalasi Pemberitaan, 6.) Mencegah Munculnya Angle News Baru yang Bernada Negatif, 7.) Menyelenggarakan Press Conference dengan Menekankan pada Unsur Pembaruan, 8.) Melakukan Proses Mediasi, 9.) Meningkatkan Intensitas Komunikasi dengan Pihak Regulator, 10.) Melibatkan Key Opinion Leader (KOL) dalam Membenahi Persepsi Buruk Perusahaan di Mata Publik, serta 11.) Menggemukkan Tim PR dan Menggerakkan Seluruh Karyawan sebagai Duta Perusahaan.

Selanjutnya, penulis mewawancarai tiga orang narasumber, yaitu Benny Siga Butarbutar (Former President Corporate Communication PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk), Asmono Wikan (Chief Execuitve Officer (CEO) PR Indonesia), dan Adhi Pratama (Former Communication Analyst, Unit Public Relations PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk) untuk mengevaluasi strategi manajemen krisis di atas.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, penulis menemukan beberapa poin-poin penting dalam hal komunikasi ekternal dari segi pengemasan pesan (message delivery), yaitu: 1.) Mengemas Pesan yang Menggugah: Membangun Perhatian dan Memperoleh Dukungan, 2.) "World Class Service" adalah Kekuatan Utama PR Garuda untuk Bercerita kepada Dunia, 3.) Menunjukkan Sebuah Perjuangan: Karena Semua Orang akan Jatuh Hati dengan Proses- Proses Perbaikan, 4.) Pentingnya 'Human Touch' di Era 4.0 , 5.) Hindari Sikap Defensif: Tujuan Utama PR adalah Memperoleh Mutual Understanding, 6.) Selalu Utamakan Kepentingan Publik Agar Mereka menjadi Pembela Setia Perusahaan, 7.) Kepercayaan Publik akan Lebih Terarah, dan Mereka akan Lebih Bisa Memberikan Maaf Bila Masalah Perusahaan Diselesaikan Sendiri , 8.) Pentingnya 'Good Ending', dan 9.) Bangunlah Relasi Media yang Sesungguhnya, Bukan Relasi Transaksional.

Dari segi manajemen komunikasi internal perusahaan, empat poin penting yang ditemukan mencakup: 1.) Dibutuhkan Pelaksanaan Media Training pada Setiap Pergantian Jajaran Direksi Baru, 2.) Besarnya Faktor Kepemimpinan (Leadership) CEO, dan 3.) PR Harus Berada di Leher Perusahaan agar Fleksibel dalam Menjalankan Fungsinya. ......On July 13, 2019, a travel vlogger named Rius Vernandes shocked the public for uploading a handwritten menu photo he received in Garuda Indonesia airline business class while on his way from Sydney to Denpasar. The post quickly spread on social media, causing Garuda to be in a crisis.

In this study, the author tries to identify the crisis management strategy adopted by Garuda's corporate communication in handling the case, through in-depth interviews with Garuda's External Communications Manager, Dicky Irchamsyah. Garuda actually has a crisis communication manual in the form of an Emergency Response Plan (ERP), but this guideline is only intended for operational cases that have a massive impact, such as aircraft accidents, piracy, and damage to facility infrastructure. As for cases that are public opinion (for example the case of a handwritten menu), Dicky claimed there was no specific guidance.

Garuda's crisis management strategy in dealing with cases of public opinion that were initially unclear/not patterned (tacit, has been poured by the author into clear points (explicit), among others: 1.) PR Garuda Indonesia Works by Following the Style of Managing Director ( CEO), 2.) Blaming Others 'Shifting the Blame', 3.) Acting in the 'Minimization' Style, 4.) Using One Spokesperson Only Rules, 5.) Routine Reading News Escalation, 6.) Preventing Emerging New Angle News Negative tone, 7.) Holding a Press Conference by Emphasizing the Renewal Elements, 8.) Conducting Mediation Processes, 9.) Increasing Communication Intensity with Regulators, 10.) Involving the Key Opinion Leader (KoL) in Correcting the Company's Poor Perception in the Eyes Public, and 11.) Fattening the PR Team and Mobilizing Employees as Company Ambassadors.

Furthermore, the authors interviewed three speakers, namely Benny Siga Butarbutar (Former President Corporate Communications of PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk), Asmono Wikan (Chief Execuitve Officer (CEO) of PR Indonesia), and Adhi Pratama (Former Communication Analyst, Public Relations Unit, Public Relations Unit PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk) to evaluate the crisis management strategy above. Based on the results of the analysis that has been done, the author found several important points in terms of external communication in terms of the packaging of messages (message delivery), namely: 1.) Package an Evocative Message: Build Attention and Get Support, 2.) "World Class Service" Is the Main Power of Garuda's PR to Tell the World, 3.) Shows a Struggle: Because Everyone Will Fall in Love with Improvement Processes, 4.) The Importance of 'Human Touch' in Era 4.0, 5.) Avoid Defensive Attitudes: Objectives The main PR is Gaining Mutual Understanding, 6.) Always Prioritizing the Public Interest in order that they become Loyal Defenders of the Company, 7.) Public Trust will be More Directed, and They Will Be More Able To Apologize When Company Problems Are Resolved Alone, 8.) The Importance of 'Good Ending', and 9.) Build a True Media Relationship, Not a Transactional Relationship.

In terms of the company's internal communication management, four important points found include: 1.) Media Training is needed for each change of the new Board of Directors, 2.) The magnitude of the CEO Leadership Factor, and 3.) Public Relations Must Be in the Neck of the Company in order Flexible in carrying out its functions.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windu Asih Dewayani
Abstrak :
Organisasi tidak akan ada tanpa komunikasi. Komunikasi yang efektif dapat dilakukan bila terdapat keterbukaan dan kepercayaan antara karyawan dan perusahaan. Hal ini bisa terjadi bila komunikasi dilakukan dengan 2 arah dari perusahaan ke karyawan dan sebaliknya. Apabila kepada karyawan diberikan informasi yang memang dibutuhkan oleh mereka, mereka akan bersemangat melaksanakan pekerjaannya, bahkan lebih jauh lagi mereka bersedia berkorban untuk perusahaan, mereka akan terus berusaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Program komunikasi internal yang baik akan membuat karyawan memahami strategi dan visi perusahaan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. PT. PGI sebagai perusahaan lokal yang telah berdiri selama 20 tahun dan bergerak di bidang usaha ritel restoran kurang menyadari hal ini. Kondisi perusahaan yang tidak terlalu bagus dimuali sejak tahun 2003 membuat perusahaan mengalami kerugian. Salah satu strategi yang dijalankan yaitu efisiensi. Kondisi dan strategi ini tidak dikomunikasikan ke karyawan namun karyawan merasakan dampaknya sehingga ketidakpuasan karyawan terjadi terutama dalam hal kompensasi dan komunikasi. Hal ini menyebabkan tingginya turn over karyawan dan target-target perusahaan tidak tercapai. Perbaikan dalam hal kompensasi sulit untuk dilakukan karena kondisi perusahaan yang tidak memungkinkan sehingga memperbaiki program internal komunikasi menjadi jawaban dari permasalahan yang ada.
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T18540
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dindin Mahmudin Kartama
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi penggunaan Laporan Tahunan Digital berdasarkan konsep Difusi Inovasi. Pendekatan penelitian adalah kuantitatif dengan menggunakan variabel independen Relative Relative Advantage, Compatibility, image, Ease of Use, Observability, Trialability, Voluntariness yang mempengaruhi proses adopsi dari penggunaan Laporan Tahunan Digital yang diwakili oleh variabel Kepuasan sebagai bentuk penerimaan proses adopsi Laporan Tahunan Digital. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa model ini bisa menjelaskan sebesar 59,8 kepuasan penggunaan Laporan Tahunan Digital dipengaruhi oleh variabel yang ditentukan dan sisanya sebesar 40,2 adalah faktor lain. Sedangkan bila dilihat secara parsial maka hanya ada 3 variabel yang berpengaruh secara signifikan yaitu Compatibility, Ease of Use, dan Trialability, dan sisanya Relative Advantage, image, Observability dan Voluntariness tidak memiliki pengaruh signifikan.
This research rsquo s goal is to find out what factors that influence adoption of the usage of Digital Annual Report based on Diffusion of Innovation concept. This quantitative research applied independent variables which are Relative Advantage, Compatibility, image , Ease of Use, Observability, Trialability, and Voluntariness, which affected adoption process of the usage of Digital Annual Report, represented by the Satisfaction variable as a form of acceptance in the adoption process of Digital Annual Report. Results show that this model illustrates that 59.8 of the satisfaction of using Digital Annual Report is influenced by existing variables, while the rest 40.2 is influenced by other factors. Individually, there are three variables with significant influence Compatibility, Ease of Use, and Trialability. Relative Advantage, image, Observability, and Voluntariness are shown to have no significant influence.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T48497
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library