Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95741 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Hildayanti Utami
"Disrupsi merupakan sebuah fenomena tak terhindarkan yang terjadi pada berbagai lini kehidupan, termasuk pada industri pendidikan. Salah satu perkembangan teknologi yang berpotensi mendisrupsi dunia pendidikan adalah massive open online course (MOOC). Berbeda dengan institusi pendidikan tinggi yang sulit diakses, mahal dan eksklusif. MOOC tersedia secara bebas dan dapat diakses gratis melalui internet di perangkat seluler atau komputer apa pun. MOOC dirancang untuk partisipasi skala besar. MOOC memang berpotensi, sehingga menarik perhatian banyak pihak. Para pelaku startup global maupun lokal termasuk pihak yang gencar dalam pengembangan MOOC. Namun terdapat tantangan untuk menemukan model bisnis yang layak untuk keberlanjutan terkait penyediaan MOOC. Startup pada industri pendidikan, salah satunya MOOC, memiliki tingkat kegagalan yang mencapai 44% dengan salah satu yang menjadi penyebabnya adalah karena model bisnis yang buruk. Untuk itu dilakukan penelitian dalam menemukan model bisnis yang relevan untuk penyedia MOOC. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan bersifat eksploratif. Eksplorasi secara mendalam dilakukan terhadap startup penyedia MOOC global dan lokal melalui situs resmi perusahaan maupun dokumen lain yang terkait dengan penelitian. Identifikasi awal terkait framework model bisnis yang digunakan dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan metode systematic literature review (SLR). Hasil dari penelitian diperoleh pemetaan model bisnis penyedia MOOC global dan lokal serta rekomendasi model bisnis bagi penyedia MOOC di Indonesia. Pada hasil penelitian ini terdapat peluang untuk perbaikan lebih lanjut pada framework model bisnis maupun rekomendasi model bisnis bagi penyedia MOOC.

Disruption is a phenomenon that occurs in various lines of life, including in the education industry. One technological development that has the potential to disrupt the education world is a massive open online course (MOOC). In contrast to higher education institutions that are difficult to access, expensive and exclusive, MOOC is freely available and can be accessed free via the internet on any mobile device or computer. MOOC is designed for large scale participation. MOOC has the potential, so that it attracts the attention of many parties. Global and local startups, including those who are incessant in the development of MOOC. However there are challenges to finding a viable business model for sustainability related to MOOC provision. Startups in the education industry, one of them is MOOC, has a failure rate of up to 44% with one of the causes being due to a bad business model. For this reason, research is conducted in finding relevant business models for MOOC providers. This research was conducted using a qualitative and exploratory approach. In-depth exploration is carried out on startups of global and local MOOC providers through the company's official website as well as other documents related to research. Initial identification of the business model framework used in the study was carried out using a systematic literature review (SLR) method. The results of the study obtained a mapping of global and local MOOC provider business models as well as business model recommendations for MOOC providers in Indonesia. In the results of this study there are opportunities for further improvements to the business model framework and business model recommendations for MOOC providers. "
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Prabowo Karnohartomo
"Massive Open Online Course (MOOC) merupakan kursus yang dapat digunakan semua orang (open), edukasi dilakukan 100% secara online (online), dan dapat diakses dengan skala peserta yang besar dengan biaya yang gratis (massive). Tujuan MOOC adalah untuk demokratisasi edukasi. Istilah MOOC belum lama dipopulerkan oleh EdX, Coursera, dan Udacity sejak tahun 2012. Mereka adalah MOOC asing yang sudah memiliki jutaan pengguna di seluruh dunia. Sedangkan di Indonesia hanya ada satu MOOC IndonesiaX yang berdiri sejak tahun 2015.
Fokus dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang menjadi pertimbangan calon peserta ajar untuk mengadopsi MOOC Indonesia dengan studi kasus IndonesiaX. Penelitian dilakukan dua kali, masing-masing untuk segmen pasar pengguna MOOC asing yang belum mengadopsi MOOC Indonesia dan segmen pasar masyarakat awam yang belum menggunakan MOOC.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Technology Acceptance Model (TAM), Teori Difusi Inovasi, dan melibatkan empat variable-variabel lainnya, yaitu computer anxiety, computer self-efficacy, perceived financial cost, dan perceived information quality. Model penelitian merupakan replikasi dari penelitian Tung & Chang (2007) yang melakukan studi terhadap online course tertutup.
Penelitian ini merupakan studi deskriptif, online survey, menggunakan teknik convenience sampling. Jumlah responden N=90 untuk pengguna MOOC asing dan N=244 untuk masyarakat awam. Metode pengolahan data menggunakan PLS-SEM. Pengguna MOOC asing diarahkan untuk mengunjungi website dan mencoba video ajar IndonesiaX sedangkan masyarakat awam hanya diarahkan untuk membaca informasi terkait IndonesiaX yang disertakan hyperlink.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk segmen pasar masyarakat awam perceived usefulness dan perceived information quality adalah dua variabel yang berpengaruh positif sedangkan computer anxiety berpengaruh negatif terhadap minat perilaku adopsi MOOC Indonesia. Namun, untuk segmen pasar pengguna MOOC asing hanya computer anxiety dan computer self-efficacy yang berpengaruh terhadap minat perilaku adopsi MOOC Indonesia. Perbedaan hasil ini disebabkan oleh karakteristik dan perilaku konsumen kedua segmen pasar yang sangat berbeda.
Sebagai MOOC lokal, IndonesiaX memiliki keunikan tersendiri yang justru bisa dinikmati oleh masyarakat awam dan perlu adanya pengembangan pada value creation dan kualitas materi ajar untuk dapat bersaing dengan MOOC asing yang sudah tumbuh lebih lama.

Massive Open Online Course is a course that can be accessed for everyone (open), conducted 100% online (online), and could be accessed for free with limitless scale of students (massive). MOOC aims for education democratization. The term of MOOC was made famous by a consortioum of EdX, Coursera, and Udacity in 2012. The three of them are global MOOC providers using foreign language that already have millions of users. Meanwhile, there is a local MOOC provider in Indonesia, IndonesiaX, which just has been established since 2015.
The focus of the research is to identify the factors influencing local Indonesian MOOC (IndonesiaX) adoption. There are two different research. One is for those who already used foreign MOOC but haven’t adopted Indonesian MOOC yet, and the other one is for those who haven’t tried any MOOC at all.
This research uses Technology Acceptance Model (TAM), Diffusion of Innovation Theory, and includes other four variables: computer anxiety, computer self-efficacy, perceived financial cost, and perceived information quality. This research adopts research model proposed by Tung & Chang (2007) who studied small private online course in Taiwan.
This is a descriptive study using online questionnaire with convenience sampling approach. Those who are already foreign MOOC users are instructed to visit IndonesiaX website and sample one of the video course (N=90), meanwhile those who haven’t tried MOOC are only showed the brief information of IndonesiaX with hyperlink (N=244). The data is analyzed using PLS-SEM.
The result shows that for those who haven’t tried MOOC, perceived usefulness and perceived information quality are the positive factors, while computer anxiety is the negative factor influencing Indonesian MOOC adoption. However, for those who already tried foreign MOOC only computer anxiety and computer self-efficacy as the significant predictors. This difference in result is caused by the different characteristics and behavior of both consumer segments.
As a local MOOC, IndonesiaX has a distinctive uniqueness that could satisfy society and IndonesiaX needs more value creation and information quality improvement in order to compete with foreign MOOC that already matured longer.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Alhaniy Efendi
"Penelitian ini berfokus pada Paytren Academy sebagai salah satu platform penyedia
MOOC. Rata-rata tingkat penyelesaian kuliah pada MOOC Indonesia yang masih relatif
rendah menunjukkan diperlukannya evaluasi dari sisi desain instruksional, desain
interaksi, dan usability. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana pembelajaran pada aplikasi mobile Paytren Academy menerapkan prinsip desain instruksional dan desain interaksi. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengevaluasi usability desain kuliah pada Paytren Academy dan mengusulkan rekomendasi perbaikan desain instruksional dan desain antarmuka untuk Paytren Academy. Untuk mengevaluasi usability, penelitian ini menggunakan e-Learning Usability Scale for Higher Education, System Usability Scale (SUS), dan usability testing. Dalam melakukan proses desain, penelitian ini menerapkan metode User-Centered Design.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan prinsip desain intruksional dan
desain interaksi pada Paytren Academy belum dilakukan secara penuh. Paytren Academy
juga masih perlu meningkatkan aspek kehadiran pengajar pada aplikasi. Sementara itu,
hasil dan analisis SUS menunjukkan bahwa aplikasi mobile Paytren Academy sudah
memiliki usability yang baik. Namun, terdapat beberapa partisipan yang mengalami
kesulitan ketika melakukan beberapa tugas pada usability testing karena beberapa hal
seperti adanya pilihan menu yang kurang familier. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut, dilakukan perancangan desain alternatif sebagai rekomendasi perbaikan. Desain alternatif yang diajukan diharapkan dapat mendukung peningkatan efektivitas dalam belajar usability dari aplikasi mobile Paytren Academy.

This study is focused on Paytren Academy, as one of MOOC provider platforms. The
average completion rate of courses in Indonesian MOOC which is still relatively low
indicates the need for evaluation in terms of instructional design, interaction design, and
usability. This study aimed to determine the extent to which Paytren Academy mobile
application follows the principles of the instructional design and interface design. This
study also aimed to evaluate the usability of course design in Paytren Academy and
proposed recommendations to improve instructional design and interface design in
Paytren Academy. To evaluate usability, this study used e-Learning Usability Scale for
Higher Education, System Usability Scale (SUS), and usability testing. In conducting the
design process, this study uses User-Centered Design method.
The result of this study shows that there were instructional design and interaction design
principles in Paytren Academy which has not been applied optimally. Paytren Academy
also still needs to improve the aspect of instructor presence in their courses. Furthermore,
SUS result shows that Paytren Academy already has good usability. However, there are
some participants who experienced difficulties when performing several tasks on
usability testing due to several reasons such as unfamiliar menu options. To overcome
these problems, an alternative design was carried out as a recommendation for
improvement. The proposed alternative design is expected to improve the application of
instructional design and interaction design principles, as well as the usability of the
Paytren Academy mobile application
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berliyanto
"Skenario pemanfaatan massive open online course (MOOC) pada pendidikan tinggi bisa berbeda
antara satu institusi dengan institusi yang lain. Setiap skenario memiliki kebutuhan sistem untuk
MOOC platform yang berbeda. Salah satu resiko yang dihadapi pada proses analisis kebutuhan
sistem adalah requirement identity, yaitu kebutuhan sistem yang dihasilkan belum lengkap atau
tidak memenuhi kebutuhan pengguna. Hal tersebut merupakan sebuah masalah yang dapat diatasi
jika prosesnya dilakukan dengan automasi. Sebuah kerangka kerja yang mendeskripsikan
komponen dari MOOC diperlukan sebagai dasar teori untuk membangun sistem tersebut. Di sisi
lain, belum ada kerangka kerja yang secara spesifik digunakan untuk pengembangan MOOC
platform. Fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana membangun kerangka kerja
untuk membantu proses identifikasi kebutuhan MOOC platform dengan berbagai jenis skenario
penggunaan di pendidikan tinggi. Terdapat tiga pertanyaan yang terjawab oleh penelitian ini.
Pertama, apa saja komponen penyusun kerangka kerja untuk MOOC? Kedua, bagaimana
antarkomponen tersebut saling terkait dan membentuk kerangka kerja MOOC? Ketiga, sejauh
mana kerangka kerja yang dihasilkan dapat membantu identifikasi kebutuhan MOOC platform
untuk berbagai skenario penggunaan di tingkat pendidikan tinggi?
Analisis terhadap 150 artikel MOOC dilakukan dengan data text mining untuk mengidentifikasi
komponen kerangka kerja. Selain itu, analisis kualitatif dengan metode grounded theory juga
dilakukan terhadap hasil survei kepada para praktisi dan hasil observasi pada penyedia MOOC
lokal. Hubungan antarkomponen kemudian diidentifikasi dengan principal component analysis.
Penilaian oleh delapan orang pakar dilakukan sebagai bentuk validasinya. Sebuah instrumen
untuk mengidentifikasi kebutuhan MOOC platform kemudian dibuat berdasarkan kerangka kerja
tersebut. Pada tahap akhir penelitian dikembangkan sebuah MOOC platform untuk memastikan
kebutuhan sistem yang dihasilkan oleh instrumen tersebut adalah valid. Unit testing terhadap
purwarupa platform dilakukan dengan teknik white-box testing. Usability dari platform juga
diukur dengan system usability scale (SUS).
Hasil penelitian ini adalah kerangka kerja MOOC dengan 11 komponen, yaitu: course, institution,
learner, instructor, interaction, learning evaluation, application software, supporting technology,
quality assurance, business, dan management. Purwarupa toolkit untuk mengidentifikasi
kebutuhan sistem MOOC platform juga dihasilkan sebagai bentuk implementasi kerangka kerja.
Terakhir, purwarupa MOOC platform dikembangkan untuk memastikan kebutuhan sistem yang
dihasilkan dari kerangka kerja siap untuk diimplementasikan.

In the higher education context, the scenario of using massive open online course (MOOC) can
differ from one institution to another. Each scenario has different system requirements for the
MOOC platform. The system requirement analysis itself is a complex process that require a lot
of time and resources. Difficulties in MOOC platform requirement analysis can be resolved if
the process is done with automation. A framework that describe MOOC platform components is
needed as a theoretical foundation for building the automation system. On the other hand, the
framework designed explicitly for MOOC platform development does not exist yet, or if not, is
still limited. The problem addressed in this research is how to develop a framework to identify
system requirements for various MOOC platform usage scenarios in higher education. Three
research questions answered by this study. First, what are the components of the MOOC
framework? Second, how do these components relate to each other and form a MOOC
framework? Third, to what extent can the framework help develop the MOOC platform for
various usage scenarios in higher education?
Textual analysis with data text mining is carried out on 150 MOOC articles from various reputable
journals to identify the framework components. In addition, this study qualitatively analyzed the
results of a survey of practitioners and observations of local MOOC providers in Indonesia using
the grounded theory methodology. The relationships between components are then identified
using principal component analysis (PCA). Eight experts are involved in validating the
framework. An instrument or toolkit to identify the MOOC platform requirements adaptively
according to higher education institutions' conditions is then designed from the proposed
framework. At the end of the study, a MOOC platform prototype is developed based on the
system requirements generated by the toolkit. The white-box testing method is performed to
validate its functionality. The usability of the platform is also measured by the system usability
scale (SUS).
The results of this research are the MOOC framework, toolkit, and platform prototype. Eleven
MOOC components obtained, namely: course, institution, learner, instructor, interaction, learning
evaluation, application software, supporting technology, quality assurance, business, and
management. A toolkit prototype is developed as the framework implementation. Lastly, a fully
functional MOOC platform prototype with a SUS score of 76.07 is also developed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dika Swadani Ekasari
"Rendahnya tingkat keterampilan yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia serta besarnya potensi pemanfaatan Massive Open Online Course di Indonesia, mendorong PT ABC untuk mengembangkan suatu platform pelatihan secara daring yang diberi nama Pijar Mahir. Untuk mampu bersaing dengan platform pelatihan sejenis, PT ABC telah menyusun target berupa Monthly Active User (MAU), Gross Merchandise Value (GMV), serta nilai pangsa pasar (market share) dari Pijar Mahir. Namun, berdasarkan data pada tahun 2021 diketahui bahwa target Pijar Mahir tidak tercapai. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi kepada pengguna Pijar Mahir. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor pendorong dan penghambat yang dapat memengaruhi niat pengguna dalam mengadopsi platform Pijar Mahir serta memberikan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian. Model penelitian dibangun dengan menggunakan gabungan konstruk dari teori Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 (UTAUT2) dengan konstruk Contents of Platform, Lack of Accessibility, Lack of Interactivity, serta Tradition Barrier. Sebanyak 106 data terkumpul dari hasil survei secara daring dengan menggunakan kuesioner, yang kemudian diolah dengan menggunakan PLS-SEM. Dari hasil penelitian diketahui bahwa terdapat dua faktor yang dapat mendorong niat pengguna untuk mengadopsi Pijar Mahir yaitu Contents of Platform dan Performance Expectancy. Selain itu juga terdapat dua faktor penghambat yang berpengaruh secara signifikan terhadap niat pengguna untuk mengadopsi Pijar Mahir yaitu Price Value dan Lack of Interaction. Berdasarkan faktor-faktor tersebut disusun tujuh rekomendasi bagi penyedia Pijar Mahir yang diharapkan dapat membantu untuk meningkatkan niat adopsi dari para pengguna.

The low level of hard skills and soft skills possessed by the Indonesia and also the large potential for the use of Massive Open Online Courses in Indonesia, trigerred PT ABC to develop online training platform called Pijar Mahir. To be able to compete with similar training platforms, PT ABC has set targets including Monthly Active User (MAU), Gross Merchandise Value (GMV), and market share value from Pijar Mahir. However, based on the data, in 2021, it is known that the targets have not been achieved. Therefore, it is necessary to evaluate the users of Pijar Mahir. This study aims to identify the drivers and barriers faced by users of Pijar Mahir, and examine how these factors influence the intention of Pijar Mahir adoption. Moreover, this study also provides recommendations based on research results. The research model was built using a combination of constructs from the theory of Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 (UTAUT2) with the Content of Platform, Lack of Accessibility, Lack of Interactivity, and Tradition Barrier. By conducting online survey, 106 data were collected and analyzed using PLS-SEM. The results indicate that there are two factors that drive user’s intention to adopt Pijar Mahir namely Contents of Platform and Performance Expectancy. While the factors that become barrier are Price Value and Lack of Interaction. Based on these factors, seven recommendations were made for Pijar Mahir’s provider which are expected to help increase the adoption rate of Pijar Mahir."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Fidianti
"Center for English Learning (CEL) sebagai salah satu lembaga kursus bahasa Inggris yang terletak di daerah Cileduk merupakan suatu lembaga yang memiliki potensi pasar yang besar, terutama untuk kursus bahasa Inggris anak-anak. Hal ini bisa disebutkan dengan melihat kenyataan di lapangan bahwa mayoritas siswa dan siswi CEL adalah anak-anak usia 6-12 tahun (usia sekolah dasar).
Dengan melihat kenyataan yang demikian tersebut, maka bukanlah hal yang mustahil apabila CEL mengenal segmen, target serta posisinya serta mengenali juga masyarakat wilayah Cileduk dan sekitarnya, CEL akan mampu merebut pasar kursus bahasa Inggris anak-anak di wilayah Cileduk. Mengingat CEL cabang Cileduk pun masih belum lama berdiri, sehingga apabila pengenalan terhadap segmen, target serta posisi semakin cepat dilakukan, maka diharapkan semakin cepat pula peluang pasar akan bisa direbut.
Segmentasi pada dasarnya adalah suatu strategi untuk memahami struktur pasar. Sedangkan targeting adalah persoalan bagaimana memilih, menyeleksi dan menjangkau pasar. Pentingnya pemahaman atas struktur-struktur atau kelompok-kelompok yang ada dalam pasar karena sangat diperlukan dalam usaha menyeleksi pasar. Dengan demikian di dalam usaha selanjutnya akan dijalankan metode segmentasi yang sesuai dengan masing-masing karakter pasar yang ada.
Setelah pasar sasaran dipilih, maka proses selanjutnya adalah melakukan positioning. Positioning pada dasamya adalah suatu strategi untuk memasuki jendela otak konsumen. Semakin sengit persaingan di dalam suatu pasar, maka positioning semakin diperlukan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T10676
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cassar, Mario-Paul
London: Quantum Publishing, 2000
R 613.72 CAS t
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Reznia Febianty
"[ABSTRAK
Perkembangan teknologi internet yang meningkat pesat menjadi awal bagi terbukanya inovasi untuk menawarkan berbagai macam layanan baru yang memanfaatkan akses internet. Layanan over the top (OTT) adalah salah satunya, OTT menawarkan beragam layanan menarik seperti voice/video service, social
network, advertising dsb, yang tidak diragukan lagi telah menjadi ancaman
sekaligus tantangan bagi operator selaku penyedia infrastuktur dan layanan
telekomunikasi agar bisa semakin kreatif dalam menyediakan layanan. Data
survey dan forecast menunjukan bahwa 60% trafik internet adalah trafik video
dan masih akan semakin meningkat di beberapa tahun ke depan. Hal ini menjadi
peluang bagi operator telekomunikasi di Indonesia yang memiliki infrastruktur
jaringan nasional dan internasional untuk terjun mengembangkan layanan Online
Video Platform (OVP). OVP menawarkan kelengkapan end-to-end yang dapat
digunakan untuk mengunggah, mengubah, mengelola, memutar, memberikan,
mendistribusikan, mengunduh, dan mempublikasikan konten video online,
dengan menggunakan solusi yang terstruktur dan tujuan akhirnya adalah dapat
menghasilkan uang. Bisnis OVP ini merupakan lahan baru bagi operator
sehingga diperlukan analisis mengenai identifikasi peluang, resiko dan model
bisnis baru untuk dapat mendukung bisnis OVP ini. dengan menggunakan datadata
dari perkembangan online video, profil pengguna internet di Indonesia dan
model bisnis kanvas dari Brightcove dan PT XY. Selanjutnya dikembangkan
kanvas model bisnis untuk layanan OVP yang menjelaskan setiap komponen yang
terdapat dalam bisnis layanan OVP. Berdasarkan hasil analisis, bisnis dengan
menggunakan layanan OVP dianggap menarik dan layak diimplementasikan oleh PT XY.

ABSTRACT
Development of internet technology is rapidly rising and become the driver
to create new innovative services through the internet connection. Over the
Top (OTT) service is one of them. OTT offers a variety of attractive services
such as voice & video service, social network, advertising etc, which no
doubt has become a threat and challenge to the operator as the owner of
telecommunication infrastructures to be more creative in providing services
to the customer. Survey and forecasts show that 60% of internet traffic is
video traffic and it will increase in the next few years. This is an opportunity
for telecom operators in Indonesia, which has a national and international
network infrastructure to take part in developing Online Video Platform
(OVP). OVP offers a comprehensive end-to-end tools that can be used to
upload, edit, manage, play, give, distribute, download, and publish video
content through the internet, using a solution which is designed to be able to
make money. OVP business is a new field for operators, hence needed to
analyze the opportunities identification, risks, and new business models to
support the OVP's business, using data from the development of online
video, profiles of Internet users in Indonesia and the business model canvas
of Brightcove and PT XY. Furthermore canvas business model is developed
to support the new OVP services and explains each component contained.
Based on the analysis, the business using the services OVP considered
interesting and worthy implemented by PT XY., Perkembangan teknologi internet yang meningkat pesat menjadi awal bagi
terbukanya inovasi untuk menawarkan berbagai macam layanan baru yang
memanfaatkan akses internet. Layanan over the top (OTT) adalah salah satunya,
OTT menawarkan beragam layanan menarik seperti voice/video service, social
network, advertising dsb, yang tidak diragukan lagi telah menjadi ancaman
sekaligus tantangan bagi operator selaku penyedia infrastuktur dan layanan
telekomunikasi agar bisa semakin kreatif dalam menyediakan layanan. Data
survey dan forecast menunjukan bahwa 60% trafik internet adalah trafik video
dan masih akan semakin meningkat di beberapa tahun ke depan. Hal ini menjadi
peluang bagi operator telekomunikasi di Indonesia yang memiliki infrastruktur
jaringan nasional dan internasional untuk terjun mengembangkan layanan Online
Video Platform (OVP). OVP menawarkan kelengkapan end-to-end yang dapat
digunakan untuk mengunggah, mengubah, mengelola, memutar, memberikan,
mendistribusikan, mengunduh, dan mempublikasikan konten video online,
dengan menggunakan solusi yang terstruktur dan tujuan akhirnya adalah dapat
menghasilkan uang. Bisnis OVP ini merupakan lahan baru bagi operator
sehingga diperlukan analisis mengenai identifikasi peluang, resiko dan model
bisnis baru untuk dapat mendukung bisnis OVP ini. dengan menggunakan datadata
dari perkembangan online video, profil pengguna internet di Indonesia dan
model bisnis kanvas dari Brightcove dan PT XY. Selanjutnya dikembangkan
kanvas model bisnis untuk layanan OVP yang menjelaskan setiap komponen yang
terdapat dalam bisnis layanan OVP. Berdasarkan hasil analisis, bisnis dengan
menggunakan layanan OVP dianggap menarik dan layak diimplementasikan oleh
PT XY.]"
2015
T43567
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Lembaga Bahasa -HANKAM, 1978
499.224 IND i IV
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>