Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 88395 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fadlan Muzaqi
"Digitalisasi yang semakin berkembang mendorong transaksi online semakin masif. Dalam pembelian online di Indonesia kategori pembelian online paling banyak dilakukan adalah kategori fashion. Pada kategori fashion, fashion muslim secara khusus mempunyai pertumbuhan yang sangat pesat dengan lebih dari tiga kali lipat dari pertumbuhan ekonomi secara nasional dan menduduki peringkat ketiga terbesar di dunia dalam mengembangkan fashion muslim. Potensi yang sangat besar inilah yang mendorong peneliti dalam membuat penelitian yang bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi sikap dan intensi orang dalam berbelanja fashion muslim secara online. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner survei secara online kepada responden muslimah yang pernah berbelanja fashion muslimah secara online dengan periode waktu 2020-2021. Data kemudian diolah dengan menggunakan aplikasi SPSS dan LISREL 8.8 dengan metode pengolahan data Struktural Equation Modelling (SEM) untuk menguji data dari variabel laten dari 294 responden. Penelitian ini menemukan bahwa brand, price, style, social identity, self identity, attitude secara positif dan signifikan mempengaruhi intensi dalam berbelanja fashion muslimah secara online. Penelitian ini juga menemukan bahwa religiosity, style, social identity secara positif dan signifikan mempengaruhi sikap dalam membeli fashion muslimah secara online.

The growing digitization has pushed online transactions to become more massive. In the context of online transaction in Indonesia, most transaction come from fashion category. In the fashion category, Muslim fashion in particular has a very rapid growth with more than three times the national economic growth and is ranked the third largest in the world in terms of the development of Muslim fashion. This enormous potential has prompted researchers to conduct research that aims to find out what factors influence people's attitudes and intentions in shopping for Muslim fashion online. Data collection was carried out by distributing online survey questionnaires to Muslim respondents who had shopped for Muslim fashion online with the 2020-2021 time period. The data were then analyzed using SPSS and LISREL 8.8 applications with the Structural Equation Modeling (SEM) data processing method to examine data from the latent variables of 294 respondents. This study found that brand, price, style, social identity, self identity, attitude positively and significantly influence the intention to shop for Muslim fashion online. This study also found that religiosity, style, social identity positively and significantly influence attitudes in buying Muslim fashion online."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edwin Lawisan
"Perkembangan model e-dagang baru yakni Subscription-based Online Service (SOS) telah mencapai skala global, dengan peningkatan signifikan dari tahun ke tahun, tercatat adanya pemasukan 7,5 Trilliun Dolar Amerika secara kolektif, dari 2.000 penyedia jasa SOS di Amerika Serikat saja. Metode berbelanja yang inovatif dan hemat waktu mengindikasikan
evolusi dalam industri mode dan kecantikan. Fashion Subscription-Based Online Services (SOS) sangat mewabah di Barat, namun keberadaaannya tidak sebesar itu di Benua Asia, terutama di Asia Tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi
Purchase Intention pengguna terhadap Fashion Subscription-Based Online Services (SOS). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan total responden yang terkumpul sebanyak 852 data yang merupakan pengguna layanan Fashion SOS di Asia Tenggara. Data kemudian dianalisis dengan Partial Least Square Structural Equation Method (PLS-SEM) menggunakan software SmartPLS 3. Hasil penelitian pun menunjukkan bahwa faktor-faktor utilitarianisme, hedonisme, kesadaran akan fashion, keinginan akan produk yang unik, sikap serta subjective norm berdampak pada Intention menggunakan Fashion SOS di Asia Tenggara.
Perusahaan industri Fashion and Beauty dapat menggunakan wawasan ini untuk secara akurat memprediksi pasar sasaran yang tepat dan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang konsumen yang telah menggunakan metode belanja yang baru, mudah, dan nyaman ini

The emerging e-business Subscription-based Online Services (SOS) providing periodic delivery of products customized in a box to consumers has, in aggregate, become a USD 7.5 billion industry with over 2,000 SOS retailers in the US only. Such an innovative and timesaving method of shopping may indicate the evolution in the fashion and beauty industry.
This paper aims to identify factors that affects customer’s intention to use Fashion Subscription-Based Online Services (SOS) in Southeast Asia. These factors are based on Ajzen’s Theory of Planned Behaviour (TPB). The study will use quantitative approach on 852 respondents’ survey on Fashion SOS users across Southeast Asia. The data is then analysed
with Partial Least Square Structural Equation Method (PLS-SEM). The study shows that utilitarian and hedonistic motivations, fashion consciousness, and desire for unique product all lead to positive attitude towards Fashion SOS. Thus, along with subjective norms, the positive attitude ultimately leads to consumer’s intention to use Fashion Subscription-based Online Services (SOS) in Southeast Asia. Fashion and Beauty industry companies can also utilize
these insights to accurately predict the appropriate target market and have better understanding of consumers who have used this new, effortless, and convenient method of shopping
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Ramadhan
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi intensi konsumen dalam membeli tiket kereta api melalui media online. Faktor-faktor yang diteliti meliputi: Perceived Usefulness, Perceived Easy of Use, Web Interface, dan Security. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei, yaitu dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yang dipilih berdasarkan purposive judgement sampling. Hasil yang didapat dari survei tersebut sebanyak 107 responden di Jakarta dan sekitarnya dengan data yang valid dan cukup reliabel untuk dianalisis. Model analisis yang digunakan untuk menguji hipotesa menggunakan analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Perceived Easy of Use, Web Interface, dan Security memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Behavioural Intention (intensi) konsumen untuk membeli tiket kereta api secara online. Sedangkan, faktor Perceived Usefulness tidak memiliki pengaruh yang signifikan bagi Behavioural Intention konsumen untuk menggunakan jasa moda transportasi kereta api dengan cara pembelian online ticketing.

This study aims to analyze the factors that influence consumer intentions to buy a train ticket through the online media. Factors examined included: Perceived Usefulness, Perceived Easy of Use, Web Interface, and Security. The research was conducted by field survey, by distributing questionnaires to the respondents who were selected based on purposive judgment sampling. The results of the survey were 107 respondents in Jakarta and surrounding areas with the data valid and reliable enough to be analyzed. The analysis model used to test the hypotheses using multiple regression analysis.
The results of this study indicate that Perceived Easy of Use, Web Interface, and Security has a significant influence on Behavioural Intention of consumers to buy train tickets with online media. Meanwhile, Perceived Usefulness factor has no significant influence Behavioural Intention for consumers to use the services of railway transportation by way of purchasing online ticketing.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S55171
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghea Angela
"Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi niat Generasi Z untuk membeli produk palsu, khususnya barang mode palsu. Penelitian ini menggunakan tiga variabel etika, seperti religiosity, ethical concern, dan attitude towards lawfulness di mana dari variabel-variabel tersebut, ada pengujian statistik apakah variabel-variabel tersebut memiliki pengaruh signifikan terhadap attitude towards buying counterfeit fashion items. Penelitian ini juga membuktikan mediating role of attitude antara religiosity, ethical concern, attitude towards lawfulness dan behavioural purchase intention towards counterfeit fashion items. Sampel penelitian ini adalah mereka yang berusia 18 hingga 25 tahun dan pernah atau sering membeli barang-barang fashion palsu. Analisis data menggunakan Partial Least Square (PLS). Hasil dari analisis data menyimpulkan bahwa religiosity, ethical concern, dan attitude towards lawfulness memiliki pengaruh signifikan terhadap attitude towards buying counterfeit fashion items. Attitude towards buying counterfeit fashion items juga terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap behavioural purchase intention towards counterfeit fashion items. Untuk mediating role of attitude, variable tersebut terbukti mampu memediasi religiosity, ethical concern, dan attitude towards lawfulness dengan behavioural intention to purchase counterfeit fashion items.

This research intends to analyze factors affecting Generation Z' intention to purchase counterfeit products, specifically counterfeit fashion items. This research utilizes three ethical variables, such as religiosity, ethical concern, and attitude towards lawfulness, in which from those variables, there is statistical testing whether those variables have significant influence for the attitude towards buying counterfeit fashion items. This research also proved the mediating role of attitude between religiosity, ethical concern, attitude towards lawfulness and the behavioural purchase intention towards counterfeit fashion items. The samples of this research are those who are 18 to 25 years old and ever or often purchase counterfeit fashion items. The data analysis uses Partial Least Square (PLS). The result from data analysis concluded that religiosity, ethical concern, and attitude towards lawfulness have significant influence to the attitude towards buying counterfeit fashion items. Consumer's attitude towards the purchase of counterfeit fashion items are also proved to have significant influence to the consumer's behavioural purchase intention towards counterfeit fashion items. For mediating role of attitude, it is proven that it is able to mediates religiosity, ethical concern, and attitude towards lawfulness with behavioural purchase intention towards counterfeit fashion items."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arrie Adha Putra
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor ? faktor yang memengaruhi online purchase intention dengan mengambil kasus terhadap salah satu UKM yang sedang berkembang di Indonesia yaitu Tikshirt. Variabel yang memengaruhi terdiri dari perceived value, perceived ease of use, perceived usefulness, firms reputation, privacy, trust, reliability, dan functionality. Metode pengumpulan sampel menggunakan purposive sampling. Pengujian kualitas data menggunakan uji reliabilitas dan validitas. Metode analisis data menggunakan model regresi untuk mengetahui signifikansi hubungan antara variabel dependen dan independen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bukti yang signifikan secara positif hanya terdapat pada variabel perceieved value dan firm reputation dalam delapan hipotesis yang diajukan.

The purpose of this study was to analyze factors - factors influencing online purchase intention to take the case against one of the emerging SMEs in Indonesia, namely Tikshirt. Variables that affect consists of perceived value, perceived ease of use, perceived usefulness, firms reputation, privacy, trust, reliability, and functionality. Methods of sample collection using purposive sampling. Tests of data quality using the test reliability and validity. Methods of data analysis using regression models to determine the significance of the relationship between the dependent and independent variables. Results of this study showed the positive significant evidence in only two variables which is perceived value and firm reputation amongs the eight hypothesis."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46193
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Hafifatunnisa Putri
"Dalam era multichannel konsumen dapat memanfaatkan saluran offline dan online agar memiliki keputusan pembelian yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mendorong konsumen fashion mewah memiliki niat webrooming dengan menggunakan technology acceptance model (TAM). Penelitian ini menggunakan mediasi nilai hedonik dan utilitarian sebagai mediasi pembelian barang mewah dan online risk perception yang mempengaruhi niat webrooming konsumen. Serta, peneliti menambahkan consumer innovativeness sebagai moderasi agar dapat memperoleh temuan lebih dalam. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah PLS-SEM dan PROCESS Macro untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Diperoleh 436 responden yang merupakan kelompok usia 18 hingga 41 tahun yang melakukan webrooming untuk membeli produk fashion mewah. Ditemukan bahwa perceived usefulness of online search, perceived ease of online search, need for touch, sales staff assistance, dan socialization berpengaruh positif dan signifikan terhadap webrooming intention. Nilai utilitarian memediasi hubungan terhadap webrooming intention. Online risk menurunkan nilai utilitarian konsumen mewah dalam melakukan webrooming. Lalu, consumer innovativeness meningkatkan pengaruh utilitarian terhadap webrooming intention. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan insight untuk rekomendasi terkait strategi pemasaran yang bisa diterapkan oleh pemasar fashion mewah untuk saluran online dan offline, serta mengelola perilaku channel-switcing

In the multichannel era, consumers can take advantage of offline and online channels to have better purchasing decisions. Webrooming is a situation where consumers use online channels to gather information about products and make purchases offline at physical stores. This study aims to identify the factors that encourage luxury fashion consumers to have webrooming intentions using the technology acceptance model (TAM). This study uses the mediation of hedonic and utilitarian values as mediation of luxury goods purchases and online risk perception that affect consumer webrooming intentions. Also, researchers add consumer innovativeness as moderation to obtain more profound findings. The analytical technique used in this research is PLS-SEM and PROCESS Macro to test the formulated hypothesis. This research had 436 respondents who are in the age group of 18 to 41 years who do webrooming to buy luxury fashion products. It was found that perceived usefulness of online search, perceived ease of online search, need for touch, sales staff assistance, and socialization had a positive and significant effect on webrooming intention. Utilitarian values mediate the relationship to webrooming intention. Online risk reduces the utilitarian value of luxury consumers in webrooming. Then, consumer innovativeness increases the utilitarian influence on webrooming intention. The results of this study are expected to provide insight for recommendations regarding marketing strategies that can be applied by luxury fashion marketers for online and offline channels, as well as managing channel-switching behavior."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Ana Yunira
"Adanya pandemi memaksa masyarakat untuk beradaptasi dengan banyak hal, salah satunya jual beli online. Produk fashion menjadi salah satu produk yang paling banyak dibeli secara online di Indonesia selama masa COVID-19. Namun, membeli produk secara online membutuhkan banyak pertimbangan karena konsumen tidak bisa menilai secara langsung produk yang akan dibeli. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh information adoption, perceived e-WOM credibility, gender, online brand experience, website design and layout, dan online brand familiarity terhadap online purchase behavior konsumen merek pakaian fashion lokal di Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga ingin mengetahui pengaruh central route dan peripheral route terhadap information adoption. Sebanyak 283 responden yang pernah membeli produk pakaian fashion merek lokal melalui website selama masa COVID-19 berhasil dikumpulkan dan kemudian dianalisis menggunakan Smart Partial Least Square (SmartPLS). Hasil penelitian ini memvalidasi Elaboration Likelihood Model yang menunjukkan bahwa central route dan peripheral route memiliki hubungan positif dengan information adoption. Selain itu, information adoption mempengaruhi perilaku pembelian online dan dapat dimediasi oleh perceived e-WOM credibility. Selanjutnya, online brand experience memiliki pengaruh yang signifikan terhadap online purchase behavior dan dapat dimediasi oleh online brand familiarity. Terakhir, gender dan website design and layout tidak memiliki pengaruh yang signifikan sebagai variabel moderasi antara perceived e-WOM credibility dan online purchase behavior, dan antara online brand experience dan online purchase behavior.

The existence of a pandemic forces people to adapt to many things, one of which is buying and selling online. Fashion products are one of the most purchased products online in Indonesia during the COVID-19 period. However, buying products online requires a lot of consideration since consumers cannot directly judge the products to be purchased. This study aims to examine the influence of information adoption, perceived e-WOM credibility, gender, online brand experience, website design and layout, and online brand familiarity on consumer online purchase behavior of local fashion clothing brands in Indonesia. In addition, this study also intends to determine the influence of central route and peripheral route on information adoption. A total of 283 respondents who have experienced of purchasing local fashion clothing brand products through websites during COVID-19 period were successfully collected and then analyzed using the Smart Partial Least Square (SmartPLS). The results of this study validate Elaboration Likelihood Model, which show that central route and peripheral route have positive relationship with information adoption. In addition, information adoption influences online purchase behavior and can be mediated by perceived e-WOM credibility. Furthermore, online brand experience has a significant influence on online purchase behavior and can be mediated by online brand familiarity. Lastly, gender and website design and layout do not have any significant influence as moderating variables between perceived e-WOM credibility and online purchase behavior, and between online brand experience and online purchase behavior."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Hastuti
"The trickle down theory of fashion pertama kali dicetuskan oleh sosiolog Georg Simmel pada tahun 1904. Teori ini mengemukakan adanya dua kelompok sosial dalam masyarakat dengan ciri dan status sosial yang berbeda, yaitu kelompok subordinate dan kelompok superordinate. Kelompok subordinate memiliki kecenderungan untuk melakukan imitasi atau meniru perilaku fesyen kelompok superordinate dengan tujuan untuk mendapatkan status baru yang lebih baik. Sementara kelompok superordinate itu sendiri memiliki kecenderungan untuk selalu tampil beda dan merespon perilaku kelompok subordinate dengan mengadopsi fesyen baru atau melakukan diferensiasi.
Salah satu kekuatan teori trickle down ini adalah kemampuannya memberikan signal akan adanya perubahan fesyen. Teori ini memberikan kesempatan bagi para pengamat untuk meramalkan perubahan pada suatu kelompok tertentu dengan melihat adanya perubahan pada kelompok lain.
Teori ini, menurut pengamatan penulis juga banyak dimanfaatkan dalam dunia pemasaran, khususnya periklanan. Banyak pengiklan memasang endorser yang bercitrakan kelompok sosial ekonomi atas, padahal target pasar produk yang diildankan adalah konsumen kelompok sosial ekonomi bawah. Tujuannya jelas, yaitu untuk menaikkan imej produk agar target konsumen memiliki persepsi yang tinggi terhadap produk tersebut, dan berharap proses imitasi terjadi.
Meskipun dinilai memiliki banyak keunggulan, teori trickle down ini masih banyak diragukan oleh beberapa peneliti lain. Horowitz (1975) dengan teori mass fashion, Charles King (1963) dengan teori trickle across, dan terakhir McCracken (1988) yang mengatakan perlu adanya revisi terhadap teori tersebut.
Studi ini mencoba untuk membuktikan kebenaran teori trickle down dalam kaitannya dengan periklanan nasional. Pengujian dilakukan terhadap tiga variabel terikat, yaitu sikap konsumen terhadap iklan, sikap konsumen terhadap produk dan intensi membeli konsumen terhadap produk yang diiklankan dengan endorser yang bercitrakan kelas sosial ekonomi atas dan bawah. Penelitian ini dilakukan terhadap dua jenis produk, yaitu produk fesyen dan produk non fesyen. Pada produk fesyen, tujuannya untuk membuktikan kebenaran teori trickle down, seperti yang dikemukakan diatas. Sedangkan penelitian pada produk non fesyen untuk melihat apakah teori ini juga berlaku untuk produk non fesyen.
Dan hasil penelitian ini didapat bahwa kebenaran teori trickle down ternyata hanya terbukti sampai pada sikap terhadap iklan dan sikap terhadap produk, tetapi tidak terbukti pada intensi membeli konsumen. Tentunya untuk menyatakan bahwa teori trickle down salah, masih diperlukan penelitian-penelitian lanjutan. Paling tidak penelitian ini merupakan upaya pertama, sepanjang pengetahuan penulis, untuk membuktikan teori trickle down secara empiris di Indonesia.
Saran untuk penelitian lebih lanjut, sebaiknya produk yang diteliti bukan berupa kosmetika baru, seperti yang digunakan pada penelitian ini, ataupun produk-produk lain yang memiliki perceived physical risk yang tinggi.
Implikasi pemasaran ditujukan bagi para produsen dan pengiklan, bahwa efektifitas pemasangan endorser kelas atas, menurut hasil penelitian ini, mungkin hanya sebatas pembentukan sikap positif konsumen baik terhadap iklan maupun produk, tetapi belum mempengaruhi intensi membeli konsumen terhadap produk yang diiklankan."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T20187
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yusuf
"Pakaian bermerek bukanlah sesuatu yang asing bagi masyarakat di Indonesia. Seseorang akan mempertimbangkan beberapa hal sebelum membelinya, antara lain kualitas dan harganya. Maka dari itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi kualitas dan persepsi harga dengan intensi membeli produk fashion bermerek asli Indonesia. Pengukuran persepsi kualitas dan intensi membeli dilakukan menggunakan adaptasi alat ukur yang dikembangkan oleh Junghwa (2013) dan pengukuran persepsi harga dilakukan dengan adaptasi alat ukur yang dikembangkan oleh Jo (2013). Sampel penelitian ini berjumlah 148 orang yang mampu menyebutkan beberapa contoh produk fashion bermerek asli Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi kualitas dan persepsi harga dengan intensi membeli produk fashion bermerek asli Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa perubahan skor yang terjadi pada salah satu variabel akan diikuti oleh perubahan skor variabel lain. Selain hasil diatas, penelitian juga menemukan bahwa laki-laki mempersepsikan kualitas kaus bermerek asli Indonesia lebih baik dibandingkan perempuan yang mempersepsikan kaus bermerek asli Indonesia.

Branded clothes is not something odd to people in Indonesia. Someone will consider several things before buying it, among other quality and price. Therefore this study was conducted to determine whether there is a significant relationship between perceived quality and perceived price with the intention of purchasing branded fashion products from Indonesia. Measurement of perceived quality and purchase intention carried out using an adaptation measurement tool developed by Junghwa (2013) and price perception measurements made with adaptation of measuring instruments developed by Jo (2013). Sample size was 148 people were able to mention a few examples of branded fashion products native to Indonesia. These results indicate a significant correlation between perceived quality and perceived price with the intention of buying branded fashion products from Indonesia. Based on the results it can be seen that the change in scores occurred in one of the variables will be followed by a change in another variable scores. In addition to the above results, the study also found that men perceive the quality of branded t-shirts authentic Indonesian better than women who perceive branded t-shirts native to Indonesia.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55809
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berto Mulia Wibawa
"ABSTRAK
Dampak globalisasi mendorong banyak pengusaha ritel dari luar negeri dengan kemampuan kapital yang besar melakukan aktivitas bisnis di Indonesia. Hal ini didukung oleh fenomena industri fashion yang saat ini semakin berkembang di Indonesia. Pembelian tak terencana (impulse buying) merupakan tindakan pembelian yang dilakukan konsumen dimana sebelumnya belum ada rencana untuk membeli produk tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan fashion involvement, positive emotion, hedonic consumption tendency, dan fashion-oriented impulse buying pada ritel fashion di Galaxy Mall Surabaya. Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif konklusif dengan tipe multiple cross-sectional dan judgmental sampling. Penyebaran kuesioner telah dilakukan dengan cara survei langsung ke 188 pelanggan Zara, Pull&Bear, dan Stradivarius yang berusia 15-21 yang pernah melakukan aktivitas pembelian di salah satu dari ketiga ritel tersebut dalam 1 bulan terakhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fashion involvement memiliki pengaruh positif terhadap positive emotion, hedonic consumption tendency, dan fashion-oriented impluse buying. kemudian hedonic consumption tendency memiliki pengaruh positif terhadap positif emotion dan fashion-oriented impulse buying, Temuan lainnya menunjukkan positive emotion tidak berpengaruh terhadap fashion-oriented impulse buying. Hasil penelitian ini juga merekomendasikan strategi retail mix dapat diterapkan oleh Zara, Pull&Bear, dan Stradivarius untuk memaksimalkan pendapatan ritel dari calon pelanggan dengan memanfaatkan perilaku impulse buying.
"
Karawaci Tangerang: Buiness School Universitas Pelita Harapan, 2018
338 DEREMA 13:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>