Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
Oppusunggu, Dian Juliana Pangihutan
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis variabel pendahulu yang mempengaruhi identifikasi merek oleh konsumen dan menganalisis dampak dari identifikasi merek oleh konsumen tersebut terhadap loyalitas dan advokasi merek. Penelitian ini membuktikan bahwa dari lima variabel yang mempengaruhi identifikasi merek oleh konsumen terdapat empat variabel yang mempengaruhinya yaitu perbedaan merek, prestise merek, manfaat sosial yang diperoleh dari merek dan pengalaman yang mengesankan dengan merek. Penelitian juga membuktikan bahwa kemiripan atribut diri konsumen dengan merek tidak mempengaruhi identifikasi merek oleh konsumen. Terakhir, identifikasi merek oleh konsumen terbukti mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap merek dan advokasi konsumen terhadap merek.
This study aims to analyze the antecedent variables and its impact on consumer brand identification and to analyze the impact of consumer brand identification toward brand loyalty and brand advocacy. The result of this study show only four variables that have contributions toward consumer brand identification. These are brand distinctiveness, brand prestige, brand social benefit, memorable brand experiences. However, brand self similarity has no contributions toward consumer brand identification. In addition, results showed that consumer brand identification had a great contribution to brand loyalty and brand advocacy."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46892
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Mu`tiaul Fathoni
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kesamaan diri konsumen dengan merek (Brand-self similarity), kekhasan atau keunikan sebuah merek (Brand distictiveneness), gengsi merek (Brand prestige), manfaat sosial merek (Brand Social Benefits), kehangatan merek (Brand Warmth), dan pengalaman yang mengesankan dari merek (Memorable Brand Experiences) terhadap identifikasi diri pengguna smartphone Samsung dengan merek (Consumer Brand Identification) serta untuk mengetahui apakah pengaruh identifikasi pengguna smartphone Samsung dengan merek (Consumer Brand Identification) Samsung pada kesetiaannya terhadap merek ( Brand Loyalty ) dan pengaruh identifikasi pengguna smartphone Samsung dengan merek (Consumer Brand Identification) Samsung pada keinginan pengguna untuk menganjurkan merek Samsung (Brand Advocacy ). Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif yang dilakukan satu kali dalam satu periode. Responden penelitian ini berjumlah 225 orang yang menggunakan produk Smartphone Samsung. Model penelitian diuji menggunakan Structural Equation Modelling (SEM).
The purpose of this paper is three fold: defining the effect of brand-self similarity, brand distinctiveness, brand prestige, brand social benefits, brand warmth, and the memorable of brand experiences toward the consumer brand identification of Samsung smartphone, defining whether consumer brand identification of Samsung smartphone?s users has an effect toward its brand loyalty, and examining the effect of consumer brand identification of Samsung users on brand advocacy. The research uses an exploratory and descriptive design research which conducted in one time period. A survey was sent to 225 respondents that have bought Samsung smartphone. The research model is tested using with Structural Equation Modeling (SEM) technique."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S54066
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Ilham Prasanto
"sejak era awal mula kepopuleranya, festival Musik telah memegang peran yang penting bagi berbagai brand sebagai salah satu alat pemasaran strategis. Hampir semua industri telah memanfaatkan festival musik sebagai platform untuk memasarkan brand branda, mulai dari brand yang lebih lumrah seperti Spotify dan Heineken hingga brand yang kurang lumrah seperti Google dan Mercedes-Benz, hal tersebut menunjukkan bahwa festival musik memiliki posisi yang kuat di dunia pemasaran. Dengan demikian, makalah konseptual ini bertujuan untuk mengeksplorasi lebih jauh tentang faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pengalaman konsumen dalam festival musik dan bagaimana keterkaitannya dengan hubungan konsumen terhadap brand-tersebut serta bagaimana perkembangan terkini dalam studi pemasaran dapat membantu memaksimalkan penggunaan festival musik sebagai platform pemasaran untuk berbagai brand.
Music Festivals has played a significant role as a strategic marketing tool for brands since the early era of music festivals. Brands across all industries have used music festivals as a platform to market their brand, from the more related brands such as Spotify and Heineken to less related brands like Google and Mercedes-Benzes, this shows that music festival has a strong position in the marketing world. Thus, this conceptual paper aims to explore more about what factors could affect the experience of consumer in music festival and how does its linkage with the consumer-brand relationship and how the recent development in the marketing studies could help maximize the use of music festival as a marketing platform for brands."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Adinda Salsabila Dyanti Putri
"Seiring dengan meningkatnya tantangan dalam pembentukan consumer brand engagement melalui media sosial, penggunaan media sosial Instagram untuk mencari konten dan informasi terkait suatu merek terus meningkat di Indonesia. Hal ini menjadi jendela peluang bagi bisnis yang dianggap sebagai gaya hidup untuk memanfaatkan pemasaran media sosial sebagai alat untuk mengembangkan consumer engagement dan brand knowledge. Penelitian kuantitatif ini ditujukan untuk menganalisis pengaruh pemasaran media sosial terhadap consumer-brand engagement, dan menganalisa lebih lanjut mengenai pengaruh consumer-brand engagement terhadap brand knowledge yaitu brand awareness dan brand image pada merek Skincare di Indonesia. Sebanyak 304 responden yang merupakan pengguna Instagram dan pelanggan Scarlett dikumpulkan menggunakan purposive sampling method, dan dianalisis menggunakan Partial Least Squares – Structural Equation Modelling (PLS-SEM). Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa elemen electronic word of mouth, trendiness, dan entertainment di dalam pemasaran media sosial Scarlett merupakan kunci utama untuk mempengaruhi consumer brand engagement, dimana consumer brand engagement juga mempengaruhi brand knowledge.
Along with the increasing challenge of forming consumer brand engagement through social media, the use of Instagram as a social media to seek brand-related contents and information has been increasing in Indonesia. This becomes a window of opportunity for businesses that are perceived as a lifestyle to utilize social media marketing as a tool to develop consumer engagement and brand knowledge. This quantitative study is aimed to analyse the effectiveness of social media marketing elements on consumer brand engagement, and further analyse the effectiveness of consumer brand engagement on brand knowledge in the context of Skincare brands in Indonesia. A total of 304 respondents are gathered who are Instagram users and Scarlett customers using a purposive sampling method, which is then further analysed with Partial Least Squares – Structural Equation Modelling (PLS-SEM). The result reveals that electronic word of mouth, trendiness, and entertainment element in Scarlett’s social media marketing are the key predictors influencing the consumer brand engagement, in return enhancing the brand knowledge."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Lukman Makarim
"Tulisan ini bertujuan untuk mendefinisikan hubungan tentang bagaimana kesetiaan
brand oposisi dapat mencapai komunitas
brand positif dengan mempengaruhi dalam aspek daya saing dan kesadaran jenis. Sebuah model konseptual juga diusulkan dalam makalah ini untuk lebih memahami dan mengintegrasikan hubungan dan hasil dari hubungan antara loyalitas
brand oposisi dan komunitas
brand sambil menerapkan teori identitas sosial oleh Tajfel (1974) dan hubungan konsumen-merek oleh Chang dan Chieng ( 2006).
This paper aims to define the relation on how oppositional brand loyalty can achieve a positive brand community by influencing in the aspect of competitiveness and consciousness of kind. A conceptual model is also proposed in this paper to better understand and integrate the relationship and the outcome of the relationship between oppositional brand loyalty and brand community while applying the social identity theory by Tajfel (1974) and consumer-brand relationship by Chang and Chieng (2006)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
M. Bintang Rizky Ramadhan
"Penelitian ini menganalisis efektivitas iklan berbasis lokasi dalam mempengaruhi intensi pembelian pengguna aplikasi GrabFood dari kalangan Generasi Z di Jabodetabek. GrabFood, sebagai salah satu aplikasi pemesanan makanan daring terbesar di Indonesia, telah memanfaatkan location-based advertising (LBA) untuk mengirimkan iklan yang dipersonalisasi secara real-time berdasarkan lokasi pengguna. Untuk itu, penelitian ini berfokus pada faktor-faktor yang mendukung location-based advertising dalam memengaruhi purchase intention pengguna, seperti personalization, consumer-brand identification, dan consumer-brand engagement. Penelitian ini menggunakan metode penelitian konklusif dengan mengumpulkan 330 pengguna GrabFood yang merupakan Generasi Z berusia 18 s.d. 28 tahun di Jabodetabek. Kemudian, hasil penelitian ini dianalisis menggunakan Structural Equation Modelling (SEM). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa location-based advertising (LBA) berpengaruh positif terhadap consumer-brand identification dan consumer-brand identification berpengaruh positif terhadap purchase intention. Namun, location-based advertising (LBA) berpengaruh negatif terhadap purchase intention dan pengaruh moderasi personalization terhadap location-based advertising berpengaruh negatif terhadap consumer-brand identification. Kemudian, Consumer-brand identification tidak memediasi pengaruh location-based advertising terhadap consumer-brand engagement dan consumer-brand engagement juga tidak memediasi pengaruh consumer-brand identification terhadap purchase intention. Temuan ini menunjukkan bahwa meskipun location-based advertising dapat memperkuat identifikasi konsumen dengan merek, dampaknya terhadap purchase intention masih perlu diteliti lebih lanjut, terutama dalam peran personalisasi dan keterlibatan konsumen. Dengan demikian, penelitian ini memberikan kontribusi teoritis dalam memahami efektivitas location-based advertising bagi konsumen Generasi Z serta menjadi implikasi praktis bagi pengembangan location-based advertising yang dipersonalisasi di industri layanan pemesanan makanan daring.
This study analyzes the effectiveness of location-based advertising (LBA) on the purchase intention of GrabFood users from Generation Z in Jabodetabek. It examines the roles of personalization, consumer-brand identification (CBI), and consumer-brand engagement (CBE) in influencing the relationship between LBA and purchase intention, using a quantitative method with Structural Equation Modeling (SEM) on 330 respondents aged 18–28 years. The results show that LBA has a positive effect on CBI, and CBI positively affects purchase intention. However, LBA has a direct negative effect on purchase intention, and personalization weakens the relationship between LBA and CBI. Furthermore, CBI does not mediate the effect of LBA on CBE, and CBE does not mediate the effect of CBI on purchase intention. These findings highlight the need for further evaluation of personalization strategies in LBA and provide both theoretical contributions and practical implications for developing location-based advertising targeting Generation Z. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Vallen Damayanti
"Advertising clutter di media sosial dapat memicu respons negatif dan mengurangi efektivitas iklan digital. Namun, nostalgia yang ditimbulkan oleh iklan di media sosial diketahui dapat membangkitkan tanggapan positif konsumen terhadap brand yang diiklankan. Nostalgia pada iklan digital telah banyak digunakan oleh brand di seluruh dunia dan telah diteliti sebelumnya. Meskipun demikian, masih belum jelas bagaimana nostalgia dapat membangkitkan tanggapan positif pada tipe media sosial yang berbeda. Penelitian ini menggunakan teori nostalgia dan consumer-brand relationship untuk menguji efek moderasi tipe media sosial pada hubungan antecedent (need to belong, nostalgia proneness, dan social media intensity) dan outcomes (self-brand connection & social media engagement) dari iklan nostalgia di Facebook dan Instagram. Data dikumpulkan dari pengguna Facebook & Instagram melalui survei online dan dianalisis menggunakan structural equation modeling dengan multiple-group analysis. Hasilnya menunjukan bahwa ada efek yang signifikan pada pengaruh need to belong terhadap nostalgia proneness, social media intensity terhadap ad-evoked nostalgia, ad-evoked nostalgia terhadap self-brand connection, serta self-brand connection terhadap social media engagement pada Instagram dan Facebook. Sedangkan efek moderasi tipe media sosial signifikan pada pengaruh need to belong terhadap ad-evoked nostalgia, need to belong terhadap nostalgia proneness, nostalgia proneness terhadap ad-evoked nostalgia, serta nostalgia proneness terhadap social media intensity.
Advertising clutter on social media can trigger negative responses and reduce the effectiveness of digital advertising. However, nostalgia evoked by advertising on social media is known to evoke positive consumer responses to the advertised brand. Nostalgia appeal on digital advertisements has been widely used by brands around the world and has been studied before. Nonetheless, it remains unclear how nostalgia can evoke positive responses on the different social media types. The current research used the theory of nostalgia and consumer-brand relationship to examine the moderating effect of social media types on the antecedent (need to belong, nostalgia proneness, and social media intensity) and outcomes (self-brand connection & social media engagement) of ad-evoked nostalgia on Facebook & Instagram. The data were collected from Facebook & Instagram millennial users through online surveys and analyzed using structural equation modeling with multiple-group analysis. The results show that there is a significant effect of need to belong to nostalgia proneness, social media intensity to ad-evoked nostalgia, ad-evoked nostalgia to self-brand connection, and self-brand connection to social media engagement on Instagram and Facebook. Meanwhile, the moderating effect of social media type is significant on the effect of need to belong to ad-evoked nostalgia, need to belong to nostalgia proneness, nostalgia proneness to ad-evoked nostalgia, and nostalgia proneness to social media intensity."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Rakha Khansa Nabila Asril
"Media sosial mengubah cara individu berkomunikasi, berkolaborasi, berkoneksi, dan berinteraksi dengan orang lain. Media sosial memberikan sarana kepada marketer untuk melakukan interaksi langsung dengan pelanggan, hal tersebut dapat menjadi lingkungan yang ideal untuk menciptakan brand community, membangun dan mempertahankan customer relationships, dan mendapatkan pemahaman lebih mengenai konsumen. Di samping kemudahan sarana yang diberikan, marketer juga memiliki tantangan dalam menggunakan media sosial sebagai media pemasaran, beberapa di antaranya adalah ekspektasi, persepsi, dan reputasi di mata konsumen. Maka dari itu, penting bagi marketer untuk memiliki hubungan yang baik dengan konsumen walaupun hanya terhubung dengan media sosial. Interaksi parasosial dapat digunakan sebagai strategi dalam mengembangkan hubungan konsumen dengan merek. Jurnal makalah ini akan membahas penggunaan interaksi parasosial oleh merek skincare Skin Game dalam mengembangkan hubungannya dengan konsumen di Instagram. Data diperoleh langsung dari laman resmi Instagram @skingameofficial dan literatur yang dapat diakses di internet. Analisis dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Temuan menunjukkan Skin Game sudah menerapkan dua komponen pendorong interaksi parasosial yaitu interaktivitas dan keterbukaan, serta menghasilkan niat loyalitas dan pengungkapan diri oleh konsumen.
Social media changes the way individuals communicate, collaborate, connect, and interact with others. Social media provides marketer with direct interaction with customers, it can be an ideal environment for creating brand communities, building and maintaining customer relationships, and gaining more understanding of consumers. In addition to the ease of use, marketer also have challenges in using social media as a marketing medium, some of which are expectations, perceptions, and reputations in the eyes of consumers. Therefore, it is important for marketer to have a good relationship with consumers even though it is only connected in social media. Parasocial interaction can be used as a strategy for developing consumer relationships with brands. This paper journal will discuss the use of social interaction by skincare brand Skin Game in developing its relationship with consumers on Instagram. Data is obtained directly from the official Instagram page @skingameofficial and literature accessible on the internet. Analysis was conducted through descriptive qualitative approach. The findings show that Skin Game has implemented two components that encourage parasympathetic interaction, namely interactivity and openness, and resulted in loyalty intentions and self-disclosure by consumers. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia;, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Habibah Faradiba Zaini
"Peningkatan konsumsi pakaian masyarakat dari tahun mengalami peningkatan. Sebagai negara dengan mayoritas pemeluk agama islam, industri fashion muslim telah menjamur dan menyumbang kontribusi pada PDB dan ekspor nasional. Buttonscarves merupakan salah satu brand fashion muslim yang telah berhasil masuk ke pasar internasional. Untuk dapat bersaing di pasar internasional maupun nasional Buttonscarves melakukan strategi pendekatan yang berorientasi kepada pelanggannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh brand community identification dan reward terhadap brand loyalty melalui consumer brand engagement pada pelanggan Buttonscarves di Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei dan menggunakan purposive sampling. Data yang diperoleh dari 100 orang responden dianalisis mengunakan SPSS melalui analisis statistik deskriptif dan uji regresi. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh antar variabel dalam model penelitian secara signifikan.
The increase in people's clothing consumption has increased from year to year. As a country with a majority of Muslims, the Muslim fashion industry has mushroomed and contributed to GDP and national exports. Buttonscarves is a Muslim fashion brand that has successfully entered the international market. To be able to compete in international and national markets, Buttonscarves carries out a customer-oriented approach strategy. The aim of this research is to analyze the influence of brand community identification and rewards on brand loyalty through consumer brand engagement for Buttonscarves customers in Jakarta. This research uses a quantitative approach with a survey method and uses purposive sampling. Data obtained from 100 respondents was analyzed using SPSS through descriptive statistical analysis and regression tests. The research results show that there is a significant influence between the variables in the research model."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Mursyidah Nurul Izzah
"Ruangguru, sebagai platform pembelajaran daring, mengembangkan Clash of Champions untuk memperluas jangkauan pengguna dan membangun keterlibatan merek (consumer brand engagement). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan konsep entertainment-education dalam membentuk keterlibatan audiens. Dengan pendekatan kualitatif, penelitian ini menggunakan metode analisis isi dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa audiens menerima pesan edukasi yang mempengaruhi aspek kognitif, afektif, dan perilaku. Dampaknya terlihat pada peningkatan signifikan jumlah pengguna aplikasi Ruangguru. Namun, pesan edukasi perlahan tergeser oleh fenomena audiens mengidolakan kehidupan pribadi peserta program. Penelitian ini menyimpulkan bahwa entertainment-education efektif dalam membangun keterlibatan audiens sekaligus mempromosikan pesan edukasi, meskipun menghadapi tantangan dalam mempertahankan fokus edukasi. Kajian ini berkontribusi pada pengembangan literatur terkait strategi komunikasi pemasaran berbasis media hiburan.
Ruangguru, as an online learning platform, developed Clash of Champions to expand its user base and foster consumer brand engagement. This study aims to analyze the implementation of entertainment-education concept in shaping audience engagement. Using a qualitative approach, this research employs content analysis and literature review methods. Findings reveal that the audience absorbed educational messages influencing their cognitive, affective, and behavioral aspects, resulting in a significant increase in Ruangguru users. However, these educational messages gradually diminished, replaced by the audience’s tendency to idolize the personal lives of the program’s participants. The study concludes that the entertainment-education approach effectively fosters audience engagement while promoting educational messages, although challenges remain in maintaining the educational focus. This research contributes to the growing literature on marketing communication strategies through entertainment-based media."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library